Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PRAKTIKUM KONSELING PERORANGAN
Kadek Suranata
2
KEGIATAN PERKULIAHAN Mahasiswa mampu memahami konsep dan Esensi Konseling Perorangan Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi tahapan konseling perorangan Mahasiswa nanpu mengidentifikasi penggunaan Metode, teknik, keterampilam dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu menerapkan teknik-teknik konseling psikoanalitik (Freud) dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu menerapkan Teknik-teknik konseling behavioral dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu Menerapkan prinsip konseling self (Rogers) dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu menerapkan teknik-teknik konseling Rational emotif dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu menerapkan teknik kognitif (CBT) dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu menerapkan teknik konseling Getalt dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu menerapkan teknik konseling Ego (Erikson) dalam konseling perorangan Mahasiswa mampu menerapkan teknik dan konsep konseling Singkat berfokus solusi (SFB) Milton Erikson Mahasiswa mampu menerapkan teknik konseling berbasis kekuatan dalam proses konseling (Strengths Based) Mahasiswa mampu menerapkan Model konseling eklektik (mempribadi) dalam proses konseling Mahasiswa mampu mengevaluasi dan menyusun laporan hasil konseling perorangan
3
PERSPEKTIF DAN MAKNA KONSELING
Proses hubungan komunikasi antar pribadi yang mendalam antara konselor dengan konseli, untuk membantu konseli menemukan dirinya dan mengambil suatu keputusan dalam hidupnya (Suranata, 2019). Inti Proses Konseling Hubungan interpersonal (konseli dan konselor). Konseli percaya kepada konselor Agar konseli: Menemukan dirinya (memahami masa lalu, saat ini, masa depan) Menentukan keputusan untuk mewujudkan dirinya.
4
Mengapa, siapa, bagaimana?
Setiap Orang mengalami masalah Masalah terjadi jika individu tidak menemukan dirinya untuk mengambil keputusan Setiap Orang perlu orang lain untuk menemukan dirinya Setiap orang perlu memahami dirinya secara utuh Making a Right Decision Goal Oriented Every Counseling Effective Daily living
5
KONSELOR SEBAGAI KACA Konselor KONSELI (KI)
Semakin jernih cermin, semakin jelas bayangan yang kita lihat KONSELI (KI)
7
TUGAS UTAMA KONSELOR
9
3 M Mendengar dengan penuh perhatian
Memahami dengan cermat dan penuh makna Merespon dengan tepat dan positif
10
PROSES KONSELING MENU
11
MENU Proses Konseling KONSELI (KI) Konselor (KO)
12
TAHAP KEEFEKTIFAN KONSELING (Suranata, 2019)
7 6 Pasca-KP 5 4 Proses-KP 3 KONSELI (KI) menyadari perlunya konseling (Interest) KONSELI (KI) menykini proses konseling bermanfaat baginya (Feasebilities) KONSELI (KI) memahami proses konseling dan berupaya aktif berpartisipasi (Acceptebility) KONSELI (KI) memahami dirinya dan arah perubahan/ keputusan (Awareness) KONSELI (KI) Berkomitmen untuk mengambil keputusan/ berubah (Comitment) KONSELI (KI) Melaksanakan keputusan/ perubahan KONSELI (KI) Mengevaluasi Perubahan (Self Evaluated) 2 1 Pra-KP
13
ETIKA DASAR PELAYANAN KONSELING 1. Kerahasiaan
2. Kesukarelaan dan Keterbukaan 3. Keputusan diambil oleh KONSELI (KI) sendiri
14
ASAS KERAHASIAAN (Contoh)
Saya, ………………. Dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup dan bersedia menerima, menyimpan, memelihara, menjaga, dan merahasiakan semua data dan keterangan baik dari KONSELI (KI) saya atau dari siapapun juga, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. Saudara..... Saya ingin menyampaikan bahwa apapun yang anda sampaikan dan ungkapkan dalam pertemuan kita ini, akan saya jaga kerahasaiaanya. Jika bisa saya ibaratkan, saya akan menyimpan semua yang telah anda sampaikan ke dalam sebuah petikemas, saya akan kunci petikemas itu dan kuncinya akan saya buang ke lautan yang dalam, sehingga tidak ada satu orangpun yang bisa membuka dan mengetahui isi peti itu Versi metaphor (Suranata, 2019)
15
TEKNIK KONSELING Teknik Umum: untuk meleading proses konseling pada keseluruhan tahap. Teknik Khusus: untuk tujuan khusus dalam kondisi tertentu, bisa berupa strategi training/coaching/psychotherapy
16
TEKNIK UMUM Kontak mata Kontak psikologis Ajakan untuk berbicara
Tiga M (mendengar, memahami, dan merespon) Keruntutan Pertanyaan terbuka Dorongan minimal
17
TEKNIK UMUM (Lanjutan) Refleksi (isi dan perasaan) Penyimpulan
Penafsiran Konfrontasi Ajakan untuk memikirkan sesuatu yg lain Peneguhan hasrat “Penfrustrasian” KONSELI (KI) Strategi “tidak memaafkan KONSELI (KI)”
18
TEKNIK UMUM Suasana diam Interprestasi pengalaman masa lampau
(Lanjutan) Suasana diam Interprestasi pengalaman masa lampau Sentuhan jasmaniah Penilaian Pelaporan
19
TEKNIK KHUSUS Pengubahan kondisi
Pelatihan untuk pengubahan tingkah laku Penguasaan kompetensi Therapy kesadaran dan ketidaksadaran
20
BAGAIMANA KONSELOR BEKERJA MENGGUNAKAN TEKNIK, MODEL
BAGAIMANA KONSELOR BEKERJA MENGGUNAKAN TEKNIK, MODEL. PENDEKATAN KONSELING
21
Konseling Profesional
Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan perilaku KONSELI (KI) yang diperlukan untuk memecahkan kesulitan pribadi yang dihadapinya. Konseling Profesional Layanan terhadap KONSELI (KI) yang dapat dipertang- gungjawabkan dasar keilmuan dan teknologinya Bertitik tolak dari pendekatan-pendekatan yang dijadikan sebagai dasar acuannya Pendekatan konseling : Sistem konseling yang dirancang dan didesain berda-sarkan teori- teori dan terapan-terapannya sehingga muwujud-kan suatu struktur performansi konseling
22
Teknik Konseling… Apa itu Teknik…?
Mengapa konseling menggunakan teknik..? Dalam bagian konseling mana teknik itu digunakan? Bagaimana teknik itu digunakan dalam konseling?
23
Proses Konseling Model Teori/ pendekatan Model Teori/ pendekatan Model
Teknik konseling Model Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teori/ pendekatan Teknik konseling Model Teknik konseling Proses Konseling Teknik konseling Teknik konseling Teori/ pendekatan Model Teknik konseling Teknik konseling Model Teknik konseling Teknik konseling Teori/ pendekatan Teknik konseling Teknik konseling Model Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling
24
KONSELI KASUS/MASALAH
KONSELOR Setidaknya ada 11 teori Dan ratusan teknik konseling …..??????? Pakai yang mana,,,,,,,,……..??? K O N S E L I G TEORI; TEKNIK KONSELING KONSELI KASUS/MASALAH
25
STRATEGI IMPLEMENTASI TEKNIK/MODEL KONSELING DALAM PROSES KONSELING
HARAPAN KENYATAAN SESUAI = OK ----KES GAP/T.SESUAI = T. OK-----KES-T KEBERADAAN MANUSIA KES= Kehidupan efektif sehari hari, yang memungkinkan berkembangnya segala potensi yang dimiliki manusia KES-T = Kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu, yang menghambat berkembangnya potensi yang dimiliki.
