Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Mega Sirnawati.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Mega Sirnawati."— Transcript presentasi:

1 STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Mega Sirnawati

2 KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan produktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3. Mengalami, menetapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang sipelajarinya di sekolah secara mendiri dan mampu menggunakan metodan sesuai kaidah keilmuan KOMPETENSI DASAR 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan 4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan KI dan KD Latihan

3 A. Jaringan Tumbuhan Jaringan adalah sekumpulan sel yang struktur dan fungsinya sama. Jaringan Meristem : Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah Jaringan yang sel – selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus ( bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel – sel tubuh pada tumbuhan.

4

5 a ADA 3 MACAM MERISTEM Meristem Apikal, terdapat di ujung batang dan akar. Meristem Lateral, yaitu kambium Meristem Interkalar, yang menyebabkan tumbuhnya bunga

6 Berdasarkan asal bentuknya, meristem terbagi menjadi: Promeristem, telah ada sejak jaman embrional Meristem primer, berkembang dari sel embrional, memacu pertumbuhan primer yang menyebabkan tumbuhan bertambah tinggi. Meristem sekunder, berasal dari jaringan dewasa yang kembali bersiat embrional, misalnya kambium dan kambium gabus. Kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang membesar, yaitu kearah luar membentuk kulit batang (floem), dan kearah dalam membentuk kayu (xilem). Kambium gabus membentuk jaringan gabus.

7 JARINGAN PERMANEN Jaringan epidermis Jaringan Parenkim Jaringan penyokong Jaringan pengangkut (Floem dan Xilem ) Jaringan gabus

8 Jaringan permanen : Jaringan dewasa bersifat non meristematik, terbentuk dari pembelahan sel-sel meristem primer maupun sekunder dan telah berdiferensiasi dan terspesialisasi sesuai dengan fungsinya. Ada 5 macam jaringan permanen : Jaringan Epidermis, Tersusun dari selapis sel dan tersusun rapat. Jaringan Parenkim, Tersusun dari sel hidup dan berukuran besar dan berdinding tipis, serta memiliki banyak ruang antar sel. Jaringan Penyokong, merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Disebut juga jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat serta sel-selnya yang telah mengalami spesialisasi. Jaringan Pengangkut, terdiri dari xlem dan floem Jaringan Gabus, jaringan yang terdapat pada bagian tepi alat-alat pada tumbuhan dan tersusun oleh sel-sel parenkim gabus. Untuk jaringan gabus ini mengandung suberin dan kutin yang dimana jaringan ini lebih kuat dari pada epidermis. Jaringan gabus yaitu sel-sel mati, dengan memiliki bentuk kotak dan dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin dan bersifat tidak tembus air “Impermeable”.

9 Jaringan Epidermis https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-epidermis/

10 Epidermis Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan (membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Ciri Ciri jaringan epidermis Tersusun dari sel-sel hidup. Terdiri atas satu lapis sel tunggal. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel. Tidak memiliki klorofil. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.

11 Jaringan epidermis ada yang termodifikasi menjadi : Stomata stomata atau mulut daun adalah komponen sel epidermis daun. Fungsi stomata adalah sebagai lintasan masuk keluarnya CO2, O2, dan H2O selama berlangsungnya fotosíntesis dan respirasi. Trikoma berarti rambut, namun dalam jumlah jamak disebut trikomata. Merupakan rambut – rambut yang tumbuh berasal dari sel epidermis yang bentuk, susunan, dan fungsinya berbeda. Pada epidermis sering terdapat alat tambahan baik unisel maupun multisel yaitu trikoma yang memiliki struktur yang lebih padat seperti tonjolan, kelenjar maupun duri. Umumnya trikoma yang terdapat pada akar disebut rambut akar yang berfungsi untuk menyerap air dan garam – garam air dalam tanah. Spina Vilamen Sel kipas Sel kersik

12 Jaringan Parenkim Fungsi Jaringan Parenkim Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan Sebagai tempat fotosintesis Sebagai penyokong tubuh saat vakuola berisi air Sebagai jaringan pengangkut Sebagai tempat menyimpan udara Ciri – Ciri Jaringan Parenkim Jaringan parenkim tersebut memiliki dinding sel tipis serta jika mengalami penebalan biasanya itu terdiri dari selulosa yang masih lentur. Dinding selnya pada parenkim ini jarang sekali mengandung lignin, kecuali pada organ yang sudah tua. Dinding sel yang sudah menebal umumnya memiliki plasmodesmata yang bisa dalam membantu kelancaran dalam pertukaran zat. Jaringan parenkim tersebut juga memiliki sel-sel yang masih hidup. Pada bagian tengah ruang selnya itu terdapat sentra vakuola besar yang berisi zat-zat makanan cadangan. Dalam protoplasma tersebut biasanya terdapat plastida baik itu leukoplas, kloroplas, ataupun kromoplas. Di antara sel-sel parenkim ini, terdapat ruang antarsel (intercellular spaces) yang berperan didalam pertukaran atau juga peredaran gas-gas. Kebanyakan pada sel parenkim berbentuk segi banyak (polihedral). https://seputarilmu.com/2019/10/jaringan- parenkim.html

