Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Teori dan Praktik Standart Precaution

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Teori dan Praktik Standart Precaution"— Transcript presentasi:

1 Teori dan Praktik Standart Precaution
Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya t.a Farida Fitriana

2 Latar Belakang Masyarakatpenggunafaskes&tenagakesehatan:Dihadapkanpadarisikoinfeksi InfeksidariRS (nosokomial) &infeksidaripekerjaanmerupakanmasalahpentingdiseluruhdunia&potensialmembahayakanjiwa PerluditerapkanKewaspadaanBakuuntukmengurangirisikopenularanmikroorganismeygberasaldarisumberygdiketahui/tidak

3 Risiko terpapar sangat tinggi
Latar Belakang Penularan infeksi (terutama HIV & HBV): terjadi melalui cairan tubuh (darah, duh tubuh, air ketuban, air mani), dan melalui percikan droplet melalui udara (TBC) Sebagian besar bersifat asimptomatis Potensi penularan virus Hepatitis B: 100X daripada HIV HIV/ AIDS, Hepatitis B, dan TBC  Menjadi ancaman global BIDAN?? Risiko terpapar sangat tinggi

4 Rantai Penularan Infeksi di Sarana Kesehatan
Reservoir: waduk: tempat agen hidup Tempat keluar: dimana agen memasuki pejamunya Cara penularan: bagaimana agen berpindah dari 1 tempat ke tempat lain (dari 1 org ke org lain) Pejamu rentan: org yg dpt terinfeksi Tempat masuk: dimana agen memasuki pejamu berikutnya (tampaknya cara yg sama spt ia meningglakan pejamu yg lama) Sumber: APIC 1983, WPRO/ WHO 1990

5 Rantai Penularan HIV / Hepatitis B / C dari Pasien ke Petugas Kesehatan
Tubuhmanusia (reservoir) Cairantubuhsepertidarah, Sekresivagina ataucairanmani Tusukanjarum,lukadi kulit,lukateriris/terpotong,percikan kepermukaanmukosa Pejamuyangrentan (petugaskesehatan) Bagaimana virus tersebar dari klien yang terinfeksi Reservoir: pejamu Kepada Cara penularan (bersentuhan dg yg terkontaminasi/ instrumen yg didekontaminasi)

6 Kontaminasi Melalui Darah Terinfeksi di Fasilitas Kesehatan dan Masyarakat
a. Kepada pasien ♦ Alat kesehatan yang tercemar ♦ Transfusi dengan donor HIV positif ♦ Cangkok kulit, cangkok organ ♦ Kontak dengan darah atau cairan tubuh b. Kepada petugas kesehatan ♦Tusukan jarum/ alat tajam yg sudah terkontaminasi, baik saat prosedur dilakukan atau pada saat proses peralatan ♦ Pajanan pada diskontinuitas permukaan kulit (misal: kulit yang luka/ lecet) ♦ Percikan darah atau cairan tubuh mengenai selaput mukosa mulut, hidung atau mata.

7 Standard precaution (KEWASPADAAN BAKU)
Usaha untuk mencegah terjadinya paparan cairan tubuh penderita berpenyakit menular kepada orang lain. Paparan : Dari penderita  orang lain Perantara alat atau bahan tertentu yang terkotaminasi Diterapkan pada semua klien/ pasien yang mengunjungi fasilitas layanan kesehatan Merupakan langkah awal untuk mencegah infeksi nosokomial bagi pasien rawat inap

8 Standard precaution Tujuan
Meminimalkan / mencegah penularan infeksi antara medis – tenaga keperawatan – penunjang kesehatan – dengan pasien melalui atau tanpa alat kedokteran. Prinsip Semua orang dianggap potensial infektif. Prosedur Dengan menggunakan Prosedur Pencegahan Infeksi.

9 Definisi Tindakan Pencegahan Infeksi
Asepsis / Teknik Aseptik: Semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Teknik aseptik membuat prosedur lebih aman bagi ibu, BBL, dan penolong persalinan dengan cara menurunkan jumlah atau mengilangkan seluruh (eradikasi) mikroorganisme pada kulit, jaringan, dan instrument/ peralatan hingga tingkat yang aman. Antisepsis: pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya. Dekontaminasi: Tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Peralatan medis, sarung tangan, dan permukaan (meja, kasur) harus segera didekontaminasi setelah terpapar darah atau cairan tubuh.

