Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Cara Pengambilan Spesimen dan Pengelolaan Spesimen.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Cara Pengambilan Spesimen dan Pengelolaan Spesimen."— Transcript presentasi:

1 Cara Pengambilan Spesimen dan Pengelolaan Spesimen

2 Oleh: ATIKANUR MARIO OKTAFIENDI GINTING Bagian KJF/KSM Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Riau RSUD Arifin Achmad PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I PROGRAM STUDI PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU – RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU MEI- JUNI 2021

3 Macam – Macam Spesimen 1. Serum 2. Plasma 3. Darah (Whole Blood) 4. Urin 5. Tinja 6. Dahak 7. Pus 8. Sperma 9. Swab tenggorok 10. Swab rectum 11.Sekret -Uretra - Vagina -Telinga - Hidung -Mata 12. Cairan pleura 13. Cairan bronchus 14. Cairan acites 15. Cairan otak 16. Bilasan lambung 17. Sumsum tulang 18. Kuku 19. Rambut 20. Kerokan kulit 21. Muntahan

4 Hal ini yang sangat penting karena pengumpulan spesimen yang baik akan memberikan hasil pemeriksaan yang akurat.  Pengumpulan spesimen meliputi :  pemilihan lokasi  jenis spesimen klinis,  pengambilan,  penyimpanan. Metode pengumpulan spesimen klinis yang tidak tepat akan memberikan hasil negatif/positif palsu, organisme yang ditemukan bukan merupakan penyebab.  Seringkali organisme yang ditemukan hanya merupakan kolonisasi, ataupun kontaminan saja.

5 KETENTUAN UMUM A.Keamanan Formulir permintaan pemeriksaan A.Identitas spesimen A.Persiapan dan Instruksi A.Waktu Pengumpula n Spesimen A.Pengelolaan Spesimen A.Transport

6 A. KEAMANAN 1. Mengikuti pedoman pencegahan umum, seperti menggunakan baju khusus, sarung tangan, masker, kacamata khusus, dll. 2. Wadah tempat spesimen tahan air, bertutup ulir, dan steril. 3. Spesimen yang mengandung mikroorganisme berpotensi bahaya seperti Bacillus antraxis, Mycobacterium tuberculosis, Hepatitis B atau C, dll. harus diberi tanda khusus. 4. Pada saat mengirimkan spesimen ke laboratorium wajib mengunakan plastik khusus/biohazard berkantung dua terpisah, bertutup rapat untuk transport sehingga formulir permintaan tidak terkontaminasi oleh spesimen yang dikumpulkan.

7 A.B. Formulir permintaan pemeriksaan 1.1. Nama, tanggal lahir, dan jenis kelamin pasien. 1.2. Alamat / no. kamar pasien. 1.3. Nama dan alamat dokter/klinisi pengirim. 1.4. Lokasi pengambila n spesimen. 1.5. Tanggal dan waktu pengambilan spesimen. 1.6. Keterangan : diagnosis klinis, riwayat klinis penyakit relevan, terapi antibiotika yang saat ini. 1.7. Nama dan tanda tangan pemohon pemeriksaan.

8 C. Identitas spesimen 1. label yang dapat ditempelkan pada wadah spesimen dan berisi informasi berupa identitas pasien, nomor rekam medis, nomor ruangan, nam dokter/klinisi pengirim. 2. 1.Sebelum spesimen diambil, petugas harus memastik an kembali dengan menanya kan nama dan tanggal lahir pasien. 3. 1.Perawat/ petugas kesehatan bertangg ung jawab memastik an bahwa spesimen tersebut berasal dari pasien yang benar.

9 D. Persiapan dan Instruksi 1.Mempertim bangkan keamanan dan kenyamana n pasien. 1.Melakukan informed consent sebelum melakukan pengambila n spesimen. 1.Tepat dalam waktu pengambilan dan pemilihan spesimen untuk mencegah pengambilan ulang (resampling). 1.Memberika n instruksi yang jelas agar spesimen yang diambil akurat.

10 E. Waktu Pengumpulan Spesimen 1 didasarkan pada diagnosis, perjalanan penyakit infeksi itu sendiri, dan kemampuan laboratorium untuk memproses spesimen. 2 Spesimen yang dikumpulkan pada pagi hari merupakan bahan pemeriksaan yang paling baik karena mengandung mikroorganisme penyebab dalam jumlah yang besar.. 3 Spesimen yang diambil/dikumpulkan pada waktu lain juga layak untuk pemeriksaan mikrobiologi 4 ditentukan oleh dokter/klinisi penanggung jawab pasien karena mereka yang paling tahu kondisi dan perjalanan penyakit pasien.

11 F. Pengelolaan Spesimen 1. Melakukan pengambilan spesimen sebelum terapi antibiotika dimulai (bilamana memungkinkan). 2. Mengambil spesimen dari lokasi yang tepat / pada fase aktif suatu penyakit untuk meningkatkan peluang didapatkannya organisme penyebab. (1) spesimen indurasi lesi/luka mengandung organisme penyebab, harus diambil dari dasar luka bukan permukaan luka; (2) infeksi saluran nafas bawah, spesimen seharusnya adalah sputum dan bukan saliva.

