Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehsyaiful anwar Telah diubah "4 tahun yang lalu
1
PENYELENGGARAAN POSYANDU LANSIA/ POSBINDU
Subdit Kesehatan Lanjut Usia Jakarta, 16 April 2018
2
Analisa Situasi Kesehatan Lanjut Usia
1 Analisa Situasi Kesehatan Lanjut Usia
3
PIRAMIDA PENDUDUK , Sejak th 2010, terjadi perubahan bentuk piramida yang semakin melebar/menggemuk di bagian tengah sehingga ujung piramida yang dimulai dari usia 60 tahun ke atas pun semakin melebar -- > peningkatan jumlah penduduk Lansia makin terlihat--> transisi menuju struktur penduduk tua (ageing population). Terlihat bahwa jumlah penduduk Lansia pada tahun ,77% (48 juta) , meningkat dua kali lipat dibanding pada tahun 2010 sebesar 7,56% (18 juta) PROYEKSI PENDUDUK LANSIA TAHUN
4
UHH DAN JUMLAH PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA
UHH meningkat dari 69,8 th (2010) 70,9 th (2016) diperkirakan meningkat menjadi 72,4 th (2035) UHH Indonesia tahun dan proyeksi tahun 2035 Sumber : BPS, KEMENKES, 2015
5
Rasio ketergantungan penduduk Tua
RASIO KETERGANTUNGAN LANSIA Rasio ketergantungan penduduk Tua semakin meningkat 13,65 (tahun 2016): Setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 14 orang penduduk lansia. Dibanding perkotaan, penduduk usia produktif di perdesaan lebih banyak menanggung kehidupan Lansia Perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif agar Lansia tidak menjadi beban bagi pemerintah dan masyarakat, tetapi mampu produktif dan berperan aktif sehingga menjadi aset yang berharga di dalam pembangunan. Bapak/Ibu yang saya hormati, Keberhasilan pembangunan kesehatan, merupakan salah satu faktor yang berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia. Umur Harapan Hidup (waktu lahir) di Indonesia adalah 70,8 tahun pada tahun 2015 dan diproyeksikan akan terus meningkat. Sehingga persentase penduduk Lansia terhadap total penduduk diproyeksikan juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Bertambahnya jumlah penduduk Lanjut Usia yang semakin terlihat sejak tahun 2010 hingga saat ini menunjukkan bahwa struktur penduduk Indonesia telah mulai bertransisi menuju struktur penduduk tua (ageing population). Berdasarkan hasil Susenas KOR tahun 2015 penduduk Lansia sudah mencapai 21,72 juta jiwa atau 8,43 persen dari jumlah penduduk dan berdasarkan proyeksi Bappenas diperkirakan jumlah penduduk Lansia akan menjadi 29,1 juta pada tahun 2020, 36 juta pada tahun 2025, dan 41 juta pada tahun 2035 sehingga sangat perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif agar para Lansia tidak menjadi beban bagi pemerintah dan masyarakat, bahkan mampu produktif dan berperan aktif sehingga menjadi aset yang berharga di dalam pembangunan. RASIO KETERGANTUNGAN LANSIA TAHUN
6
STATUS KESEHATAN LANJUT USIA
PROPORSI LANSIA MENURUT KOMBINASI PENYAKIT YANG DIDERITA MASALAH KESEHATAN LANJUT USIA (RISKESDAS 2013) No Masalah Kesehatan Prevalensi 55-64 tahun 65-74 tahun 75 + tahun 1 Hipertensi 45.9 57.6 63.8 2 Artritis 45 51.9 54.8 3 Stroke 33 46.1 67 4 PPOK 5.6 8.6 9.4 5 DM 5.5 4.8 3.5 6 Kanker (‰) 3.2 3.9 7 Penyakit Jantung Coroner 2.8 3.6 8 Batu Ginjal 1.3 1.2 1.1 9 Gagal Jantung 0.7 0.9 10 Gagal Ginjal 0.5 0.6 Sumber : Kajian Kes Lansia di Indonesia Riskesdas Tahun 2007 Transisi Epidemiologi: Penyakit Menular Peningkatan Penyakit Tidak Menular (PTM) Lansia cendrung mempunyai penyakit yang multipatologis
7
Proporsi Lansia Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2016
