Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

REVIEW TELINGA Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "REVIEW TELINGA Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya."— Transcript presentasi:

1 REVIEW TELINGA Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

2 2 Ot Hematom Pseudo O H Erisiphelas Perikhodritis Kongenital Atresia O E sirkumskr O E difusa O E maligna OM Efusi OMSA /K Otosklerosis Labirinitis Meniere BPPV KELAINAN TELINGA

3 3 MIKROTIA FISTEL PREAURIKULER Kelainan kongenital DAUN telinga Sejak lahir = kongenital Bukan kelainan herediter / menurun = non genetik

4 PERIKONTRITISERISIPELAS Radang AURIKULA HEMATOMA  merah PSEUODO OTHEMATOMA DDx : 1. Warna kulit − Normal  Pseudoothematoma − Merah  Hematoma 2. Punksi – Darah  Hematoma – Serous  Pseudoothematoma CAULIFLOWER KALSIFIKASI 4

5 5 SERUMEN Produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yg terlepas & partikel debu di ⅓ luar MAE Fungsi - membawa keluar kotoran debu dll - proteksi MAE dari air, bakteri, jamur, iritasi kulit Lunak  Kapas lilit, irigasi dg air hangat Keras  Ekstraksi dg haak... bila sulit.. lunakkan dulu (di tetesi dg karbogliserin 10 % 3hari)  irigasi dg air hangat agar tidak vertigo

6 6

7 OE. Sirkumskripta –⅓ bag luar  batas jelas (abses folikel rambut = furunkel)  keluhan nyeri >> –nyeri buka mulut –DDx dg Mastoiditis OE. Difusa – ⅔ bag dalam, batas tak jelas  keluhan pendengaran ↙ OE. Maligna – px DM  ( pH serumen ↑, imunitas↙, mikroangiopati) → nekrotik tulang  OE mudah meluas ke tulang (osteomielitis / osteo-itis) –tanda perluasan ke tulang: granulasi di batas pars oseus - pars membranaseus  nyeri sangat hebat (terutama malam?) OTITIS EKSTERNA 7

8 OTOMIKOSIS Infeksi jamur pd MAE  Aspergillus niger  Kandida albicans Predisposisi faktor - hilangnya serumen - humiditas tinggi - udara panas - trauma lokal - tetes antibiotik lama Klinis - Gatal & nyeri telinga - Debris, sekret, hifae hitam  Aspergilus Nigrae putih  Candida Albicans Terapi - Oortoilet dgn sol Burowi - Lokal anti jamur clotrimazole miconazole - Analgesik

9 HERPES ZOSTER OTIKUS KLINIS ─ Nyeri hebat diwajah, m a e –Sulit menutup mata –Ramsay-Hunt Syndrome : 1.Pendengaran ↓ SNHL 2.VESIKEL multiple pd aurikula & wajah sekitar MAE 3.Parase fasialis Tx: - Acyclovir 800mg 4-5x/hr  5hr - Kortikosteroid (tapering) - Analgesik kuat tramadol 3x 50mg 9

10 10

11 OMSK OMSK tipe aman ( safe, benigna ) Keluhan : 1. Otore terus menerus / kumat2 an bbrp bulan 2.Pendengaran ↓ 3.Gej ke 3 Otoskopi : Mukopus pd mae MT perforasi sentral, mukosa menebal, gran (-), polip (-), kolesteatoma (-) Pem penunjang : Audiogram X foto kepala posisi Schuller ( mastoid sklerotik) Terapi : Antibiotika, cari & Tx faktor penyebab Bila kering  miringoplasti. Bila tak sembuh  Mastoidektomi rongga tertutup

12 OMSK tipe bahaya ( dangerous, maligna ) Keluhan : 1 Otore terus menerus / kumat2 an, 2 Pendengaran < bb bln (3) gej KOMPLIKASI ( sefalgi, abses retro- aurikula, parese N VII, vertigo) Otoskopi :- Mukopus mae. - MT perforasi atik, marginal, sentral total. - Mukosa gran (+), Polip (+), Kolesteatoma (+) Pem penunjang : - Audiogram - X foto kepala posisi Schuller  tampak rongga ( berisi kolesteatoma). Terapi : - Mastoidektomi rongga terbuka. - Terapi lain bila ada komplikasi note: OMSK 2gej (otore + pend ↓, gej ke3 adl komplikasi)

