Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMuhammad Dzulfikar Yoga Telah diubah "3 tahun yang lalu
2
Pendekatan stakeholder muncul pada pertengahan tahun 1980-an. Latar belakang teori stakeholder adalah keinginan untuk membangun suatu kerangka yang responsif terhadap masalah yang dihadapi para manajer saat itu yaitu mengenai perubahan lingkungan (berubahnya bentuk pendekatan perusahaan dalam melakukan aktivitas usaha). Manajemen pemangku kepentingan dulu awalnya diusulkan oleh Freeman [1984] sebagai cara yang praktis, efektif, dan bertanggung jawab secara etis mengelola perusahaan swasta.
3
DEFINISI Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Definisi pemangku kepentingan yang sering digunakan merupakan dari Freeman dalam (Scholl, 2001), yang memaknai pemangku kepentingan dalam organisasi bahwa setiap kelompok dan individu dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh capaian dari tujuan organisasi. Menurut Biset (1998) stakeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan, stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagaimana dikemukakan Freeman “1984” yakni dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap isu. Teori Stakeholder (Stakeholder theory) menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya
4
Mengidentifikasi semua stakeholder baik internal maupun eksternal (brainstorming). Mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dan kepentingannya (interest). Mengklasifikasikan kepentingan stakeholdernya (menggunakan Stakeholder Mapping). Mengidentifikasi area konflik antara: Stakeholder v Stakeholder, Organisasi v Stakeholder. Memprioritaskan, mensinkronkan, menyeimbangkan stakeholder. Menyelaraskan kebutuhan stakeholder dengan strategi organisasi.
5
Menurut (Sumpeno, 2012) Cara Deskriptif / Empiris, Digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan karakteristik serta perilaku spesifik korporasi. Pendekatan ini bersifat deskriptif Cara Instrumental Digunakan untuk mengidentifikasi kaitan atau kurangnya koneksi antara manajemen pemangku kepentingan dan pencapaian sasaran korporasi tradisional. pendekatan ini bersifat preskriptif.Pendekatan instrumental melihat para pemangku kepentingan sebagai ‘alat’ untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan efisiensi. Cara Normatif Digunakan untuk menginterpretasikan fungsi perusahaan dan mengidentifikasi panduan moral atau filosofis yang harus diikuti berkaitan dengan operasi dan manajemen perusahaan. Pendekatan ini tentu saja bersifat normatif-preskriptif, dan karena itu kadang dikacaukan dengan pendekatan kedua. Pendekatan normatif melihat para pemangku kepentingan sebagai tujuan. Menurut (Sumpeno, 2012) Cara Deskriptif / Empiris, Digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan karakteristik serta perilaku spesifik korporasi. Pendekatan ini bersifat deskriptif Cara Instrumental Digunakan untuk mengidentifikasi kaitan atau kurangnya koneksi antara manajemen pemangku kepentingan dan pencapaian sasaran korporasi tradisional. pendekatan ini bersifat preskriptif.Pendekatan instrumental melihat para pemangku kepentingan sebagai ‘alat’ untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan efisiensi. Cara Normatif Digunakan untuk menginterpretasikan fungsi perusahaan dan mengidentifikasi panduan moral atau filosofis yang harus diikuti berkaitan dengan operasi dan manajemen perusahaan. Pendekatan ini tentu saja bersifat normatif-preskriptif, dan karena itu kadang dikacaukan dengan pendekatan kedua. Pendekatan normatif melihat para pemangku kepentingan sebagai tujuan.
6
MODEL Freeman dan Reed (1983), mengembangkan stakeholders theory dan memperkenalkan konsep tersebut dalam dua model, yaitu: Model Kebijakan dan Perencanaan Bisnis Model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Manajemen Stakeholders
7
KRITIKAN Cohen (1995), istiah dalam arti luas pada jalur bisnis telah melampaui yang ada didalam diskusi karena memungkinkan masuknya kelompok-kelompok seperti teroris dan pesaing dalam organisasi atau perusahaan. Crane (2020), lebih jauh menekankan pentingnya pertukaran umum atau pengaruh hubungan perusahaan dengan satu pemangku kepentingan pada hubungannya dengan pemangku kepentingan lainnya. Akhafaji (1989), berpendapat bahwa definisi pemangku kepentingan lebih baik difokuskan pada kelompok- kelompok yang yang memiliki kepentingan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Donaldson dan Preston (1995), mereka berpendapat masih meragukan nilai dan kesesuaian teori stakeholder atau teori pemangku kepentingan yang penerapannya di sektor publik, karena mereka melihat teori hanya sebagai salah satu bagian dari sektor swasta yang yang diatur prinsipnya dan implikasinya secara fundamental sehingga berbeda dengan sektor publik. Cohen (1995), istiah dalam arti luas pada jalur bisnis telah melampaui yang ada didalam diskusi karena memungkinkan masuknya kelompok-kelompok seperti teroris dan pesaing dalam organisasi atau perusahaan. Crane (2020), lebih jauh menekankan pentingnya pertukaran umum atau pengaruh hubungan perusahaan dengan satu pemangku kepentingan pada hubungannya dengan pemangku kepentingan lainnya. Akhafaji (1989), berpendapat bahwa definisi pemangku kepentingan lebih baik difokuskan pada kelompok- kelompok yang yang memiliki kepentingan dalam kelangsungan hidup perusahaan. Donaldson dan Preston (1995), mereka berpendapat masih meragukan nilai dan kesesuaian teori stakeholder atau teori pemangku kepentingan yang penerapannya di sektor publik, karena mereka melihat teori hanya sebagai salah satu bagian dari sektor swasta yang yang diatur prinsipnya dan implikasinya secara fundamental sehingga berbeda dengan sektor publik.
