Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

REVIEW JURNAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Oleh : Muhamad Abdul Khalim C UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN 2020.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "REVIEW JURNAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Oleh : Muhamad Abdul Khalim C UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN 2020."— Transcript presentasi:

1 REVIEW JURNAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Oleh : Muhamad Abdul Khalim 20060484100 2020C UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN 2020

2 Jurnal 1 Komunikasi Pemasaran Olahraga Renang Nama Jurnal : Jurnal Kajian Komunikasi Volume : Vol. 6 No. 2 Tahun : 2018 Penulis : Dwini Hanika Reftari, Asep Suryana, dan Agus Setiaman ABSTRAK Komunikasi pemasaran memiliki peran penting dimana pemasaran olahraga menjadi salah satu kajian akademik yang menjelma menjadi sebuah bidang kajian yang menarik dan strategis dalam mendukung pembangunan, baik dalam pengertian pembangunan olahraga. Suatu organisasi menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial. Akan tetapi pada penelitian ini, organisasi PB PRSI adalah organisasi non-profit yang tujuan akhirnya tidak menghasilkan finansial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan strategi promosi yang dilakukan oleh organisasi PB PRSI dalam mempromosikan olahraga renang; serta untuk mengetahui alasan organisasi PB PRSI yang mengalami kendala dalam menjalankan strategi promosi olahraga renang. Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia atau yang biasa disingkat dengan (PB PRSI) ialah organisasi non-profit yang mengatur kegiatan olahraga renang di Indonesia. PRSI berdiri pada tanggal 21 Maret 1951 di Jakarta dengan ketua umum pertamanya adalah Prof. dr. Poerwo Soedarmo. Di bawah kepemimpinan Prof. Poerwo, olahraga renang Indonesia sedikit demi sedikit mengalami kemajuan dan berkembang ditahun 1952. PRSI sendiri sudah tercatat menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia atau yang biasa dikenal dengan Federation Internasionale de Nation (FINA) dan International Olympic Committee (IOC). Organisasi PB PRSI menaungi lima cabang olahraga aquatic, di antaranya renang, renang indah, polo air, renang terbuka, dan loncat indah. Pada hakikatnya organisasi PB PRSI sudah berupaya melakukan berbagai serangkaian komunikasi pemasaran olahraga melalui strategi promosi dalam mempromosikan olahraga renang di Indonesia. Alasan peneliti memilih organisasi PB PRSI untuk diteliti karena PB PRSI itu sendiri adalah kasus yang unik dinilai dari organisasi nonprofit yang bergerak dibidang olahraga terutama olahraga renang yang memiliki strategi promosi yang berbeda dengan organisasi olahraga lainnya, dilihat dari salah satu strateginya melalui event Festival Akuatik Indonesia 2017, dengan mempertandingkan “master swimming” sebagai salah satu cara untuk mempromosikan olahraga renang melalui event tersebut. Dimana pertandingan atau event olahraga yang ada di Indonesia, tidak ditemukan strategi promosi yang serupa dari cabang-cabang olahraga lainnya. Pada penelitian ini komunikasi pemasaran memiliki peran penting dimana pemasaran olahraga menjadi salah satu kajian akademik, yang menjelma menjadi sebuah bidang kajian yang menarik dan strategis dalam mendukung pembangunan, baik dalam pengertian pembangunan olahraga maupun olahraga nasional. Akan tetapi pada penelitian ini, organisasi PB PRSI adalah organisasi non-profit yang tujuan akhirnya tidak menghasilkan finansial untuk membangun industri olahraga renang itu sendiri menurut Zoraya Perucha saat di wawancara. Dalam hal ini, peneliti mencoba mengungkapkan fenomena olahraga dari sisi komunikasi pemasaran olahraga, dimana fenomena olahraga renang saat ini sedang mengalami perubahan dari sisi pemasaran olahraga itu sendiri, mengingat bahwa ketua umum dari organisasi PB PRSI saat ini adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang media televisi swasta di Indonesia. Maka dari itu promosi olahraga renang sedang gencargencarnya dilakukan oleh organisasi PB PRSI, agar masyarakat Indonesia menikmati kegiatan keolahragaan renang itu sendiri.