26
UPAYA MENYIKAPI KES-T KES-T GAP /MASALAH KONSEKUENSI (AKIBAT)
L. BELAKANG (PENYEBAB) (Perlu dipahami, sudah terjadi, tidak bisa dirubah, berkontribusi besar terhadap timbulnya masalah) KES-T GAP /MASALAH ( Bentuk keberadaan/ketidaksesuaian harapan dan kenyataan yang menciptakan kondisi KES-T KONSEKUENSI (AKIBAT) (BENTUK KES-T Yang terjadi)
27
STRATEGI IMPLEMENTASI TEORI KONSELING
L. BELAKANG (PENYEBAB) (Perlu dipahami, sudah terjadi, tidak bisa dirubah, berkontribusi besar terhadap timbulnya masalah) KES-T GAP /MASALAH ( Bentuk keberadaan/ketidaksesuaian harapan dan kenyataan yang menciptakan kondisi KES-T Apakah masa lalu memicu masalah? Apakah masalah timbul dari kurangnya kesadaran diri? Apakah masalah masalah timbul karena interaksi yang salah dgn lingkungan Dsb…? Teori Konseling yang Relevan Teori dan teknik yang Relevan Seperti Apa keberadaan Konseli: Apakah konseli merasa Cemas? Apakah konseli merasa rendah diri? dsb KES yang ingin dicapai
28
PETA PIKIR (Mind Map) URAIAN KONDISI ……………………………………………..
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ……………………………………………. Latar Belakangnya …………………………………………………………………………………………… KES-T …………………………………… ARAH KES …………………………………………. MASALAH …………………………………………………………………………………………………. TEORI KONSELING, PROSEDUR/TEKNIK KONSELING
29
Contoh
31
MENDENGAR: apa yang Disampaikan dengan kata-kata
Diperlihatkan melalui raut muka Ditunjukkan melalui gerak gerik Terkandung dalam perasaan dan pikiran Ada di dalam situasi yang berkembang
32
MENDENGAR: dengan Penuh konsentrasi
Terarah langsung kepada klien dan penampilannya Kontak mata: daerah pas photo Kontak psikologis KTPS (Unconditional positive regards) Dorongan minimal
33
MEMAHAMI: terhadap Isi: - pikiran - perasaan Kecenderungan pribadi
Kondisi diri dan lingkungan Masalah yang dialami Situasi yang berkembang
34
MEMAHAMI: untuk Mendiskripsikan kondisi klien Mengambil kesimpulan
Merumuskan kata kunci Mengembangkan konsep Mempersiapkan respon (yang runtut)
35
MERESPON: dengan tepat, sesuai dengan materi yang dikemukakan klien
secara positif, mengarahkan kepada hal-hal yang baik, bagi diri klien dan pengembangan proses konseling; segi kebahasaan dan cara penyampaiannya yang baik
36
Tepat: materinya berdasarkan inti yang dikemukakan klien
materinya dalam ruang waktu yang sesuai disampaikan dengan bahasa yang tepat
37
Positif: isi respon bermakna positif
penyampaiannya dapat diterima dengan baik mengarah kepada pendalaman permasalahan
39
Kontak Psikologis Konselor Klien
40
Klien Kontak Mata
41
KTPS Menjunjung kehormatan dan keunikan diri klien
Menerima klien apa adanya Tangan terbuka, dada lapang Tidak berprasangka thd. klien Tidak menetapkan syarat kepada klien
42
DORMIN Tanda bahwa konselor: - mengikuti pembicaraan klien
- menahami pembicaraan klien Mendorong klien untuk terus membuka diri Dengan kata atau isyarat yang tepat Dengan intonasi yang tepat Dalam waktu yang tepat
43
KERUNTUTAN Ki Ko Ki Ko Ki
44
Keseluruhan Proses 3 M Keruntutan Seluruh tahap proses layanan 1 2 3 4
5
45
Keseluruhan Teknik 3 M Keruntutan Seluruh Teknik yang digunakan 1 2
Dst
47
Konseling Profesional Pendekatan konseling :
Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan perilaku KONSELI (KI) yang diperlukan untuk memecahkan kesulitan pribadi yang dihadapinya. Konseling Profesional Layanan terhadap KONSELI (KI) yang dapat dipertang- gungjawabkan dasar keilmuan dan teknologinya Bertitik tolak dari pendekatan-pendekatan yang dijadikan sebagai dasar acuannya Pendekatan konseling : Sistem konseling yang dirancang dan didesain berda-sarkan teori- teori dan terapan-terapannya sehingga muwujud-kan suatu struktur performansi konseling
48
Teknik Konseling… Apa itu Teknik…? Mengapa konseling menggunakan teknik..? Dalam bagian konseling mana teknik itu digunakan? Bagaimana teknik itu digunakan dalam konseling? MENU
49
Proses Konseling Model Teori/ pendekatan Model Teori/ pendekatan Model
Teknik konseling Model Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teori/ pendekatan Teknik konseling Model Teknik konseling Proses Konseling Teknik konseling Teknik konseling Teori/ pendekatan Model Teknik konseling Teknik konseling Model Teknik konseling Teknik konseling Teori/ pendekatan Teknik konseling Teknik konseling Model Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling Teknik konseling MENU
50
KONSELI KASUS/MASALAH
KONSELOR K O N S E L I G TEORI; TEKNIK KONSELING KONSELI KASUS/MASALAH MENU
51
KONSELI KASUS/MASALAH
KONSELOR Setidaknya ada 11 teori Dan ratusan teknik konseling …..??????? Pakai yang mana,,,,,,,,……..??? K O N S E L I G TEORI; TEKNIK KONSELING KONSELI KASUS/MASALAH MENU
52
STRATEGI IMPLEMENTASI TEORI KONSELING DALAM PROSES KONSELING
HARAPAN KENYATAAN SESUAI = OK ----KES GAP/T.SESUAI = T. OK-----KES-T KEBERADAAN MANUSIA KES= Kehidupan efektif sehari hari, yang memungkinkan berkembangnya segala potensi yang dimiliki manusia KES-T = Kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu, yang menghambat berkembangnya potensi yang dimiliki. MENU
53
MENU KES-T GAP /MASALAH KONSEKUENSI (AKIBAT) L. BELAKANG (PENYEBAB)
UPAYA MENYIKAPI KES-T L. BELAKANG (PENYEBAB) KES-T GAP /MASALAH KONSEKUENSI (AKIBAT) MENU
54
(BENTUK KES-T Yang terjadi)
UPAYA MENYIKAPI KES-T L. BELAKANG (PENYEBAB) (Perlu dipahami, sudah terjadi, tidak bisa dirubah, berkontribusi besar terhadap timbulnya masalah) KES-T GAP /MASALAH ( Bentuk keberadaan/ketidaksesuaian harapan dan kenyataan yang menciptakan kondisi KES-T KONSEKUENSI (AKIBAT) (BENTUK KES-T Yang terjadi) MENU
55
UPAYA Membina KES-T menjadi KES
L. BELAKANG (PENYEBAB) DIPAHAMI UNTUK MENENTUKAN ARAH UPAYA PEMECAHAN, Konsep Teori, Prosedur Konseling yang sesuai) KES-T GAP /MASALAH JARAK ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN DIMINIMALISASI (GAP DIKURANGI) dengan intervensi upaya pembinaan yang relevan dengan L belakang dan arah KES yang ingin dituju) KONSEKUENSI (AKIBAT) (KES-T di ubah Menjadi KES) MENU
56
STRATEGI IMPLEMENTASI TEORI KONSELING
L. BELAKANG (PENYEBAB) (Perlu dipahami, sudah terjadi, tidak bisa dirubah, berkontribusi besar terhadap timbulnya masalah) KES-T GAP /MASALAH ( Bentuk keberadaan/ketidaksesuaian harapan dan kenyataan yang menciptakan kondisi KES-T Apakah masa lalu memicu masalah? Apakah masalah timbul dari kurangnya kesadaran diri? Apakah masalah masalah timbul karena interaksi yang salah dgn lingkungan Dsb…? Teori Konseling yang Relevan Teori dan teknik yang Relevan Seperti Apa keberadaan Konseli: Apakah konseli merasa Cemas? Apakah konseli merasa rendah diri? dsb KES yang ingin dicapai MENU
57
MENU URAIAN KASUS …………………………………………….. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
PETA PIKIR (Mind Map) URAIAN KASUS …………………………………………….. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ……………………………………………. Latar Belakangnya …………………………………………………………………………………………… KES-T ……………………………………ARAH KES …………………………………………. MASALAH …………………………………………………………………………………………………. TEORI KONSELING, PROSEDUR/TEKNIK KONSELING
58
PROSES KONSELING MENU
59
