Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMaulana Fahmi Telah diubah "3 tahun yang lalu
2
Oleh: Agus Suwarni, SKM, M.Kes aguss_poltekjogja@yahoo.co.id Hp.085228147820 Pelatihan Food Safety, Hygiene & Sanitation PT. Totalindo Pratama Yogyakarta Balikpapan, 25 – 27 Juli 2011
3
Makanan merupakan suatu sajian yang sifatnya komplek, DIPERLUKAN SETIAP HARI BEBERAPA KALI SANGAT PENTING karena berfungsi untuk: pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak;pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak; sumber tenaga untuk bergerak dan bekerja;sumber tenaga untuk bergerak dan bekerja; mempertahankan kehidupan fungsi organ & sistem tubuh.mempertahankan kehidupan fungsi organ & sistem tubuh. Makanan yang tidak sehat dapat menjadi sumber penyakit, keracunan, kematian, ketidaknyamanan, kerugian lain. Makanan secara instrinsik dapat mengandung racun atau terkontaminasi dgn zat kimia toksik atau organisme patogen. Mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit) adalah penyebab utama foods borne illness/diseases/penyakit bawaan makanan (PBM) bakteri umumnya paling penting. Kebanyakan foods borne illness/diseases gejalanya terkait dgn gangguan gastrointestinal (pencernakan), seperti: mual, muntah, diare, nyeri perut. Foods borne illness (PBM) disebabkan oleh dua mekanisme: infeksi (food infection) dan intoksikasi (food intoxication).
4
Perlu upaya Higiene & Sanitasi Makanan, atau Penyehatan Makanan, untuk mencapai Keamanan, kesehatan & Keselamatan Makanan
5
Higiene = Hygiene ? Upaya kesehatan dalam memelihara & melindungi kebersihan subyeknya, misalnya: mencuci tangan untuk memelihara & melindungi kebersihan tangan;mencuci tangan untuk memelihara & melindungi kebersihan tangan; mencuci alat makan untuk memelihara & melindungi kebersihan alat makan;mencuci alat makan untuk memelihara & melindungi kebersihan alat makan; membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan;membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan; mencuci tangan sehabis ke KM/WC untuk menjaga & melindungi kebersihan tangan;mencuci tangan sehabis ke KM/WC untuk menjaga & melindungi kebersihan tangan; menyimpan makanan dalam almari khusus untuk menjaga & melindungi kebersihan makanan;menyimpan makanan dalam almari khusus untuk menjaga & melindungi kebersihan makanan; Tidak merokok selama bekerja untuk mencegah cemaran makanan oleh asap, abu, dan puntung rokok;Tidak merokok selama bekerja untuk mencegah cemaran makanan oleh asap, abu, dan puntung rokok; dll.dll.
6
Sanitasi = Sanitation ? Upaya pengendalian faktor lingkungan yang berpotensi/ berperan dalam timbulnya penyakit/gangguan kesehatan. Upaya kesehatan dengan cara menyediakan “fasilitas/sarana, dll” utk memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, agar tujuan higiene tercapai, misalnya: menyediakan air bersih untuk mencuci tangan dalammenyediakan air bersih untuk mencuci tangan dalam memelihara & melindungi kebersiahan tangan; memelihara & melindungi kebersiahan tangan; menyediakan air bersih dan detergen untuk mencuci alat makan dalam memelihara kebersihan alat makan;menyediakan air bersih dan detergen untuk mencuci alat makan dalam memelihara kebersihan alat makan; menyediakan alat penyimpanan bahan makanan yangmenyediakan alat penyimpanan bahan makanan yang sesuai dalam upaya menjaga kerusakan dan pencemaran sesuai dalam upaya menjaga kerusakan dan pencemaran bahan makanan; bahan makanan; menyediakan kamar mandi dan kelengkapannya sesuaimenyediakan kamar mandi dan kelengkapannya sesuai persyaratan dalam memelihara kebersihan tangan/badan persyaratan dalam memelihara kebersihan tangan/badan karyawan. karyawan.
7
Upaya kesehatan dalam memelihara dan melindungi kebersihan makanan, melalui pengendalian faktor lingkungan dari makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit, keracunan dan atau gangguan kesehatan. Upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan peralatan, yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit/ gangguan kesehatan lainnya. Diperolehnya makanan yang sehat, aman, dan diterima oleh masyarakat/konsumen, sehingga terjamin: 1) kenyamanan dan kepuasan masyarakat/konsumen; 2) keamanan dan kesehatan masyarakat/konsumen; dan 3) pertumbuhan jiwa dan fisik yang sehat dan produktif. Diperolehnya makanan yang sehat, aman, dan diterima oleh masyarakat/konsumen, sehingga terjamin: 1) kenyamanan dan kepuasan masyarakat/konsumen; 2) keamanan dan kesehatan masyarakat/konsumen; dan 3) pertumbuhan jiwa dan fisik yang sehat dan produktif.
