Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DINAMIKA LITOSFER GEOGRAFI SMA KELAS X.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DINAMIKA LITOSFER GEOGRAFI SMA KELAS X."— Transcript presentasi:

1 DINAMIKA LITOSFER GEOGRAFI SMA KELAS X

2 STRUKTUR LAPISAN LITOSFER

3 Pengertian litosfer Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Litosfer tersusun atas 2 lapisan, yakni kerak dan selubung yang tebalnya sekitar km. Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua. Secara umum tebal kerak bumi di bawah benua km, sedangkan di bawah samudra 10-12km. Meskupun ketebalannya berbeda, kerak bumi masing-masing tersusun atas lapisan yang sama yakni sial (silium dan aluminium) serta lapisan sima (silium dan magnesium). Lapisan sial berada di bagian atas dari kerak bumi, sedangkan lapisan sima berada di bagian bawah kerak bumi.

4 Lapisan yang berada paling luar dari kerak bumi bersifat granitis sehingga disebut lapisan granitis. Hal itu karena penyusun lapisan yang dominan berupa batuan granit. Lapisan granitis sekitar 10 km namun tidak terdapat di semua tempat. Setelah lapisan granitis terdapat lapisan yang bersifat basaltis sehingga disebut lapisan basaltis. Hal itu karena materi penyusun lapisan yang dominan berupa materi basalt bersifat basa. Basaltis tebalnya mencapai 50 km.

5 BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN BUMI

6 PENGERTIAN Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama lapisann litosfer. Batuan terdiri atas campuran antarmineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar dan bersuhu sangat tinggi yang terdapat di bawah kerak bumi. Magma mengalami beberapa proses perubahan sehingga menjadi batuan. Berdasarkan proses pembentukannya batuan dibedakan menjadi 3 yakni batuan beku, batuan sendimen, dan batuan metamorf.

7 1. Batuan Beku Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Memiliki ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan dan tidak mengandung fosil. Batuan beku dibedakan menjadi 2 kelompok yakni : Berdasarkan tempat pembekuan Batuan Beku Dalam Batuan Beku Korok (Gang) Batuan Beku Luar Berdasarkan mineral penyusun Batuan Beku Mineral Ringan Batuan Beku Mineral Berat

8 Contoh batuan beku dalam adalah Granit
A1. Batuan Beku Dalam adalah batuan beku yang terbentuknya jauh di bawah permukaan bumi, yaitu pada kedalaman km. Karena tempat pembentukannya dekat dengan atenosfer, pendinginan magmanya sangat lambat sehingga menghasilkan batuan yang besar-besar dengan tekstur holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristal yang sempurna. Contoh batuan beku dalam adalah Granit

9 Ciri-ciri batuan beku dalam
Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan beku luar. Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas.

10 A2. Batuan Beku Korok (Gang)
adalah batuan beku yang terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma itu agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai kristal-kristal kurang sempurna. Misalnya, magma yang mempunyai susunan granit membeku di dalam sebuah gang akan membentuk batuan beku yang disebut porfiri granit.

11 Contoh batuan beku luar adalah Basalt
A3. Batuan Beku Luar atau disebut batuan lelahan adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Contohnya riolit dan basalt. Contoh batuan beku luar adalah Basalt

12 B1. Batuan Beku Mineral Ringan
merupakan batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan biasanya berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga termasuk batuan yang bersifat asam.

13 B2. Batuan Beku Mineral Berat
merupakan batuan yang tersusun atas mineral-mineral berat biasanya berwarna gelap, sukar pecah, dan kandungan silikatnya sedikit sehingga terbasuk batuan yang bersifat biasa.

14 2. Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Proses pembentukan batuan sedimen disebut diagnesis. Diagnesis merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahab bentuk (transformasi) dari bahan deposit menjadi bahan endapan. batuan sedimen dibedakan menjadi 3 kelompok, yaiut menurut tenaga yang mengandapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan.

15 a. Menurut Tenaga yang Mengendapkan
Menurut tenaga yang mengendapkan, batuan sediben dibedakan menjadi 3 yakni : Batuan Sedimen Akuatis, yakni batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan. Batuan Sedimen Aeolis (Aeris), yakni batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin. Batuan Sedimen Glasial, yakni batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.