8
Graham (2020) dalam (Barney & Harrison, 2020) menyarankan sebuah istilah yang lebih sesuai dengan teori pemangku kepentingan, yaitu teori "tanggung jawab perusahaan" sebagai lawan dari tanggung jawab sosial perusahaan, dan perusahaan menunjukkan tanggung jawab semacam ini melalui keputusan dan tindakannya sehubungan dengan pemangku kepentingannya. Freeman dkk (2020) juga menyarankan teori pemangku kepentingan untuk berfokus pada elemen manusia dan pada hubungan antara perusahaan serta elemen masyarakat lainnya seperti kebijakan publik. Bridoux dan Vishwanathan (2020) dan Alvarez dkk (2020) berpendapat bahwa ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut tentang pemangku kepentingan yang belum menjadi pemangku kepentingan tetapi sedang mempertimbangkan untuk terlibat dengan perusahaan. Gray et al (1997) mengatakan bahwa kelemahan dari Stakeholder Theory terletak pada fokus teori tersebut yang hanya tertuju pada cara-cara yang digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholdernya. Perusahaan hanya diarahkan untuk mengidentifikasi stakeholder yang dianggep penting dan berpengaruh dan perhatian perusahaan akan diarahkan pada stakeholder yang dianggap bermanfaat bagi perusahaan. mereka yakin bahwasanya teori stakeholder mengabaikan pengaruh masyarakat luas (Society as a whole) terhadap penyediaan informasi dan pelaporan keuangan.
9
HARAPAN *Diharapkan dengan adanya teori stakeholders dapat dijadikan intrepetasi terhadap perusahaan dalam memaksimalkan kinerjanya, yang mana pemaksimalan kinerja ini akan menjadi persepsi positif bagi para stakeholders (Sunitha Devi, dkk. 2017:28). *Diharapkan dapat tercapainya manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai, sehingga meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder. *Diharapkan mampu menciptakan pelaksanaan operasional yang baik dimana kedudukan pemegang saham dan pemilik merupakan penyedia modal dalam perusahaan. *Diharapkan dengan adanya teori stakeholder ini suatu organisasi atau instansi dapat melakukan kolaborasi antar stakeholders sehingga dalam pelaksanaanya dapat lebih efektif dan efisien. *Diharapkan fokus dari stakeholder theory tidak hanya tertuju pada cara-cara yang digunakan perusahaan dalam mengatur stakeholder-nya. Dan tidak lagi mengabaikan pengaruh masyarakat luas, sehingga tujuan perusahaan dapat sejalan dengan tujuan masyarakat.
10
DAFTAR PUSTAKA Bailur. (2006). ‘Using stakeholder theory to analyze telecenter projects’, Information Technologies and International Development. 61-80. Barney, J. B., & Harrison, J. S. (2020). Stakeholder Theory at the Crossroads. Business and Society, 59(2), 203–212. https://doi.org/10.1177/0007650318796792 Donaldson, T. &. (1995). The stakeholder theory of the corporation: Concepts, evidence, and implications’, The Academy of Management Review. 65-91. Flak, L. S., & Rose, J. (2005). Stakeholder Governance: Adapting Stakeholder Theory to E-Government. Communications of the Association for Information Systems, 16(October). https://doi.org/10.17705/1cais.01631 Freeman. (1984). Strategic management: A stakeholder approach. Boston: Patman. Freeman, R. E., Wicks, A. C., & Parmar, B. (2004). Revisited ” Stakeholder Theory and “ The Corporate Objective Revisited.” (October 2020). https://doi.org/10.1287/orsc.1040.0066
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.