8
DASAR HUKUM DASAR HUKUM UPAYA PENYEHATAN MAKANAN DASAR HUKUM DASAR HUKUM UPAYA PENYEHATAN MAKANAN 1.UU No.: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2.UU No.: 7 Tahun 1996 tentang Pangan 3.PP No.: 28 Tahun 2004 ttg Keamanan Mutu dan Gizi Pangan 4.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.05.1.2569 ttg Persyaratan Penggunaan BTP/M Pemanis Buatan dlm Produk Pangan. 5.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.05.5.1.4547 ttg Kriteria dan Penialaian Produk Pangan 6.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.06.1.52.4011 ttg Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dlm Makanan 7.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.06.1.52.4011 ttg Larangan Pencantuman Informasi Bebas BTM pada Label dan Iklan Pangan. 8.Kepmenkes No.: 1098/Menkes/SK/VII/2003 ttg Persyaratan Kesehatan Rumah Makan & Restoran 9.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.05.5.1639 ttg Pedoman CPPBIRT 10.Permenkes No.: 236/Menkes/Per/IV/1997 ttg Persy Kesh. Makjan 11.Kep. Dirjen PPM & PL No.: HK.00.06.6.812 tgl. 23 Okt 1997 ttg Pembinaan & Pengawasan Sanitasi Makanan Jajanan. 12.Kepmenkes No.: 715/Menkes/SK/V/2003 ttg Persyaratan Hygiene da Sanitasi Jasa Boga. 1.UU No.: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2.UU No.: 7 Tahun 1996 tentang Pangan 3.PP No.: 28 Tahun 2004 ttg Keamanan Mutu dan Gizi Pangan 4.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.05.1.2569 ttg Persyaratan Penggunaan BTP/M Pemanis Buatan dlm Produk Pangan. 5.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.05.5.1.4547 ttg Kriteria dan Penialaian Produk Pangan 6.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.06.1.52.4011 ttg Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dlm Makanan 7.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.06.1.52.4011 ttg Larangan Pencantuman Informasi Bebas BTM pada Label dan Iklan Pangan. 8.Kepmenkes No.: 1098/Menkes/SK/VII/2003 ttg Persyaratan Kesehatan Rumah Makan & Restoran 9.Keputusan Kepala BPOM No.: HK.00.05.5.1639 ttg Pedoman CPPBIRT 10.Permenkes No.: 236/Menkes/Per/IV/1997 ttg Persy Kesh. Makjan 11.Kep. Dirjen PPM & PL No.: HK.00.06.6.812 tgl. 23 Okt 1997 ttg Pembinaan & Pengawasan Sanitasi Makanan Jajanan. 12.Kepmenkes No.: 715/Menkes/SK/V/2003 ttg Persyaratan Hygiene da Sanitasi Jasa Boga.
9
Ruang Lingkup HSM - 1 Ruang Lingkup HSM - 1 Ada 4 (empat) faktor yg perlu diperhatikan dlm HSM, yaitu: Tempat: Bangunan dimana makanan disimpan, diolah, dan disajikan. Peralatan: Alat yang digunakan untuk penyimpanan, pengolahan, pengangkutan, dan penyajian. Orang: Tenaga kerja/seseorang yang karena tugasnya maka ia menjamah makanan (food handlers) 2Makanan: Bahan baku, ingridien/pengisi, BTM, yang harus memenuhi persyaratan sesuai dengan jenisnya, misal: memenuhi persyaratan sesuai dengan jenisnya, misal: 1) makanan yg mudah rusak (perishable foods) makanan 1) makanan yg mudah rusak (perishable foods) makanan yang banyak mengandung air. yang banyak mengandung air. 2) makanan yang tidak mudah rusak (non perishable foods) 2) makanan yang tidak mudah rusak (non perishable foods) makanan yg tidak mengandung air, misalnya makanan makanan yg tidak mengandung air, misalnya makanan kering, tepung, beras, biji-bijian. kering, tepung, beras, biji-bijian. Ada 4 (empat) faktor yg perlu diperhatikan dlm HSM, yaitu: Tempat: Bangunan dimana makanan disimpan, diolah, dan disajikan. Peralatan: Alat yang digunakan untuk penyimpanan, pengolahan, pengangkutan, dan penyajian. Orang: Tenaga kerja/seseorang yang karena tugasnya maka ia menjamah makanan (food handlers) 2Makanan: Bahan baku, ingridien/pengisi, BTM, yang harus memenuhi persyaratan sesuai dengan jenisnya, misal: memenuhi persyaratan sesuai dengan jenisnya, misal: 1) makanan yg mudah rusak (perishable foods) makanan 1) makanan yg mudah rusak (perishable foods) makanan yang banyak mengandung air. yang banyak mengandung air. 2) makanan yang tidak mudah rusak (non perishable foods) 2) makanan yang tidak mudah rusak (non perishable foods) makanan yg tidak mengandung air, misalnya makanan makanan yg tidak mengandung air, misalnya makanan kering, tepung, beras, biji-bijian. kering, tepung, beras, biji-bijian.
10
Dari aspek faktor makanan, terdapat 6 (enam) prinsip atau 6P yang perlu diperhatikan dalam upaya Penyehatan Makanan/HSM, yaitu: Dari aspek faktor makanan, terdapat 6 (enam) prinsip atau 6P yang perlu diperhatikan dalam upaya Penyehatan Makanan/HSM, yaitu: P1 Pemilihan bahan makanan. P1 Pemilihan bahan makanan. P2 Penyimpanan bahan makanan. P2 Penyimpanan bahan makanan. P3 Pengolahan makanan. P3 Pengolahan makanan. P4 Penyimpanan makanan masak. P4 Penyimpanan makanan masak. P5 Pengangkutan makanan masak.siap saji. P5 Pengangkutan makanan masak.siap saji. P6 Penyajian makanan masak. P6 Penyajian makanan masak. Dari aspek faktor makanan, terdapat 6 (enam) prinsip atau 6P yang perlu diperhatikan dalam upaya Penyehatan Makanan/HSM, yaitu: Dari aspek faktor makanan, terdapat 6 (enam) prinsip atau 6P yang perlu diperhatikan dalam upaya Penyehatan Makanan/HSM, yaitu: P1 Pemilihan bahan makanan. P1 Pemilihan bahan makanan. P2 Penyimpanan bahan makanan. P2 Penyimpanan bahan makanan. P3 Pengolahan makanan. P3 Pengolahan makanan. P4 Penyimpanan makanan masak. P4 Penyimpanan makanan masak. P5 Pengangkutan makanan masak.siap saji. P5 Pengangkutan makanan masak.siap saji. P6 Penyajian makanan masak. P6 Penyajian makanan masak. Ruang Lingkup HSM - 2 Ruang Lingkup HSM - 2