13 13 ABSES RETROAURIKULER – Gej OMSK + abses di retroaurikuler – Tx: Insisi, Op mastoidektomi ddg runtuh LABIRINITIS (Difusa / Sirkumskripta = Fistula Labirin) – Gej OMSK + vertigo + Fistula sign test (+) – Tx: Mastoidektomi ddg runtuh + tutup fistel PARALISIS FASIALIS (N VII) – Gej OMSK + wajah asimetri – Tx : Op dekompresi kanalis fasialis MASTOIDITIS – Gej OMSK + otalgia – Foto Schuller = Rongga MENINGITIS – Gej OMSK + kejang + kaku kuduk – Tx: AB, Mastoidektomi, Op bedah syaraf KOMPLIKASI OMSK

14 Labirinitis Keluhan : OMSK Maligna + Vertigo Etiologi :OMSK tipe maligna  menjalar ke labirin Otoskopi : spt pada OMSK tipe maligna Pem penunjang : – X foto Schuller, audiogram. – Fistula sign test Terapi : - Mastoidektomi rongga terbuka. - Fistel pd labirin ditutup dg fasia. - Simtomatik ( anti vertigo )

15 OME (efusa ) / OMS (serosa, skretoria ) Keluhan : Pendengaran ↓, spt ada cairan “Diplacusis binauralis“ suara sendiri terasa lebih nyaring pd telinga yg sakit Otoskopi : MT retraksi perforasi (-) tanda radang (-) kavum timpani ada cairan “air bubble” Pmx penunjang : Audiogram  Tuli konduksi Timpanogram  flat (Tipe B) Tx: -Bila ada cairan  parasentesis -Pasang Gromet -Tx penyebab (alergi, adenoid >,sinusitis)

16 Sindroma Meniere Sindroma trias : Vertigo, Tinitus, Pendengaran ↓ (kumat-kumatan)  tuli persepsi freq rendah, rasa penuh bergemuruh Patologi : hidrops endolimfatik endolimf di telinga dlm: sekresi ↑ ekskresi ↓ shg tjd peregangan & peningkatan tekanan Pmx : Otoskopi dbn Tes GLISERIN (+) Tx : Simtomatik (antivertigo) Diuretik Diet rendah garam

17 Bening Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Istilah : Benign : tak serius atau progresif. Paroxysmal : berulang mendadak ada periode bebas gejala. Akut: serangan mendadak intensitas makin berkurang, tak ada periode bebas gejala. Kronis: serangan lama, intensitas tetap. Positional : pencetus serangan o k perubahan posisi  Vertigo mendadak yang berat dan singkat yg didahului perubahan posisi tertentu.  Etiologi: Trauma kapitis (tersering)  Otokonia ke kupula/kanalis s s  TERAPI : Sebagian sembuh spontan 1.Terapi mekanik  CRT (Canalith Reposition Tx) kembalikan otolit dari kanalis s s ke vestiblm : – Fibrasi dg fibrator – Parasat Epley / parasat Semont 2.Rehabilitasi (Latihan Brand Daroff) 3.Simptomatik 17

18 18

19 PRESBIAKUSIS Ketulian krn proses penuaan (60-80 th) dpt mulai 40 th (prekoks) Cocktail party deafness : px dpt mendengar percakapan tetapi tdk mengerti apa yg didengar bila di tempat bising Recruitment : bila px mendengar suara keras telinga sakit Otoskopi dbN Audiometri: SNHL bilateral simetris, di frek tinggi > 1000Hz Garputala: Rinne (+) D/S Weber tak ada lateralisasi Schwabah memendek D/S DDx: * Trauma Akustik * Penyakit Meniere * Otosklerosis stadium lanjut 19

20 20

21 21

22 22

23 23

24 Pendengaran ANEH Recruitmen : lebih peka (kenaikan 1dB sudah terasa)  tuli koklea cth: presbiakusis Decay / fatigue : cepat lelah bila dirangsang terus  tuli retrokoklea Paracusis WILLISII : lebih mendengar ditempat bising  otosklerosis Cocktail party deafness : sulit mendengar ditempat bising  presbiakusis Diplacusis binauralis : telinga yg sakit terdengar lebih nyaring  OME / OMS Autofoni : gema suara sendiri terdengar lebih keras  tuba terbuka terus Hiperakusis : sensasi berlebihan mendengar sangat keras  parese N VII 24