POTENSI LANJUT USIA Proporsi Lansia Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2016 Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Berdasarkan data Sakernas tahun 2015, sebanyak 46,5% Lansia masih aktif bekerja. Data ini menunjukkan bahwa Lansia tersebut masih potensial dan diharapkan dapat tetap berpartisipasi dan berdaya guna. Sumber : BPS, Sakernas 2016 Penduduk Lansia aktif bekerja makin meningkat dari 46,5% tahun 2015, menjadi 47,37 % tahun 2016 Laki-laki (62,98%) lebih banyak bekerja dibanding perempuan (33,31%), sementara Perempuan lebih banyak menjadi ibu rumah tangga (50,10%: ‘Potensi Lansia dapat berpartisipasi dan berdaya guna’
8
2 Kebijakan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia
9
UNDANG UNDANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN
UU NO 13 / 1998 Kesejahteraan Lansia UU NO 39 / 1999 HAM UU NO 11 / 2009 Kesejahteraan Sosial UU NO 36 / 2009 Kesehatan PERATURAN MENTERI KESEHATAN Permenkes No.75 Th.2014 Pusat Kesehatan Masyarakat Permenkes No.67 Th Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas Pasal 11 ayat 1 poin c (Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan : menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan lanjut usia) Pasal 11 ayat 1 poin c (Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan : menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan lanjut usia) Untuk mendorong percepatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Lansia di fasilitas kesehatan telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 25 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 tahun 2014 tentang Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kesehatan lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat. Selain itu untuk mendukung implementasi pedoman tersebut, telah diterbitkan juga Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lansia tahun Maka pada kesempatan ini saya minta kepada para peserta Seminar bisa sama-sama mengawal pelaksanaan dari peraturan-peraturan yang sudah ada tersebut. Permenkes No.25 Th.2016 Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lansia tahun Permenkes No.79 Th.2014 Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Pasal 3 ayat 3 : Pelayanan Geriatri sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dan 2 dilaksanakan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin bekerja secara Interdisiplin. Pasal 4 ayat 1: Berdasarkan kemampuan pelayanan geriatri di Rumah Sakit dibagi menjadi (a) tingkat sederhana; (b) tingkat lengkap;(c) tingkat sempurna dan (d) tingkat paripurna. Pasal 1: Pengaturan RAN Kesehatan Lansia th bertujuan untuk memberikan acuan bagi pemerintah pusat, daerah, dan pemangku kepentingan lain berupa langkah-langkah konkrit yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan Lansia untuk mencapai Lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat
10
TUJUAN KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA Meningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi Lansia di fasyankes primer dan rujukan serta pemberdayaan potensi Lansia Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai Lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat Tujuan dari Kebijakan Pelayanan Kesehatan Lansia adalah untuk peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi Lansia di fasyankes primer dan rujukan serta pemberdayaan potensi Lansia. Akhirnya diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan Lansia untuk mencapai Lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat. Sasran dari kebijakan Kesehatan Lansia mulai dari usia pra Lansia (usia tahun) dan Lansia sendiri (usia ≥ 60 tahun). SASARAN Usia Tahun (Pra Lansia) Usia ≥ 60 Tahun (Lansia)
11
1000 hari pertama kehidupan