11
Beberapa Istilah Terkait dg Faktor Makanan-1 Beberapa Istilah Terkait dg Faktor Makanan-1 1.Kontaminasi/pencemaran Masuknya zat asing yang tidak dikehendaki ke dalam makanan, dibedakan 4 macam: Masuknya zat asing yang tidak dikehendaki ke dalam makanan, dibedakan 4 macam: 1) pencemaran mikroba: bakteri, jamur, parasit, virus, dll; 2) pencemaran fisik: rambut, debu, tanah, pasir, kayu, serangga, dan kotoran lainnya; serangga, dan kotoran lainnya; 3) pencemaran kimia: pupuk, pestisida, Hg, Cd, As, Pb, Cu, nitrit, sianida, dll; dan nitrit, sianida, dll; dan 4) pencemaran radioaktif: radiasi, sinar alfa, sinar gamma, unsur kimia radioaktif. unsur kimia radioaktif. Pencemaran dapat terjadi melalui 3 cara: Pencemaran dapat terjadi melalui 3 cara: 1) Direct contamination: adanya bahan pencemar dalam 1) Direct contamination: adanya bahan pencemar dalam makanan karena ketidaktahuan, kelalaian, sengaja. makanan karena ketidaktahuan, kelalaian, sengaja. 2) Cross contamination: makanan msak kontk dgn yg mentah 2) Cross contamination: makanan msak kontk dgn yg mentah 3) Recontamination: bahan pencemar masuk ke dalam 3) Recontamination: bahan pencemar masuk ke dalam makanan masak. makanan masak. 1.Kontaminasi/pencemaran Masuknya zat asing yang tidak dikehendaki ke dalam makanan, dibedakan 4 macam: Masuknya zat asing yang tidak dikehendaki ke dalam makanan, dibedakan 4 macam: 1) pencemaran mikroba: bakteri, jamur, parasit, virus, dll; 2) pencemaran fisik: rambut, debu, tanah, pasir, kayu, serangga, dan kotoran lainnya; serangga, dan kotoran lainnya; 3) pencemaran kimia: pupuk, pestisida, Hg, Cd, As, Pb, Cu, nitrit, sianida, dll; dan nitrit, sianida, dll; dan 4) pencemaran radioaktif: radiasi, sinar alfa, sinar gamma, unsur kimia radioaktif. unsur kimia radioaktif. Pencemaran dapat terjadi melalui 3 cara: Pencemaran dapat terjadi melalui 3 cara: 1) Direct contamination: adanya bahan pencemar dalam 1) Direct contamination: adanya bahan pencemar dalam makanan karena ketidaktahuan, kelalaian, sengaja. makanan karena ketidaktahuan, kelalaian, sengaja. 2) Cross contamination: makanan msak kontk dgn yg mentah 2) Cross contamination: makanan msak kontk dgn yg mentah 3) Recontamination: bahan pencemar masuk ke dalam 3) Recontamination: bahan pencemar masuk ke dalam makanan masak. makanan masak.
12
2. Keracunan makanan Timbulnya gejala klinis suatu penyakit/ gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan yang tidak higienis. Timbulnya gejala klinis suatu penyakit/ gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan yang tidak higienis. Keracunan dapat terjadi karena: Keracunan dapat terjadi karena: 1) Bahan makanan alami mengandung racun jamur, jengkol, 1) Bahan makanan alami mengandung racun jamur, jengkol, gadung, ubi racun, jenis ikan tertentu, dll. gadung, ubi racun, jenis ikan tertentu, dll. 2) Infeksi mikroba bakteri dalam makanan masuk tubuh 2) Infeksi mikroba bakteri dalam makanan masuk tubuh sakit: kholera, diare, tifus, desentri, dll sakit: kholera, diare, tifus, desentri, dll 3) Racun mikroba racun mikroba dlm mknn msuk tbh sakit: 3) Racun mikroba racun mikroba dlm mknn msuk tbh sakit: staphylococcus,aflatoxin, clostridium, streptococcus, dll. staphylococcus,aflatoxin, clostridium, streptococcus, dll. 4) Zat kimia bahan kimia dalam makanan masuk 4) Zat kimia bahan kimia dalam makanan masuk tubuh sakit: pestisida, Hg, As, Cd, Pb, nitrit, dll tubuh sakit: pestisida, Hg, As, Cd, Pb, nitrit, dll 5) Allergi bahan allergen dalam makanan masuk reaksi 5) Allergi bahan allergen dalam makanan masuk reaksi sensitive misal: histamin pada udang dan tongkol. sensitive misal: histamin pada udang dan tongkol. 2. Keracunan makanan Timbulnya gejala klinis suatu penyakit/ gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan yang tidak higienis. Timbulnya gejala klinis suatu penyakit/ gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan yang tidak higienis. Keracunan dapat terjadi karena: Keracunan dapat terjadi karena: 1) Bahan makanan alami mengandung racun jamur, jengkol, 1) Bahan makanan alami mengandung racun jamur, jengkol, gadung, ubi racun, jenis ikan tertentu, dll. gadung, ubi racun, jenis ikan tertentu, dll. 2) Infeksi mikroba bakteri dalam makanan masuk tubuh 2) Infeksi mikroba bakteri dalam makanan masuk tubuh sakit: kholera, diare, tifus, desentri, dll sakit: kholera, diare, tifus, desentri, dll 3) Racun mikroba racun mikroba dlm mknn msuk tbh sakit: 3) Racun mikroba racun mikroba dlm mknn msuk tbh sakit: staphylococcus,aflatoxin, clostridium, streptococcus, dll. staphylococcus,aflatoxin, clostridium, streptococcus, dll. 4) Zat kimia bahan kimia dalam makanan masuk 4) Zat kimia bahan kimia dalam makanan masuk tubuh sakit: pestisida, Hg, As, Cd, Pb, nitrit, dll tubuh sakit: pestisida, Hg, As, Cd, Pb, nitrit, dll 5) Allergi bahan allergen dalam makanan masuk reaksi 5) Allergi bahan allergen dalam makanan masuk reaksi sensitive misal: histamin pada udang dan tongkol. sensitive misal: histamin pada udang dan tongkol. Beberapa Istilah Terkait dgn Faktor Makanan-2 Beberapa Istilah Terkait dgn Faktor Makanan-2