13 Letak Jaringan Parenkim Pada batang dan akar Pada empelur batang Dalam daun (mesofil) Daging buah Pada endosperma (jaringan sel yang menyimpan cadangan makanan) Sifat Jaringan Parenkim Berbentuk segi enam Dapat bersifat meristematik Selnya hidup dan berdinding tipis serta berukuran besar Memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat

14 1. Jenis – Jenis Jaringan Parenkim Parenkim Asimilasi ialah salah satu parenkim mencipta unsur atau elemen makanan bagi tumbuhan yang operasikan dari fotosintesa pada daun. Parenkim Penimbun yaitu suatu organ parenkim yang bisa berisi cadangan makanan dengan tatanan berbeda seperti senyawa di dalam vakuola dan unsur atau elemen beku atau larutan di dalam sitoplasma. Parenkim Air yakni salah satu organ parenkim yang bisa berisi air. Biasanya parenkim tersebut diperoleh pada tumbuhan yang hidup dilokasi kering, tumbuhan epifit dan tumbuhan sukulen. Parenkim Udara merupakan sebuah membran parenkim yang mampu berisi udara karena mempunyai ruang antar organ yang besar. 2. Jenis Jaringan Parenkim Berdasarkan Bentuknya Parenkim Palisade ialah salah satu parenkim yang sebagai daerag fotosintesis pokok dan organ-organ membujur yang terdapat di daun tepat di bawah membran epidermis karena banyak berisi klorofil dari pada membran lainnya. Parenkim Bunga Karang merupakan suatu susunan organ yang tidak sistematis, banyak luban udara dan berada di bawah susunan membran tiang. Parenkim Bintang yakni sebuah parenkim bintang mempunyai bentuk yang menyamai bintang karena bersisi lima menggantung ataupun lebih. Parenkim Lipatan yaitu suatu parenkim lipatan tersebut diperoleh pada pinus dan padi. Parenkim tersebut mempunyai bentuk yang berganda ke arah dalam dan banyak berisi kloroplas. Parenkim Pengangkut adalah berbagai jenis parenkim pembawa mempunyai organ pengubah berbentuk membujur menurut arah pengantarnya.

15 Struktur dan Isi Jaringan Parenkim 1.Larutan dalam Vakuola : Gula terlarut dan senyawa N dalam akar Beta vulgaris. 2.Cairan dalam Plasma : Protein dan minyak dalam endosperm biji Ricinus communis. 3.Kristal : Pati dalm endosperm, kotiledon, umbi, buah. Bentuk dan Susunan Jaringan Parenkim 1.Perismatis memanjang atau juga silindris, pada bentuk ini terdapat pada parenkim palisade mesofil daun dikotil. 2.Bercabang-bercabang, misalnya ialah seperti parenkim bintang atau aktinenkim pada mesofil daun Canna sp. serta juga Juncus sp. 3.Parenkim dengan ruang antar sel yang besar misalnya seperti: parenkim udara atau juga perenkim pada alat pengapung tumbuhan air (Eichornia crassiper). 4.Parenkim dengan bentuk tidak teratur serta memiliki banyak ruang antar sel, ini terdapat pada mesofil daun (parenkim spons atau juga parenkim bunga karang). 5.Parenkim dengan dinding yang melekuk-ekuk kearah dalam, itu berupa parenkim lipatan, contohnya seperti pada daun Pinus merkusi, Oryza.

16 Jaringan Penyokong, jaringan kolenkim jaringan sklerenkim

17 Kolenkim sudut (angular kolenkim) Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta dan pada batang Solanumtuberosum dan Atropa belladonna. Kolenkim lamella (lamelar kolenkim) Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sambucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia. Kolenkim lacuna (lacunar kolenkim) Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lacuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea dan Asclepias. Kolenkim cincin (anular kolenkim) Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1955) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutkan knorpel- collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus- menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

18 Jaringan Sklerenkim Sklerenkim adalah sel dengan dinding sekunder tebal yang mengandung lignin atau tidak. Tidak seperti kolenkim yang bersifat plastis, sklerenkim bersifat elastis. Sel sklerenkim beragam dalam hal bentuk, struktur, asal usul, dan perkembangannya. Banyak bentuk peralihan terdapat di antara sel sehingga sukar untuk mengelompokkan tipe sklerenkim. Sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serabut dan sklereida (sel batu).