MENU Proses Konseling KONSELI (KI) Konselor (KO)
60
TAHAP KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING
5 Pasca-KP 4 Proses-KP 3 2 1 Pra-KP MENU
61
Lima Tahap MENU KONSELI (KI) menyadari bahwa dirinya bermasalah
1 KONSELI (KI) menyadari bahwa dirinya bermasalah KONSELI (KI) menyadari bahwa dirinya memerlukan bantuan untuk mengentaskan masalahnya KONSELI (KI) mencari sumber (dalam hal ini Konselor) yang dapat memberikan bantuan KONSELI (KI) terlibat secara aktif dalam proses perbantuan (dalam hal ini proses layanan Konseling) KONSELI (KI) menerapkan hasil upaya bantuan 2 3 4 5
62
ETIKA DASAR PELAYANAN KONSELING
1. Kerahasiaan 2. Kesukarelaan dan Keterbukaan 3. Keputusan diambil oleh KONSELI (KI) sendiri MENU
63
ASAS KERAHASIAAN Saya, ………………. Dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup dan bersedia menerima, menyimpan, memelihara, menjaga, dan merahasiakan semua data dan keterangan baik dari KONSELI (KI) saya atau dari siapapun juga, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. MENU
64
TEKNIK KONSELING Teknik Umum: untuk mengembangkan proses konseling pada umumnya. Teknik Khusus:untuk mengubah tingkah laku KONSELI (KI). MENU
65
Ajakan untuk berbicara Tiga M (mendengar, memahami, dan merespon)
TEKNIK UMUM Kontak mata Kontak psikologis Ajakan untuk berbicara Tiga M (mendengar, memahami, dan merespon) Keruntutan Pertanyaan terbuka Dorongan minimal MENU
66
TEKNIK UMUM (Lanjutan) MENU Refleksi (isi dan perasaan) Penyimpulan
Penafsiran Konfrontasi Ajakan untuk memikirkan sesuatu yg lain Peneguhan hasrat “Penfrustrasian” KONSELI (KI) Strategi “tidak memaafkan KONSELI (KI)” MENU
67
Interprestasi pengalaman masa lampau
TEKNIK UMUM (Lanjutan) Suasana diam Interprestasi pengalaman masa lampau Sentuhan jasmaniah Penilaian Pelaporan MENU
68
Pelatihan untuk pengubahan tingkah laku Penguasaan kompetensi
TEKNIK KHUSUS Pengubahan kondisi Pelatihan untuk pengubahan tingkah laku Penguasaan kompetensi MENU
69
Pemberian informasi (8) Latihan penenangan: sederhana dan penuh (9)
TEKNIK KHUSUS Pemberian informasi (8) Latihan penenangan: sederhana dan penuh (9) Sesitisasi (10) MENU
70
TEKNIK KHUSUS (Lanjutan) Kursi kosong (1)
Permainan peran dan permainan dialog (2) Latihan keluguan/ asertif (3) Analisis transaksional (4) Kontrak (5) Desensitisasi sistematis (6) Asosiasi bebas (7) MENU
71
DALAM PROSES KONSELING
PENTAHAPAN DALAM PROSES KONSELING 1 2 3 4 5 MENU
72
PENTAHAPAN Tahap pengantaran Tahap penjajakan Tahap penafsiran
(Lanjutan) Tahap pengantaran Tahap penjajakan Tahap penafsiran Tahap pembinaan Tahapan penilaian MENU
73
MENU
74
3 M Mendengar dengan penuh perhatian
Memahami dengan cermat dan penuh makna Merespon dengan tepat dan positif MENU
75
MENDENGAR: apa yang Disampaikan dengan kata-kata
Diperlihatkan melalui raut muka Ditunjukkan melalui gerak gerik Terkandung dalam perasaan dan pikiran Ada di dalam situasi yang berkembang MENU
76
MENDENGAR: dengan Penuh konsentrasi
Terarah langsung kepada KONSELI (KI) dan penampilannya Kontak mata: daerah pas photo Kontak psikologis KTPS Dorongan minimal MENU
77
KONSELI (KI) Kontak Mata MENU
78
Kontak Psikologis Konselor KONSELI (KI) MENU
79
KTPS Menjunjung kehormatan dan keunikan diri KONSELI (KI)
Menerima KONSELI (KI) apa adanya Tangan terbuka, dada lapang Tidak berprasangka thd. KONSELI (KI) Tidak menetapkan syarat kepada KONSELI (KI) MENU
80
- mengikuti pembicaraan KONSELI (KI)
DORMIN (dorongan minimal) Tanda bahwa konselor: - mengikuti pembicaraan KONSELI (KI) - menahami pembicaraan KONSELI (KI) Mendorong KONSELI (KI) untuk terus membuka diri Dengan kata atau isyarat yang tepat Dengan intonasi yang tepat Dalam waktu yang tepat MENU
81
MEMAHAMI: terhadap Isi: - pikiran - perasaan Kecenderungan pribadi
Kondisi diri dan lingkungan Masalah yang dialami Situasi yang berkembang MENU
82
MEMAHAMI: untuk Mendiskripsikan kondisi KONSELI (KI)
Mengambil kesimpulan Merumuskan kata kunci Mengembangkan konsep Mempersiapkan respon (yang runtut) MENU
83
dengan tepat, sesuai dengan materi yang dikemukakan KONSELI (KI)
MERESPON: dengan tepat, sesuai dengan materi yang dikemukakan KONSELI (KI) secara positif, mengarahkan kepada hal-hal yang baik, bagi diri KONSELI (KI) dan pengembangan proses konseling; segi kebahasaan dan cara penyampaiannya yang baik MENU
84
Tepat: materinya berdasarkan inti yang dikemukakan KONSELI (KI)
materinya dalam ruang waktu yang sesuai disampaikan dengan bahasa yang tepat MENU
85
Positif: isi respon bermakna positif
penyampaiannya dapat diterima dengan baik mengarah kepada pendalaman permasalahan MENU
86
KERUNTUTAN Ki Ko Ki Ko Ki MENU
87
Keseluruhan Proses 3 M Keruntutan Seluruh tahap proses layanan 1 2 3 4
5 MENU
88
Keseluruhan Teknik 3 M Keruntutan Seluruh Teknik yang digunakan 1 2
Dst MENU
89
PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING
REVIEW PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING MENU
90
PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALISIS MENU
91
Pandangan tentang manusia
KONSEP DASAR Pandangan tentang manusia Manusia cenderung pesimistik, deterministik, mekanistik dan reduksionistik Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh peristiwa- peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya Tingkah laku manusai : (1) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan insting-instingnya, (2) dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan ditentutkan oleh faktor-faltor interpersonal dan intrapsikis. MENU
92
Pandangan tentang Kepribadian
Tingkatan Kesadaran 1. Kesadaran : - tingkatan yang memiliki fungsi mengingat, menyadari, dan merasakan sesuatu secara sadar - Kesadaran ini memiliki ruang yang terbatas dan tampak pada saat individu menyadari berbagai stumulus yang ada disekitarnya. MENU
93
MENU Pandangan tentang Kepribadian Tingkatan Kesadaran 1. Kesadaran :
- tingkatan yang memiliki fungsi mengingat, menyadari, dan merasakan sesuatu secara sadar - Kesadaran ini memiliki ruang yang terbatas dan tampak pada saat individu menyadari berbagai stumulus yang ada disekitarnya. 2. Ambang sadar - Tingkatan kesadaran yang menyimpoan ide, ingatan, dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ke tingkat kesadaran. - Bukan merupakan bagian dari tingkat kesadaran, tetapi merupakan tingkatan lain yang biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyedari sesuatu 3. Ketidaksadaran - Tingkatan dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalam ketidaksadaran. - Tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh perasaan dan pikiran yang tersimpan di tingkat ketidaksadaran ini. MENU
94
Struktur Kepribadian MENU
Kepribadian manusia terdiri atas tiga sub sistem, yaitu id, ego dan super ego Id adalah sistem dasar kepribadian yang merupakan sumber dari dari pada segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita Super Ego merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kontrol internal, yang terdiri dari kata hati (apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan) dan Ego-ideal (apa yang seharusnya saya menjadi).
