Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OLEH : DWI WAHYU CANDRA NPM FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI BANJARMASIN 2020.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OLEH : DWI WAHYU CANDRA NPM FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI BANJARMASIN 2020."— Transcript presentasi:

1 OLEH : DWI WAHYU CANDRA NPM. 13.41.0001 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI BANJARMASIN 2020

2   Kebutuhan akan telur itik dan daging itik sangat meningkat dikarenakan minat masyarakat untuk mengkonsumsi telur itik dan daging itik yang mampu mencukupi kebutuhan protein hewani dalam tubuh manusia (Anggorodi, 1995).  Itik Mojosari adalah salah satu jenis itik yang potensial untuk dikembangan sebagai itik petelur. (Ciptaan, 2001). PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

3 Maggot Black Soldier Fly (BSF) sangat baik digunakan sebagai bahan pakan sumber protein. Maggot BSF yang masih hidup mengandung protein cukup tinggi, yaitu 44,26% dalam keadaan kering, sedangkan dalam keadaan basah yaitu 16,7%. Nilai asam amino, asam lemak dan mineral yang terkandung di dalam larva maggot BSF juga tidak kalah dengan sumber-sumber protein lainnya, sehingga larva Maggot BSF merupakan bahan baku ideal yang dapat digunakan sebagai pakan ternak (Fahmi et al. 2007).

4   Faktor yang mempengaruhi dari kualitas eksterior telur itik diantaranya adalah genetik, umur serta zat makanan dalam ransum yang diberikan. Komposisi fisik dan kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangsa itik, umur, musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan serta sistem pemeliharaan (North dan Bell, 1990).  Menurut Anggorodi (1995) besarnya telur dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk sifat genetik, tingkatan dewasa kelamin, umur, obat- obatan dan pakan sehari-hari. Faktor pakan yang sangat mempengaruhi besar telur adalah protein dan asam amino yang cukup dalam ransum dan asam linoleat (Wahju, 2004). Pemberian pakan dengan kandungan protein yang tinggi akan memberikan berat telur yang optimal. Selain itu berat telur tergantung oleh umur ternak, semakin tua umur ternak semakin besar ukuran telur (Asih, 2004). Lanjutan…

5  TUJUAN DAN KEGUNAAN

6   Bahan Itik Mojosari betina umur 7,5 bulan sebanyak 120 ekor. Maggot hidup sebagai tambahan campuran bahan pakan dalam ransum. Ransum rendah protein dan tinggi protein sebagai campuran bahan pakan untuk pembuatan mesh. Analisis Proksimat sebagai pengukur kandungan gizi pakan yang dibuat. MATERI & METODE MATERI

7   Alat Kandang itik yang dibuatkan petak didalamnya masing- masing berukuran 220 x 145 x 60 cm untuk penempatan itik, petak tersebut sebanyak 24 unit. Timbangan untuk menimbang bahan pakan. Mesin penepung untuk menghancurkan bahan pakan. Terpal untuk alas pencampuran bahan pakan. Karung plastik untuk menyimpan pakan. Ember untuk menyimpan bahan pakan dalam petak itik. Petak kandang untuk tempat pemeliharaan itik. Lanjutan…

8  METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 5 ekor. Jumlah itik Mojosari yang digunakan sebanyak 120 ekor. Sebagai perlakuan adalah tingkat pemberian maggot hidup dalam ransum.

9  Perlakuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: TMR = Tanpa Maggot (0%), Protein Rendah (13,43%) TMT= Tanpa Maggot (0%), Protein Tinggi (18,30%) MR= Maggot (10%). Protein Rendah (15,13%) MT= Maggot (10%), Protein Tinggi (20,00%) PerlakuanMaggot hidup (%)Kadar Protein (%) TMR 013,43 TMT 018,30 MR 1015,13 MT 1020,00 Keterangan :