PROGRAM KESEHATAN KELUARGA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN HULU HILIR Penjaringan kes. peserta didik BIAS, UKS PMT-AS Penjaringan kes. Peserta didik Kespro remaja Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll Pemberian Tablet tambah darah Anak SD PUS & WUS Balita Konseling Kespro Pelayanan KB KIE Kespro Catin PKRT Anak SMP/A & remaja Pemantauan pertumbuhan & perkembangan PMT 1000 hari pertama kehidupan Lansia berkualitas Bayi Persalinan, nifas & neonatal ASI eksklusif Imunisasi dasar lengkap MP-ASI Penimbangan Vit A MTBS, MTBM Pemeriksaan Kehamilan Pelayanan Kes.preventif dan promotif di Posyandu Lansia / Posbindu Pelayanan Kes. Santun Lansia di Puskesmas dan RS Peningkatan kualitas Hidup Mandiri (Home care/long term care) Perlambatan proses Degeneratif (fisik, kognitif) Meningkatkan Peran dalam kes .Keluarga dan masarakat P4K Buku KIA ANC terpadu Kelas Ibu Hamil Fe & asam folat PMT ibu hamil TT ibu hamil Mendorong persalinan di Fasyankes APN (MAK III) dan KF IMD, Vit K 1 inj, Imm Hep B Rumah Tunggu Kemitraan Bidan Dukun KB pasca persalinan PONED-PONEK 11
12
MENUA YANG SUKSES Menua yang sukses, sehat, dan aktif merupakan proses mengoptimalkan kondisi fisik, mental dan sosial dengan lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan kualitas hidup lanjut usia. Menua yang sukses dicirikan dengan tiga komponen: Minimalnya risiko dari penyakit dan kecacatan Mempertahankan fungsi fisik dan kognitif Tetap berpartisipasi dalam kehidupan sosial 1. Jeste DV, Depp CA, Vahia IV. Successful cognitive and emotional aging. World Psychiatry. 2010;9:78-84. Successful aging image. [internet]. Cited September 6th Available from: 2. World Health Organization. Active ageing: a policy framework
13
RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KESEHATAN LANJUT USIA TAHUN 2016-2019 PERMENKES No.25 Tahun 2016
STRATEGI Strategi 1 Memperkuat dasar hukum pelaksanaan pelayanan kesehatan lanjut usia 01 Strategi 4 Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan lanjut usia 02 04 Strategi 2 Meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang melaksanakan pelayanan kesehatan santun lanjut usia © Copyright PresentationGo.com – The free PowerPoint template library Strategi 5 Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat, dan lanjut usia 03 05 Strategi 3 Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring pelaksanaan pelayanaan kesehatan lanjut usia yang melibatkan LP, LS, organisasi profesi, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, LSM, dunia usaha, media dan pihak terkait lainnya. 06 Strategi 6 Meningkatkan peran serta Lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat
14
PENGEMBANGAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA
Melalui PROGRAM TERINTEGRASI dengan melibatkan lintas program dan Lintas Sektor Pengembangan dan Penguatan Pelayanan dasar Pengembangan Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia Pengembangan Pelayanan Rujukan Pengembangan RS yang mempunyai pelayanan Geriatri Terpadu Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia / Posbindu Peningkatan pemberdayaan Lansia dalam keluarga/masyarakat Peningkatan Pelayanan Home Care yang terintegrasi dalam perawatan kesehatan masyarakat Pengembangan pelayanan Long Term Care Peningkatan pelayanan integrasi dengan Lintas Program melalui pendekatan siklus hidup Peningkatan kemitraan dengan LS,TOMA,TOGA,LSM,ORMAS, Swasta, dll 14
15
SPM PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
Lingkup pelayanan sesuai standar : Deteksi Hipertensi dengan mengukur Tekanan Darah. Deteksi Diabetes Mellitus dengan pemeriksaan kadar gula darah. Deteksi kadar kolesterol dalam darah Deteksi Gangguan mental emosional dan kognitif (menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale (GDS) dan atau Abreviated Mental Test (AMT) atau Mini Cog dan Clock Drawing Test atau Mini Mental State Examination (MMSE) Pemeriksaan tingkat kemandirian menggunakan instrumen ADL / AKS dengan Barthel Indeks Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan Skrining Kesehatan Sesuai Standar pada warga negara usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Target : 100% Perlu ditambah variabel data : Jumlah Lansia yang diskrining kesehatannya