95
- Psikoanalisis memandang bahwa organisme
Dinamika Kepribadian - Psikoanalisis memandang bahwa organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks. - Energi beresal dari makanan (energi fisik) yang dapat berubah menjadi energi psikis - Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan dan digunakan oleh id, ego, dan super ego MENU
96
Perkembangan Kepribadian
- Kepribadian individu mulai terbentuk pada tahuan-tahun pertama di masa kanak-kanak. - Pada umur 5 tahun struktur dasar kepribadian individu telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut - Perkembangan kepribadian berkenaan dengan bagaimana individu belajar dengan cara-cara baru dalam mereduksi ketegangan atau kecemasan dialami dalam kehidupannya. - Ketegangan atau kecemasan tersebut bersumber pada empat unsur, yaitu (1) proses pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi, (3) konflik, dan (4) ancaman.
97
Cara ego menghadari ancaman yang menimbulkan ketegangan atau kecemasan : mekanisme pertahanan ego. Bentuk-bentuk mekanisme perthanan ego antara lain : - Identifikasi - Represi - Proyeksi - Fiksasi - Regresi MENU
98
Perkembangan kepribadian individu dari sejak lahir hingga dewasa terjadi dalam fase-fase :
1. Fase Oral 2. Fase Anal 3. Fase Phallis 4. Fase Latent 5. Fase Genital MENU
99
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
Tingkah laku bermasalah disebabkan oleh kekacauan dalam berfungsinya individu yang bersumber pada : - dinamika yang tidak efektif antara id, ego, dan super ego - proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak. MENU
100
TUJUAN KONSELING Membantu KONSELI (KI) untuk membentuk kembali struktur karakternya dengan mejadikan hal-hal yang tidak disadari menjadi disadari oleh KONSELI (KI). Secara spesifik : a. Membawa KONSELI (KI) dari dorongan-dorongan yang ditekan (ketidaksadaran) yang mengakibatkan kecemasan kearah perkembangan kesadaran intelektual b. Menghidupkan kembali masa lalu KONSELI (KI) dengan menembus konflik yang direpres c. Memberikan kesempatan kepada KONSELI (KI) untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya. MENU
101
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati kembali pengalaman- pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampai ditata, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstriksi kepribadian. Menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidakdasaran. Pemahaman intelektual penting, tetapi yang lebih penting mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri. MENU
102
- merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk dianalisis
Dalam konseling psikoanalisis terdapat dua bagian hubungan konselor dengan KONSELI (KI), yaitu aliansi dan transferensi. Aliansi : sikap KONSELI (KI) kepada konselor yang relatif rasional, realistik, dan tidak neurosis (merupakan prakondisi untuk terwujudnya keberhasilan konseling). Tranferensi : - pengalihan segenap pengalaman KONSELI (KI) di masa lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya yang ditujukan kpd konselor - merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk dianalisis - membantu KONSELI (KI) untuk mencapai pemahaman tentang bagaimana dirinya telah salah dalam menerima, menginterpretasikan, dan merespon pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya dengan masa lalunya. MENU
103
Konselor memberikan perhatian kepada resistensi KONSELI (KI)
Peran utama konselor dalam konseling ini adalah membantu KONSELI (KI) dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara yang realistis. Konselor membangun hubungan kerja sama dengan KONSELI (KI) dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi KONSELI (KI) Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. MENU
104
Ada lima teknik dasar dalam konseling psikoanalisis, yaitu :
TEKNIK KONSELING Teknik-teknik konseling psikoanalisis diarahkan untuk mengembangkan suasana bebas tekanan. Dalam suasana bebas itu KONSELI (KI) menelusuri apa yang tepat dan tidak tepat pada tingkah lakunya dan mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku baru. Ada lima teknik dasar dalam konseling psikoanalisis, yaitu : (1) asosiasi bebas, (2) interpretasi, (3) analisis mimpi, (4) analisis resistensi, dan (5) analisis transferensi. MENU
105
- Prosedur dasar yang digunakan dalam
1. Asosiasi Bebas Teknik pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lampau : KONSELI (KI) memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri. 2. Interpretasi - Prosedur dasar yang digunakan dalam analisis mimpi, resistensi, dan transferensi - Penjelasan makna tingkah laku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan transferensi. MENU
106
Rambu-rambu Interpretasi :
Interpretasi disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yg disadari KONSELI (KI). Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional KONSELI (KI)). Menetapkan resistensi atau pertahan-an sebelum menginterpretasikan emo-si atau konflik. MENU
107
3. Analisis Mimpi Teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu KONSELI (KI) un-tuk memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalah yg belum terpecahan. 4. Analisis Transferensi Teknik mendorong KONSELI (KI) untuk menghi-dupkan kembali masa lampaunya dalam konseling Tujuan : a. KONSELI (KI) memperoleh pemahaman atas pengalaman pengalaman tak sadar dan pengaruh masa lampau terhadap kehidupan sekarang; b. Memungkinkan KONSELI (KI) menembus konflik masa lampau yang diperta-hankan hingga sekarang & menghambat perkembangan emosinya. MENU
108
- Perilaku utk mempertahankan kecemasan
Analisis Resistensi Resistensi : - Perilaku utk mempertahankan kecemasan - Menghambat pengungkapan pengalaman tak disadari - Menghambat jalannya/proses konseling teknik membantu KONSELI (KI) agar menyadari alasan dibalik resistensinya : bisa menghilangkannya MENU
109
KETERBATASAN PENDEKATAN
1. Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan. 2. Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab individu berkurang. 3. Cenderung meminimalkan rasionalitas. 4. Data penelitian empiris kurang banyak mendukung sistem dan konsep psikoanalisis, seperti konsep tentang energi psikis yang menentukan tingkah laku manusia. MENU
110
PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL MENU
111
MENU Manusia : mahluk reaktif yang tingkah lakunya
KONSEP DASAR Manusia : mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar Manusia memulai kehidupannya dengan mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian MENU
112
Pembiasaan klasik, Pembiasaan operan Peniruan.
Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum- hukum belajar : Pembiasaan klasik, Pembiasaan operan Peniruan. MENU
113
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi- kondisi pembentukan tingkah laku. Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang tidak menyenang-kan. MENU
114
Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diteri-manya. Memahami kepribadian manusia : mempelajari dan memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah laku MENU
115
KARAKTEISTIK KONSELING BEHAVIORAL :
Berfokus pada tingkah laku yang tampak Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik Penilaian obyektif terhadap tujuan konseling MENU
116
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentu dari cara belajar atau lingkungan yang salah MENU
117
Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya
Tingkah laku maladaptif terjadi karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar MENU
118
TUJUAN KONSELING Mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah) untuk di- gantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan KONSELI (KI). MENU
119
Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik
Diinginkan oleh KONSELI (KI) Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan tersebut KONSELI (KI) dapat mencapai tujuan tersebut Dirumuskan secara spesifik Konselor dan KONSELI (KI) bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling. MENU
120
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Proses konseling dibingkai oleh kerangka kerja untuk mengajar KONSELI (KI) dalam mengubah tingkah lakunya Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut Konselor mendorong KONSELI (KI) untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah. MENU
121
2. Goal setting Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan KONSELI (KI) menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Konselor dan KONSELI (KI) mendifinisikan masalah yang dihadapi KONSELI (KI) b. KONSELI (KI) mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sbg hasil konseling MENU
122
c. Konselor dan KONSELI (KI) mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan KONSELI (KI) : 1) apakah merupakan tujuan yang benar-benar diinginkan KONSELI (KI) 2) apakah tujuan itu realistik 3) kemungkinan manfaatnya 4) kemungkinan kerugiannya. MENU
123
d. Konselor dan KONSELI (KI) membuat keputusan apakah : 1) melanjutkan konseling dengan mentapkan teknik yang akan dilaksanakan 2) mempertimbangkan kembali tujuan yang akan dicapai 3) melakukan referal MENU
124
3. Technique implementation menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling 4. Evaluation termination melakukan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling 5. Feedback memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meingkatkan proses konseling. MENU
125
TEKNIK KONSELING Teknik konseling behavioral diarahkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang memben-tuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat dibentuk MENU
126
MENU Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan Agar KONSELI (KI) terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku KONSELI (KI). MENU
127
Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terham-batnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung) Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak MENU
128
TEKNIK-TEKNIK KONSELING
Latihan Asertif Digunakan untuk melatih KONSELI (KI) yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar Terutama berguna di antaranya untuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon posistif lainnya Cara : permainan peran dengan bimbingan konselor, diskusi kelompok MENU
129
Desensitisasi Sistematis
Memfokuskan bantuan untuk menenangkan KONSELI (KI) dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan KONSELI (KI) untuk rileks Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan MENU
130
Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap
Tingkah laku yang diperkuat secara negatif biasanya merupakan kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. MENU
131
Pengkondisian Aversi MENU
Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan meningkatkan kepekaan KONSELI (KI) agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut Stimulus yang tidak menyenangkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya tingkah laku yang tidak dikehendaki kemunculannya Pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara tingkah laku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan. MENU
132
Pembentukan Tingkah laku Model
Digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada KONSELI (KI), dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk Konselor menunjukkan kepada KONSELI (KI) tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh Tingkah laku yang berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor : dapat berupa pujian sebagai ganjaran sosial. MENU
133
KETERBATASAN PENDEKATAN
Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek pribadi, bersifat manipulatif, dan mengabaikan hubungan antar pribadi Lebih terkonsentrasi kepada teknik Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor MENU
134
Konstruksi belajar yang dikembangkan
dan digunakan oleh konselor behavioral tidak cukup komprehensif untuk menje- laskan belajar dan harus dipandang hanya sebagai suatu hipotesis yang harus diuji 5. Perubahan KONSELI (KI) hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk tingkah laku yang lain. MENU
135
PENDEKATAN KONSELING GESTALT MENU
136
KONSEP DASAR Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. MENU
137
Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. MENU
138
MENU Hakikat manusia menurut Gestalt :
Hanya dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu Aktor bukan reaktor MENU
139
Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya
Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif. MENU
140
Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia :
tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang. MENU
141
Kecemasan : MENU “kesenjangan antara saat sekarang dan
yang akan datang” Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpu-kau pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan. MENU
142
Unfinished business (urusan yang tak selesai)
perasaan-perasaan yang tidak tersalurkan/terungkapkan seperti : dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan MENU
143
Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan di ba-wa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubung-an yang efektif dengan dirinya sendi-ri dan orang lain Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia berani mengha-dapi dan menangani/mengatasinya MENU
144
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog” Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi. MENU
145
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
Perkembangan yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self) Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi MENU
146
MENU Spektrum tingkah laku bermasalah : Kepribadian kaku (rigid)
Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantung Menolak berhubungan dengan lingkungan Memeliharan unfinished bussiness Menolak kebutuhan diri sendiri Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam-putih” . MENU
147
menghadapi tantangan dan kenyataan yang harus dihadapi
TUJUAN KONSELING Tujuan utama : Membantu KONSELI (KI) berani menghadapi tantangan dan kenyataan yang harus dihadapi KONSELI (KI) dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya. MENU
148
Melalui konseling konselor membantu KONSELI (KI) agar potensi
Individu yang bermasalah pada umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh, ia baru memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang dimilikinya Melalui konseling konselor membantu KONSELI (KI) agar potensi yang baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal. MENU
149
Membantu KONSELI (KI) menuju pencapaian integritas kepribadiannya
Tujuan spesifik Membantu KONSELI (KI) agar dapat memper-oleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda-patkan insight secara penuh Membantu KONSELI (KI) menuju pencapaian integritas kepribadiannya MENU
150
3. Mengentaskan KONSELI (KI) dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself) 4. Meningkatkan kesadaran individual agar KONSELI (KI) dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik. MENU
151
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Fokus utama konseling : bagaimana keadaan KONSELI (KI) sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya Tugas konselor : mendorong KONSELI (KI) untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya KONSELI (KI) bisa diajak untuk memilih dua alternatif, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang MENU
152
Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujuan agar KONSELI (KI) menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatan- hambatn yang menyebabkan KONSELI (KI) tidak dapat berdiri sendiri Konselor membantu KONSELI (KI) menghadapi transisi dari ketergantungannya terhadap faktor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan membuka ketersesatan atau kebuntuan KONSELI (KI). MENU
153
Pada saat KONSELI (KI) mengalami gejala kesesatan dan KONSELI (KI) menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya tidak berdaya, bodoh, atau gila Konselor membantu membuat perasaan KONSELI (KI) untuk bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya sehingga potensinya dapat berkembang lebih optimal. MENU
154
Deskripsi Fase-fase Proses Konseling :
Fase pertama konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada KONSELI (KI) Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap KONSELI (KI) berbeda, karena masing-masing KONSELI (KI) mempunyai keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan. MENU
155
Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase ini, yaitu :
Fase kedua Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan KONSELI (KI) untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi KONSELI (KI) Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase ini, yaitu : MENU