16 b. Menurut Tempat Pengendapan
Menurut tempat pengendapan, batuan sedminen dibedakan menjadi 5 yakni : Batuan Sedimen Teristris, yakni batuan sedimen yang diendapkan di darat. Batuan Sedimen Marine, yakni batuan sedimen yang diendapkan di laut. Batuan Sedimen Limnis, yakni batuan sedimen yang diendapkan di danau. Batuan Sedimen Fluvial, yakni batuan sedimen yang diendapkan di sungai. Batuan Sedimen Glasial, yakni batuan sedimen yang diendapkan di daerah-daerah yang terdalat es/glester.

17 c. Menurut Cara Pengendapan
Menurut cara pengendapannya dibedakan menjadi 3 yakni : Batuan Sedimen Mekanis, yakni batuan sedimen yang diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan kimianya. Contoh : kerikil atau pasir Batuan Sedimen Kimiawi, yakni batuan sedimen yang diendapkan secara kimia dan terjadi perubahan susunan kimianya. Contoh : batu kapur Batuan Sedimen Organik, yakni batuan sedimen yang diendapkan melalui kegiatan organik. Contoh : terumbu karang

18 3. Batuan Malihan (Metamorf)
adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun secara kimiawi sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor uamg mempengaruhi proses perubahan batuan adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat dan waktu yang lama. batuan metamorf dibedakan menjadi 3 yakni metamord kontak (metamorf termal), metamorf dinamo (metamorf kinetik), dan metamorf pneumatolitis kontak.

19 a. Metamorf Kontak (Metamorf Termal)
b. Metamorf Dinamo (Metamorf Kinetis) Adalah batuan yang berubah karena pengaruh suhu yang sangat tinggi karena letaknya disekitar magma. Contohnya : batolit, stock, lakolit, sill, dan dike. Adalah batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan diasilkan dari proses pembentukan kulit bumi oleh endogen. Contohnya : batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate).

20 c. Metamorf Pneumatolitis Kontak
Adalah batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya : kuarsa dengan gas borium berubah menadi turmalin (sejenis permata) dan kurasa dengan gas florium berubah menjadi topas (permata berwarna kuning)

21 MEKANISME BATUAN DI ALAM
Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi membentuk batuan beku (batuan beku dalam, gang, dan luar) Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut dalam bentuk larutan atau bukan larutan, kemudian diendapkan sehingga terjadi proses sementasi membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen dapat mengalami perubahan menjadi batuan metamorf. Selanjutnya, batuan metamorf yang mendekati atenosfer dapat berubah lagi menjadi magma atau adanya magma baru yang menjadi batuan beku lagi dan seterusnya.

22 PERKEMBANGAN BENTUK PERMUKAAN BUMI
C

23 TEORI BENTUK PERMUKAAN BUMI
Teori Kontraksi Teori Laurasia-Gondwana Teori Apung Benua (Continental Drift Theory) Teori Konveksi Teori Pergeseran Dasar Laut Tori Lempeng Tektonik

24 1. TEORI KONTRAKSI BY : James Dana & Elie de Baumant
Mengemukakan bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan tersebut mengakibatkan bumi menjadi tidak rata. 2. TEORI LAURASIA-GONDWANA BY : Eduard Zuess & Frank B. Taylor Mengemukakan bahwa pada mulanya terdapat 2 benua di kedua kutub bumi. Benua tersebut diberi naka Laurentina (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua seperti sekarang.

25 3. TEORI APUNGAN BENUA BY : Alfred Lothar Wenger
Mengemukakan bahwa di permukaan bumi pada awalnya terdapat sebuah benua besar yang disebut pangea (dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta sebuah samudra bernama Panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang. 4. TEORI KONVEKSI BY : Harry H. Hess Mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan atenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.