3 METODE PENELITIAN Tujuan dari studi kasus pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, memahami, dan mengembangkan komunikasi pemasaran olahraga bagi organisasi di PB PRSI. Pada tahap ini, alasan yang melatarbelakangi peneliti menggunakan studi kasus adalah pertama adanya upaya bidang humas dan promosi PB PRSI dalam mempromosikan olahraga renang di Indonesia melalui serangkaian strategi promosi organisasi PB PRSI dalam mempromosikan olahraga renang di Indonesia. Penelitian ini mengaplikasikan studi kasus eksplorasi karena adanya keunikan kasus yang perlu diteliti secara terperinci, pengumpulan data secara mendalam baik melalui berbagai sumber informasi. Pembahasan dibuat berdasarkan berbagai sumber informasi yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran olahraga renang melalui serangkaian strategi promosi yang dilakukan oleh organisasi PB PRSI. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan kunci, yaitu dengan cara memperoleh informasi mengenai komunikasi pemasaran olahraga renang PB PRSI di Indonesia dalam hal mempromosikan olahraga renang, dimana peneliti mengambil informan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang peneliti buat berdasarkan tujuan riset. Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan dalam proses pengadaan data untuk kepentingan penelitian.Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung dengan sekjen PB PRSI, bidang humas dan promosi PB PRSI, atlet renang Indonesia, produser atau wartawan olahraga, akademisi olahraga serta CEO agensi manajemen olahraga Sportinco. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut pendapat peneliti, strategi promosi dari organisasi PB PRSI sudah berjalan dengan baik, artinya sudah ada perubahan dalam mempromosikan olahraga renang di Indonesia, akan tetapi sosialisasi atau promosi atau pendidikan olahraga renang memang sudah dilakukan khususnya di lembaga pendidikan formal. Sementara untuk promosi olahraga dalam konteks industri olahraga renang, kiranya, belum maksimal. Hal itu, tampak dalam kaitannya masih terbatasnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan olahraga renang. Maksud dari partisipasi olahraga itu, baik dalam pengertian keikutsertaan sebagai atlet atau pelaku kegiatan olahraga, maupun menjadi sponsor dan penikmat kegiatan olahraga dari strategi promosi PB PRSI yang dilakukan, diantaranya ada empat yakni melalui media sosial, media televisi, media cetak serta komunikasi pemasaran terpadu: event. melalui event Festival Akuatik Indonesia 2017 yang dilakukan oleh organisasi PB PRSI merupakan salah satu bentuk promosi dari pemasaran olahraga melalui iklan, dimana organisasi PB PRSI melakukan iklan dengan menggunakan baliho, dan banner dalam setiap pertandingan tersebut. Dalam hal ini semua aspek yang ada didalam gambar tersebut memiliki kaitan yang erat dan alur strategi promosi yang terus menerus terjadi dalam organisasi PB PRSI. Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka kendala yang dialami oleh organisasi PB PRSI dalam melakukan strategi promosi olahraga renang di Indonesia ialah berupa fasilitas olahraga, prestasi, sponsorship, serta anggaran dana. Faktor yang lainnya yaitu suatu olahraga kekurangan sponsor hal yang paling mendasar ialah efetivitas komunikasi atau pemasaran olahraga. Disini peneliti mengindikasikan bahwa sebenarnya untuk dana mempromosikan olahraga renang pun tidak ada. Maka dari itu, ini adalah salah satu faktor kendala yang serius jika menginginkan olahraga renang menjadi olahraga yang populer di Indonesia. Maka seharusnya organisasi PB PRSI melihat empat elemen dasar pemasaran, Products (produk) harus menjadi olahraga publik; Place (tempat) tempat berenang harus mudah dan dapat diakses oleh banyak orang; Price (Harga) jadikan olahraga renang sebagai olahraga populer yaitu murah; sedangkan Promotion (promosi) memang sudah digerakkan oleh organisasi PB PRSI. Dengan demikian, sebenarnya dari empat elemen pemasaran tersebut, promosi adalah elemen yang memiliki keterkitan dengan perencanaan komunikasi, karena sebuah produk yang ingin dipasarkan memerlukan promosi. Sedangkan promosi memerlukan strategi dalam perencanaan komunikasi. Mengenai kendala yang dialami oleh organisasi PB PRSI dalam melaksanakan strategi promosi olahraga renang di Indonesia. Salah satunya terletak pada fasilitas olahraga renang yang menjadi titik kendala dalam mempromosikan olahraga renang, karena olahraga renang identik dengan olahraga elit dan mahal. SIMPULAN Melaksanakan strategi promosi organisasi PB PRSI dalam mempromosikan olahraga renang di Indonesia ialah dengan berbagai macam cara mulai dari media sosial, media cetak, media televisi, serta melalui komunikasi pemasaran terpadu: berupa event. Hal ini menunjukkan bahwa strategi promosi