13
3.Pembusukan Proses perubahan komposisi (dekomposisi) makanan, sebagian/ seluruhnya, dari keadaan normal menjadi keadaan yang tidak normal & tidak dikehendaki, sbg akibat: maturasi, kontanimasi, fermentasi, atau sebab lain, terjadi karena: 1) Faktor fisik: kekurangan air (mengkerut, layu), benturan/tekanan 1) Faktor fisik: kekurangan air (mengkerut, layu), benturan/tekanan (pecah), diganggu hewan/serangga (gigitan, berlubang). (pecah), diganggu hewan/serangga (gigitan, berlubang). 2) Faktor enzym, misal: 2) Faktor enzym, misal: Enzym Amylase pemecah tepung glukosa,alkohol,asam,airEnzym Amylase pemecah tepung glukosa,alkohol,asam,air Enzym lipase pemecah lemak asam karboksilat rantai pendekEnzym lipase pemecah lemak asam karboksilat rantai pendek Enzym protease pemecah protein asam amino,gas NH 3, H 2 SEnzym protease pemecah protein asam amino,gas NH 3, H 2 S 3) Faktor mikroba bakteri & cendawan/jamur gas-gas,asam-asam 3) Faktor mikroba bakteri & cendawan/jamur gas-gas,asam-asam3.Pembusukan Proses perubahan komposisi (dekomposisi) makanan, sebagian/ seluruhnya, dari keadaan normal menjadi keadaan yang tidak normal & tidak dikehendaki, sbg akibat: maturasi, kontanimasi, fermentasi, atau sebab lain, terjadi karena: 1) Faktor fisik: kekurangan air (mengkerut, layu), benturan/tekanan 1) Faktor fisik: kekurangan air (mengkerut, layu), benturan/tekanan (pecah), diganggu hewan/serangga (gigitan, berlubang). (pecah), diganggu hewan/serangga (gigitan, berlubang). 2) Faktor enzym, misal: 2) Faktor enzym, misal: Enzym Amylase pemecah tepung glukosa,alkohol,asam,airEnzym Amylase pemecah tepung glukosa,alkohol,asam,air Enzym lipase pemecah lemak asam karboksilat rantai pendekEnzym lipase pemecah lemak asam karboksilat rantai pendek Enzym protease pemecah protein asam amino,gas NH 3, H 2 SEnzym protease pemecah protein asam amino,gas NH 3, H 2 S 3) Faktor mikroba bakteri & cendawan/jamur gas-gas,asam-asam 3) Faktor mikroba bakteri & cendawan/jamur gas-gas,asam-asam 4.Pemalsuan Upaya perubahan tampilan dengan mengganti unsur makanan, untuk mendapatkan tampilan yng lebih baik, sehingga diperoleh keuntungan yang lebih besar ada unsur membohongi konsumen untuk keuntungan sendiri, misal dgn menggunakan: Upaya perubahan tampilan dengan mengganti unsur makanan, untuk mendapatkan tampilan yng lebih baik, sehingga diperoleh keuntungan yang lebih besar ada unsur membohongi konsumen untuk keuntungan sendiri, misal dgn menggunakan: Zat warna kain, zat pemanis, bahan pengawet atau pengental, bahan pengganti, merk/label makanan yg tdk sesuai dg isinya. Zat warna kain, zat pemanis, bahan pengawet atau pengental, bahan pengganti, merk/label makanan yg tdk sesuai dg isinya.4.Pemalsuan Upaya perubahan tampilan dengan mengganti unsur makanan, untuk mendapatkan tampilan yng lebih baik, sehingga diperoleh keuntungan yang lebih besar ada unsur membohongi konsumen untuk keuntungan sendiri, misal dgn menggunakan: Upaya perubahan tampilan dengan mengganti unsur makanan, untuk mendapatkan tampilan yng lebih baik, sehingga diperoleh keuntungan yang lebih besar ada unsur membohongi konsumen untuk keuntungan sendiri, misal dgn menggunakan: Zat warna kain, zat pemanis, bahan pengawet atau pengental, bahan pengganti, merk/label makanan yg tdk sesuai dg isinya. Zat warna kain, zat pemanis, bahan pengawet atau pengental, bahan pengganti, merk/label makanan yg tdk sesuai dg isinya. Beberapa Istilah Terkait dgn Faktor Makanan-3 Beberapa Istilah Terkait dgn Faktor Makanan-3
14
5. Perjalanan makanan: Rantai makanan (food chain) Rangkaian perjalanan makanan, sejak dari pembibitan, pembudidayaan/produksi bhan pangan, panen, pengangkutan, penggudangan, pemasaran, pengolahan, dan akhirnya penyajian.Rantai makanan (food chain) Rangkaian perjalanan makanan, sejak dari pembibitan, pembudidayaan/produksi bhan pangan, panen, pengangkutan, penggudangan, pemasaran, pengolahan, dan akhirnya penyajian. Terdapat titik-titik yg memungkinkan terjadinya pencemaran, sehingga perlu pengendalian agar tidak menjadi lebih berat: Terdapat titik-titik yg memungkinkan terjadinya pencemaran, sehingga perlu pengendalian agar tidak menjadi lebih berat: 1) Penggunaan pakan ternak yang aman dari residu pestisida, 1) Penggunaan pakan ternak yang aman dari residu pestisida, telur cacing, hormon. telur cacing, hormon. 