25 Audiometri Khas NIHL: takik AC dan BC di 4000 Hz Otosklerosis: takik BC di 2000 Hz (carhart’s notch) Presbicusis: SNHL simetris bilateral Sindr Meniere: SNHL frek rendah reversibel 25

26 REVIEW HIDUNG Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

27 HIDUNG SINUS PARANASALIS Anatomi & Fisiologi Kongenital: atresia koana, deviasi Infeksi: vestibulitis, furunkel, abses, rinitis, sinusitis Trauma: hematom, epistaksis, fraktur, deviasi Tumor: polip, inverted, kanker, KNF, ANJ Lain2: corpus alienum

28

29 Bentuk deformitas septum nasi 1. DEVIASI -bentuk C atau S -melibatkan kartilago maupun tulang 2. DISLOKASI Bagian bawah kartilago keluar dari krista maksila 3. PENONJOLAN TULANG / TULANG RAWAN  KRISTA : -memanjang dr anterior ke posterior  SPINA : sangat runcing dan tipis 4.SINEKIA: apabila deviasi, krista, spina bertemu dgn konkha di depannya 29

30 30 FURUNKEL VESTIBULITIS NASI

31 HEMATOM SEPTUM NASI

32 32 ABSES SEPTUM NASI

33 33

34 34

35 RA (Alergi), RV (Vasomotor), RH (Hiperemika / medikamentosa) Keluhan : Pilek, bersin, buntu hidung DD : RA RV RH Pilek + + + + + Bersin + + + + + + Buntu hidung + + + + + + + Etiologi alergen hawa dingin obat tetes Rinoskopi Anterior livid/pucat hiperemis hipertropi ttp warna normal Pem penunjang : - Uji adrenalin/efedrin + + - - Prick test + - - -Eo (sekret /darah) ↗ N -Ig E darah ↗ N Terapi : Avoidance Simtomatik ( dekongestan, kortikosteroid) Operasi ( kalau perlu )

36 36 Klasifikasi Rinitis Alergi Intermiten Gejala < 4 hari per minggu atau < 4 minggu Persisten Gejala > 4 hari per minggu dan > 4 minggu Ringan Tidur normal Aktifitas sehari–hari, saat Olahraga dan santai tidak terganggu / normal Bekerja dan sekolah normal Tidak ada keluhan yang Mengganggu Sedang-Berat Satu atau lebih gejala Tidur terganggu (tdk normal) Aktifitas sehari-hari, saat olah raga dan saat santai terganggu Masalah saat bekerja dan sekolah Ada keluhan yang mengganggu (WHO ARIA, 2001)

37 37 Alergic Crease Alergic Facies Allergic Schiner Alergic salute Allergic shiner Allergic salute

38 Geographic tongue : lidah tampak seperti gambaran peta. ( alergi makanan ) Cobblestone appearance: dinding posterior faring tampang granuler dan edema

39 TES ALERGI

40 Sinusitis Maksilaris Kronik Hidung pilek bau bbrp bln (px merasa), nyeri pipi, buntu Palpasi : Nyeri tekan pd pipi sisi sakit RA : Pus di meatus medius ( KOM ) Faring : Post nasal drip Tansiluminasi pd sisi sakit gelap Foto Waters: - air fluid level (+), - penebalan mukosa Terapi : - Medikamentosa : Antibiotika, Simtomatik (dekongestan) - Operatif : Irigasi sinus Operasi Caldwell Luc - Terapi penyebab, ektraksi gigi

41

42 Ozaena ( Rinitis kronik atropikan ) Keluhan : Hidung bau bbrp bln, buntu (turbulensi) Bau dirasakan oleh orang sekitarnya (px sendiri tdk merasa) Etiol : Coco basilus Ozaena / Klebsiela Ozaena Pem RA : Kavum nasi luas (konka atrofi) Krusta kering, kehijauan, busuk Terapi : INH Vit A, Fe Obat cuci hidung

43 DDx Hidung Bau Korpus alienum ------- > anak kecil Ozaena ------- >remaja perempuan > laki2 yg membau orang lain Sinusitis (rinosinusitis) Rhinolith Ca sinonasal 43

44 Polip Hidung Keluhan : Buntu hidung bbrp bln terus menerus & progresif Inpeksi : dorsum nasi melebar (polip penuh)  Frog face RA : Masa lunak, licin, bening, pucat multipel/soliter RP : Masa pd choane ( Choanal polip ) Tes efedrin  masa tak mengecil ( DDx dg konka ) Terapi : Operasi PE ( Polip ekstraksi / Polpektomi ) Bila polip berasal dari sinus etmoid  Etmoidektomi Bila berasal dari sinus maklsilaris  Caldwell Luc