26 5. TEORI PERGESERAN DASAR LAUT BY : Robert Diesz
Mengemukakan bahwa makin jauh dari punggung dasar laut umurnya makin tua. Hal ini berarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah East Pasific Rise, Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pasific Atlantic Ridge. 6. TEORI LEMPENG TEKTONIK BY : Mc Kenzie & Robert Parker Mengemukakan bahwa kerak bumi dan litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi keluar dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masknya materi tersebut merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan lulau vulkanis.

27 Macam-macam Lempeng Utama di Permukaan Bumi
Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik, dan bagian barat Lautan Hindia. Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik. Lempeng India-Australia, wilayahnya meliputi lempeng Lautan Hindia serta subkontinen India dan Australia bagian barat. Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.

28 JENIS BATAS LEMPENG TEKTONIK
Batas Konvergen (memusat), terjadi tabrakan antar lempeng sehingga salah satu lempeng tersebut mengjujam ke bawah (subduction). Oleh karena itu, bataas itu disebut dengan batas subduksi. Adanya subduksi antara lain dapat menyebabkan terjadinya palung laut. Pengunungan himalaya termasuk dalam batas konvergen karena merupakan hasil tabrakan 2 lempeng tektonik yang sangat besar yaitu lempeng India-Australia dengan lempeng Eurasia. Gambar : Batas Konvergen

29 Gambar : Batas Divergen
Batas Divergen (menyebar), terjadi karena lempeng-lempeng bergerak saling menjauh (berlawanan). Pada batas ini ditandai dengan terbentuknya kerak bumi baru karena naiknya materi dari astenosfer yang biasanya membentuk punggung laut. Oleh karena itu, zona ini juga disebut batas konstruktif. Gambar : Batas Divergen

30 Batas Sesar Mendatar Terjadi karena adanya pergeseran dua lempeng dengan arah berlawanan. Pergeseran itu tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tetapi di sepanjang daerah itu ditandai adanya keretakan. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan terjadinya gempa bumi dan pembentukan gunung.

31 TENAGA PENGUBAH BENTUK PERMUKAAN BUMI
D

32 1. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasak dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan bumi. Tenaga endogen terdiri atas tenaga tektonis, vulkanis, dan gempa bumi.

33 a. Tenaga Tektonis Merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan maupun tidak. Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua, yakni tektonis epirogenesa dan tektonis orogenesa.

34 TEKTONIS EPIROGENESA adalah proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang lambat dari dalam dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah meliputi wilayah yang luas. Gerakan epirogenesa ada 2 macam, yakni epirogenesa positif dan epirogenesa negatif.

35 Epirogenesa positif adalah gerakan dengan arah ke bawah menyababkan daratan naik. Penyebab gerakan itu adalah tambahan beban, misalnya adalnya sedimen yang sangat tebal di suatu lembah yang sangat luas di kulit bumi (gosinklinal) atau karena tertutup glasial yang sangat tebal. Contoh : Periode Pleistosen saat terjadi Zaman Es yang meluas ke arah ekuator. Epirogenesa negatif adalah gerakan dengan arah ke atas menyebabkan naiknya permukaan daratan dan seolah-olah permukaan laut menjadi turun. Penyebab gerakan itu adalah pengurangan beban lapisan kerak bumi, misalnya lapisan es yang mencair. Contohnya adalah Panti Stockholm yang naik rata-rata 1m setiap 100 tahun.

36 TEKTONIS OROGENESA Merupakan pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. Tektonik orogenesa merupakan proses pembentukan gunung atau pegunungan akibat adanya tabrakan lempeng benua, tabrakan sesar bawah benua dengan lempeng samudra, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung samudra dengan benua.

37 LIPATAN (Fault) Struktur batuan akan mengalami pelipatan jika terkena suatu tekanan yang lemah, tetapi berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama. Bagian puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan bagian lembah disebut sinklinal. Terdapat 4 tipe pelipatan, yakni : Lipatan Tegak Lipatan Miring Lipatan Menggantung Lipatan Rebah

38 LIPATAN Gambar : Lipatan

39 Patahan (Fold) Struktur batuan mengalami patahan jika terjadi tekanan yang kuat melampaui titik patah batuan dan berlangsung sangat cepat. Daerah sepanjang patahan biasanya merupakan pusat gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran. Terdapat 3 jenis patahan yang khas akibat adanya gerakan lempeng : Normal Fault, yaitu patahan yang arah lempeng batuannya turun mengikuti arah gaya berat. Reserve Fault, yaitu patahan yang arah lempeng batuannya naik berlawanan arah dengan gaya berat. Strike Slip Fault, yaitu patahan yang arah lempeng batuannya horizontal dan berlawanan.