156
MENU Membangkitkan motivasi KONSELI (KI) :
memberi kesempatan KONSELI (KI) untuk menyadari ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya Makin tinggi kesadaran KONSELI (KI) terhadap ketidakpuasannya semakin besar motivasi untuk mencapai perubahan dirinya, sehingga makin tinggi pula keinginannya untuk bekerja sama dengan konselor. Mebangkitkan otonomi KONSELI (KI) : menekankan kepada KONSELI (KI) bahwa KONSELI (KI) boleh menolak saran-saran konselor asal dapat mengemukakan alasan-alasannya secara bertanggung jawab. MENU
157
Fase ketiga Konselor mendorong KONSELI (KI) untuk mengatakan perasaan- perasaannya pada saat ini KONSELI (KI) diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini. MENU
158
Kadang-kadang KONSELI (KI) diperbolahkan memproyeksikan dirinya kepada konselor
Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan celah-celah kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat diidentifikasi apa yang harus dilakukan KONSELI (KI). MENU
159
Fase keempat Setelah KONSELI (KI) memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya, konselor mengantarkan KONSELI (KI) memasuki fase akhir konseling Pada fase ini KONSELI (KI) menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi. MENU
160
KONSELI (KI) telah memiliki kepercayaan pada potensinya, menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya. Dalam situasi ini KONSELI (KI) secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan potensi dirinya. MENU
161
Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal
Penekanan Tanggung Jawab KONSELI (KI), konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu KONSELI (KI) tetapi tidak akan bisa mengubah KONSELI (KI), konselor menekankan agar KONSELI (KI) mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya. MENU
162
MENU Orientasi Sekarang dan Di Sini
Konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang Konselor tidak bertanya dengan pertanyaan “mengapa”. MENU
163
MENU Orientasi Eksperiensial
konselor meningkatkan kesadaran KONSELI (KI) tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga KONSELI (KI) mampu mengintegrasikan kembali dirinya: KONSELI (KI) mempergunakan kata ganti personal KONSELI (KI) mengubah kalimat pertanyaan menjadi pernyataan KONSELI (KI) mengambil peran dan tanggung jawab KONSELI (KI) menyadari bahwa ada hal-hal positif dan/atau negative pada diri atau tingkah lakunya MENU
164
Teknik-teknik Konseling Gestal
Permainan Dialog Teknik ini dilakukan dengan cara KONSELI (KI) dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya : kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak MENU
165
Kecenderungan “anak baik” lawan kecenderungan “anak bodoh”
Kecenderungan bertanggung jawab lawan kecenderungan masa bodoh Kecenderungan otonom lawan kecenderungan tergantung Kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan lemah MENU
166
Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada akhirnya KONSELI (KI) akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”. MENU
167
Latihan Saya Bertanggung Jawab
Teknik untuk membantu KONSELI (KI) agar mengakui dan menerima perasaan- perasaannya dari pada memproyek-sikan perasaannya itu kepada orang lain. Dalam teknik ini konselor meminta KONSELI (KI) untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian KONSELI (KI) menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat : “...dan saya bertanggung jawab atas hal itu”. MENU
168
Misalnya : “Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas kejenuhan itu” “Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”. “Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu”. Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan KONSELI (KI) akan perasaan-perasaan yang mungkin selama ini diingkarinya. MENU
169
MENU Bermain Proyeksi Proyeksi :
Memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya kepada orang lain MENU
170
Sering terjadi, perasaan-perasaan yang dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut yang dimilikinya Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada KONSELI (KI) untuk mencobakan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain. MENU
171
MENU Teknik Pembalikan
Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasarinya Dalam teknik ini konselor meminta KONSELI (KI) untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya. MENU
172
Misalnya : Konselor memberi kesempatan kepada KONSELI (KI) untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi KONSELI (KI) pemalu yang berlebihan MENU
173
MENU Tetap dengan Perasaan
Teknik ini dapat digunakan untuk KONSELI (KI) yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya Konselor mendorong KONSELI (KI) untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu. MENU
174
Kebanyakan KONSELI (KI) ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan Dalam hal ini konselor tetap mendorong KONSELI (KI) untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong KONSELI (KI) untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu. MENU
175
Untuk membuka dan membuat jalan me- nuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru :
tidak cukup hanya mengkonfron- tasi dan menghadapi perasaan- perasaan yang ingin dihindarinya membutuhkan keberanian dan pengalam- an untuk bertahan dalam kesakitan pera- saan yang ingin dihindarinya itu. MENU
176
1 TEKNIK KURSI KOSONG Adalah teknik khusus yang digunakan dalam konseling, bertujuan mengubah tingkah laku KONSELI (KI) dengan cara berkomunikasi melalui alat bantu yaitu “Kursi Kosong” Teknik ini hampir sama dengan Pemberian Contoh, di mana konselor memperlihatkan pola tingkah laku dan pola komunikasi MENU
177
1 TUJUAN Mengatasi masalah KONSELI (KI) yang menyangkut hubungan antar orang Merubah tingkah laku KONSELI (KI) dan cara komunikasi KONSELI (KI) dengan menggunakan media “kursi kosong” KONSELI (KI) mampu berkomunikasi dengan baik sehingga masalahnya terentaskan MENU
178
SYARAT PENGGUNAAN TEKNIK “KURSI KOSONG”
1 Masalah Hubungan Antar Orang (HAO) Hubungan yang tidak harmonis dan komunikasi yang tidak lancar KONSELI (KI) tidak megetahui untuk memulai pembicaraan KONSELI (KI) menyadari perlunya latihan. Konselor harus memiliki keterampilan berkomunikasi MENU
179
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN TEKNIK KURSI KOSONG
1 KONSELI (KI) menyampaikan sesuatu/bicara pada yang bersangkutan (melalui media Kursi Kosong) dengan bahasa yang baik dan tepat. Setelah KONSELI (KI) menyampaikan sesuatu/bicara, lalu KONSELOR MENGANALISIS pembicaraan itu BERSAMA KONSELI (KI). Kemudian DIPERBAIKI, DICOBA LAGI, dan di ANALISIS SAMPAI BENAR dan TEPAT. KONSELI (KI) diminta memutar kursi menghadap konselor dan menganalisis kembali hasil latihan yang telah dilakukan. MENU
180
MENU 1 PENEGUHAN HASRAT Adalah suatu teknik yang pada hematnya sangat berarti, dimana dapat membuat KONSELI (KI) lebih punya keinginan, keyakinan dan prinsip yang kuat untuk mau melakukan pengubahan tingkah laku Catatan: Peneguhan hasrat adalah implikasi dari reinforcement/penguatan terhadap respon KONSELI (KI).
181
TUJUAN PENEGUHAN HASRAT
1 TUJUAN PENEGUHAN HASRAT Memantapkan apa yang menjadi pilihan/keputusan KONSELI (KI) Memberikan perhatian sepenuhnya terhadap usaha meneguhkan janji KONSELI (KI) Membuat KONSELI (KI) mau bekerja keras untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya KONSELI (KI) mau melakukan apa yang telah menjadi keputusannya MENU
182
LANGKAH PENGGUNAAN PENEGUHAN HASRAT
1 LANGKAH PENGGUNAAN PENEGUHAN HASRAT Konselor memberikan perhatian pada keputusan KONSELI (KI) Konselor menyatakan ikut memberikan dukungan atas apa yang menjadi ketetapannya Konselor mengucapkan kata-kata yang meneguhkan keinginan KONSELI (KI) KONSELI (KI) diminta membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan Konselor meyakinkan KONSELI (KI) bahwa dia sanggup dan bisa melaksanakan keputusannya (kalau perlu dalam hal ini dilakukan konfrontasi) MENU
183
1 KONTRAK Adalah kesepakatan KONSELI (KI) dan konselor terhadap hal yang akan dilatih dan dilaksanakan oleh KONSELI (KI) setelah proses konseling MENU
184
1 TUJUAN KONTRAK KONSELI (KI) setuju melakukan rencana yang akan dilakukannya KONSELI (KI) punya rencana kegiatan pengubahan tingkah laku secara terstruktur KONSELI (KI) punya ikatan dengan konselor tentang pelaksanaan janji sekaligus untuk menganalisis kegiatan yang telah dilakukan MENU
185
1 ISI KONTRAK APA YANG AKAN DILAKUKAN KONSELI (KI) SETELAH KONSELING BERAPA KALI KONSELI (KI) HARUS MELAKUKANNYA KAPAN HASIL KEGIATAN KONSELI (KI) TERSEBUT DIBICARAKAN LAGI BERSAMA KONSELOR MENU
186
SYARAT-SYARAT KONTRAK
1 SYARAT-SYARAT KONTRAK Jelas apa yang akan dilakukan Isinya sesuai dengan isi masalah KONSELI (KI) Kontrak harus realistis dan sederhana Jelas peranan masing-masing Masalah waktu dan tempat MENU
187
KONSELI (KI) Sudah Melakukan Kegiatan
1 HASIL KONTRAK KONSELI (KI) Sudah Melakukan Kegiatan KONSELI (KI) Tidak Melakukan Kegiatan Lakukan Teknik Konfrontasi MENU
188
KETERBATASAN PENDEKATAN
Pendekatan gestalt cenderung kurang memperhatikan faktor kognitif Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab pada orang lain 3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan teknik-teknik gestalt dikembangkan secara mekanis 4. Dapat terjadi KONSELI (KI) sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik Gestalt karena merasa dirinya dianggap anak kecil atau orang bodoh. MENU
189
PENDEKATAN KONSELING RASIONAL-EMOTIF MENU
190
KONSEP DASAR Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irsional Ketika berpikir dan bertingkah- laku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. laku irasional individu itu menjadi tidak efektif. MENU
191
Reaksi emosional seseorang disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional. Emosi menyertai individu yang berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irrasional. MENU
192
Berpikir irrasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan verbalisasi yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. MENU
193