45 45 CT SCAN POLIP ANTHRUM

46 TUMORHIDUNGTUMORHIDUNG

47 Angiofibroma nasofaring juvenilis Penderita muda umur 10-17 th, laki > wanita Keluhan : Buntu hidung bbrp bln, sering epistaxis Pem : RA / RP : Tumor permukaan licin, merah kebiruan Sifat tumor  PA: jinak, Klinis : expansif progresif Pem penunjang : - Biopsi, tak dianjurkan  perdarahan hebat - CT Scan  unt mengetahui perluasan tumor Terapi : Hormonal : –Estrogen, Zytonal – Radio terapi (radiasi ) – Operasi ( ekstirpasi tumor)

48 Tumor ganas nasofaring Etiologi : Virus Epstein Baar Nitrosamin ( ikan kering ) Lokasi permulaan : Fosa Rosenmulleri Keluhan dan gejala : – Tumor leher – Gej telinga : Tinitus, grebeg2, otalgi, pendengaran < – Gej hidung : Pilek lama, sekret campur darah, buntu hidung – Gej mata: diplopia / juling akb paresis / paralisis N III, IV, VI – Gej intrakranial : sefalgi berat persisten, paresis/lisis N I – XII Waspada : Trias gejala Tumor leher Gej intrakranial Tumor leher Gej telinga Gej telinga Gej intrakranial Gej hidung Gej hidung Gej hidung

49 Pem : Inspeksi dan palpasi tumor leher: Lokasi : Kaudal dari ujung mastoid Dorsal dari angulus mandibula Medial dari m. sternokleidomastoideus RA /RP : Tumor permukaan tak rata, mudah berdarah. Pem penunjang : Biopsi tumor nasofaring. FNAB tumor leher ( jangan biopsi / ekstirpasi ) Ct Scan, MRI Terapi : Radioterapi Chemoterapi

50 EPISTAKSIS

51 REVIEW TENGGOROK Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

52 FARING TONSIL LARING  Tonsilitis Akut / Kronis  Faringitis Akut / Kronis  Abses Peritonsiler  Abses Retrofaring  Tonsilopharyngitis Diphteri  Laringitis akut  Suara parau, Sesak  Ca Laring  Benda asing jalan makan  Benda asing jalan nafas

53 Faringitis akut Keluhan : Nyeri tenggorok sejak bb hari, panas bdn, kd ada batuk pilek, Nyeri menjalar ke telinga ( revered pain ) Pem : Mukosa faring hiperemi, udem. Pembesaran Kel getah bening leher Terapi : Simtomatik ( self limited disease ) AB diberikan bila ada komplikasi. 53

54 Faringitis kronik Keluhan : Rasa tak enak di tenggorok sejak bb bln, kd nyeri menelan tapi makan enak Pem : Pembesaran dari jar limfe pd dinding faring granulae > ) Terapi : - Hindari iritasi pd faring ( makanan ttt, rokok dll) - Obat kumur ( Gargarisma Kan) 54

55 Tosilitis akut Keluhan : – Nyeri menelan hebat sejak bb hari, – Nyeri telinga (revered pain) – Panas tinggi  konvulsi, sefalgi, mual muntah. Pem : Plummy voice, Foetor ex ore, Ptialismus. Tonsil udem, hiperemis, detritus. Pembes kel limfe leher, nyeri tekan. Tx : – Istirahat, makan lunak – Simtomatik ( analgetik, antipiretik – AB diberikan bila ada komplikasi 55

56 Tonsilitis kronik Keluhan : –Pem :Nyeri telan ringan kuamt kumatan sejak bb bln. Nyeri telan hebat bila terjadi eksaserbasi akut. Rasa mengganjal, Foetor ex ore –Pd anak disertai pembesaran adenoid  buntu buntu, Ngorok, Adenoid face. Pemeriksaan –Tonsil > ( T1,2,3, 4) –Hiperemi, Kripta >, detritus (+) –Adenoid face, fenomena palatum mole (-) Terapi : –Serangan akut : sama dg tonsilitis akut –Tonsilektomi / Adenotonsilektomi bila serangan >4 X /th 56