16
INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA
NO INDIKATOR TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 1 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan santun lanjut usia 10% 20% 30% 40% 50% 2 Jumlah RS yang menyelenggaran layanan geriatri terpadu 10 12 15/20 20/34 26/60 3 Persentase Puskesmas dengan Posyandu lansia aktif di setiap desa 20% 4 Persentase Puskesmas melaksanakan home care lanjut usia 5% 15% 25% 5 Persentase Lansia yang mendapatkan pelayanan - 35% 50%/ 100% 75%/
17
PUSKEMAS YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN SANTUN LANSIA DAN POSYANDU LANSIA/POSBINDU TAHUN 2017 TOTAL PKM : TOTAL PKM SANTUN LANSIA: (24,9%) TOTAL PKM : 9.825 TOTAL PKM SANTUN LANSIA: (37,10%) TOTAL TAHUN 2016 TOTAL TAHUN 2017 TOTAL POSYANDU LANSIA/POSBINDU : TOTAL POSYANDU LANSIA/POSBINDU : 2.051 113 Pkm 33.1 % 270 3.076 14 Pkm 28.6 % 131 Pkm 22.9 % 699 285 ACEH 1.653 882 42 Pkm 45.2 % 28 pkm 37.8 % 615 29 pkm 13.5 % 240 Pkm 99.6 % 734 KALTARA 10 Pkm 7.8 % 23 Pkm 12.2 % SUMUT 59 Pkm 33.0 % 226 1.110 MALUT 14 Pkm 9.0 % RIAU KEPRI 533 KALTIM SULUT KALBAR GORONTALO 427 41 Pkm 65.1 % 30 Pkm 31.9 % 66 Pkm 24.5 % Hadirin yang berbahagia, Berdasarkan data Direktorat Kesehatan Keluarga sampai dengan Tahun 2016, sudah terdapat sekitar 25% Puskesmas (2.432 Puskesmas dari Puskesmas) yang telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang Santun Lansia dan sudah mempunyai Posyandu Lansia/Posbindu. SUMBAR 21 Pkm 10.9 % 8 Pkm 2.0 % KALTENG PAPUA BARAT JAMBI BABEL 406 SULTENG 1.459 1.195 139 Pkm 74.7 % 128 Pkm 39.8 % KALSEL SULBAR SUMSEL MALUKU 1.055 50 Pkm 25.5 % SULTRA PAPUA BENGKULU 3.684 SULSEL 1.578 1 Pkm 0.4 % 49 Pkm 27.2 % LAMPUNG 841 58 Pkm 25.2 % DKI JKT 326 pkm 95.9 % 206 pkm 45.7 % 780 5 Pkm 2.5 % 193 Pkm 65.0.% 1.591 1.197 BANTEN 3.889 978 2.470 JABAR JATENG JATIM BALI NTB 481 Pkm 45.5 % DIY NTT 135 Pkm 57.9 % 315 Pkm 36.0 % 346 Pkm 35.9 % 8.589 1.720 18.645 10.889 79 Pkm 65.8 % 98 pkm 61.3 % 66 Pkm 17.7 % 101 Pkm 83.5 % 959 437 1.845 3.602 Sumber: Data Laporan Program Dit. Kesga Kemenkes RI, 2017
18
Buku Kesehatan Lansia Sebagai Instrumen Pemantauan Kesehatan Lansia
Buku Kesehatan Lanjut Usia : Buku bagi Pra Lansia (45-59 tahun) dan Lansia (60 tahun ke atas) yang berisi catatan kesehatan serta berbagai informasi cara memelihara kesehatan Pra Lansia/Lansia, sehingga kesehatan Pra Lansia/Lansia dapat terpantau dengan baik. Bapak Ibu yang saya hormati, Sebagai informasi, pada tahun 2016; dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Lansia, Kementerian Kesehatan telah menyusun Buku Kesehatan Lansia. Buku ini dapat digunakan (1) sebagai Instrumen Pemantauan Kesehatan Lansia; (2) sebagai dokumen pencatatan pelayanan kesehatan Pra Lansia dan Lansia; dan (3) sebagai Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi, bagi Pra Lansia dan Lansia. Buku ini berisi tentang Identitas, riwayat kesehatan, catatan keadaan kesehatan dan keluhan, catatan perkembangan kesehatan, pemantauan penggunaan obat dan informasi kesehatan bagi Pra Lansia/Lansia. Buku ini diharapkan dapat digunakan diberbagai layanan mulai dari Posyandu Lansia/Posbindu, Puskesmas dan Rumah Sakit. Kami juga berharap buku tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya dalam mewujudkan Lansia sehat, mandiri, aktif dan produktif. MANFAAT BUKU KESEHATAN LANSIA Sebagai Instrumen Pemantauan Kesehatan Lansia Sebagai dokumen pencatatan pelayanan kesehatan Pra Lansia dan Lansia Sebagai Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi MANFAAT BUKU KESEHATAN LANSIA Sebagai Instrumen Pemantauan Kesehatan Lansia Sebagai dokumen pencatatan pelayanan kesehatan Pra Lansia dan Lansia Sebagai Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi OUT LINE