10 Definisi Tindakan Pencegahan Infeksi
Mencuci dan membilas: tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua cemaran darah, cairan tubuh atau benda asing (misalnya debu, kotoran) dari kulit atau instrument/ peralatan. Disinfeksi: tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda-benda mati atau instrument. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT): tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus, mengukus, atau kimiawi. Sterilisasi: tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati atau instrument.

11 Prinsip-Prinsip Pencegahan Infeksi
Setiap orang HARUS dianggap dapat menularkan penyakit Setiap orang HARUS dianggap berisiko terkena infeksi Permukaan benda disekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tidak utuh, lecet selaput mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan, harus diproses secara benar Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan, atau benda lainnya telah diproses dengan benar maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan PI secara benar dan konsisten

12 Tindakan Pencegahan Infeksi ada 6:
1.CuciTangan 2.PemakaianAPD (AlatPelindungDiri) 3.PenggunaanTeknikAsepsis/Aseptik 4.PengelolaanAlatKesehatanBekasPakai 5.PengelolaanJarumDanAlatTajamDenganAman 6.PengelolaanSampah&SanitasiRuangan

13 Prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi.
1. Cuci Tangan Prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi. Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan dan penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor penting terhadap timbulnya wabah (Boyce & Pittet, 2002)

14 Kapan cuci tangan dilakukan?
Segera setelah tiba di tempat kerja Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi baru lahir Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau BBL Sebelum memakai sarung tangan DTT/ Steril Setelah melepas sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau robekan sarung tangan) Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput mukosa, meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan. Setelah ke kamar mandi atau menggunakan toilet Sebelum pulang kerja

15 1. Cuci Tangan Five Moments Cuci Tangan

16 1. Cuci Tangan Untuk mencuci tangan
Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir Gosok kedua tangan dengan kuat menggunakan sabun biasa atau yang mengandung antiseptik selama detik (pastikan sela-sela jari di gosok menyeluruh) Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih lama Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir Biarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau keringkan dengan kertas (tisu) atau handuk bersih yang bersih dan kering

17 CARA CUCI TANGAN HANDS RUB HAND WASH Waktu : 20-30 detik !
3-5x hands rub harus 1x cuci tangan Waktu : detik ! Waktu : detik !

18

19 1. Cuci Tangan Hal yang perlu diingat !!!
Bila menggunakan sabun padat (misalnya sabun batangan): Gunakan potongan2 kecil Tempatkan dalam wadah yang dasarnya berlubang agar air tidak menggenangi potongan sabun tsb. Jangan mencuci tangan dengan mencelupkannya ke dalam wadah berisi air meskipun air tsb sudah diberi larutan antiseptic (spt Dettol atau Savlon). Mikrorganisme dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam larutan tsb. Bila tidak tersedia air mengalir: - Gunakan ember tertutup dengan keran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka kembali jika akan membilas. - Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir Minta orang lain menyiramkan ke tangan, atau Gunakan larutan pencuci tangan yang mengandung alkohol (campurkan 100 ml 60-90% alcohol dengan 2 ml gliserin). Gunakan ±2ml dan gosok kedua tangan hingga kering, ulangi 3x.

20 1. Cuci Tangan Hal yang perlu diingat !!!
Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering. Jangan menggunakan handuk yang juga digunakan oleh orang lain. Handuk basah/ lembab adalah tempat yang baik untuk perkembang-biakan mikroorganisme. Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah digunakan, kumpulkan air di baskom dan buang ke saluran limbah atau jamban di kamar mandi.