57 Abses Retrofaring Etiologi ISPA limfadenitis retrofaring, trauma dinding blkg faring, TB vertebra servikalis atas (cold abses) Bayi balita >> Gejala & tanda Odinofagi, hipersalivasi, hot potato voice, trismus +, leher kaku & nyeri, sesak nafas, gelisah, demam Obstruksi jalan nafas !! Kepala hiperekstensi, kepala & leher kaku sukar digerakan, bengkak leher unilateral. Dinding blkg faring hiperemi, edem, benjolan unilateral fluktuatif, uvula edem terdorong ke depan Rontgen servikal lateral : pelebaran retrofaring >7mm (anak & dws), retrotrakeal >14mm (anak), >22mm (dws), berkurangnya lordosis vertebra servikal Terapi MRS, insisi posisi Trendelnberg, antibiotik dosis tinggi parenteral, analgetik antiinflamasi

58 Abses Peritonsil Odinofagi, hipersalivasi, hot potato voice, foetor ex ore, otalgi, trismus +, kelenjar submandibula bengkak & nyeri Palatum mole edem, uvula edem terdorong ke kontra- lateral, tonsil edem hiperemi terdorong ke medial, Pungsi Pus (+)  abses, (–)  infiltrat 58 Terapi : Bila infiltat  Tx ~ Tonsilitis akut Bila abses  Insisi tanpa anestesi Antibiotika, simtomatik 4-6 minggu stl sembuh  TE

59 Tonsilofaringitis difteri Keluhan : Malaise, panas badan subfebril, nyeri menelan ringan Pem : 1.Psedomembran (beslag) pd tonsil, faring dan ovula (adl bercak putih kotor, keabu abuan, melekat erat, bila dilepas/ dikerok  berdarah) 2.Bull neck (Pembesaran kel getah bening leher ka – ki) Pem penunjang : Swab pd tonsil / faring  kultur Terapi : Isolasi ketat sampai kead akut dilampaui & biakan (-) ADS Penisilin procain / Eritomisin Bila carrier  TE Prevensi : imunisasi

60 Kriteria Derajat Obstruksi Saluran Nafas Atas Jackson: 4 gradasi Grade 1.Retraksi suprasternal ringan Tanda-tanda ketakutan ( - ) Grade 2.Retraksi suprasternal >, (+) epigastrial Ketakutan (+), sulit diajak bercanda Grade 3. Retraksi suprasternal (+), klavikuler (+), interkostal (+), epigastrial (+) Usaha menarik nafas >, kelelahan (+) Grade 4.Retraksi > Ketakutan, sianosis, menolak ma/mi

61

62 Laringitis Akut Pada Bayi/Anak Dapat fatal ok: - Rimaglotis kecil, apabila udim dapat tersumbat - Pada bayi udim 1 mm, lumen berkurang 50% - Pada dewasa udim 1mm, lumen berkurang 20% - Banyak jaringan ikat kendor (subglotis)  mudah udim  sesak

63 LARINGO MALASIA  Malasia: perlunakan, laring masih lunak, belum keras  Insidens: bayi, biasanya mulai tampak umur ½ - 1 bulan  Etiologi: gangguan pertumbuhan, pembentukan tulang rawan belum sempurna →Terapi: –Biasanya tidak perlu tindakan khusus, –Perhatian lebih spy tidak menangis (  sesak) –Trakeotomi bila sesak hebat –Pembedahan dengan laser –Biasanya sembuh sesudah umur 1-2 tahun

64 →Gejala: - Sesak nafas inspiratoir - Stridor inspiratoir - Retraksi - Biasanya tidak sianosis - Suara normal - Pectus Excavatus - Pem endoskopi: epiglotis menguncup (omega shape), aritenoid prominence

65 KUALITAS SUARA krn kelumpuhan syaraf X Parese ADDUKTOR Unilateral: parau Parese ADDUKTOR Bilateral : afoni Parese Abduktor Unlateral : serak (-) sesak (-) Parese Abduktor Bilateral: sesak 65

66 LARINGITIS TUBERKULOSA * Penyebab : Mycobacterium tuberculosis (sekunder dari TB Paru) Gejala: - nyeri menelan >> + suara parau + gejala tbc * Gambaran klasik: - ulserasi multiple - korda vokalis posterior tak rata ( mouse raten appearance) - granulasi/ tuberkuloma * Terapi: - terapilaringitis tbc = Tbc ekstra pulmonal: - INH + Rifampicin + PZA tiap hari 2 bulan dilanjutkan dengan - INH + Rifampicin -> 3 X seminggu, 4 bulan