40 PATAHAN Gambar : Patahan

41 Berbagai tipe patahan dapat menghasilkan bentuk permukaan bumi sebagai berikut :
Graben atau Slenk (tanah turun), yaitu suatu depresi yang terbentuk antara dua patahan sehingga blok batuan yang berada di tengah kedua patahan mengalami penurunan. Horst (tanah naik), yaitu jika bagian di antara dua patahan mengalami pengangkatan lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Fault Scrap, yaitu dinding terjal (cliff) yang dihasilkan oleh patahan dengan salah satu blok bergeser ke atas menjadi lebih tinggi. Gambar : Tipe Patahan

42 Plengkungan (Warping)
Retakan (Joint) retakan terjadi karena pengaruh gaya renggangan sehingga batuan retak-retak, tetapi masih bersambung. Retakan biasanya ditemukan pada batuan yang rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint. Plengkungan (Warping) gerakan vertikal yang tidak merata pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur lapisan yang semula horizontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke atas akan membentuk kubah (dome), sedangkan jika melengkung ke bawah akan membentuk cekungan (basin).

43 b. Tenaga Vulkanis Merupakan suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa benda padat, cair dan gas yang berada di kerak bumi. Ilmu yang mempelajari gunung berapi adalah vulkanologi. Terdapat 2 gerakan magma yakni : Intrusi Magma, adalah proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan (retakan) dan celah pada lapisan batuan pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai ke luar permukaan bumi. Ekstrusi Magma, adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ada 2 proses keluarnya magma yakni meleleh dan mendesak.

44 Gambar : Gerakan intrusi dan ekstrusi magma

45 Macam-macam Gunung Berapi (Berdasarkan Bentuknya)
Gunung Api Strato : berbentuk kerucut yang terbentuk karena materi letusan gunung api merupakan campuran antara erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Letusan tersebut terjadi berulangulang. Contoh : Gunung Merapi di Jawa Tengah. Gunung Api Maar : berbentuk seperti danau kecil yang disebabkan oleh letusan yang bersifat eksplosif, namun tidak terlalu kuat dan hanya terjadi sekali. Contoh : Gunung Lamongan di Jawa Timur. Gunung Api Perisai : berbentuk seperti perisai yang disebabkan oleh letusan gunung api dengan bahan-bahan yang dikeluarkan berupa lava yang sangat cair. Contoh : Gunung api di Kepulauan Hawaii.

46 Macam-macam Gunung Berapi (Berdasarkan Tipe Letusannya)
Tipe Hawaii : magma yang dikeluarkan sangat cair dengan tekanan gas rendah berasal dari dapur magma yang dangkal. Contoh : Gunung Kilauea dan Mauna Loa di Kepulauan Hawaii. Tipe Vulkano : magma yang dikeluarkan kental dengan tekanan gas sedang sampai tinggi, berasal dari dapur magma yang dangkal sampai agak dalam. Contoh : Gunung Bromo, Semeru (Indonesia) dan Gunung Etma (Italia). Tipe Stromboli : erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif, tetapi berlangsung lama. Sering terjadi letusan kecil dan banyak mengeluarkan eflata. Contoh : Gunung Raung (Jawa Timur) dan Gunung Vesuvius (Italia)

47 Tipe Perret : mempunyai ledakan yang sangat dahsyat disertai material yang menyembur ke angksa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya : Gunung Krakatau di Selat Sunda. Tipe Merapi : magma kental dan mengalir secara perlahan karena tekanan gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Contohnya : Gunung Merapi di Jawa Tengah. Tipe St. Vincent : magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang dangkal. Contoh : Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung St. Vincent di Kepulauan Antiles. Tipe Pelee : magma kental dengan tekanan gas yang tinggi berasal dari dapur magma yang dalam. Contoh : Gunung Pelee di Amerika Tengah.