10 Komposisi Nutrien Bahan Pakan Bahan Pakan Kandungan zat-zat makanan Protein (%) S. Kasar (%) Lemak (%) Ca (%) P (%) EM (Kkal/kg) Konsentrat itik 1) 3865121,43300 Dedak 2) 12,0013,826,070,201,002400 Jagung 2) 8,53,785,170,020,303300 Tepung ikan rucah 3) 42,760,1712,15,12,82845 Maggot hidup 3) 16,660,458,050,140,051058 1) = Konsentrat Itik Petelur CP 144, Charoen Phokphand. 2) = Mutu Pakan Ternak, Ketaren, P.P 2001 3) = Hasil Analisis Laboratorium Kimia Makanan dan Nutrisi Ruminansia Fakultas Peternakan UNPAD, 2016. Sumber :

11 Tabel 2. Susunan dan kandungan nutrient ransum penelitian *) Dihitung berdasarkan hasil analisis dan perhitungan data Tabel Bahan pakan Bahan Pakan Perlakuan Protein (13,43%) Protein(15,13%)Protein(18,3%) Protein (20,00%) Proporsi (%) Konsentrat itik 17 Dedak 24,1 21,4 Jagung 58,9 43,6 Tepung ikan rucah 0018 Maggot Hidup 0100 Total 100110100110 Komposisi nutrient *) Protein kasar 13,4315,1318,320,00 Serat kasar 12,714,3616,3918,05 Lemak kasar 4,325,983,525,18 Ca 2,222,233,093,13 P 0,770,781.161,17 ME (Kkal/kg) 3080323730603198

12   Tempat & Waktu  Persiapan  Pelaksanaan Kegiatan  Variabel yang Diamati PELAKSANAAN PENELITIAN

13 Variabel yang diamati pada penelitian ini terdiri dari : 1.Rata-rata berat telur (satuan gram). 2.Rata-rata Tebal Kerabang Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963) ketebalan kerabang diukur dengan menggunakan micrometer sekrup dengan satuan mm. : TK = t1 + t2 + t3 / 3 4.Indeks telur. Indeks telur diukur dengan membagi ukuran lebar telur dengan panjang telur (indeks telur = Lebar Telur/Panjang Telur dikali 100). Lebar telur, diukur horizontal dari keadaan telur ketika didirikan (tumpul dibawah/diatas dan lancip dibawah/diatas). Panjang telur diukur vertical dari keadaan telur ketika didirikan (tumpul dibawah/diatas dan lancip dibawah/diatas).

14  Hasil pengamatan selama penelitian, data dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati, untuk mengetahui homogenitas data dilakukan uji Homogenitas ragam (uji Bartlett). Data akan ditransfermasikan dan dilakukan analisis ragam menggunakan uji F apabila data tidak homogen, yaitu pada taraf kepercayaan 5% dan 1%. Analisis akan dilanjutkan dengan uji beda nilai tengah dengan menggunakan uji jarak Wilayah Berganda apabila hasil uji F menunjukkan berpengaruh sangat nyata atau berpengaruh nyata (Steel dan Torrie, 1993).

15   Berat Telur Itik Mojosari Rata-rata Berat Telur Itik Mojosari HASIL DAN PEMBAHASAN (1) Perlakuan Faktor (%) Rata – Rata Berat Telur Itik Mojosari (g) Maggot Hidup Protein Tanpa Maggot&Protein Rendah 013,4359,30 a Tanpa Maggot&Protein Tinggi 018,3064,31 b Maggot&Protein Rendah 1015,1362,84 ab Maggot&Protein Tinggi 1020,0064,71 c Keterangan: Angka yang diikuti huruf superscript yang berbeda pada kolom rata-rata berat telur itik mojosari pada taraf uji DMRT 5% (P>0,05).