2) Pemotongan hewan yang terkontrol: hewan sehat, tempat 2) Pemotongan hewan yang terkontrol: hewan sehat, tempat saniter, penyimpanan pada suhu dingin, dll. saniter, penyimpanan pada suhu dingin, dll. 3) Penangkapan ikan di perairan bebas polusi: NAB cemaran kimia, suhu penyimpanan dingin, bebas bhn kimia beracun. 3) Penangkapan ikan di perairan bebas polusi: NAB cemaran kimia, suhu penyimpanan dingin, bebas bhn kimia beracun. Lajur makanan (food flow), rangkaian makanan dalam proses pengolahan ada titik-titik yang rawan pencemaran (critical point) perlu dikendalikan dengan program HACCP agar makanan aman dikonsumsi.Lajur makanan (food flow), rangkaian makanan dalam proses pengolahan ada titik-titik yang rawan pencemaran (critical point) perlu dikendalikan dengan program HACCP agar makanan aman dikonsumsi. 5. Perjalanan makanan: Rantai makanan (food chain) Rangkaian perjalanan makanan, sejak dari pembibitan, pembudidayaan/produksi bhan pangan, panen, pengangkutan, penggudangan, pemasaran, pengolahan, dan akhirnya penyajian.Rantai makanan (food chain) Rangkaian perjalanan makanan, sejak dari pembibitan, pembudidayaan/produksi bhan pangan, panen, pengangkutan, penggudangan, pemasaran, pengolahan, dan akhirnya penyajian. Terdapat titik-titik yg memungkinkan terjadinya pencemaran, sehingga perlu pengendalian agar tidak menjadi lebih berat: Terdapat titik-titik yg memungkinkan terjadinya pencemaran, sehingga perlu pengendalian agar tidak menjadi lebih berat: 1) Penggunaan pakan ternak yang aman dari residu pestisida, 1) Penggunaan pakan ternak yang aman dari residu pestisida, telur cacing, hormon. telur cacing, hormon. 2) Pemotongan hewan yang terkontrol: hewan sehat, tempat 2) Pemotongan hewan yang terkontrol: hewan sehat, tempat saniter, penyimpanan pada suhu dingin, dll. saniter, penyimpanan pada suhu dingin, dll. 3) Penangkapan ikan di perairan bebas polusi: NAB cemaran kimia, suhu penyimpanan dingin, bebas bhn kimia beracun. 3) Penangkapan ikan di perairan bebas polusi: NAB cemaran kimia, suhu penyimpanan dingin, bebas bhn kimia beracun. Lajur makanan (food flow), rangkaian makanan dalam proses pengolahan ada titik-titik yang rawan pencemaran (critical point) perlu dikendalikan dengan program HACCP agar makanan aman dikonsumsi.Lajur makanan (food flow), rangkaian makanan dalam proses pengolahan ada titik-titik yang rawan pencemaran (critical point) perlu dikendalikan dengan program HACCP agar makanan aman dikonsumsi. Beberapa Istilah Terkait dgn Faktor Makanan-4 Beberapa Istilah Terkait dgn Faktor Makanan-4
15
Enam Prinsip Faktor Makanan Enam Prinsip Faktor Makanan Dalam HSM - 1 Enam Prinsip Faktor Makanan Enam Prinsip Faktor Makanan Dalam HSM - 1 1.Pemilihan bahan makanan (P1) Bahan makanan dibedakan: bahan makanan mentah (segar), makanan terolah (pabrikan), makanan siap santap.Bahan makanan dibedakan: bahan makanan mentah (segar), makanan terolah (pabrikan), makanan siap santap. Ciri -ciri bahan makanan yang baik:Ciri -ciri bahan makanan yang baik: 1) Hewani: daging ternak, ikan segar, ikan asin, telur, susu segar. 1) Hewani: daging ternak, ikan segar, ikan asin, telur, susu segar. 2) Nabati: buah, sayuran, biji-bijian, tepung, bumbu kering, sayuran berlapis. 2) Nabati: buah, sayuran, biji-bijian, tepung, bumbu kering, sayuran berlapis. 3) Makanan fermentasi (nabati, hewani). 3) Makanan fermentasi (nabati, hewani). Sumber bahan makanan yang baik.Sumber bahan makanan yang baik. 2.Penyimpanan bahan makanan (P2) Khususnya untuk mencegah pencemaran oleh mikroorganisme perlu dipelajari:Khususnya untuk mencegah pencemaran oleh mikroorganisme perlu dipelajari: 1) sifat dan karakteristik bakteri; 1) sifat dan karakteristik bakteri; 2) cara penyimpanan makanan; 2) cara penyimpanan makanan; 3) hubungan antara suhu dan waktu; 3) hubungan antara suhu dan waktu; 4) administrasi penyimpanan. 4) administrasi penyimpanan. 1.Pemilihan bahan makanan (P1) Bahan makanan dibedakan: bahan makanan mentah (segar), makanan terolah (pabrikan), makanan siap santap.Bahan makanan dibedakan: bahan makanan mentah (segar), makanan terolah (pabrikan), makanan siap santap. Ciri -ciri bahan makanan yang baik:Ciri -ciri bahan makanan yang baik: 1) Hewani: daging ternak, ikan segar, ikan asin, telur, susu segar. 1) Hewani: daging ternak, ikan segar, ikan asin, telur, susu segar. 2) Nabati: buah, sayuran, biji-bijian, tepung, bumbu kering, sayuran berlapis. 2) Nabati: buah, sayuran, biji-bijian, tepung, bumbu kering, sayuran berlapis. 3) Makanan fermentasi (nabati, hewani). 3) Makanan fermentasi (nabati, hewani). Sumber bahan makanan yang baik.Sumber bahan makanan yang baik. 2.Penyimpanan bahan makanan (P2) Khususnya untuk mencegah pencemaran oleh mikroorganisme perlu dipelajari:Khususnya untuk mencegah pencemaran oleh mikroorganisme perlu dipelajari: 1) sifat dan karakteristik bakteri; 1) sifat dan karakteristik bakteri; 2) cara penyimpanan makanan; 2) cara penyimpanan makanan; 3) hubungan antara suhu dan waktu; 3) hubungan antara suhu dan waktu; 4) administrasi penyimpanan. 4) administrasi penyimpanan.