Perasaan dan pikiran negatief serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional. MENU
194
Teori ABC dari Albert Ellis :
Tiga pilar yang membangun tingkah laku individu Antecedent event (A) Belief (B) Consequence (C) MENU
195
Segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu
Antecedent event (A) Segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga Kelulusan bagi siswa Seleksi masuk bagi calon karyawan MENU
196
Rational belief (rB) Irrasional belief (iB)
Belief (B) Keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi individu thp suatu peristiwa Rational belief (rB) Irrasional belief (iB) MENU
197
Consequence (C) Konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang dalam hubungannya dgn antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh B, baik yang rB maupun yang iB. MENU
198
ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
Tingkah laku bermasalah : tingkah laku yang didasarkan dikendalikan oleh cara berpikir yang irrasional (iB) Ciri-ciri iB : - Tidak dapat dibuktikan - Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan) yang sebenarnya tidak perlu - Menghalangi individu untuk berkembang MENU
199
Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain
Sebab-sebab Individu Berpikir Irasional : Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyataan dan imajinasi Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irrasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media. MENU
200
Indikator keyakinan irrasional :
Bahwa manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum MENU
201
Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malape- taka, bencana yang dahsyat, menge-rikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya. Bahwa lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk mengahadapi dan menanganinya MENU
202
Bahwa penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eks- ternal dan individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut. Bahwa pengalaman masa lalu membe-rikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang MENU
203
Bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk me- rasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural Bahwa nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu. MENU
204
TUJUAN KONSELING Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan KONSELI (KI) yang irrasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was- was, rasa marah. MENU
205
Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu perlu pemahaman KONSELI (KI) tentang sistem keyakinan atau cara-cara berpikirnya sendiri Tiga tingkatan insight /pemahaman : 1. KONSELI (KI) KONSELI (KI) memahami tingkah laku negatif/penolakan diri peristiwa yang disebabkan oleh sistem keyakinan yang irasional MENU
206
2 KONSELI (KI) memahami bahwa yang menganggu KONSELI (KI) pada saat ini adalah karena keyakinan irrasional terus dianutnya 3. KONSELI (KI) memahami bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan emosional yang dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irrasional. MENU
207
KONSELI (KI) YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI PENINGKATAN DALAM HAL :
penerimaan diri minat sosial pengendalian diri toleransi terhadap pihak lain fleksibelitas penerimaan ketidakpastian komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya berpikir logis keberanian mengambil risiko menerima kenyataan. MENU
208
DESKRIPSI PROSES KONSELING
Konseling rasional emotif dilakukan dgn menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimak-sudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan KONSELI (KI). MENU
209
Tugas konselor menunjukkan bahwa
masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran- pikiran yang tidak rasional usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional. MENU
210
Operasionalisasi tugas konselor :
1. Konselor lebih edukatif-direktif kepada KONSELI (KI), dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal 2. Mengkonfrontasikan masalah KONSELI (KI) secara langsung 3. Menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir KONSELI (KI), kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri MENU
211
6. Menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis
4. Dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada KONSELI (KI) 5. Mendorong KONSELI (KI) menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya 6. Menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis 7. Menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional. MENU
212
Karakteristik Konseling RE Kognitif-eksperiensial
Aktif-direktif : dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan KONSELI (KI) dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya. Kognitif-eksperiensial proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari KONSELI (KI) dan berintikan pemecahan masalah yang rasional. MENU
213
Emotif-ekspreriensial proses konseling memfokuskan pada aspek emosi KONSELI (KI) dengan mempelajari sumber- sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut. Behavioristik proses konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku KONSELI (KI). MENU
214
Teknik-teknik Emotif (Afektif)
TEKNIK KONSELING Teknik-teknik Emotif (Afektif) Assertive adaptive teknik untuk melatih, mendorong, dan membiasakan KONSELI (KI) untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri KONSELI (KI). MENU
215
- Bermain peran teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga KONSELI (KI) dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. Imitasi teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif. MENU
216
Teknik-teknik Behavioristik
Reinforcement teknik untuk mendorong KONSELI (KI) ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). MENU
217
Teknik ini dimaksudkan untuk mem-bongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada KONSELI (KI) dan meng-gantinya dengan sistem nilai yang positif. Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka KONSELI (KI) akan meng-internalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya. MENU
218
Social modeling Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada KONSELI (KI) Teknik ini dilakukan agar KONSELI (KI) dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobser-vasi, dan menyesuaikan dirinya dan meng-internalisasikan norma-norma dalam sis-tem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor. MENU
219
Teknik-teknik Kognitif
Home work assigments Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas- tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. MENU
220
KONSELI (KI) ditugasi untuk mempelajari bahan-bahan tertentu, melaksanakan latihan-latihan tertentu yang signifikan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru dan irasional Tugas yang diberikan konselor dilaporkan oleh KONSELI (KI) dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor Teknik juga bermaksud : mengembangkan p tanggung jawab, kepercayaan diri, pengelolaan diri KONSELI (KI) dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor. MENU
221
MENU Maksud utama teknik latihan asertif
Latihan assertive Teknik untuk melatih keberanian KONSELI (KI) dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif 1. mendorong kemampuan KONSELI (KI) mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya 2. membangkitkan kemampuan KONSELI (KI) dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain 3. mendorong KONSELI (KI) untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri 4. meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.
222
KONSELING EGO MENU
223
Pandangan tentang manusia
Manusia tidak sekedar terikat pada dorongan instinknya melainkan dipengaruhi oleh lingkungannya Mengutamakan fungsi ego yg merupakan energi psikologikal individu, meskipun masih mengakui adanya id, dan superego MENU
224
Perkembangan Kepribadian
Kepribadian merupakan produk dari berbagai faktor dalam waktu yg cukup lama Perkembangan psikososial (Erikson) a. Trust b. Autonomy (usia 1 – 3 tahun) c. Initiative (usia 3 – 5 tahun) d. Industry e. Ego identity (usia remaja) f. Intimacy g. Generality h. Integrity MENU
225
Perkembangan kepribadian
Ego berkembang atas kekuatannya sendiri, tidak tergantung pada energi id Pertumbuha ego yg normal merupakan perkembangan perkembangan komunikasi pada anak: differensiasi berkembang melalui hub. dg lingkungan Proses sosialisasi
226
Coping ability (PA), melalui : Pola-pola baru tingkah laku Usaha sadar yg akan menjadi otomatis. - Pola dasar tingkah laku terbentuk pada masa enam tahu pertama (entama)
227
FUNGSI EGO lebih positif, berhubungan dg lingkungan melalui cara-cara rasional dan sadar, dg kategori fungsi ego sbb : Impulse economic; kemampuan ego untuk tidak hanya mengontrol dorongan-dorongan, ttp menyalurkannya ke arah tingkah laku yg lebih dapat diterima dan berguna Fungsi kognitif: kemamp. ego utk menganalisis dan berpikir logis mengatasi perasaan--- ini merupakan kemampuan ego yg bebas dari pengaruh id Fungsi kontrol; kemampuan ego utk memusatkan usaha penyelesaian tugas tanpa diganggu oleh perasaan
228
Kasus atau masalah Apabila individu tertekan oleh keadaan yg menimpanya dan ego kehilangan kontrol, maka kontrol thd tingkah laku beralih dari kesadaran ke ketidaksadaran– kontrol beralih dari ego ke id
229
Ego yg kurang kuat dpt tumbuh dlm bentuk (Erikson):
Mistrust Shame and doubt Guilt Inferiority Role confusion Isolation Stagnation Dispair MENU
230
KASUS (MASALAH) DISEBABKAN OLEH
Individu kurang mampu merespon dg cara yg layak Pola tingkah laku yg dimiliki tidak lagi cocok dg tuntutan lingkungan (situasi) Rusaknya fungsi ego, al : tdk tahu baik buruk Individu abnormal adalah individu yg tingkah lakunya tidak berubah dalam menghadapi tuntutan diri sendiri ataupun lingkungan yg telah berubah
231
TUJUAN KONSELING Keseluruhan pribadi harus diarahkan utk berubah, kalau KONSELI (KI) mau dibantu Konselor membantu KONSELI (KI) memperbaiki satu-dua fungsi ego yg rusak yg menimbulkan kesulitan KONSELI (KI) Tujuan utama konseling membantu KONSELI (KI) membangun identitas ego, memperluas dan memperkuat berfungsinya sistem ego pada diri KONSELI (KI).