48 Gambar : Tipe-tipe letusan gunung api

49 c. Gempa Bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisa bumi. Gempa bumi merupakan aktivitas lempeng tektonik yang sering terjadi. Jika semua goncangan, mulai dari yang lemah sampai yang keras dihitung, gempa bumi terjadi sekitar sejuta kali setiap tahun.

50 Apa Penyebab Terjadinya Gempa?
Gempa Tektonis : yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergeseran. Gempa Vulkanis : yaitu gempa yang disebabkan oleh adanya letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi. Gempa Runtuhan : gempa yang disebabkan oleh adanya longsoran massa batuan, misalnya dari lereng gunung atau dari atas atau sisi gua, dan adanya tanah ambles.

51 2. Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Tenaga Eksogen terdiri atas pelapukan, erosi, pengangkutan dan sedimentasi.

52 a. Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang disebabkan oleh pengaruh cuaca, angin, dan organisme.

53 Macam-macam Pelapukan
Pelapukan Mekanik : merupakan proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah susunan kimia batuan. Faktor penyebab pelapukan mekanik yakni : Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam. Pembekuan air di dalam celah-celah batuan. Pelapukan Kimiawi : merupakan proses penghancuran massa batuan yang disertai perubahan struktur kimia batuan. Pelapukan Organik : merupakan proses penghancuran massa batuan yang disebabkan oleh binatang dan tumbuhan.

54 b. Erosi Erosi atau pengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi, antara lain angin dan air.

55 Macam-macam Erosi Erosi Aliran Permukaan : terjadi apabila intensitas dan atau lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Maka, laju erosi permukaan dipengaruhi oleh kecepatan dan turbulensi aliran. Erosi Angin : merupakan proses pengikisan batuan atau tanah yang dilakukan oleh angin, disebut juga dengan deflasi. Erosi Gletser : disebut juga dengan erosi glasial, yakni erosi yang terjadi akibat pengikisan massa es yang bergerak menuruni lereng. Erosi Air Laut : disebut juga dengan abrasi atau erosi marine. Disebabkan oleh gelombang yang mampu mengikis batuan yang ada di pantai, kemudian diendapka di sekitar pantai tersebut.

56 c. Mass Wasting Mass Wasting (tanah bergerak) adalah perpindahan massa batuan tanah karena pengaruh gaya berat. Proses terjadinya Mass Wasting melalui tahapan pelepasan massa batuan atau tanah dari batuan induknya, pemindahan batuan yang terkikis (transportasi), dan pengendapan (sedimentasi).

57 Bentuk-bentuk Mass Wasting
Tanah longsor (land slide). Tanah amblas/ambruk (subsidence). Tanah nendat (slumping) yakni proses longsoran tana yg gerakannya terputus-putus sehingga hasilnya memperlihatkan bentukan seperti teras. Tanah mengalir (earth flow), yakni gerakan tana yang jenuh air pada lereng-lereng yang landai. Lumpur mengalir (mud flow), yakni sejenis tanah mengali dengan kadar air yang tinggi. Rayapan tanah (soil creep), yakni gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai.

58 d. Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media pengangkutnya berkurang (menjadi lambat).

59 Macam-macam Sedimentasi
Sedimentasi Fluvial : proses pengendapan materi-materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk-bentuk endapan Fluvial : Delta : endapan di muara sungai, baik danau maupun laut. Bantaran Sungai : daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai atau pada kelokan dalam sungai sebagai hasil pengendapan. Sedimentasi Aeolis : proses pengendapan materi-materi yang dibawa atau diangkat oleh angin. Sedimentasi Marine : pengendapan materi hasil abrasi di sepanjang pantai. Bentuk sedimentasi Marine : Gosong : timbunan pasir hasil pengikisan oleh air laut. Tombolo : gosong yang menghubungkan pulau karang dengan pulau utama.

60 BENTANG LAHAN BERDASARKAN KETINGGIAN

61 1. Dataran Rendah 2. Dataran Tinggi 3. Bukit
merupakan bagian permukaan bumi dengan ketinggian 0500 meter di atas permukaan laut. 2. Dataran Tinggi merupakan bagian dari permukaan bumi dengan ketinggian antara meter di atas permukaan laut. 3. Bukit merupakan bagian permukaan bumi berbentuk seperti kubah dengan ketinggian antara meter di daerah sekitarnya.