16
3.Pengolahan makanan (P3) 1)Persiapan tempat pengolahan; 2)Persiapan rancangan menu; 3)Peralatan masak; 4)Peralatan makan & minum; 5)Wadah penyimpanan makanan; 6)Sarana penyajian (display); 7)Rak penyimpanan; 8)Peralatan untuk pencucian; 9)Pelindung pencemaran; 10)Fasilitas sanitasi; 11)Pemilihan bahan sortir; 12)Peracikan bahan; 13)Persiapan bumbu; 14)Persiapan pengolahan; dan 15)Prioritas dalam memasak. 3.Pengolahan makanan (P3) 1)Persiapan tempat pengolahan; 2)Persiapan rancangan menu; 3)Peralatan masak; 4)Peralatan makan & minum; 5)Wadah penyimpanan makanan; 6)Sarana penyajian (display); 7)Rak penyimpanan; 8)Peralatan untuk pencucian; 9)Pelindung pencemaran; 10)Fasilitas sanitasi; 11)Pemilihan bahan sortir; 12)Peracikan bahan; 13)Persiapan bumbu; 14)Persiapan pengolahan; dan 15)Prioritas dalam memasak. Enam Prinsip Faktor Makanan Enam Prinsip Faktor Makanan Dalam HSM - 2 Enam Prinsip Faktor Makanan Enam Prinsip Faktor Makanan Dalam HSM - 2
17
4. Penyimpanan makanan masak (P4) Karakteristik pertumbuhan bakteri pd mknan masak dipengaruhi:Karakteristik pertumbuhan bakteri pd mknan masak dipengaruhi: 1) kadar air dalam makanan; 1) kadar air dalam makanan; 2) jenis makanan; dan 2) jenis makanan; dan 3) suhu makanan. 3) suhu makanan. Cara penyimpanan makanan masak: wadah, suhu, holding time.Cara penyimpanan makanan masak: wadah, suhu, holding time. 4. Penyimpanan makanan masak (P4) Karakteristik pertumbuhan bakteri pd mknan masak dipengaruhi:Karakteristik pertumbuhan bakteri pd mknan masak dipengaruhi: 1) kadar air dalam makanan; 1) kadar air dalam makanan; 2) jenis makanan; dan 2) jenis makanan; dan 3) suhu makanan. 3) suhu makanan. Cara penyimpanan makanan masak: wadah, suhu, holding time.Cara penyimpanan makanan masak: wadah, suhu, holding time. 5. Pengangkutan makanan (P5) Pengangkutan bahan makanan;Pengangkutan bahan makanan; Pengangkutan makanan siap santap.Pengangkutan makanan siap santap. 5. Pengangkutan makanan (P5) Pengangkutan bahan makanan;Pengangkutan bahan makanan; Pengangkutan makanan siap santap.Pengangkutan makanan siap santap. 6. Penyajian makanan (P6) Makanan siap santap harus laik santap, yaitu telah memenuhi uji organoleptif & biologik. Perlu diperhatikan: Makanan siap santap harus laik santap, yaitu telah memenuhi uji organoleptif & biologik. Perlu diperhatikan: Tempat penyajianTempat penyajian Cara penyajianCara penyajian Prinsip penyajianPrinsip penyajian Sampel atau contohSampel atau contoh 6. Penyajian makanan (P6) Makanan siap santap harus laik santap, yaitu telah memenuhi uji organoleptif & biologik. Perlu diperhatikan: Makanan siap santap harus laik santap, yaitu telah memenuhi uji organoleptif & biologik. Perlu diperhatikan: Tempat penyajianTempat penyajian Cara penyajianCara penyajian Prinsip penyajianPrinsip penyajian Sampel atau contohSampel atau contoh Enam Prinsip Faktor Makanan Enam Prinsip Faktor Makanan Dalam HSM - 3 Enam Prinsip Faktor Makanan Enam Prinsip Faktor Makanan Dalam HSM - 3
18
Faktor Food Handlers Faktor Food Handlers dalam HSM - 1 Faktor Food Handlers Faktor Food Handlers dalam HSM - 1 Penjamah makanan sering menjadi sumber kontaminasi yang utama pada makanan. Berikut ini contoh perilaku PENJAMAH yang “TIDAK HIGIENIS” : Tidak mencuci tangan sebelum memegang makanan, sesudah dari toilet, ssdah memegang bhn mknan mentah atau terkontaminasi, atau kembali bekerja setelah istirahat.Tidak mencuci tangan sebelum memegang makanan, sesudah dari toilet, ssdah memegang bhn mknan mentah atau terkontaminasi, atau kembali bekerja setelah istirahat. Wadah diletakkan di lantai, kemudian dibawa ke tempat lain yg kontak dgn makanan atau permukaan tempat makanan.Wadah diletakkan di lantai, kemudian dibawa ke tempat lain yg kontak dgn makanan atau permukaan tempat makanan. Pakaian nampak kotor, tidak rapih, digunakan utk mengelap atau memegang makanan atau alat makan.Pakaian nampak kotor, tidak rapih, digunakan utk mengelap atau memegang makanan atau alat makan. Makanan jatuh di lantai diambil, dimasukkan kembali ke wadah.Makanan jatuh di lantai diambil, dimasukkan kembali ke wadah. Memegang makanan tanpa membersihkan tangan, atau tanpa menggunakan sarung tangan, atau penjepit.Memegang makanan tanpa membersihkan tangan, atau tanpa menggunakan sarung tangan, atau penjepit. Pekerja yg influenza tetap bekerja tanpa masker, atau yg luka tangan tanpa menggunakan sarung tangan karet.Pekerja yg influenza tetap bekerja tanpa masker, atau yg luka tangan tanpa menggunakan sarung tangan karet. Membiarkan serangga hinggap di makanan.Membiarkan serangga hinggap di makanan. Peralatan yg rusak diperbaiki dengan las atau patri.Peralatan yg rusak diperbaiki dengan las atau patri. Kebiasaan “ngupil”, garuk-garuk, elus rambut, makan atau merokok sambil bekerja, dllKebiasaan “ngupil”, garuk-garuk, elus rambut, makan atau merokok sambil bekerja, dll Penjamah makanan sering menjadi sumber kontaminasi yang utama pada makanan. Berikut ini contoh perilaku PENJAMAH yang “TIDAK HIGIENIS” : Tidak mencuci tangan sebelum memegang makanan, sesudah dari toilet, ssdah memegang bhn mknan mentah atau terkontaminasi, atau kembali bekerja setelah istirahat.Tidak mencuci tangan sebelum memegang makanan, sesudah dari toilet, ssdah memegang bhn mknan mentah atau terkontaminasi, atau kembali bekerja setelah istirahat. Wadah diletakkan di lantai, kemudian dibawa ke tempat lain yg kontak dgn makanan atau permukaan tempat makanan.Wadah diletakkan di lantai, kemudian dibawa ke tempat lain yg kontak dgn makanan atau permukaan tempat makanan. Pakaian nampak kotor, tidak rapih, digunakan utk mengelap atau memegang