21 Mengapa Petugas Kesehatan tidak mencuci tangan???
Adanya keyakinan (yang salah) bahwa: Tindakan cuci tangan dari satu pasien ke pasien lain dianggap tidak perlu. Tindakan cuci tangan tidak mempengaruhi hasil klinis Tindakan cuci tangan tidak perlu ketika sarung tangan dipakai Tindakan cuci tangan rutin/ secara periodik tidaklah perlu Tindakan cuci tangan yang sering dilakukan dianggap menggganggu efisiensi perawatan pasien Tindakan cuci tangan secara periodik dapat merusak kulit (pecah2, kering, iritasi, dan dermatitis) Tindakan cuci tangan merusak kuku dan kutek kuku Fasilitas cuci tangan tidak memadai Tindakan cuci tangan dirasa tidak nyaman Tindakan cuci tangan menyita terlalu banyak waktu

22 Larutan Berbasis Alkohol untuk Penggosok Tangan
Penggosok tangan antiseptik yang bersifat non-iritasi dapat dibuat dengan cara: Gliserin/ Propilen glikol/ sorbitol sebanyak 2 ml + Etil/ isopropil alkohol 60-90% sebanyak 100 ml Gliserin banyak dijual di toko2 obat krn unsur ini digunakan sbg pelembut tangan Gliserin : Alkohol = 1:50

23 2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Mencegah petugas terpapar mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara menghalangi atau membatasi petugas dari percikan cairan tubuh, darah, atau cedera selama melaksanakan prosedur klinik. A. Sarung Tangan Menghindari kontaminasi bagi tenaga kesehatan dari mikroorganisme dan mencegah kontaminasi dari satu pasien ke pasien yang lain. Cuci tangan dan penggunaan sarung tangan, merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi

24 2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Memakai Sarung Tangan Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh, selaput mukosa, darah, atau cairan tubuh lainnya), peralatan, sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi. Ganti sarung tangan setiap kali kontak dengan pasien atau ketika melaksanakan prosedur tindakan. Cuci tangan segera setelah melepaskan sarung tangan.

25 2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Jenis Sarung Tangan Sarung tangan bedah/ steril/ DTT, dipakai saat melakukan tindakan invasif atau pembedahan. Sarung tangan ini digunakan untuk prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti persalinan, penjahitan vagina. 2. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin. Gunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani darah atau cairan tubuh. 3. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan, menangani bahan terkontaminasi, dan saat membersihkan permukaan yg terkontaminasi.

26 Bagan Alur Pemilihan Jenis Sarung Tangan
Apakah kontak dengan darah atau cairan tubuh ? Tanpa sarung tangan Tidak Ya S.T rumah tangga atau sarung tangan bersih Apakah kontak dengan pasien ? Tidak Ya Apakah kontak dengan jaringan di bawah kulit ? Sarung tangan bersih Tidak Ya SARUNG TANGAN STERIL

27 Tabel 1. Prosedur/ Tindakan yang Memerlukan Sarung Tangan
Perlu Sarung Tangan Sarung Tangan DTT Sarung Tangan Steril1 Memeriksa tekanan darah, temperatur tubuh atau menyuntik Tidak Menolong persalinan dan kelahiran bayi, menjahit laserasi atau episiotomi Ya Bisa diterima Dianjurkan Mengambil contoh darah/ pemasangan IV Ya2 Menghisap lendir dari jalan nafas BBL Memegang dan membersihkan peralatan yang terkontaminasi Ya3 Memegang sampah yang terkontaminasi Membersihkan percikan darah atau cairan tubuh 1Jika sterilisasi tidak memungkinkan, sarung tangan DTT adalah satu-satunya alternatif yang bisa diterima. 2 Dapat gunakan sarung tangan periksa yang bersih. 3 Sarung tangan tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks adalah yang paling praktis untuk tujuan ini.

28 Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika jumlahnya sangat terbatas, maka sarung tangan bekas pakai dapat diproses ulang dengan dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atau sterilisasi. Jika sarung tangan sekali pakai digunakan ulang, jangan diproses lebih dari tiga kali karena mungkin ada robekan/ lubang yang tidak terlihat atau sarung tangan mungkin robek pada saat sedang digunakan. Ingat: Jangan gunakan sarung tangan jika sarung tangan tsb retak, tipis, atau ada lubang dan robekan. Buang dan gunakan sarung tangan yang lain.