62 4. Lembah 5. Gunung 6. Pegunungan
merupakan bagian permukaan bumi berbentuk seperti cekungan yang umumnya terletak di antara dua pegunungan atau gunung. Contoh : lembah Baliem di Papua. 5. Gunung merupakan bagian permukaan bumi berbentuk kerucut atau kubah dan terdiri atas satu puncak dengan ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut. 6. Pegunungan merupakan rangkaian gunung yang bersambung. Contoh : pegunungan Barisan di Sumatra dan pegunungan Sudirman di Papua

63 PEDOSFER (LAPISAN TANAH)

64 Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis dan terletak di permukaan bumi paling atas. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk(anorganik) yang bercampur dengan bahan organik.

65 1. Terbentuknya Tanah Komponen Penyusun Tanah :
Partikel mineral berupa bahan anorganik, yaitu hasil perombakan bahanbahan batuan dan anorganik lain yang terdapat di permukaan bumi. Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang serta berbagai kotoran binatang. Air Udara Jasad renik

66 Macam-macam batuan mineral yang menjadi bahan induk pembentuk tanah :
a. Bahan Induk Tanah Macam-macam batuan mineral yang menjadi bahan induk pembentuk tanah : Batuan Mineral Baku meliputi granit, basalt, andesit, riolit, dan diorit. Batuan Mineral Bukan Baku meliputi endapan glasial dan bahan loss.

67 b. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pembentukan Tanah
Matahari : merupakan sumber energi yang paling besar, tetapi tidak semua energinya ditujukan ke bumi. Air dan Udara : Air menjadi faktor yang melunakkan butiran-butiran yang telah hancur oleh panas Matahari. Sedangkan Udara berperan memindahkan debu-debu yang telah terbentuk dan juga berperan dalam menggerakkan uap air di angkasa. Bakteri : Terdiri dari Bakteri Heeterotrof dan Bakteri Autotrof. Cendawan : berperan dalam proses pelapukan bahan induk tanah. Protozoa : menambah kesuburan tanah melalui sisa-sisa tubuh yang ditinggalkannya. Serangga Tanah : melapukkan bahan-bahan organis, meggemburkan tanah dan memperkaya kandungan bahan organis. Cacing Tanah : melapukkan dan menghancurkan bahan-bahan organis dalam tanah, serta menyuburkan tanah.

68 Gambar : Profil Tanah Secara Vertikal
c. Profil Tanah adalah susunan tanah berdasarkan lapisanlapisan tertentu yang menunjukkan tingkat kepadatan, ketebalan, warna dan tekstur yang berbeda-beda. Lapisan-lapisan tanah tersebut dinamakan horizon. Horizon tanah merupakan penampang melintang dari permukaan tanah ingga ke bahan induk tanah. Gambar : Profil Tanah Secara Vertikal

69 Horizon O : Merupakan lapisan permukaan , terdapat banyak akar tanaman dan jasad renik tanah. Lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan humus. Horizon A : Merupakan zona eluviasi yang masih mempunyai banyak humus. Lapisan ini warnanya keabu-abuan dan lebih pucat. Warna pucat tersebut akibat banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama air hujan. Horizon B : merupakan zona akumulasi yang sedikit sekali lapisan humusnya. Disebut zona akumulasi karena lapisan ini merupakan tempat diendapkannya sebagian mineral yang hanyut dari horizon A. Horizon C : merupakan zona terjadinya pelapukan bahan induk tanah. Horizon R : merupakan zona bahan induk tanah (padas asli).

70 2. Tanah di Indonesia JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA :
Histosol (Gambut) Alfisol (Mediteran) Inceptisol (Tanah Muda) Andosol (Vulkanis) Antisol (Aluvial)

71 3. Kerusakan Tanah Penyebab Kerusakan Tanah :
Hilangnya unsur hara dan bahan organik di daerah perakaran. Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinasi) Terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang menjadi racun bagi tanaman. Penjenuhan tanah oleh air (water logging).