232
PROSES KONSELING Lebih memusatkan pada ciri-ciri individu yg normal dan sadar, daripada mengungkapkan motif-motif tidak disadari yang melatarbelakangi tingkah laku KONSELI (KI). Lebih terpusat pada: a. ranah kognitif daripada konatif b. tingkah laku sekarang daripad yg sudah berlalu c. hubungan KONSELI (KI) dg situasi nyata yg menyebabkan kesulitan Membantu KONSELI (KI) memahami bagaimana tingkah lakunya selama ini tidak fungsional dalam menghadapi situasi, dan bagaimana ia membangun tingkah laku baru untuk mengubah situasi yg dihadapinya
233
PROSES KONSELING (lanjutan)
4. Konselor: a. hangat dan spontan b. profesional terlatih c. bekerja dg individu normal yg mengalami masalah khusus, dalam waktu yg relatif singkat (sekitar 5-6 sesi) MENU
234
TEKNIK KONSELING (Teknik tidak kaku, melainkan luwes sesuai dengan hak KONSELI (KI) untuk menjadi dirinya sendiri). Pengawalan; membina hub. antara KONSELI (KI) dan konselor Pengontrolan proses; a. memusatkan kegiatan pada tugas membantu ego strength KONSELI (KI) b. mengontrol keseimbangan antara ekspresi KONSELI (KI) yg bersifat kognitif maupun konatif (emosi)---- tetapi proses konseling tetap menekankan dimensi kognitif MENU
235
- mengontraskan perasaan KONSELI (KI)
c. mengontrol ambiguitas dlm proses konseling, untuk : - mengontraskan perasaan KONSELI (KI) - menampilkan keunikan pribadi KONSELI (KI) - membangun transferensi melalui proyeksi MENU
236
TEKNIK KONSELING (lanjutan)
3. Transferensi: tidak spt pada psikoanalisis klasik, dalam ego konseling transferensi dimaksudkan sbg perasaan KONSELI (KI) yg timbul thd konselor 4. Counter transference: upaya konselor utk mencegah perasaannya yg muncul thd KONSELI (KI) dan mempengaruhi proses konseling MENU
237
dan mendiagnosis masalah, serta memberikan kesempatan kpd KONSELI (KI) utk memahami masalah-masalahnya Diagnosis dan interpretasi: konselor bertanggung jawab merumuskan itu 6. Apabila KONSELI (KI) sudah menyadari masalahnya, proses konseling diarahkan ke pembentukan tingkah laku baru: * konselor mengajarkan cara-cara baru * KONSELI (KI) dilatih * mempergunakan tugas rumah yg hrs dikerjakan Semuanya itu untuk memperkuat ego yg dpt berfungsi lebih tepat. MENU
238
KONSELING SELF (KONSELF)
C. ROGERS MENU
239
ASUMSI TENTANG MANUSIA
MANUSIA ADALAH RASIONAL, TERSOSIALISASIKAN, DAN DAPAT MENENTUKAN NASIBNYA SENDIRI DALAM KONDISI YANG MEMUNGKINKAN, MANUSIA MAMPU MENGARAHKAN DIRI, MAJU, MENJADI INDIVIDU YANG POSITIF DAN KONSTRUKTIF MENU
240
STRUKTUR KEPRIBADIAN ORGANISME SEFL LAPANGAN FENOMENAL MENU
241
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
ORGANISMIC VALUING PROCESS (OVP) POSITIVE REGARD FROM OTHERS (PRO) SELF REGARD (SRG) CONDITION OF WORTH (COW) MENU
242
KONDISI YANG DIHARAPKAN
MEMBERI PENILAIAN POSITIF YANG TERUS MENERUS INDIVIDU TERHINDAR DARI COW DAN MENGEMBANGKAN USR KEPRIBADIAN SEHAT : - COW TIDAK BERKEMBANG - OVP, SRG DAN PRO SEJALAN - TINGKAH LAKU MENYENANGKAN MENU
243
TINGKAH LAKU SALAH SUAI
ADA KETIDAKSEIMBANGAN ORGANISMIC DAN SELF KARAKTERISTIK PRIBADI TIDAK SEHAT : - ESTRANGEMENT - INCONGRUITY IN BEHAVIOR - KECEMASAN - DEFENCE MECHANISM MENU
244
KECEMASAN ATAU KETEGANGAN TERUS MENERUS
GEJALA TLSS KECEMASAN ATAU KETEGANGAN TERUS MENERUS TINGKAH LAKU RIGID…… TIDAK LUWES MENOLAK SITUASI BARU SALAH DALAM MEMPERKIRAKAN MENOLAK MENYADARI PENGALAMAN SENDIRI TINGKAH LAKU TIDAK TERDUGA SERING TIDAK RASIONAL TIDAK MAMPU MENGONTROL DIRI MENU
245
MENU PADA DASARNYA : a. KONSELI (KI) SENDIRI YANG
TUJUAN KONSELING PADA DASARNYA : a. KONSELI (KI) SENDIRI YANG MENENTUKAN TUJUAN KONSELING b. MEMBANTU KONSELI (KI) : SELF- ACTUALIZATION (SA) 2. SECARA KHUSUS : MEMBEBASKAN KONSELI (KI) DARI KUNGKUNGAN TINGKAH LAKU YANG MENGHAMBAT SA-NYA MENU
246
TEKNIK KONSELING 1. KONDISI YANG DIPERLUKAN UNTUK PROSES KONSELING : a. PSYCHOLOGICAL CONTACT b. MINIMUM STATE OF ANXIETY c. CONSELOR GENUINESS d. UNCONDITIONED POSITIVE REGARD AND RESPECT e. EMPHATIC UNDERSTANDING f. CLIENT PERCEPTION g. CONCRETNESS, IMMEDIACY, AND CONFRONTATION MENU
247
2. PENDEKATAN : “JIKA-MAKA” 3. PROSES KONSELING : a
2. PENDEKATAN : “JIKA-MAKA” 3. PROSES KONSELING : a. UNCONDITIONED POSITIVE REGARD b. KONSELI (KI) MENGGUNAKAN KATA GANTI “SAYA” c. KONSELI (KI) MELIHAT PENGALAMAN : SECARA REALISTIK d. KONSELI (KI) MENGEKPRESIKAN PERASAAN e. KONSELI (KI) DIDORONG MENJADI DIRINYA MENU
248
4. PENERAPAN : a. KO MENJADI “ALTER EGO” BAGI KONSELI (KI) b
4. PENERAPAN : a. KO MENJADI “ALTER EGO” BAGI KONSELI (KI) b. TANGGUNG JAWAB HUBUNGAN KONSELING : KONSELI (KI) c. WAKTU DIBATASI d. FOKUS : INDIVIDU BUKAN MASALAH e. MENEKANKAN AZAS KEKINIAN f. DIAGNOSIS : KONSELI (KI) MENDIAGNOSIS DIRINYAS SENDIRI g. LEBIH MENEKANKAN ASPEK EMOSIONAL DARI PADA ASPEK INTELEKTUAL MENU
249
The best learning is to do an to be
This is The End of Our Lesons Click Menu Butons or Awal to Repeat The Lesons The best learning is to do an to be Awal MENU
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.