organisasi PB PRSI sudah maksimal dilakukan. Cara mempromosikannya melalui beberapa konsep dari komunikasi pemasaran serta pemasaran olahraga seperti iklan, public relations, dan personal selling. Dalam melaksanakan strategi promosi organisasi PB PRSI terdapat beberapa kendala, di antaranya yakni fasilitas olahraga, prestasi yang sedang menurun, sponsorship, serta anggaran dana. Adapun saran yang peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebaiknya strategi promosi organisasi PB PRSI dalam mempromosikan olahraga renang di Indonesia, melakukan kerjasama dengan beberapa stakeholder yang terkait dengan pengembangan olahraga renang itu sendiri, agar terciptanya olahraga renang yang dekat dengan masyarakat. Dalam hal kendala untuk melakukan strategi promosi PB PRSI perlu adanya pertimbangan dalam hal empat elemen dasar dari pemasaran, yakni Products (produk); Place (tempat); Price (Harga); Promotion (promosi). Organisasi PB PRSI, hanya menjalankan elemen dasar pada Promotion (promosi) saja.

4 Jurnal 2 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN RENANG TERHADAP KONDISI FISIK PADA ANAK USIA 8 TAHUN Nama Jurnal : Jurnal Olahraga Volume : (3) (2) Tahun : 2018 Penulis : Sartono, Firman Adityatama ABSTRAK Renang merupakan situasi di mana perenang harus mengapung pada air. Seorang anak dapat menguasai renang jika dapat menikmati aktivitas olahraganya. Aktivitas olahraga menggunakan aktivitas akuatik pada anak dapat membantu perkembangan konsep diri untuk meningkatkan adaptif perilaku anak. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh metode pembelajaran renang terhadap kondisi fisik pada anak usia 8 tahun. PENDAHULUAN Olahraga tumbuh dan berkembang dengan berbagai bentuk dan cara pelaksanaan, pengorganisasian dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan penekanannya masing-masing. Salah satu perkembangan olahraga yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia yang ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat adalah renang. Renang memerlukan unsur kondisi fisik tersendiri sehingga membutuhkan pembinaan fisik yang lebih tepat. Unsur kondisi fisik yang diperlukan pada renang antara lain: kekuatan otot, kelenturan, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kebugaran kardiovaskular. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan unsur kondisi fisik daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, kelincahan, power, kekuatan, kecepatan, dan fleksibilitas. Pada anak-anak usia 6 sampai dengan 12 tahun sudah terjadi perkembangan dari segi perkembangan fisik, berupa perkembangan komponen biomotorik, diantaranya kekuatan, fleksibilitas, daya tahan, power dan kemampuan biomotorik lainnya. Pada penelitian ini menggunakan anak yang berusia 8 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh metode pembelajaran renang terhadap kondisi fisik dan untuk mengamati perilaku anak usia 8 tahun yang menjadi lebih familier dengan kolam renang, dan untuk mengamati perkembangan keterampilan anak usia 8 tahun. METODE PENELITIAN Rancangan dalam penelitian ini menggunakan “Pretest-Posttest Design”. Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak laki-laki yang berusia 8 tahun pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Orangtua anak dan pihak Sekolah Dasar (SD) memberikan persetujuan tertulis mereka bagi anaknya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Metode Halliwick digunakan untuk penerapan metode pembelajaran renang. Metode pembelajaran keterampilan renang di desain oleh James McMillan yang mengajar di sekolah putri Halliwick di Southgate, London. Metode pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip ilmu pengetahuan hidrodinamika dan mekanika tubuh. Program latihan renang dilakukan selama 8 minggu, tiga kali dalam seminggu selama 60 menit setiap sesinya. Teknik pengolahan data untuk mengolah data yang terkumpul dari pretest dan post-test kondisi fisik, maka peneliti menggunakan langkah-langkah statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah 8 minggu metode pembelajaran renang, skor daya tahan. g. Adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok metode pembelajaran renang maka dilakukan penghitungan nilai perbedaan peningkatan kondisi fisik dalam persen pada kelompok metode pembelajaran renang. Kelompok metode pembelajaran renang memiliki nilai persentase peningkatan kondisi fisik sebesar 35.564%. Dalam latihan ini anak usia 8 tahun mempelajari materi menggunakan metode pembelajaran renang, sehingga menyebabkan peningkatan kondisi fisik menjadi lebih optimal. Hal inilah yang menjadi faktor utama terbentuknya peningkatan kondisi fisik. SIMPULAN Kesimpulannya yaitu ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran renang terhadap kondisi fisik pada anak usia 8 tahun.