72 a. Erosi Tanah adalah proses pengikisan lapisan tanah oleh tenanga air. Erosi dapat terjadi di mana saja, terutama di daerah yang tidak memiliki vegetasi sebagai penutup lahan. Macam-macam Erosi Tanah : Erosi Percik (Splash Erosion) Erosi Lembar (Sheet Erosion) Erosi Alur (Rill Erosion) Erosi Parit (Gully Erosion)

73 Erosi Percik (Splash Erosion)
adalah proses pengikisan tanah yang terjadi akibat adanya percikan air hujan. Percikan tersebut menyebabkan partikel-partikel tanah menjadi hancur dan kemudian diendapkan di tempat lain.

74 Erosi Lembar (Sheet Erosion)
adalah proses pengikisan lapisan tanah paling atas dan tipis sehingga ketebalan tanahnya berkurang. Ciri Erosi Lembar : Air yang mengalir di permukaan tanah berwarna keruh (kuning kecoklatan) karena banyak mengandung partikel tanah. Warna tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi lebih pucat (terang). Terdapat bercak-bercak di permukaan tanah. Kesuburan tanah berkurang karena banyak unsur hara yang hilang.

75 Erosi Alur (Rill Erosion)
Ciri-ciri terjadinya erosi alur : Pengikisan membentuk alur-alur yang amat jelas denan bentuk yang relatif harus di daerah-daerah berlereng dan berkelok.

76 Erosi Parit (Gully Erosion)
Erosi parit umumnya terjadi di daerah-daerah berlereng terjal. Ciri-ciri erosi antara lain lereng-lereng yang tererosi membentuk parit-parit yang dalam dengan penampang seperti huruf V atau U.

77 Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi tanah
Iklim : faktor iklim (hujan) Tanah : meliputi : Tekstur tanah : perbandingan antara jenis liat, lempung, dan pasir. Struktur tanah : susunan butir-butir tanah yang terdiri dari liat, lempung, dan pasir. Infiltrasi tanah : proses masuknya atau meresapnya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal. Kandungan bahan organik : banyaknya bahan organik dan humus sehingga menentukan struktur tanah dan daya tahan air tanah. Topografi : bentuk kemiringan dan panjang lereng yang dapat menentukan laju aliran air di permukaan. Vegetasi : berfungsi menahan jatuhnya hujan langsung ke tanah dan menahan kecepatan aliran permukaan. Campur Tangan Manusia : kegiatan manusia yang kurang bijaksana dalam mengolah hutan dan lahan.

78 b. Pengaruh Erosi Terhadap Kesuburan Tanah
Ciri-ciri penurunan tingkat kesuburan tanah antara lain : Penghanyutan partikel tanah Perubahan struktur tanah Penurunan kapasitas infiltrasi Perubahan profil tanah Lenyapnya unsur hara

79 c. Mengurangi dan Mencegah Kerusakan Tanah
Konservasi secara agronomis : adalah dengan memanfaatkan vegetasi (tanaman) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan lapisan tanah paling atas. Konservasi secara mekanis : adalah tanah yang prinsipnya berupaya mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi. Contohnya : pembuatan guludan dan terasiring. Konservasi secara kimiawi : dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia. Bertujuan untuk memperbaiki kemantapan struktur tanah.

80 4. Degradasi Lahan adalah menurunnyakualitas lahan sehingga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas lahan tersebut yang menyebabkan lahan kritis. Lahan kritis adalah lahan yang lelah mengalami kerusakan secara fisik, kimia dan biologis atau laha tidak mempunyai nilai ekonomis.

81 Apa Dampak Negatif Erosi pada Lahan?
Penurunan kesuburan tanah Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur dan menyisakan tanah pada lapisan bawah yang tidak subur. Menurunnya produktivitas Hilangnya kesuburan lahan akibat erosi sangat berpengaruh terhadap produktivitas lahan. Hal ini terlihat jelas pada daerah-daerah yang mengalami erosi berat.

82 --- SEKIAN ---


Download ppt "DINAMIKA LITOSFER GEOGRAFI SMA KELAS X."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google