19 A, Serabut Serabut terdapat pada bagian yang berbeda dari tubuh tumbuhan, yang mungkin terdapat sebagai idioblas (pada daun Cycas), tetapi lebih sering berbentuk pita atau silinder kosong yang tidak terputus. Serabut biasanya ditemukan dalam jaringan pembuluh, tetapi juga berkembang baik pada jaringan dasar. Menurut tempatnya dalam tubuh tumbuhan, serabut dikelompokkan menjadi dua tipe dasar, yaitu serabut xilem dan ekstraxilem(Sri Mulyani, 2006). Serabut xilem merupakan bagian terpadu dari xilem dan berkembang dari jaringan meristem yang sama seperti pada unsur xilem lain. Serabut ini bentuknya sangat beragam. Berdasarkan ketebalan dinding, tipe, maupun jumlah noktah, serabut xilem dibedakan menjadi serabut berserat (libriform; liber: kulit dalam) dan trakeida. Serabut berserat mirip serabut floem dan biasanya lebih panjang daripada trakeida. Serabut ini mempunyai ketebalan dinding yang sangat ekstrem dan noktah biasa. Trakeida serabut merupakan bentuk peralihan antara trakeida dan serabut berserat. Ketebalan dindingnya sedang, tidak setebal serabut berserat tetapi lebih tebal daripada trakeida. Pada trakeida terdapat noktah berhalaman, tetapi ruang noktahnya lebih kecil daripada trakeida. Pada trakieda serabut, dan sering kali juga pada serabut berserat, saluran noktah memanjang dan celah noktah bagian dalam seperti terbelah akibat dari penebalan dinding. Serabut trakeida mempunyai celah noktah yang panjangnya melebihi diameter ruang noktah, dan celah noktah bagian dalam berasal dari pasangan noktah yang tegak lurus satu sama lain(Sri Mulyani, 2006). Tipe serabut lain yang terdapat dalam xilem sekunder Dikotil adalah serabut bergelatin dan serabut berlendir. Serabut merupakan lapisan paling dalam dinding sekunder, banyak berisi alpha selulosa dan sedikit lignin. Lapisan ini disebut lapisan-G, menyerap banyak air dan dapat membengkak sehingga mengisi seluruh lumen serabut. Dalam keadaan kering, lapisan ini mengerut secara tak berbalik. Lapisan-G relatif berpori dan kurang padat dibandingkan lapisan di luarnya. Serabut bergelatin khas untuk kayu keras.

20 Serabut ekstraxilem terdapat pada semua bagian tumbuhan, kecuali pada unsur xilem. Serabut ekstraxilem yang terdapat pada korteks sangat dekat dengan hubungannya unsur floem. Serabut ekstraxilem batang Monokotil sebagai silinder kosong yang tidak terputus dalam jaringan dasar, terletak di sebelah dalam epidermis dengan jarak yang beragam dan mengelilingi berkas pengangkut paling luar. Pada Monokotil, serabut membentuk selubung mengelilingi berkas pengangkut. Sebagian serabut berkembang dari prokambium, dan ada yang dari jaringan dasar. Batang memanjat dan Dikotil tertentu, seperti Aristolochia dan Cucurbita, membentuk serabut pada sisi lapisan korteks terdalam dan tepi silinder pusat. Tidak ada hubungan antara perkembangan serabut ini dengan floem. Serabut tersebut dinamakan serabut perisiklus. Hasil penelitian secara ontogeni terhadap batang beberapa tumbuhan (Nicotiana, Linum, Ricinus dan Nerium) menunjukkan bahwa serabut perisiklus berkembang dari prokambium dan merupakan serabut floem primer. Pengelompokan menjadi serabut xilem dan ekstraxilem tidak selalu tepat karena ada juga serabut bersekat (septata) yang terdapat dalam xilem dan floem, bahkan dalam spesies yang sama, misalnya pada vitis. Serabut ini khas karena adanya sekat internal dan protoplasmanya hidup. Sekat tidak melebur dengan dinding serabut, tetapi meluas pada tempat persinggungan ini. Serabut ini ujungnya meruncing pada irisan membujur. Sekat terdiri atas lamela tengah dan dua lapisan dinding primer yang terputus oleh sejumlah plasmodesmata. Serabut sekat dapat berisi tepung dan minyak sehingga dianggap berfungsi sebagai penyimpan. Selain itu, serabut sekat juga berisi resin dan sering kali Kristal Ca oksalat(Sri Mulyani, 2006).