5 Jurnal 3 IMPLEMENTASI LATIHAN OLAHRAGA RENANG ANAK AUTIS Nama Jurnal : Olahraga Prestasi Volume : 14. No. 1 Tahun : 2018 Penulis : Sabaruddin Yunis Bangun Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi latihan olahraga renang anak autisme, terjadinya peningkatan dan perubahan motorik dan sikap anak autis membuktikan pentingnya penelitian ini dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif dengan pendekatan kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data: wawancara, observasi dan dokumentasi rekaman percakapan pada saat penelitian. Teknik analisa data dalam penelitian ini dengan triangulasi menggabungkan data-data dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, vidio tape recorder dan catatan kecil (memo). Hasil penelitian adalah: a) Rencana proses latihan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, b) Penyusunan progam latihan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, c) Pelaksanaan latihan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, d) Evaluasi Latihan yang dilaksanakan dudah berjalan dengan baik. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa implementasi latihan olahraga renang yang diterapkan terhadap anak autis sudah berjalan dengan baik. Pendahuluan Dalam kehidupan tidak ada manusia yang diciptakan sama dengan yang lainnya, dan diantara setiap manusia tersebut pastinya memiliki kekurangan. Tidak ada satu manusiapun yang ingin dilahirkan kedunia ini dengan menyandang kelainan atau memiliki kecacatan. Dengan demikian maka sejak kelahirannya ke dunia, anak cacat atau yang dikenal dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah tidak dikehendaki oleh kedua orang tuanya. Salah satu jenis Anak berkebutuhan khusus adalah autisme, autisme adalah sebuah sindrom gangguan perkembangan sistem saraf pusat yang ditemukan pada sejumlah anak ketika masa kanak- kanak hingga masa-masa sesudahnya. Sindrom tersebut membuat anakanak yang menyandangnya tidak mampu menjalin hubungan sosial secara normal bahkan tidak mampu menjalin komunikasi dua arah. Dalam implementasi berolahraga renang, anak-anak autis tidak dapat melakukan aktifitas tersebut secara sendiri dan sangat memerlukan pengawasan. Jadi yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah menjelaskan implementasi pelatihan olahraga renang anak autisme, dan sekaligus memberikan gambaran bahwa dengan mengikuti pelatihan olahraga renang untuk anak autisme akan mengalami perubahan dan peningkatan motoriknya. Latihan, setiap orang harus meningkatkan kualitas dirinya, dalam hal ini adalah kualitas fisik yang harus dikembangkan. Kualitas fisik seseorang dapat berkembang jika diiringi aktivitas. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data: wawancara, observasi dan dokumentasi rekaman percakapan pada saat penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah 5 orang yang terdiri dari pelatih renang khusus, anak autis dan orang tua anak autis HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat di analisis dan disimpulkan bahwa pelaksanaan persiapan pelatih sebelum latihan dimulai sudah maksimal. Walaupun pelatih selalu mempersiapkan program yang akan di ajarkannya kepada anak autisme selama latihan berlangsung, pelatih memberikan latihan fisik dan mental terlebih dahulu kepada anak autisme. Dari hasil wawancara dengan orang tua, dapat disimpulkan, masih banyak orang tua dari anak autisme belum paham manfaat dari olahraga renang terhadap perkembangan motorik anak autisme. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa implementasi latihan olahraga renang yang diterapkan yaitu : a) Rencana proses latihan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik b) Penyusunan progam latihan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik c) Pelaksanaan latihan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik d) Evaluasi Latihan yang dilaksanakan dudah berjalan dengan baik. SARAN 1. Kepada pemerintah pusat dan daerah agar mengkaji lebih dalam lagi amanat UndangUndang Dasar tentang hak dan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia tanpa perbedaan apapun. 2. Pemerintah wajib menyediakan tempattempat penanganan anak-anak autisme yang layak guna dan dikelola dengan baik. 3. Perlunya pemassalan dan sosialisasi dari pemerintah dalam penanganan anak autisme, karena anak autisme juga berhak mendapatkan perlakuan yang layak. 4. Perlu adanya dalam hal peningkatan SDM pelatih anak autisme yang profesional dan berdampak pada peluang kerja baru yang cukup menjanjikan.