19
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN YANG SANTUN LANJUT USIA DI PUSKESMAS
PENGERTIAN Dilaksanakan secara komprehensif meliputi upaya promotif, preventif kuratif, rehabilitatif dan rujukan kepada Lanjut Usia, yang dilakukan secara proaktif, baik,sopan, memberikan kemudahan dan dukungan bagi Lanjut Usia PRINSIP Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses Memberikan dukungan/ bimbingan pada lanjut usia dan keluarga secara berkesinambungan (continum of care) Melakukan pelayanan secara pro-aktif untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran lanjut usia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Posyandu Lansia Melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup Melakukan kerjasama dengan lintas sektor, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha dengan asas kemitraan
20
3 Kegiatan di Posyandu Lansia/Posbindu
21
Sedang dalam proses penyusunan revisi
BUKU PEDOMAN Sedang dalam proses penyusunan revisi
22
TUJUAN KEGIATAN DI POSYANDU LANSIA/POSBINDU
Meningkatnya kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan. Berkembangnya Posyandu lansia /Posbindu yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan Tujuan Umum Meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kegiatan Posyandu Lansia/Posbindu yang mandiri dalam masyarakat. 1 2 3
23
SASARAN Sasaran Langsung : Sasaran tidak langsung :
Pra lansia (usia th) Lansia (≥ 60 tahun tahun) Lansia risiko tinggi (usia ≥ 70 tahun atau usia ≥ 60 tahun dengan masalah kesehatan) Sasaran Langsung : Keluarga dimana lansia berada Masyarakat di lingkungan lansia Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan lansia Petugas kesehatan yang melayani Sasaran tidak langsung :
24
POSYANDU LANSIA/POSBINDU
Pengertian Posyandu lansia merupakan salah satu bentuk UKBM sebagai wadah pelayanan kepada Lansia di masyarakat Proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama LSM, LS, swasta, organisasi sosial, ormas, dll Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan pendampingan dari tenaga kesehatan Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif serta deteksi dini Waktu pelaksanaan : minmal 1 bulan sekali
25
KOMPONEN POSYANDU LANSIA/POSBINDU
Kepemimpinan : memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin penyelenggaraan kegiatan Pengorganisasian Direkomendasikan struktur organisasi Kelompok Usia Lanjut sedikitnya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa seksi dan kader -- > sepenuhnya ditentukan oleh kelompok itu sendiri supaya dapat mendorong kelancaran pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Anggota Kelompok Jumlah anggota kelompok berkisar 50 – 100 orang Perlu dipertimbangkan jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan Tidak tertutup kemungkinan bisa < 50 orang atau > 100 orang. Kader Jumlah kader tergantung jumlah anggota, volume dan jenis kegiatan Minimal 3 orang. Sebaiknya berasal dari anggota kelompok sendiri atau bilamana sulit dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Persyaratan untuk menjadi kader : Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat Mau dan mampu bekerja secara sukarela Bisa membaca dan menulis huruf latin Sabar dan memahami usia lanjut 5. Pendanaan Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok tersebut, berupa iuran/sumbangan anggota, atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak mengikat.