16 Ilustrasi Rata-rata Berat Telur Itik Mojosari berbagai perlakuan Tabel Analisis Ragam SK dbJKKTF hitung F Tab 5%1% Perlakuan 3109,0436,353,21 Maggot171,04 6,274,948,53 Protein 123,23 2,054,948,53 MP 114,77 1,304,948,53 Galat 20226,5711,32 Total 26 Lanjutan…

17   Tebal Kerabang Telur Itik Mojosari Rata-rata Tebal Kerabang Telur Itik Mojosari Tingkat penambahan maggot hidup dalam ransum tidak berpengaruh terhadap tebal kerabang telur, tetapi dengan ransum tinggi protein (21%) mempengaruhi terhadap ketebalan kerabang telur itik (lihat Tabel analis Ragam). HASIL DAN PEMBAHASAN (2) Perlakuan Faktor (%) Rata – Rata Tebal KerabangTelur Itik Mojosari (mm) Maggot Hidup Protein Tanpa Maggot&Protein Rendah 013,430,34 Tanpa Maggot&Protein Tinggi 018,300,36 Maggot&Protein Rendah 1015,130,35 Maggot&Protein Tinggi 1020,000,36

18 Tabel Analisis Ragam SK dbJKKTF hitung F Tab 5%1% Perlk 30,001603120,000534372,464 M 10,00017604 0,8124,948,53 P 10,00142604 6,5754,948,53 MP 10,00000104 0,0054,948,53 Galat 200,00433750,00021687 Total 26 Lanjutan… Ilustrasi Rata-rata Tebal Kerabang Telur Itik Mojosari Berbagai perlakuan

19   Berat Kerabang Telur Itik Mojosari Rata-rata Berat Kerabang Telur Itik Mojosari Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata berat kerabang telur itik mojosari adalah 10,38% (6,15 gram) – 10,74% (6,94 gram). Stadellman dan Cotterill (1994) menyatakan bahwa berat kerabang telur berkisar antara 9 sampai 12% dari total berat telur. HASIL DAN PEMBAHASAN (3) Perlakuan Faktor (%) Rata – Rata Berat KerabangTelur Itik Mojosari Maggot Hidup Protein Tanpa Maggot&Protein Rendah 013,4310,38 Tanpa Maggot&Protein Tinggi 018,3010,39 Maggot&Protein Rendah 1015,1310,48 Maggot&Protein Tinggi 1020,0010,74

20 Lanjutan… Tabel Analisis Ragam SK dbJKKTF hitung F Tab 5%1% Perlk 30,500,170,19 M 10,30 0,354,948,53 P 10,10 0,124,948,53 MP 10,09 0,114,948,53 Galat 2017,230,86 Total 26 Ilustrasi Rata-rata Berat Kerabang Telur Itik Mojosari Berbagai Perlakuan

21   Indeks Telur Itik Mojosari Rata-rata Indeks Telur Itik Mojosari Keterangan: Angka yang diikuti huruf superscript yang berbeda pada kolom rata-rata indeks telur itik mojosari pada taraf uji DMRT 5% (P>0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN (4) Perlakuan Faktor (%) Rata – Rata Indeks Telur Itik Mojosari Maggot Hidup Protein Tanpa Maggot&Protein Rendah 013,4380,31 c Tanpa Maggot&Protein Tinggi 018,3079,30 ab Maggot&Protein Rendah 1015,1377,82 ab Maggot&Protein Tinggi 1020,0077,52 a

22 Lanjutan… Tabel Analisis Ragam SK dbJKKTF hitung F Tab 5%1% Perlk 330,7210,243,85 Maggot127,37 10,304,948,53 Protein 12,58 0,974,948,53 MP 10,77 0,294,948,53 Galat 2053,132,65 Total 26 Ilustrasi Rata-rata Indeks Telur Itik Mojosari Berbagai Perlakuan

23  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:  Tingkat penambahan maggot hidup ( Black Soldier Fly) yang berbeda berpengaruh nyata terhadap berat telur itik mojosari yakni pada perlakuan maggot(10%) & protein tinggi (20%) dan indeks telur itik mojosari pada perlakuan maggot(10%) & protein tinggi (20%) pula.  Tingkat penambahan maggot hidup ( Black Soldier Fly) yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap tebal dan berat kerabang telur itik mojosari. KESIMPULAN

24  Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang tingkat penambahan maggot hidup dalam ransum untuk ternak yang lainnya. SARAN

25

26

27


Download ppt "OLEH : DWI WAHYU CANDRA NPM FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI BANJARMASIN 2020."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google