6 Jurnal 4 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP HASIL TOLAKAN START PADA OLAHRAGA RENANG Nama Jurnal : Terapan Ilmu Keolahragaan Volume : 1 No. 1 Tahun : 2016 Penulis : Aziz Rubiansyah, Agus Rusdiana, R. Boyke Mulyana ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh latihan plyometrics terhadap hasil tolakan start dalam olahraga renang terutama pada block time phase. Sampel diambil sebanyak delapan orang atlet putra dari UKM AQUATIK UPI dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental one group pretest posttest desingn. Pengambilan data dilakukan menggunakan Digital-Kamera sebanyak dua kali pada saat pretest dan pada saat postest. Test terdiri atas tiga jenis phase yaitu block time phase, flight time phase, dan glide time phase. Tahap yang diukur adalah teknik grab start meliputi data tolakan start terutama pada block time phase. Masing-masing tahap penilaian pada block time phase yaitu jarak tempuh, kecepatan rotasi sendi lutut, impuls, leg power, ground reaction force (GRF). PENDAHULUAN Renang merupakan cabang olahraga yang diperlombakan untuk putra dan putri, dimulai dari tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada, pada dasarnya olahraga renang termasuk kedalam olahraga prestasi. Untuk memupuk suatu prestasi olahraga renang, baik tingkat nasional maupun internasional maka harus dimulai dengan mencari calon atlet berbakat dan kemudian dibina melalui latihan yang teratur, terarah, terencana serta berkesinambungan dan berkelanjutan. Dalam aspek teknik, hal pertama yang dilakukan oleh perenang sebelum perlombaan adalah melakukan awalan start dan hal ini seringkali kurang dicermatinya oleh para pelatih pada saat perlombaan. Orientasi utama para pelatih hanya pada latihan fisik semata, padahal ketika sebuah teknik start dicermati pentingnya sebuah power yang kuat dan cepat ketika menolak pada bok start ada beberapa macam teknik start yang sering dilakukan oleh perenang. Melihat prestasi olahraga di Indonesia masih kurang terutama dalam cabang olahraga renang, kurangnya teknologi olahraga renang mengakibatkan belum tercapainya hasil yang maksimal untuk mencapai sebuah prestasi yang membanggakan. perlu adanya orientasi baru dalam pengembagan prestasi olahraga khususnya renang. Salah satu yang menarik dengan mengaplikasikan IPTEK olahraga melalui riset, terkait dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan plyometrics terhadap hasil tolakan start dalam olahraga renang terutama pada block time phase. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan plyometrics terhadap hasil tolakan start dalam olahraga renang terutama pada block time phase. METODE Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimenta, one group pretest posttest desingn. Menggunakan quasi eksperimen karena dalam penelitian ini sulit mendapatkan kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding. Namun demikian, metode dalam penelitian ini juga merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil dari proses treatment yang dilakukan pada sampel penelitian. Penelitian ini juga bertujuan untuk mencari pengaruh latihan plyometrics (variabel independen) terhadap hasil tolakan start pada olahraga renang (variabel dependen). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengitungan tes awal nilai rata-rata dan simpangan baku tes tolakan start block time phase masing-masing tahap penilaian yaitu jarak, kecepatan rotasi sendi lutut, impuls, leg power, ground reaction force/GRF, hasil tes awal dapat dijabarkan bahwa rata-rata tes tolakan start (grab start) terutama block time phase dari setiap sampel, masing-masing item tes yaitu jarak 15,2 m, kecepatan rotasi sendi lutut 55,4 Deg/sec, impuls 346,2 N.Sec, leg power 1266,4 watts, ground reaction force 871,7 newton. Setelah diketahui hasil tes awal sampel diberi perlakuan berupa latihan plyometrics yaitu squat jump dan knee-tuck jump selama 18 kali pertemuan. Sesudah sampel diberi perlakuan berupa latihan plyometrics dilakukan tes kembali tolakan start (grab