Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehweliyadi encik Telah diubah "4 tahun yang lalu
1
PRODUKTIFITAS PERAIRAN ENCIK WELIYADI, S.Pi., M.Sc
2
Mata Kuliah: Produktifitas Perairan Pengajar: Encik Weliyadi, S.Pi., M.Sc Tri Paus Hutapea Novi L Jumlah SKS: 3 SKS Jumlah pertemuan: 16 Hari perkuliahan: Senin Pukul: 13.00 – 14.40 Tempat: Ruang 303
3
MANFAAT MATA KULIAH 1.Untuk mengetahui produktivitas primer di perairan yang dilakukan oleh fitoplankton. 2.Untuk mengenal plankton dan arti pentingnya di perairan. 3.Untuk mengetahui bagaimana pengukuran biomassasa plankton dan tumbuhan air dalam produksi primer. 4.Untuk mengetahui keadaan produktivitas perairan di berbagai ekosistem perairan. 5.Untuk mengetahui keadaan produktivitas perairan pesisir. 6.Untuk mengetahui proses red tide yang terjadi di perairan. 7.Untuk mengetahui proses red tide yang terjadi di perairan. 8.Untuk mengetahui produktivitas sekunder pada organisme plankton di perairan. 9.Untuk mengetahui produktivitas sekunder pada organisme ikan di perairan. 10.Untuk mengetahui keterkaitan antara produktivitas primer perairan dan trofik level pada organisme ikan di perairan. 11.Untuk mengetahui fauna interstitial dan peranannya dalam produktivitas perairan. 12.Untuk mengetahui indikator biologi pada lingkungan perairan yang meliputi pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
4
Selama ini sering terjadi salah pengertian dalam istilah produksi (production) dan produktivitas (productivity). Menurut Wood (1967), produksi adalah kuantitas materi yang diproduksi per satuan waktu. Produktivitas adalah kapasitas/kemampuan berproduksi per satuan waktu. Jadi, produksi memiliki karakter konkrit dengan perubahan skala absolut sedangkan produktivitas memiliki karakter abstrak dengan perubahan skala relatif. Odum (1998) mendefinisikan produktivitas primer sebagai derajat penyimpanan energi matahari dalam bentuk bahan organik, sebagai hasil fotosintesis dan kemosintesis dari produsen primer.fotosintesis kemosintesis produsen primer DEFINISI PRODUKTIFITAS PRIMER Levinton (1982) dan Barnabe dan Barnabe (2000), bahwa produktivitas adalah jumlah yang dihasilkan oleh organisme hidup persatuan waktu dan sering diestimasi sebagai jumlah karbon yang terdapat di dalam material hidup dan secara umum dapat dinyatakan sebagai gram karbon yang dihasilkan dalam satuan meter kuadrat kolom air per hari (g C/m2/hari) atau sebagai gram karbon yang dihasilkan dalam satu meter kubik per hari (g C/m3/hari).
5
Piramida makanan di perairan
6
Fotosintesis adalah proses yang dilakukan oleh tumbuhan dan organisme lain untuk mengkonversi energi cahaya yang ditangkap dari matahari menjadi energi kimia. Persamaan umum dalam proses fotosintesis adalah sbb: Kemosintesis adalah proses pengubahan zat anorganik (CO 2 dan H 2 O) menjadi zat organik dengan bantuan energi reaksi kimia anorganik.
7
Dalam proses produksi baik secara fotosintesis maupun kemosintesis memiliki berbagai tingkatan sbb; 1.produksi primer kotor, 2.produksi primer bersih, 3.produksi komunitas bersih dan 4.produksi sekundar. Produksi primer kotor atau fotosintesis total adalah hasil total dari produksi termasuk materi organik yang digunakan oleh organisme primer untuk respirasi selama priode waktu tertentu, atau dapat dikatakan sebagai jumlah seluruh bahan organik yang terbentuk dalam proses produktivitas. Produksi primer bersih atau fotosintesis bersih adalah jumlah materi organik yang tersimpan dalam jaringan organisme primer (tumbuhan) setelah dikurangi dengan yang terpakai untuk respirasi selama periode waktu tertentu. Produksi komunitas bersih adalah jumlah produksi primer bersih dikurangi materi yang dikonsumsi oleh organisme heterotrofik selama periode waktu tertentu, sedangkan Produksi sekunder adalah jumlah materi organik yang tersimpan pada tingkatan organisme konsumer.