67 PAPILOMA LARING Tumor jinak pada laring, dapat meluas ke faring, trakea, bahkan bronkus – respiratory tract papilloma Biasanya pada anak, dapat terjadi pada dewasa Suara parau terus-menerus, progresif, sp sesak nafas Residif, sering tumbuh cepat Etiologi: Human Papilloma Virus (tipe 6 & 11) Terapi: BLM, ekstraksi sebersih mungkin Bila residif, operasi lagi dst Kadang-kadang perlu trakeotomi Obat-obat anti viral acyclofir, isoprinosine

68 VOCALE NODULE (SINGER’S NODULE) Nodul (benjolan kecil) pada 1/3 anterior, simetris kanan kiri Etiologi : vocal abuse, teriak-teriak, nada tinggi, terlalu banyak bicara dalam waktu yg cukup lama (kalau serak terjadi akibat vokal abuse yg singkat adl vocal fatigue mis suporter sepak bola) Sering pada: anak, guru TK, penyanyi Terapi: - Voice Tx: kurangi bicara, nada rendah, nada tinggi jangan berbisik, jangan mengejan - Bila cukup besar & lama operasi BLM

69 POLIP LARING Biasanya terjadi di bagian tengah, separo depan atau bahkan pd seluruh bagian k vokalis Biasanya unilateral pd batas bebas k vokalis, tetapi dpt bilateral Dapat terjadi pd semua umur, tetapi pd dewasa merupakan lesi benigna yg paling sering Ada 2 tipe, yaitu mukoid dan angiomatus Menyebabkan suara parau Tx : ekstirpasi melalui bedah mikrolaring

70 GRANULOMA LARING  Biasanya terjadi di daerah prosesus vokalis atau pd aritenoid  Seringkali ada riwayat gastric reflux atau trauma laring misalnya intubasi endotrakeal  Gejala utama suara parau, kadang-2 ada gejala iritasi seperti sering merasa perlu membersihkan tenggorok atau sensasi seperti ada benda asing di tenggorok tergantung lokasinya  Bila granuloma bertangkai sempit terjadi a ball valving phenomenon dgn gejala afoni sesaat dan serangan batuk berkala  Biasanya unilateral, tetapi dapat bilateral seperti pd granuloma pasca intubasi  Pada granuloma yang besar dapat menyebabkan sesak nafas  Tx : eliminasi penyebab iritasi kronis voice therapy gastroesophageal reflux, bila ada antibiotik dan steroid (hasilnya kurang baik) operasi : bedah mikrolaring

71 71 ADENOIDITIS KRONIS Etiologi : Post nasal drip  sekret kavum nasi jatuh ke belakang Sekret berasal dari : sinus maksilaris & ethmoid Gejala klinis : Disebabkan oleh hipertrofi adenoid  buntu hidung  – rinolalia oklusa ( bindeng ) krn koane tertutup – mulut terbuka utk bernapas  muka terkesan bodoh ( adenoid face ) – aproseksia nasalis – sefalgi – pilek dan batuk – nafsu makan menurun –oklusio tuba  pendengaran menurun

72 72 adenoiditis kronis... Pemeriksaan: RA : Adenoid membesar Phenomena palatum mole (-) RP : Adenoid membesar dan tidak hiperemi Pemeriksaan tambahan: Endoskopi dan foto skull lateral soft tissue (adenoid) Terapi : adenoidektomi ( ADE ) bila disertai tonsilektomi ( TE )  adenotonsilektomi( ATE ) Adenoidektomi dilakukan jika: 1. Hipertropi  menyebabkan gangguan nafas (snooring,OSAS) gangguan pertumbuhan maxillofacial 2.Gangguan pendengaran 3. Menyebabkan sinusitis berulang

73 Benda asing jalan makanan Insidens : Bayi, anak, dewasa, tua. Benda asing : - Benda tak lazim dimakan - Lazim dimakan tetapi tersangkut di jl makanan Keluhan : Tertelan benda, tersangkut di jl mak, terasa ngganjel benda memenuhi seluruh lumen, bila minum atau makan  muntah Pem penunjang : Tes minum  bila b.a menyumbat lumen  muntah Benda radio opaqe  X foto polos torak coin, jarum, tulang ) Radiolucent (daging )  Foto upper GI dg barium Terapi : Esofagoskopi  ekstraksi Komplikasi : Dehidrasi, Perforasi esofagus  mediastinitis