start) terutama block time phase dengan masing- masing item tes yang sama pada tes awal yaitu jarak, kecepatan rotasi sendi lutut, impuls, leg power, ground reaction force, untuk diketahui perbedaannya setelah diberikan perlakuan. Hasil pengitungan tes akhir nilai rata-rata dan simpangan baku tes tolakan start block time phase, masing-masing tahap penilaian yaitu jarak, kecepatan rotasi sendi lutut, impuls, leg power, ground reaction force/GRF, tes akhir dapat dijabarkan bahwa rata-rata tes tolakan start (grab start) terutama block time phase dari setiap sampel, masing-masing item tes yaitu jarak 19 m, kecepatan rotasi sendi lutut 68,0 Deg/sec, impuls 438,2 N.Sec, leg power 1379,5 watts, ground reaction force 955,8 newton. Setelah tes awal dan tes akhir diketahui hasilnya, selanjutnya data diolah melalui penghitungan statistika. Setelah uji homogenitas dan uji hipotesis, maka diperoleh hasil uji hipotesis keseluruhan (digabungkan dengan t-skor) Terdapat pengaruh yang nyata (signifikan) latihan plyometrics terhadap hasil tolakan start dalam olahraga renang terutama pada block time phase. KESIMPULAN Terdapat pengaruh latihan plyometrics terhadap hasil tolakan start dalam olahraga renang, terutama pada block time phase. Hal ini terbukti latihan plyometrics berupa squat jump dan knee tuck jump dapat meningkatkan tolakan start, dalam hal ini grab start terutama pada block time phase dari setiap data tes yang meliputi item tes jarak, kecepatan rotasi sendi lutut, implus, leg power, dan ground reaction force. Sehingga kedepannya dalam proses latihan dapat diterapkan latihan plyometrics squat jump dan knee tuck jump. Hal ini dikarnakan memiliki kontribusi yang efektif pada teknik grab start terutama pada block time phase, sehingga dalam proses latihan ke depannya dapat meningkatkan prestasi dalam olahraga renang.

7 Jurnal 5 MEKANIKA GAYA APUNG PADA OLAHRAGA RENANG Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani Volume : Vol.1 (1) Tahun : 2017 Penulis : Hermi Sunandarti Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengertahui bagaimana gaya apung pada olahraga renang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan merupakan mahasiswa penjaskesrek semester 2 Universitas Bengkulu yang berjumlah 77 orang yang terdiri dari 62 orang putra dan 15 orang putri. Teknik pengumpulan data yang digunakan mengunakan teknik pengamatan (observasi), tes dan pengukuran. Instrument yang digunakan adalah dengan menggunakan rating scale, check list dan dokumentasi serta tes dan pengukuran antropometri. Hasil penelitian dari gaya apung mahasiswa penjaskesrek yang berjumlah 77 orang maka diperoleh hasil, bahwa mahasiswa dengan keadaan atau posisi mengapung sebayak 39 orang atau sama dengan 50,64%, mahasiswa dengan keadaan atau posisi melayang sebanyak 19 orang atau sama dengan 24,67% dan mahasiswa dengan keadaan atau posisi tenggelam sebanyak 19 orang atau 24,67%. Kesimpulan dari hasil pengamatan, tes dan pengukuran dapat dilihat bahwa setiap mahasiswa mempunyai gaya apung yang berbeda pada saat berada di dalam air. PENDAHULUAN Berenang merupakan olahraga yang dilakukan di dalam air, berbeda dengan olahraga lainnya yang dilakukan di darat. Tiga hal yang harus dikuasai sebelum mempelajari gaya dalam olahrag renang diantaranya bernafas, mengapung dan meluncur. Mengapung merupakan salah satu mekanisme yang harus diperhatikan dalam olahraga renang. Gaya apung berbanding terbalik dengan dengan gaya berat.Olahraga renang terdapat suatu prinsip ekonomis mengeluarkan modal sekecil mungkin dan memperoleh untung sebesar mungkin. Demikian pula dengan renang memiliki prinsip yang sama mengeluarkan tenaga sekecil mungkin, dan mendapatkan daya laju yang seoptimal mungkin. Gaya apung merupakan kemampuan suatu benda untuk mengapung dalam air. Hubungan berat benda dengan berat air yang dipindahkan adalah yang menentukan apakah benda dapat mengapung atau tidak meskipun ukuran dan juga bentuk dari benda akan memiliki efek. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan tehnik total sampling, 77 orang. Jadi jumlah sampel adalah 77 orang. Instrument untuk analisis status gaya apung adalah dengan pengamatan (observasi), tes dan pengukuran. Pengumpulan data dengan pengamatan (observasi) dengan instrument yang digunakan rating scale, check list, dan dokumentasi, dan tes antropometri. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh melalui penjumlahan dari hasil pengamatan (observasi) terhadap gaya apung mahasiswa penjaskesrek semester 2 Universitas Bengkulu. yang berjumlah 77 orang dengan menggunakan rating scale dan check list maka di peroleh hasil, bahwa mahasiswa dengan keadaan atau posisi Mengapung sebanyak 39 orang atau sama dengan 50,64%, mahasiswa dengan keadaan atau posisi Melayang sebanyak 19 orang atau sama dengan 24,67%, dan mahasiswa dengan keadaan atau posisi tenggelam sebanyak 19 orang atau sama dengan 24,67%.Perolehan tes antropometri yaitu IMT dan Presentase lemak sebagai tes pendukung dari perolehan data gaya apung yang di peroleh dari hasil pengamatan (observasi) yang dilakukan terhadap gaya apung. Keadaan atau kondisi tubuh apa adanya, tanpa rekayasa atau usaha dari seseorang untuk membuat keadaan tubuh mereka sesuai yang di inginkan, karena gaya apung tidak sama dengan kemampuan mengapung. Dalam prinsip mekanika ada beberapa faktor yang berkaitan dengan tinggi rendahnya gaya apung sebagai berikut: 1. Bentuk tubuh, 2. Ukuran tulang, 3. Perkembangan otot, 4. Jaringan lemak, 5. Berat benda, 6. Kapasitas paru-paru. menunjukan bahwa perempuan memiliki gaya apung lebih besar dari laki-laki, dengan jumlah 15 orang perempuan 13 orang mengapung atau sama dengan 86,7%. Sedangkan laki-laki dari 62 orang terdapat 26 orang yang mengapung atau sama dengan 41,9%. Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) terhadap gaya apung. Data yang diperoleh melalui penjumlahan dari hasil pengamatan (observasi) terhadap gaya apung mahasiswa penjaskesrek semester 2 Universitas Bengkulu yang berjumlah 77 orang dengan menggunakan rating scale dan check list maka di peroleh hasil, bahwa mahasiswa dengan keadaan atau posisi Mengapung sebanyak 39 orang atau 50,64%, mahasiswa dengan keadaan atau posisi Melayang sebanyak 19 orang atau 24,67%, dan mahasiswa dengan keadaan atau posisi tenggelam sebanyak 19 orang atau 24,67%. Hasil penelitian tes Antropometri yang terdiri dari IMT (Indek Massa Tubuh) dan presentase lemak sebagai tes pendukung dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap gaya apung. Hasil tes Antropometri merupakan tes untuk melihat tipe tubuh dan komposisi dalam tubuh. Bisa kita lihat dari hasil perolehan data IMT (Indek Massa Tubuh) dan presentase lemak tersebut meskipun bentuk tubuh sama tetapi komposisi tubuh yang berbeda. Perolehan data tersebut maka dihubungkan dengan hasil pengamatan terhadap gaya apung ternyata mahasiswa memiliki gaya apung yang berbeda pada saat berada di dalam air. Saran 1. Mahasiswa harus memahami konsep gaya apung yang ada dan menerapkan konsep tersebut pada saat melakukan gerakan dalam berenang tanpa mengalami kesulitan dan dalam melakukan teknik mengapung. 2. Mahasiswa perlu melakukan adaptasi terhadap media olahraga yang berbeda dari cabang olahraga yang mereka kuasai terlebih dahulu karena olahraga renang merupakan olahraga yang di lakukan didalam air. 3. Pemahaman tentang ilmu biomekanika olahraga yang harus ditambah untuk menunjang pengetahuan terhadap biomekanikan dalam olahraga dan dapat diterapkan dalam dalam melakukan berbagai macam gerakan dalam olahraga. 4. Para mahasiswa juga harus memiliki kemauan yang keras untuk bisa menguasai olahraga renang. 5. Bagi para pelatih renang agar dapat mempelajari prinsip-prinsip biomekanika olahraga agar dapat menghasilkan atlet yang berkualitas bukan saja dari segi fisik tetapi juga dari segi tehnik.


Download ppt "REVIEW JURNAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Oleh : Muhamad Abdul Khalim C UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN 2020."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google