8
Penyusun Produktivitas Primer Energi yang diperlukan agar ekosistem perairan dapat berfungsi hampir seluruhnya bergantung pada aktivitas fotosintesis tumbuhan perairan. Tumbuhan perairan tersebut meliputi : 1.plankton nabati (fitoplankton), 2.rumput laut (seaweed), 3.lamun (seagrass), 4.mangrove, dan 5.mikroalga bentik
9
1.Fitoplankton Fitoplankton adalah organisme renik yang melayang-layang dalam air atau mempunyai kemampuan renang yang sangat lemah dan pergerakannya selalu dipengaruhi oleh pergerakan massa air (Nybakken, 1992). Sumich (1992) menyatakan bahwa sebagai produsen primer, fitoplankton berperan sebagai penghasil oksigen dan bahan makanan bagi organisme perairan lain. Ada 5 kelompok besar fitoplankton yang hidup di perairan : - Cyanophyta (alga biru), - Chlorophyta (alga hijau), - Chrysophyta (alga kuning), - Pyrophyta dan - Euglenophyta.
10
Euglenophyta Pyrophyta Chrysophyta
11
2. Rumput Laut Rumput laut adalah kelompok alga multiseluler yang tubuhnya berupa thallus dan tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini hidup di perairan laut yang masih mendapat cahaya matahari dengan menempel pada substrat yang keras. Rumput laut yang berukuran besar tergolong dalam tiga kelompok besar yaitu: - Chlorophyceae (alga hijau), - Phaeophyceae (alga coklat) dan - Rhodophyceae (alga merah). Sebagai produsen primer, kelompok alga ini juga menfiksasi bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya matahari yang dimanfaatkan langsung oleh hewan herbivora.
12
3. Seagrass Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tanaman berbunga (Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut dan umumnya membentuk padang lamun yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya (Fortes, 1990). Di Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk kedalam dua famili yaitu : a. famili Hydrocharitaceae meliputi; -Enhalus acoroides, -Thalassia hemprichii, -Halophila ovalis, -H.minor, H.decipiens, -H.spinulosa dan -H. Beccarii b. famili Potamogetoneceae meliputi : -Halodule uninervis, -H. pinifolia, -Cymodocea rotundata, -C. serrulata, -Syringodium isoetifolium dan -Thalassodendron ciliatum.
13
4. Mangrove Mangrove merupakan kelompok tumbuh-tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusmana et al., 2003). Di Indonesia ditemukan 39 jenisnya dan menjadikan hutan mangrove Indonesia sebagai yang paling kaya jenis di lingkungan Samudera Hindia dan Pasifik (Noor dkk., 1999). Di perairan Teluk Kendari sendiri terdapat ekosistem mangrove yang terdiri atas jenis Avicennia sp., Rhizophora stylosa, Nypa fructicans, Bruguiera sp., dan Xylocarpus sp (BAPPEDA Sultra dan PKSPL, 2000). Tumbuhan mangrove tersebut secara ekologis berfungsi sebagai tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan.
14
Zonasi Mangrove
15
5. Mikroalga bentik Mikroalga bentik di perairan biasanya lebih produktif, dan memberikan sumbangan kecil terhadap produktivitas primer pada beberapa habitat seperti daerah pasang surut. Diatom dan alga hijau biru adalah bagian penting komunitas mikroalga bentik di estuari. Mikroalga bentik dapat hidup pada tumbuhan submerger sebagai epifit, hidup di atas sedimen, batu sebagai litophyt.
16
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Primer Faktor-faktornya adalah sbb: - Cahaya, - Suhu, - Kadar zat-zat hara, Produktivitas primer merupakan mata rantai makanan yang memegang peranan penting bagi sumberdaya perairan. Melalui produktivitas primer, energi akan mengalir dalam ekosistem perairan dimulai dengan fiksasi oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis.
17
Cahaya Ketersediaan cahaya dalam badan air baik secara kuantitatif maupun kualitatif sangat tergantung pada waktu (harian, musiman, tahunan), tempat (letak geografis, kedalaman), kondisi prevalen di atas permukaan air (penutupan awan, inklinasi matahari) atau dalam perairan (refreksi, absorbsi oleh air dan materimateri terlarut serta penghamburan oleh partikel-partikel tersuspensi). Fotosintesis hanya dapat berlangsung bila intensitas cahaya yang sampai ke suatu sel alga lebih besar dari pada suatu intensitas tertentu. Hal ini berarti bahwa fitoplankton yang produktif hanyalah terdapat di lapisan-lapisan air teratas dimana intensitas cahaya cukup bagi berlangsungnya fotosintesis. Kedalaman penestrasi cahaya di dalam laut, dimana produksi fitoplankton masih dapat berlangsung, bergantung pada beberapa faktor antara lain : - absorbsi cahaya oleh air, - panjang gelombang cahaya, - kecerahan air, - pemantulan cahaya oleh permukaan laut, - lintang geografik dan musim.