29 2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
B. Masker, Kacamata, Pelindung Wajah, Tutup Kepala (kap) Tujuan : Melindungi mucous membranes mata, hidung, mulut selama melaksanakan tindakan. Menghindari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi dan menghindari kotoran dari rambut. Melindungi penularan penyakit melalui percikan droplet Masker= Respirator, bedanya: respirator merupakan masker jenis khusus, disebut respirator partikel, dianjurkan dlm situasi memfilter udara yg dianggap sangat penting (missal: perawatan px TB Paru)

30

31 Kalau membuka masker, pegang talinya krn bagian tengah mengandung paling banyak terkontaminasi

32 2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
C. Gaun Pelindung CELEMEK APRON Tujuan : melindungi kulit serta melindungi pakaian selama pelaksanaan tindakan yang memungkinkan terjadi percikan darah, cairan tubuh sekresi dan ekskresi.

33 2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
D. Alas Kaki / Sepato Boot Layak Dipakai Tidak Bocor Tujuan : Melindungi penularan melalui kaki terutama yang luka dan menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh yang lain

34 Urutan pemakaian APD Cuci tangan Memakai masker bedah / N95
Memakai sepatu boat Memakai penutup kepala Memakai kaca mata (Google) Memakai gaun Memakai apron / celemek Memakai sarung tangan Siap ke pasien Apron: skort plastic/ celemek

35 Urutan pelepasan APD Desinfektan sepatu boat Desinfektan sarung tangan
Melepas kaca mata (Google) Melepas penutup kepala Melepas masker Melepas apron (skort plastik) Melepas gaun (skort) Melepas sarung tangan Melepas sepatu boat Cuci tangan

36 3. Penggunaan Teknik Asepsis/ Aseptik
Teknik aseptik membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, BBL, dan penolong persalinan. Teknik aseptik meliputi aspek: Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi Antisepsis Menjaga tingkat sterilitas atau DTT

37 3. Penggunaan Teknik Asepsis/ Aseptik
Antisepsis Adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit Karena kulit dan selaput mukosa tidak dapat disterilkan  penggunaan antiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi. Cuci tangan secara teratur diantara kontak dengan setiap pasien juga membantu menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit.

38 Antiseptik vs Larutan Disinfekstan
3. Penggunaan Teknik Asepsis/ Aseptik Antiseptik vs Larutan Disinfekstan Kadang digunakan secara bergantian, tetapi digunakan untuk tujuan yang berbeda. Larutan antiseptik digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan disinfektan. Larutan disinfektan dipakai untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang digunakan dalam prosedur bedah. Membersihkan permukaan tempat periksa atau meja operasi dengan desinfektan yang sesuai (baik terkontaminasi atau tidak) setidaknya sekali sehari, adalah cara yang mudah dan murah untuk mendisinfeksi suatu peralatan yang memiliki permukaan luas (misalnya meja instrument atau ranjang bedah). Larutan antiseptik (spt alkohol) memerlukan waktu beberapa menit setelah dioleskan pada permukaan tubuh agar dapat mencapai manfaat optimal. Karena itu, penggunaan antiseptik tidak diperlukan untuk tindakan kecil dan segera (misalnya, penyuntikan oksitosin secara IM pada MAK III, memotong tali pusat) asalkan peralatan yang digunakan sudah di DTT/ steril

39 Larutan Antiseptik Alkohol 60-90%: etil, isopropyl, atau metil spiritus Setrimid atau klorheksidin glukonat berbagai konsentrasi (savlon) Klorheksidin glukonat 4% (Hibiscrub, Hibitane, Hibiclens) Heksaklorofen 3% (Phisohex) Paraklorometaksilenol (PCMX atau kloroksilenol) berbagai konsentrasi (Dettol) Iodine 1-3% larutan yang dicampur alcohol atau encer (contoh: Lugol) atau tinctur (iodin dalam alkohol 70%). Iodine tidak boleh digunakan pada selaput mukosa seperti vagina. Iodofor berbagai konsentrasi (Betadine)

40 Larutan Disinfektan Klorin pemutih 0,5% (untuk dekontaminasi permukaan dan DTT peralatan) Glutaraldehida 2% (digunakan untuk dekontaminasi tapi karena mahal biasanya hanya digunakan untuk DTT) Larutan antiseptik dan disinfektan juga dapat terkontaminasi, Mikroorganisme yang mampu mengkontaminasi larutan tsb adalah Stafilokokus, basil gram negative, dan beberapa macam endospore  dapat menyebabkan infeksi nosokomial berantai