26
TUGAS KADER Sebelum hari buka Posyandu Lansia/Posbindu, antara lain:
Menyebarluaskan hari buka Posyandu Lansia/Posbindu melalui pertemuan warga setempat Mempersiapkan tempat pelaksanaan Mempersiapkan sarana Melakukan pembagian tugas antar kader Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan. Pada hari buka Posyandu Lansia/Posbindu, antara lain: Melaksanakan pendaftaran Melaksanakan pengukuran TB, BB, dan lingkar perut lansia yang berkunjung Mencatat hasil pengukuran di Buku Kesehatan Lansia dan mengisi buku register Posyandu Lansia/Posbindu. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan sesuai kewenangannya. Setelah pelayanan Posyandu Lansia/Posbindu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut. Di Luar Hari Buka Posyandu Lansia/Posbindu, antara lain: Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu Lansia/Posbindu. Membuat laporan dan analisis data pelayanan kesehatan di posyandu lansia. Melakukan tindak lanjut terhadap : sasaran yang tidak datang dan sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu Lansia/Posbindu saat hari buka Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
27
TUGAS PETUGAS Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu Lansia/Posbindu. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan lansia kepada pengunjung Posyandu Lansia/Posbindu. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu Lansia/Posbindu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu Lansia/Posbindu. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap lansia serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan. Merekap data ke Kohort Kesehatan Lansia
28
SARANA DAN PRASARANA Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka) Meja dan kursi Alat tulis Buku pencatatan kegiatan (buku register bantu) Buku Kesehatan Lansia Instrumen P3G Lansia Kit
29
LANSIA KIT LANSIA KIT, terdiri dari : 1 Tensimeter digital 1 Stetoskop
1 Timbangan dewasa 1 Termometer digital 1 Alat pengukur gula darah dan strip 1 Alat pengukur kolesterol dan strip 1 Alat pengukur asam urat dan strip 1 Penlight 1 Pinset Anatomis 1 Pinset Bengkok 1 Kaca mulut 1 Meteran Kain 1 Pengukur Tinggi Badan 1 Tas Ransel
30
JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI KELOMPOK USIA LANJUT
Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari activity of daily living (ADL) Pemeriksaan status mental dan kognitif Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT). Pengukuran tekanan darah serta penghitungan denyut nadi selama satu menit. Pemeriksaan hemoglobin, jika tidak memungkinkan dengan melakukan pemeriksaan konjunctiva Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes melitus). Pemeriksaan kolesterol sebagai salah satu risiko PTM Pemeriksaan kadar asam urat Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 8 Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau Kelompok Usia Lanjut. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota posyandu lansia/posbindu yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Public Health Nursing)
31
KOMPONEN P3G Anamnesis Status Fisik Status fungsional,
Activity Daliy Living (ADL) dari barthel, Instrumen Activities of Daily Living (IADL) Lawton Risiko Jatuh Pasien Lansia d. Status mental Geriatric Depression Scale (GDS) e. Status kognitif Abbreviated Mental Test (AMT) Mini Cog dan clock drawing test (CDT4) Mini Mental State Examination (MMSE) f. Status Nutrisi - Mini Nutritional Assessment (MNA) g. Status Sosial Ekonomi Meliputi keluarga, lingkungan fisik, masyarakat sekitar, ekonomi dan aspek hukum yang dapat terkait dengan pasien lanjut usia. h. Pemeriksaan Penunjang i. Diagnosa dan Tata laksana
32
JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI KELOMPOK USIA LANJUT (lanjutan)