20
Zat Hara Zat-zat hara anorganik utama yang diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak ialah nitrogen (sebagai nitrat, NO3) dan fosfor (sebagai fosfat PO4). Zat-zat hara lain, baik anorganik dan organik, mungkin diperlukan dalam jumlah kecil atau sangat kecil, namun pengaruhnya terhadap produktivitas tidak sebesar nitrogen dan fosfor. Nitrogen dan fosfor sebagai nutrien utama yang dibutuhkan oleh fitoplankton untuk pertumbuhan dan perkembangannya memiliki kadar yang optimal. Menurut Mackentum (1969) bahwa untuk pertumbuhan optimal fitoplankton memerlukan kandungan nitrat pada kisaran 0,9-3,5 mg/L dan ortofosfat adalah 0,09-1,80 mg/L. Lebih lanjut dijelaskan oleh Bruno et al. (1979) dalam Sumardianto (1995) bahwa kandungan ortofosfat yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 0,27-5,51 mg/L, jika kandungannya kurang dari 0,02 mg/L maka akan menjadi faktor pembatas.
21
Suhu Suhu permukaan laut bergantung pada presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor fisik yang terjadi di dalam kolom perairan. Presipitasi di laut terjadi melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut. Evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran bahang dari udara ke lapisan permukaan perairan. Menurut McPhaden & Hayes (1991), evaporasi dapat meningkatkan suhu kira-kira sebesar 0.1°C pada lapisan permukaan hingga kedalaman 10 meter dan hanya kira-kira 0.02 °C pada kedalaman 10-75 meter. Menurut Effendi (2000), kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20-30°C. Algae dari filum Chlorophyta tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 30-35 °C dan Diatom pada suhu 20-30 °C.
22
Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan pioduktivitas suatu perairan (Pescod, 1973). pH perairan laut Indonesia pada umumnya bervariasi antara 6.0-8.5, nilai pH maksimum terdapat pada zona fotosintesis yang menunjukkan fenomena mencegah pembentukan H2CO3 yang berasal dari CO2 (Romimohtarto, 1991). pH yang ideal untuk kehidupan fitoplankton di perairan adalah 6.5-8.0 (Pescod, 1973). Pada perairan yang berkondisi asam dengan pH kurang dari 6, organisme yang menjadi pakan ikan (fitoplankton) tidak akan hidup dengan baik (Swingle, 1968). Perairan dengan nilai pH lebih kecil dari 4 merupakan perairan yang sangat asam dan dapat menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan lebih dari 9,5 merupakan perairan yang sangat basa dapat pula menyebabkan kematian dan mengurangi produktivitas (Wardoyo, 1982).
24
Definisi dan Arti Penting Plankton Plankton didefinisikan sebagai semua jasad hidup nabati (tumbuhan) dan hewani (hewan) yang hidup bebas di alam perairan dengan kemampuan gerak terbatas, sehingga sebagian besar gerakannya secara pasif mengikuti arus (pergerakan) air (Newell dan Newell, 1963). Plankton berbeda dengan nekton, yang juga merupakan organisme pelagik, namun dapat berenang cukup kuat sehingga dapat melawan gerakan massa air. Plankton juga memiliki perbedaan dengan bentos yang terdiri dari organisme yang hidup di dasar perairan.
26
Klasifikasi Berdasarkan definisi ini kemudian timbul penggolongan plankton menurut batasan biologi, daur hidup dan ukuran (Basmi, 1995). Atas dasar batasan biologi, plankton dikelompokkan menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Menurut batasan daur hidup plankton digolongkan menjadi : - holoplankton (plankton yang seluruh daur hidupnya sebagai plankton) dan - meroplankton (plankton yang hanya sebagaian daur hidupnya terutama stadia larva hidup sebagai plankton). Sedangkan atas batasan ukurannya, plankton dikelompokkan menjadi : -megaplankton, -makroplankton, -mikroplankton, -nannoplankton dan -ultraplankton. Megaplankton mencakup hewan berukuran besar dengan kemampuan gerak terbatas, misalnya ubur-ubur.
Presentasi serupa
© 2025 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.