41 4. Pengelolaan Alat Kesehatan Bekas Pakai
3.DisinfeksiTingkatTinggiatauSterilisasi 1.Dekontaminasi 2.Cucidanbilas

42 Penyimpanan Benda Steril atau DTT
4. Pengelolaan Alat Kesehatan Bekas Pakai Penyimpanan Benda Steril atau DTT Harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas debu. Jaga agar bungkusan2 tetap kering dan utuh (dapat digunakan hingga 1 minggu setelah diproses) Peralatan steril yang dibungkus dalam kantong plastik bersegel, tetap kering dan utuh masih dapat digunakan hingga satu bulan setelah proses. Peralatan dan bahan DTT dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah di DTT, masih boleh digunakan dalam kisaran waktu 1 minggu asalkan tetap kering dan bebas debu. Jika tidak digunakan kembali dalam tenggang waktu penyimpanan tsb maka harus di steril ulang.

43 4. Pengelolaan Alat Kesehatan Bekas Pakai
DEKONTAMINASI Rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit Cuci dan Bilas Gunakan deterjen dan sikat. Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda-benda tajam. Metode yang dipilih STERILISASI Metode Alternatif DISINFEKSI TINGKAT TINGGI OTOKLAF 106 kPa 1210 C 30 menit jika terbungkus 20 menit jika tidak terbungkus Panas Kering 1700C 60 menit REBUS/ KUKUS Panci tertutup 20 menit KIMIAWI Rendam 20 menit DINGINKAN & SIAP DIGUNAKAN

44 Dekontaminasi Adalah langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan, dan benda-benda lain yang terkontaminasi. Membuat benda2 lebih aman untuk ditangani dan dibersihkan oleh petugas. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarug tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga yang terbuat dari bahan lateks jika akan menangani peralatan bekas pakai/ kotor Segera setelah digunakan, masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit  prosedur ini dg cepat mematikan virus Hepatitis B dan HIV Pastikan benda2 yg terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan klorin Daya kerja larutan klorin cepat mengalami penurunan  harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat kotor atau keruh

45

46

47 Rumus membuat Larutan Klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair

48 Rumus membuat Larutan Klorin 0,5% dari Serbuk Kering

49 Rumus membuat Larutan Klorin 0,5% dari Kaporit Cair
Cc / Liter = % larutan yang diinginkan x 1000 % konsentrat Contoh: Buat larutan klorin (0,5 %) dari kaporit cair 12% Hitung cc / liter = 0,5 % x = 41 cc 12 % Jadi, untuk mendapatkan larutan klorin 0,5%, tambahkan 41 cc kaporit cair dalam 1 liter air bersih

50 Pencucian dan Pembilasan
Pencucian: cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan/ perlengkapan yang kotor/ sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun DTT menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Jika benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan organik, lalu cuci seksama secepat mungkin.

51 Perlengkapan/ bahan-bahan untuk mencuci peralatan:
Sarung tangan karet tebal/ sarung tangan rumah tangga dari lateks Sikat (boleh menggunakan sikat gigi) Tabung suntik (min. Ukuran 10 ml; untuk kateter, termasuk kateter penghisap lendir) Wadah plastic atau baja anti-karat (stainless steel) Air bersih Sabun/ deterjen

52

53 Efektivitas Berbagai Proses Eradikasi Mikroorganisme pada Alat Bekas Pakai
Dekontaminasi Penyucian (hanya air) Pencucian (deterjen dan bilas) DTT1 Sterilisasi1 Efektivitas (menghilangkan atau menonaktifkan mikroorganisme) Membunuh virus AIDS dan Hepatitis Hingga 50% Hingga 80% 95% 100% Waktu yang diperlukan agar proses berjalan efektif Rendam selama 10 menit Cuci hingga bersih Cuci hingga terlihat bersih Rebus, kukus, atau secara kimia: 20 menit Kukus: menit 106 kPa, 1210C. Panas kering: 60 menit pada suhu 1700C 1Perlu didahului oleh dekontaminasi dan pencucian