21 Secara ontogeni, serabut berkembang dari berbagai meristem, ada yang dari prokambium, kambium, meristem dasar dan bahkan dari protoderm. Misalnya pada spesies tertentu Gramineae dan Cyperaceae. Serabut juga dapat berkembang dari sel parenkim, misalnya pada protofloem kebanyakan Dikotil. Serabut dibentuk oleh kambium yang berkembang dari sel inisial yang menggelendong (fusiform) dan hanya sedikit memanjang selama pemasakan. Pertumbuhan serabut dalam tubuh primer berbeda dengan yang terdapat dalam tubuh sekunder. Sel inisial serabut primer sudah tampak sebelum organ tempatnya memanjang dan juga mereka tumbuh memanjang secara simplastis bersama dengan sel tetangga yang terus-menerus membelah. Pertumbuhan simplastis diikuti dengan pertumbuhan intrusive sehingga biasanya serabut primer lebih panjang daripada serabut sekunder pada tumbuhan yang sama. Serabut berserat dewasa dan serabut trakeida biasanya dianggap sebagai struktur penyokong yang mati. Serabut dewasa yang mempunyai protoplas hidup dan inti hanyalah serabut floem dan serabut sekat. Menurut Bailey (1953), serabut berserat sering kali tetap hidup dan kemudian membentuk penebalan dinding sekunder yang berlignin sehingga sel ini selain berfungsi untuk penyokong juga penyimpan.

22 b. Sklereida Terdapat di tempat yang berbeda dalam tubuh tumbuhan. merupakan massa yang keras dan terdapat di dalam jaringan parenkim yang lunak. Organ tertentu seperti tempurung kelapa dan kulit biji keras lainnya, seluruhnya tersusun atas sklereida. Di dalam banyak tumbuhan, sklereida merupakan idioblas, yaitu sel yang mudah dibedakan dari sel sekelilingnya karena ukuran, bentuk dan ketebalan dindingnya. Bentuk sklereida idioblas sangat beragam. Sklereida dengan bentuk khusus terdapat dalam berbagai tumbuhan, misalnya Gnetum, Camellia, Trochodendrom, Nymphaea, Cyathocalyx, Desmos, Phaeanthus, Horsfieldia, salvadora, Monstera dan Olea. Pada mesofil daun, sklereida tersusun baur (difus) atau terdapat di ujung tulang daun (terminal sklereida). Di dalam tipe sklereida idioblas, terdapat suatu tipe sel yang mirip trakeida disebut tracheoid idioblas, yang ditemukan dalam spesies Salicornia. Menurut Tschirch (1889),

23 Sklereida dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu: 1.Sel batu (Brakisklereida), berbentuk isodiametris, biasanya terdapat dalam floem, korteks dan kulit kayu batang dan daging buah pir (Pyrus communis). 2.Makrosklereida adalah sklereida yang berbentuk tangkai, sering membentuk lapisan dalam testa dari biji Leguminosae. 3.Osteosklereida adalah sklereida berbentuk tulang, ujungnya membesar, berongga bahkan sering kali bercabang. Sklereida ini sering ditemukan dalam kulit biji dan dalam daun Dikotil tertentu, misalnya pada kulit biji kacang merah (Phaseolus vulgaris). 4.Asterosklereida adalah sklereida yang bercabang, seringkali berbentuk bintang. Asterosklereida terutama terdapat pada daun, misalnya pada daun the (Camellia sinensis).

24 Menurut Bloch (1946), ada satu tipe sklereida lagi yaitu trikosklereida. Trikosklereida merupakan sklereida yang sangat panjang, agak seperti rambut dan secara teratur bercabang satu. Sklereida ini disebut juga filiform, fibriform, columnar atau polymorphic yang terdapat di dalam daun. Trikosklereida dapat dijumpai pada daun atau batang hidrofit, misalnya pada teratai (Nymphaea alba). Sel batu berkembang dari sel parenkim dengan penebalan dinding sekunder. Dinding sekundernya sangat tebal dan di dalamnya tampak sejumlah lapisan memusat dan noktah bercabang. Selama penebalan dinding, permukaan dalam dinding menebal dan noktah mulai berkembang di bagian luar dinding sekunder. Alasan fisiologis sel parenkim mengalami sklerifikasi tidak diketahui. Namun menurut Bloch (1944), berdasarkan kenyataan, sel batu sering tampak di dekat jaringan yang terluka. Karena itu, perkembangan sel batu dianggap sebagai respons (tanggapan) terhadap kerusakan fisiologis. Pada kulit kayu, banyak sel parenkim yang berubah menjadi sklereida disebabkan sebagai jaringan yang menua (Sri Wahyuni, 2006).

25

26 Pertemuan selanjutnya: Pertemuan selanjutnya Jaringan pengankut (Xilem dan Floem ) Pengangkutan pada tumbuhan Organ pada tumbuhan


Download ppt "STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Mega Sirnawati."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google