makanan atau alat makan.Pakaian nampak kotor, tidak rapih, digunakan utk mengelap atau memegang makanan atau alat makan. Makanan jatuh di lantai diambil, dimasukkan kembali ke wadah.Makanan jatuh di lantai diambil, dimasukkan kembali ke wadah. Memegang makanan tanpa membersihkan tangan, atau tanpa menggunakan sarung tangan, atau penjepit.Memegang makanan tanpa membersihkan tangan, atau tanpa menggunakan sarung tangan, atau penjepit. Pekerja yg influenza tetap bekerja tanpa masker, atau yg luka tangan tanpa menggunakan sarung tangan karet.Pekerja yg influenza tetap bekerja tanpa masker, atau yg luka tangan tanpa menggunakan sarung tangan karet. Membiarkan serangga hinggap di makanan.Membiarkan serangga hinggap di makanan. Peralatan yg rusak diperbaiki dengan las atau patri.Peralatan yg rusak diperbaiki dengan las atau patri. Kebiasaan “ngupil”, garuk-garuk, elus rambut, makan atau merokok sambil bekerja, dllKebiasaan “ngupil”, garuk-garuk, elus rambut, makan atau merokok sambil bekerja, dll
19
Faktor Food Handlers Faktor Food Handlers dalam HSM - 2 Faktor Food Handlers Faktor Food Handlers dalam HSM - 2 Persyaratan kesehatan food handlers: Sehat, tidak menderita luka pada kulit dan atau hidung, tidak menderita penyakit gastrointestinal (perut), atau tidak dalam status karier suatu penyakit, seperti: tifus, hepatitis, disentri, dll.Sehat, tidak menderita luka pada kulit dan atau hidung, tidak menderita penyakit gastrointestinal (perut), atau tidak dalam status karier suatu penyakit, seperti: tifus, hepatitis, disentri, dll. Berperilaku higienis.Berperilaku higienis. Dilakukan pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali, dengan hasil “SEHAT” yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.Dilakukan pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali, dengan hasil “SEHAT” yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter. Persyaratan kesehatan food handlers: Sehat, tidak menderita luka pada kulit dan atau hidung, tidak menderita penyakit gastrointestinal (perut), atau tidak dalam status karier suatu penyakit, seperti: tifus, hepatitis, disentri, dll.Sehat, tidak menderita luka pada kulit dan atau hidung, tidak menderita penyakit gastrointestinal (perut), atau tidak dalam status karier suatu penyakit, seperti: tifus, hepatitis, disentri, dll. Berperilaku higienis.Berperilaku higienis. Dilakukan pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali, dengan hasil “SEHAT” yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.Dilakukan pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali, dengan hasil “SEHAT” yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.
20
Faktor Peralatan Faktor Peralatan Persyaratan Peralatan: Semua permukaan alat yang digunakan dalam memasak dan manyajikan yang kontak dengan makanan harus: halus;halus; bebas dari bopeng, retak, atau bersisik;bebas dari bopeng, retak, atau bersisik; tidak beracun;tidak beracun; tidak larut dalam berbagai jenis makanan/minuman;tidak larut dalam berbagai jenis makanan/minuman; tidak berpengaruh terhadap produk makanan;tidak berpengaruh terhadap produk makanan; mampu menahan gosokan berulang dalam pencucian;mampu menahan gosokan berulang dalam pencucian; alat potong dan atau wadah utk bahan mentah yang digunakan utk makanan masak HARUS DICUCI dulualat potong dan atau wadah utk bahan mentah yang digunakan utk makanan masak HARUS DICUCI dulu mudah pembersihannya; danmudah pembersihannya; dan angka kuman bagian yng terkena makanan dan atau masuk ke dalam mulut ≤100 koloni/cm2.angka kuman bagian yng terkena makanan dan atau masuk ke dalam mulut ≤100 koloni/cm2. Persyaratan Peralatan: Semua permukaan alat yang digunakan dalam memasak dan manyajikan yang kontak dengan makanan harus: halus;halus; bebas dari bopeng, retak, atau bersisik;bebas dari bopeng, retak, atau bersisik; tidak beracun;tidak beracun; tidak larut dalam berbagai jenis makanan/minuman;tidak larut dalam berbagai jenis makanan/minuman; tidak berpengaruh terhadap produk makanan;tidak berpengaruh terhadap produk makanan; mampu menahan gosokan berulang dalam pencucian;mampu menahan gosokan berulang dalam pencucian; alat potong dan atau wadah utk bahan mentah yang digunakan utk makanan masak HARUS DICUCI dulualat potong dan atau wadah utk bahan mentah yang digunakan utk makanan masak HARUS DICUCI dulu mudah pembersihannya; danmudah pembersihannya; dan angka kuman bagian yng terkena makanan dan atau masuk ke dalam mulut ≤100 koloni/cm2.angka kuman bagian yng terkena makanan dan atau masuk ke dalam mulut ≤100 koloni/cm2.
21
Faktor Peralatan Faktor Peralatan Cara Pencucian Peralatan: Ada beberapa tahapan pencucian peralatan makan yg higienis: 1) Pembersihan sisa-sisa makanan padat, setengah padat, dengan alat dan membilasnya dengan air bersih agar kotoran menjadi “lunak”. 2) Membersihkan kotoran dengan sabut dan deterjen pada semua permukaan alat makan yg sedang dicuci, untuk memebrsihkan kotoran dan mungkin mikroba yg ada. 3) Pembilasan pertama, yaitu membilas dgn air bersih alat makan yg sudah dibersihkan dg deterjen, utk menghilangkan semua kotoran dan deterjen pada permukaan alat makan. 4) Pembilasan kedua, membilas dg air bersih alat makan yang sudah dilakukan pembilasan pertama, utk membebasdkan kotoran dan sisa detrjen yang masih tertinggal. 5) Desinfeksi, dilakukan dg mencelupkan bbrp menit pada air bersih yg mengandung desinfektan (misalnya kaporit), atau air panas, atau dengan uap panas. Catatan: Pembilasan kedua tdk diperlukan jika pembilasan pertama memakai air dalam jmlh banyak, mengalir,diikuti desinfeksi di hotel berbintang, RM besar, dll.