54 Sterilisasi membunuh semua mikroorganisme, termasuk bakteri endospora
Harus dilakukan untuk alat-alat, sarung tangan bedah, dan alat lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril. Cara sterilisasi: Uap bertekanan tinggi (otoklaf) Pemanasan kering (oven) Sterilisasi kimiawi, seperti glutaraldehid atau formaldehid Sterilisasi secara fisik (radiasi)

55 Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Sterilisasi: cara paling efektif untuk membunuh mikroorganisme, tetapi proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis. DTT: satu-satunya alternatif sterilisasi DTT dapat dilakukan dengan 3 cara: 1. Merebus 2. Mengukus 3. Kimiawi Ingat !!! Agar proses DTT atau sterilisasi menjadi efektif, terlebih dulu lakukan dekontaminasi dan cuci-bilas peralatan secara seksama sebelum melakukan proses tersebut.

56 Perebusan atau pengukusan ???
Kelebihan - Proses merebus lebih familiar di masyarakat - Peralatan yg dibutuhkan lebih sedikit (1 panic, 1 tutup) Kekurangan - Pengeringan sarung tangan tidak praktis karena kontaminasi susah dicegah - Lebih banyak memerlukan air Pengukusan - Bisa untuk sarung tangan, kanula plastik. Tidak perlu dikeringkan di luar  kemungkinan kontaminasi << - Memerlukan air lebih sedikit - Tidak menyebabkan perubahan warna pada alat karena tidak mengandung kalsium dan logam berat lain yg terdapat pada air pipa. - Kukusan yang tersedia umumnya kecil

57 1. DTT dengan cara merebus
Gunakan panci dengan penutup yang rapat Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam dalam air (2,5 cm air diatas permukaan alat) Mulai panaskan air Mulai hitung waktu saat air mendidih Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai Rebus selama 20 menit Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab, maka keadaan DTT tidak terjaga) Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah DTT dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai 1 minggu asalkan penutupnya tidak dibuka.

58 2. DTT dengan cara mengukus
Tempatkan instrumen di salah 1 panci yg ada lubang di dasarnya. Jangan isi panci terlalu penuh Ulangi tahap 1 sampai ketiga panic terisi. Letakkan semua panci diatas panci yg berisi air. Sebuah panci kosong tanpa lubang disiapkan disamping sumber panas Tutup panci dan didihkan sampai air mendidih Waktu uap mulai keluar diantara panic dan tutup  mulai mencatat waktu Kukus selama 20 menit Angkat panci atas dan tutup panci berikutnya. Guncangkan panic agar air turun dari panci yg baru diangkat Tempatkan panic yang baru diangkat ke atas panci kosong. Ulangi sampai semua panci ditempatkan di atas panci kosong dan tutup panci paling atas. Biarkan alat kering dalam panci (1-2 jam) sebelum dipakai Dengan menggunakan penjepit yg DTT, pindahkan alat2 kering ke dalam container kering yg telah di DTT, bertutup rapat. Dapat juga disimpan dalam panci uap yg tertutup sebelum digunakan 3. Harus smp mendidih, jika tidak  uap yg dihasilkan sedikit  suhu tidak cukup tinggi u/ membunuh mikroorganisme

59 3. DTT dengan cara kimiawi
4 jenis disinfektan: Klorin Glutaraldehid Formaldehid Hidrogen Peroksida

60 5. Pengelolaan Jarum Dan Alat Tajam Dengan Aman
Benda tajam sekali pakai: jarum suntik, jarum jahit, silet, pisau bedah. Pecahan kaca Segera singkirkan ke dalam wadah tahan tusukan oleh pemakai Wadah limbah tajam di tempat strategis, anti tumpah Dilarang menyerahkan alat tajam secara langsung Rekaping dengan satu tangan (one hand method)