74 Benda asing jalan napas Insidens : bayi, balita jenis terbanyak kacang Keluhan : - Anak mendadak batuk bertubi tubi, hingga sianosis ok tak sempat mengambil nafas. - Ada periode tenang, karena benda asing menancap disalah satu cabang bronkus ( biasanya bronkus kiri )  Bila anak bergerak timbul batuk lagi. ANAMNESIS : menghirup sesuatu Pem : Inspeksi : Gerakan dada yg sakit menurun Palpasi : Gerakan dada yg sakit menurun Perkusi : Dada yg sakit redup Auskultasi : Suara napas yg sakit redup Pem penunjang : X foto torak : atektasis sisi sakit Terapi : Bronkoskopi  ekstraksi Bila didaerah tak ada alat  Trakeotomi

75 TERIMA KASIH

76 Streptococcus pyogenes (betahemolitikus) : gram + (biru), coccus, berantai, berkapsul, beta hemolisis, katalase – (pd tonsilitis jd focal infeksi reumatik arthritis / jantung reumatik) Klebsiella pneumonia : gram – (merah), basil, non motil, fermentasi laktosa, anaerob fakultatif H.influenzae : gram – (merah), pleomorfik, kokobasil / basil pendek, aerob anaerob, berkapsul tdk berkapsul, fenomena satelit thd stafilococcus, oksidase + Staphylococcus aureus : gram + (biru), aerob fakultatif, tdk motil, katalase +, koagulase + N.meningitidis : gram – (merah), aerob, diplococcus, berkapsul, oksidase +, Pseudomonas : gram – (merah), purulen kuning kehijauan bau Mikrobiologi 76

77 Kata kunci …………. ‒ Ax: Daun telinga bengkak ‒ warna kulit normal ‒ warna kulit merah ‒Lobulus merah ‒Lobulus bebas Pseudoothematoma Erisiphelas Perikondritis ‒ Ax: Bersihkan telinga  sakit ‒Batas jelas ⅓ bag luar ‒Bts tak jelas bag dalam ‒DM, nyreri malam, gran dibatas pars oseus-memb Otitis ekst Sirkumskripta Difusa Maligna – Ax: sering korek2  gatal & keluar cairan – hifae hitam – hifae putih Otomikosis Aspergiles N Candida Albic – Bulae di wajah /mae bergerombol – Nyeri wajah & MAE, bula, parese N VII Herpez zoster Rampsay Hunt Syndr

78 Kata kunci …………. ‒ Keluhan ISPA  keluhan telinga ‒Retraksi ‒Bombans ‒Perforasi, sekret mukoid/molor Omsa Stad retaksi Stad bombans Stag perforasi ‒ Kel cairan lama + pend ↙ ‒Per central, gran -, kholest – OMSK Tipe Benigna ‒ Kel cairan lama + pend ↙ + keluhan ke 3 ‒ keluhan ke 3 / gej komplikasi : (sefalgi, vertigo, parese N VII, abses retoaurikuler) ‒ Per total, atik, gran +, kholest + OMSK Tipe Maligna

79 ‒OMSK -> vertigo ‒Usia ≥ 70 th, mendengar tapi tak jelas, audogr SNHL ka=ki ‒Perforasi multipel, sekret busuk ‒Pend↙ bbrp bulan, rasa spt ada air, mt perforasi (-),retraksi, air fluid level + ‒Perjalanan -> vertigo ‒(Vertigo-tinitus-pend↙) audiogram SNHL frek rendah ‒Vertigo tiap kpl berubah ke posisi ttt ‒Bekerja di tmpt bising -> pend↙± tinitus ‒Pengobatan lama -> pend↙± tinitus ‒Tinitus obyk nada rendah ↔detak cor ‒Aurikuler benjol lunak fluktuasi warna merah, punksi ->drh ‒Aurikuler benjol lunak fluktuasi warna normal, punksi jernih ‒Sejak Kecil / Sejak Lahir Labirinitis Presbiakusis OMK Tbc OM Efusa Motion sickness Meniere disease BPPV Noise Induce HL Obat Ototoksik Kausa vaskuler Hematoma Pseudo othematoma Kongenital 79


Download ppt "REVIEW TELINGA Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google