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat: 11.Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan sebagai contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut. 12. Kegiatan olah raga antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai, dan lain sebagainnya untuk meningkatkan kebugaran. 13. Rekreasi 14. Pemberdayaan Lansia
33
5 TAHAPAN PELAYANAN DI POSYANDU LANSIA/POSBINDU
MEKANISME PELAKSANAAN 5 TAHAPAN PELAYANAN DI POSYANDU LANSIA/POSBINDU 1 Pendaftaran & pemberian buku kesehatan Lansia 2 . Wawancara, Penimbangan BB, Pengukuran TB (penentuan IMT), lemak perut, penentuan tingkat kemandirian 3 Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan status mental dan kognitif 4 Pemeriksaan laboratorium sederhana (gula darah, kolesterol, asam urat) 5 Penyuluhan, Konseling, pemberian PMT dan Rujukan
34
MEKANISME PELAKSANAAN
Sesuai dengan perkembangan dan kondisi masing-masing daerah, kelompok dapat saja menggunakan model ”mekanisme pelaksanaan kegiatan” selain sistim 5 tahapan ini antara lain: Terintegrasi dengan kelompok yang sudah ada (majelis taklim, kelompok jemaat, kelompok arisan dll) Kegiatan khusus di sarana pelayanan kesehatan (hari khusus untuk pelayanan lansia di Puskesmas, RSU dll)
35
KEGIATAN POSYANDU LANSIA PUSK RANTEPAO PROVINSI SULAWESI SELATAN
Penyuluhan
36
KEGIATAN POSYANDU LANSIA: KETERAMPILAN, KESENIAN, BERCOCOK TANAM
37
PEMBINAAN ANALISIS Analisis situasi Analisis tingkat perkembangan
Analisis kasus Analisis sumber daya (tenaga, dana dan alat) RUMUSAN Masalah Keterjangkauan Tingkat perkembangan Tujuan Untuk mengatasi keterjangkuan dan tingkat perkembangan Intervensi Untuk mengatasi masalah RENCANA KEGIATAN Merencanakan kegiatan untuk mengatasi masalah,dengan memanfatkan potensi yang tersedia INTERVENSI Melakukan langkah-langkah penyelesaian sesuai yang telah direncanakan FORUM KOMUNIKASI Melakukan kegiatan pertemuan-pertemuan untuk membahas hasil kegiatan intervensi dan merencanakan tindak lanjut
38
INDIKATOR EVALUASI Frekwensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan selama satu tahun. Kehadiran kader Cakupan pelayanan kesehatan Cakupan penimbangan (berat badan dan tinggi badan) Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan Cakupan anggota yang ikut penyuluhan/konseling Kegiatan penunjang antara lain : Senam lansia Pengajian/pendalaman agama untuk kelompok lansia Diskusi atau pertemuan ceramah Usaha ekonomi produktif Rekreasi, dll 5. Tersedianya dana untuk penyelenggaraan kegiatan posyandu lansia/posbindu
39
STRATA POSBINDU /POSYANDU LANSIA
INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Frekuensi pertemuan (x/thn) < 8 8-9 ≥10 Kehadiran Kader (pada hari H) (Orang) < 3 ≥ 3 > 3 Pelayanan Kesehatan Cakupan Penimbangan (CB) Cakupan Pemeriksaan Lab (CL) Cakupan Pemeriksaan Kesehatan (CK) (termasuk pengukuran TD , status fungsional dan mental) Cakupan Penyuluhan (CP) < 50% < 25% 50 % - 60% 25 % - 50% 50% - 60% 50 % - 60 % >60% >50% Senam Lansia >10 Kegiatan Sektor Terkait (jenis) 1 2 >2 Pendanaan Kegiatan Berasal dari Masyarakat -
40
4 Kegiatan Pemberdayaan Lansia
Akan di launching pada peringatan HLUN 2018 Kegiatan Pemberdayaan Lansia 4
41
PENGERTIAN PEMBERDAYAAN LANSIA
Proses pemberian informasi, kemampuan dan motivasi bagi lansia agar lansia dapat berperan dalam kegiatan pembangunan yang berlangsung di masyarakat, termasuk di dalam bidang kesehatan
42
PEMBERDAYAAN LANSIA DALAM MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
Pengertian : proses pemberian informasi, kemampuan dan motivasi bagi Lansia agar Lansia berperilaku sehat, berperan dalam mengembangkan perilaku sehat dan mampu memberi solusi apabila ada permasalahan kesehatan dalam keluarga dan masyarakat. Tujuan : Mengoptimalkan peran Lanjut Usia dalam peningkatan status kesehatan keluarga dan masyarakat A. Peran Lansia Pada Setiap Kelompok Usia Dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil dan nifas Dalam meningkatkan kesehatan Balita Dalam meningkatkan kesehatan Anak usia sekolah dan Remaja Dalam meningkatkan kesehatan Dewasa dan Pra Lansia Dalam meningkatkan kesehatan Lansia B. Peran Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat
43
PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA
Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang usaha ekonomi produktif --- > sektor Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah (UKM), sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor perindustrian dan sebagainya. Kegiatan pemberdayaan lansia dalam peningkatan kesejahteraan sosial lansia, --- > sektor sosial, misalnya aktif pada kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) dan sebagainya Kegiatan pemberdayaan lansia dalam peningkatan ketahanan keluarga, --- > sektor Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembinaan Keluarga (KKBPK), melalui kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL). Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang pendidikan, --- > sektor pendidikan. Misalnya ikut dalam pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya. Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang pariwisata, --- > sektor pariwisata, misalnya aktif dalam kelompok kesenian atau budaya, menjadi pemandu wisata dan sebagainya. Kegiatan pemberdayaan lansia dalam bidang kerohanian, --- > sektor agama, misalnya membina kegiatan peribadatan, ikut aktif pada kegiatan di kelompok pemulasaran jenazah, dan sebagainya. dll
44
TAHAP-TAHAP PENYELENGGARAAN PEMBERDAYAAN LANSIA
45
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN KELUARGA
Indikator input 1. Persentase (%) pra lansia peserta pemberdayaan yang memiliki media KIE 2. Persentase (%) lansia peserta pemberdayaan yang memiliki media KIE 3. Jumlah buku pedoman pemberdayaan lansia 4. Jumlah petugas yang melaksanakan pemberdayaan lansia dalam meningkatkan kesehatan keluarga Indikator proses 1. Jumlah Posyandu lansia/Posbindu yang melakukan kegiatan pemberdayaan lansia 2. Frekuensi penyuluhan kegiatan pemberdayaan kepada pra lansia dan lansia 3. Frekuensi pembinaan tenaga kesehatan terhadap kelompok pemberdayaan lansia 4. Frekuensi pembinaan tenaga kesehatan terhadap keluarga peserta pemberdayaan lansia (kunjungan rumah) Indikator output 1. Persentase (%) lansia yang ikut kegiatan pemberdayaan Lansia dalam meningkatkan kesehatan keluarga 2. Persentase (%) lansia yang melakukan peran dalam peningkatan kesehatan keluarganya. 3. Jumlah lansia yang berpartisipasi pada kegiatan UKBM
46
Peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan (K4)
Peningkatan cakupan persalinan di fasilitas kesehatan (PF) Peningkatan cakupan pemeriksaan neonatal (KN) Indikator kesehatan ibu hamil dan nifas Peningkatan cakupan ASI eksklusif Peningkatan cakupan pemberian vitamin A Peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap Peningkatan cakupan anak yang ditimbang di Posyandu Indikator peningkatan kesehatan balita dan anak pra sekolah Peningkatan cakupan imunisasi anak sekolah Indikator peningkatan kesehatan anak usia sekolah dan remaja Peningkatan jumlah usia dewasa dan pra lansia yang melakukan skrining kesehatan Peningkatan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi Indikator peningkatan kesehatan dewasa dan pra-lansia Peningkatan jumlah lansia yang diskrining kesehatannya Peningkatan jumlah lansia yang hadir di Posyandu Lansia/Posbindu Peningkatan jumlah lansia dengan tingkat kemandirian A dan B Indikator peningkatan kesehatan lansia INDIKATOR OUTCOME KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN KELUARGA
47
waktu akan terus berjalan…
Marilah kita senantiasa bersemangat tuk menggapai masa depan yang sehat, aktif dan bahagia.. Masa senja yang indah Terima kasih
48
FORM LAPORAN (Poksila)
49
PETUNJUK PENGISIAN
50
PETUNJUK PENGISIAN
51
PETUNJUK PENGISIAN
52
PETUNJUK PENGISIAN
53
PETUNJUK PENGISIAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.