61 5. Pengelolaan Jarum Dan Alat Tajam Dengan Aman
Luka tusuk benda tajam: salah satu alur utama infeksi HIV dan Hepatitis B diantara para penolong persalinan. Letakkan benda-benda tajam diatas baki steril/ DTT/ dengan menggunakan “daerah aman” yg sudah ditentukan. Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara tidak sengaja Gunakan pemegang jarum dan pinset saat heacting. Jangan pernah meraba ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan. Jangan menutup kembali, melekungkan, mematahkan, atau melepaskan jarum yang akan dibuang. Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat jika sudah 2/3 penuh. Jangan memindahkan benda2 tajam ke wadah lain. Wadah benda tajam yg sudah disegel tadi harus dibakar di dalam insenerator Jika tidak memungkinkan insenerasi  bilas 3x dg larutan klorin 0,5%, tutup kembali dg one hand method dan kuburkan Luka tusuk benda tajam, missal: jarum Alat tajam bisa berupa infus set, dipotong bagian lancipnya, selang infus ke sampah medis, yg lancip ke safety box Safety box bisa berupa botol aqua

62 5. Pengelolaan Jarum Dan Alat Tajam Dengan Aman
Cara rekaping dg One Hand Method: Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras dan rata Pegang tabung suntik dengan satu tangan, gunakan ujung jarum untuk mengait penutup jarum. Jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya. Jika jarum sudah tertutup seluruhnya, pegang bagian bawah jarum dan gunakan tangan yang lain untuk merapatkan penutupnya.

63 6. Pengelolaan Sampah & Sanitasi Ruangan
Sampah: Terkontaminasi dan Tidak Terkontaminasi Sebagian besar limbah persalinan dan kelahiran bayi adalah sampah terkontaminasi Jika tidak dikelola dengan benar  berpotensi untuk menginfeksi siapapun yg melakukan kontak/ menangani sampah tsb. Tujuan pembuangan sampah secara benar: Mencegah penyebaran infeksi kpd petugas klinik yg menangani sampah kpd masyarakat Melindungi petugas pengelola sampah dari luka/ cidera tidak sengaja oleh benda2 tajam yg sudah terkontaminasi Membuang bahan2 berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dg aman

64 6. Pengelolaan Sampah & Sanitasi Ruangan
Limbah Cair Sampah Medis Sampah RT Insinerasi Penguburan Limbah cair, misal urin Sampah medis dan sampah non medis bisa dibedakan dari tulisan dan warna kresek

65

66 Kesimpulan SP dilakukan untuk mencegah/ meminimalisir kejadian infeksi antara pasien, Nakes, keluarga pasien, dan masyarakat SP berlaku untuk semua pasien/ klien di berbagai jenjang fasilitas kesehatan. SP berhasil bila dilakukan oleh semua pihak yaitu pimpinan, tenaga kesehatan, pasien, keluarga dan masyarakat

67 Referensi ______ Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR Misutarno Standart Precaution di Ruang Cendana RSUD Dr. Soetomo. Surabaya: - Tietjen, Linda., dkk Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: YBP-SP

68 Terima kasih 

69 Buatlah hand sanitizer dengan ketentuan:
Tugas Kelompok Buatlah hand sanitizer dengan ketentuan: Bahan bebas, yang penting ada unsur utama Alkohol Dibuat sesuai kreativitas masing2, bisa ditambahkan pengharum, dibuat dalam bentuk gel, atau jenis kreativitas yg lain. Dikumpulkan dalam botol kemasan uk. 100 ml, diberi label nama hand sanitizer dan nama kelompok Bahan dan alat, cara membuat, dan referensi yg digunakan dikumpulkan dalam bentuk print out, cover depan ditulis nama hand sanitizer dan nama kelompok Antar kelompok sebisa mungkin tidak sama

70 Lagu Cuci Tangan (di RSUD Dr. Soetomo)
Ingin sehat dan selamat cuci tangan Telungkupkan 2 tangan bergantian Mengatup dan Mengunci Lalu putar ibu jari Terakhir gosok-gosok ujung jari

71 Lagu Cuci Tangan (balonku ada lima)
Tujuh langkah cuci tangan Menggosok Menyilang jari Menyilang lagi di dalam Lalu jari menggenggam Jempol di putar-putar Mengerucut di telapak Gelang tangan di bilas Tanganku sudah bersih


Download ppt "Teori dan Praktik Standart Precaution"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google