22
Faktor Bangunan/Ruangan-1 Faktor Bangunan/Ruangan-1 Persyaratan Higiene Tempat Pengolahan: Bangunan, perlengkapan, dan peralatan yang ada harus terpelihara baik dan bersih.Bangunan, perlengkapan, dan peralatan yang ada harus terpelihara baik dan bersih. Semua perabotan dan peralatan dibersihkan secara rutin utk mencegah kontaminasi.Semua perabotan dan peralatan dibersihkan secara rutin utk mencegah kontaminasi. Segera setelah selesai kegiatan, lantai dicuci dan dibersihkan, termasuk saluran pembuangan, dinding dan peralatan tambahan.Segera setelah selesai kegiatan, lantai dicuci dan dibersihkan, termasuk saluran pembuangan, dinding dan peralatan tambahan. Toilet dan kamar ganti pakaian harus dijaga tetap bersih sepanjang waktu.Toilet dan kamar ganti pakaian harus dijaga tetap bersih sepanjang waktu. Jalan masuk dan gang menuju ruang pengolahan dijaga kebersihannya agar tetap bersih sepanjang masa.Jalan masuk dan gang menuju ruang pengolahan dijaga kebersihannya agar tetap bersih sepanjang masa. Penerangan harus cukup ≥ 100 lux.Penerangan harus cukup ≥ 100 lux. Persyaratan Higiene Tempat Pengolahan: Bangunan, perlengkapan, dan peralatan yang ada harus terpelihara baik dan bersih.Bangunan, perlengkapan, dan peralatan yang ada harus terpelihara baik dan bersih. Semua perabotan dan peralatan dibersihkan secara rutin utk mencegah kontaminasi.Semua perabotan dan peralatan dibersihkan secara rutin utk mencegah kontaminasi. Segera setelah selesai kegiatan, lantai dicuci dan dibersihkan, termasuk saluran pembuangan, dinding dan peralatan tambahan.Segera setelah selesai kegiatan, lantai dicuci dan dibersihkan, termasuk saluran pembuangan, dinding dan peralatan tambahan. Toilet dan kamar ganti pakaian harus dijaga tetap bersih sepanjang waktu.Toilet dan kamar ganti pakaian harus dijaga tetap bersih sepanjang waktu. Jalan masuk dan gang menuju ruang pengolahan dijaga kebersihannya agar tetap bersih sepanjang masa.Jalan masuk dan gang menuju ruang pengolahan dijaga kebersihannya agar tetap bersih sepanjang masa. Penerangan harus cukup ≥ 100 lux.Penerangan harus cukup ≥ 100 lux.
23
Persyaratan Fasilitas Sanitasi: Persediaan air minum dan air bersih:Persediaan air minum dan air bersih: Air untuk memasak makanan, mencuci bahan mentah yg langsung dimakan, untuk bahan minuman, dan es balok harus memenuhi syarat kualitas sebagai air minum yg diatur dlm Kep. Menkes No.: 907/Menkes/SK/VII/2002Air untuk memasak makanan, mencuci bahan mentah yg langsung dimakan, untuk bahan minuman, dan es balok harus memenuhi syarat kualitas sebagai air minum yg diatur dlm Kep. Menkes No.: 907/Menkes/SK/VII/2002 Air untuk pembersihan alat (mencuci), dan atau mencuci bahan mentah yang akan dimasak, hrs memenuhi syarat kualitas sbg air bersih sesuai dgn Permenkes No.: 416/Menkes/Per/IX/1990.Air untuk pembersihan alat (mencuci), dan atau mencuci bahan mentah yang akan dimasak, hrs memenuhi syarat kualitas sbg air bersih sesuai dgn Permenkes No.: 416/Menkes/Per/IX/1990. Toilet dan ruang ganti pakaian tersedia layak, terang, bersih/higienis, nyaman,dilengkapi ventilasi yg layak, tempat cuci tangan, alat pengering tangan.Toilet dan ruang ganti pakaian tersedia layak, terang, bersih/higienis, nyaman,dilengkapi ventilasi yg layak, tempat cuci tangan, alat pengering tangan. Fasilitas cuci tangan di tempat pengolahan.Fasilitas cuci tangan di tempat pengolahan. Fasilitas pengendalian serangga dan vektor penyakit.Fasilitas pengendalian serangga dan vektor penyakit. Sarana pembungan air limbah.Sarana pembungan air limbah. Fasilitas desinfeksi, ventilasi, pencahayaan.Fasilitas desinfeksi, ventilasi, pencahayaan. Fasilitas & sistem pembuangan sampah.Fasilitas & sistem pembuangan sampah. Persyaratan Fasilitas Sanitasi: Persediaan air minum dan air bersih:Persediaan air minum dan air bersih: Air untuk memasak makanan, mencuci bahan mentah yg langsung dimakan, untuk bahan minuman, dan es balok harus memenuhi syarat kualitas sebagai air minum yg diatur dlm Kep. Menkes No.: 907/Menkes/SK/VII/2002Air untuk memasak makanan, mencuci bahan mentah yg langsung dimakan, untuk bahan minuman, dan es balok harus memenuhi syarat kualitas sebagai air minum yg diatur dlm Kep. Menkes No.: 907/Menkes/SK/VII/2002 Air untuk pembersihan alat (mencuci), dan atau mencuci bahan mentah yang akan dimasak, hrs memenuhi syarat kualitas sbg air bersih sesuai dgn Permenkes No.: 416/Menkes/Per/IX/1990.Air untuk pembersihan alat (mencuci), dan atau mencuci bahan mentah yang akan dimasak, hrs memenuhi syarat kualitas sbg air bersih sesuai dgn Permenkes No.: 416/Menkes/Per/IX/1990. Toilet dan ruang ganti pakaian tersedia layak, terang, bersih/higienis, nyaman,dilengkapi ventilasi yg layak, tempat cuci tangan, alat pengering tangan.Toilet dan ruang ganti pakaian tersedia layak, terang, bersih/higienis, nyaman,dilengkapi ventilasi yg layak, tempat cuci tangan, alat pengering tangan. Fasilitas cuci tangan di tempat pengolahan.Fasilitas cuci tangan di tempat pengolahan. Fasilitas pengendalian serangga dan vektor penyakit.Fasilitas pengendalian serangga dan vektor penyakit. Sarana pembungan air limbah.Sarana pembungan air limbah. Fasilitas desinfeksi, ventilasi, pencahayaan.Fasilitas desinfeksi, ventilasi, pencahayaan. Fasilitas & sistem pembuangan sampah.Fasilitas & sistem pembuangan sampah. Faktor Bangunan/Ruangan-2 Faktor Bangunan/Ruangan-2
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.