12 F. Pengelolaan Spesimen 3. Jumlah spesimen cukup  terlalu sedikit akan memberikan hasil negatif palsu. 4. Selalu melakukan tehnik aseptik dan benar untuk menghindari kontaminasi dengan flora normal. 5. Menggunakan alat dan bahan yang tepat, dalam wadah yang steril. 6. Memberikan informasi yang cukup untuk menunjang interpretasi hasil, seperti diagnosis, terapi antimikroba.

13 G. Transport 1. Semua spesimen dikirimkan dengan cara yang benar seperti pemakaian medium transport yang tepat. seperti : darah dalam botol kultur tergoyang dengan baik, swab tertusuk benar dalam medium transport, dll. 2. Dikirim sesegera mungkin..3. Spesimen untuk kultur ANAEROB wajib dikirimkan menggunakan SISTEM TRANSPORT ANAEROB. Jika tidak tersedia  segera dikirimkan 4. dikirimkan menggunakan wadah yang tepat

14 Berdasarkan cara pengambilan, spesimen digolongkan menjadi 2 kelompok:  Spesimen non-invasif : urin, sputum, feses, luka. Relatif mudah diambil ulang jika terjadi kesalahan identifikasi.  Spesimen invasif : kultur darah, cairan tubuh steril, cairan amnion, spesimen yang diambil dalam kamar operasi (tetap diperiksa dengan persetujuan klinisi meski tidak memenuhi kriteria spesimen).

15 1)Label yang tidak sesuai / tanpa label 2)Waktu pengambilan dan penerimaan di laboratorium melebihi ketentuan. 3) Tempat penampungan yang tidak sesuai / tidak steril. 4) Tempat penampungan bocor 5) Kontaminasi orofaring pada sputum 6) Kontaminasi benda asing yang jelas 7)Spesimen ganda yang diserahkan pada hari yang sama untuk permintaan sama (kecuali darah) Kriteria penolakan: (1)

16 8) Spesimen yang dikirim dan yang ditulis pada lembar permintaan tidak sesuai 9) Jumlah bahan pemeriksaan yang tidak memadai. 10)Swab kering Kriteria penolakan: (2) Bila ternyata spesimen memenuhi kriteria penolakan, segera diinformasikan kepada klinisi yang mengirim. Bila klinisi tersebut tetap menginginkan pemeriksaan dilanjutkan, dapatkan persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh klinisi yang bersangkutan.

17 1.SPUTUM A. SPUTUM EXPECTORATED B. SPUTUM INDUCED C. BRONCHO-ALVEOLAR LAVAGE (BAL)/BRONCHIAL WASHING/ BRONCHIAL BRUSHING

18 A. SPESIMEN: SPUTUM EXPECTORATED  Spesimen yang digunakan adalah sputum/dahak yang didapat dengan cara dibatukkan.  Kultur AEROB, JAMUR, dan MYCOBACTERIUM/BTA.  Cara: 1. yakinkan bahwa pasien dapat bekerjasama dengan baik untuk mendapatkan sputum yang adekuat. 2. pesimen harus diambil dengan supervisi dari petugas kesehatan. 3. Meminta pasien untuk berkumur dahulu dengan air guna menghilangkan flora rongga mulut dan sisa-sisa makanan.

19 A. SPESIMEN: SPUTUM EXPECTORATED  Cara: 4. Instruksikan kepada pasien untuk tarik nafas dan buang nafas dalam-dalam sebanyak 3x kemudian membatukkannya. 5. Sputum yang didapat langsung dikumpulkan ke dalam wadah steril bertutup ulir. 6. Untuk pasien tuberculosis, sputum yang dianjurkan adalah sputum pagi pertama setelah bangun tidur.

20 sputum Alat dan/atau Volume Minimal: Volume sebanyak mungkin, sedangkan untuk kultur Mycobacterium/ BTA adalah 5-10 ml, minimal 3 ml. sputum Penyimpanan dan Transport: Segera dikirimkan ke laboratorium pada suhu kamar dalam waktu ≤ 2 jam. Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka simpan pada suhu 40C, maksimal 24 jam. Wadah steril

21 Keterangan: 1. Spesimen sputum akan diperiksa secara mikroskopis dan makroskopis oleh laboratorium untuk mendeteksi kelayakannya. 2. Pasien pediatri atau yang tidak dapat mengeluarkan sputum, maka petugas kesehatan atau klinisi akan mengambil bahan pemeriksaan sputum melalui suction. 3. Pemeriksaan pewarnaan langsung BTA memerlukan sputum pagi 3x berturut-turut untuk dapat menentukan diagnosis.

22 A. B. SPESIMEN: SPUTUM INDUCED B.Spesimen yang digunakan adalah sputum/dahak yang didapat dengan bantuan nebulizer C.Kultur AEROB, JAMUR, dan MYCOBACTERIUM/BTA Cara: 1. Pasien diminta menyikat gigi dan lidah terlebih dahulu kemudian berkumur. 2. Dengan menggunakan nebulizer, pasien menghirup 25 ml NaCl saline 3-10%. 3. Instruksikan kepada pasien untuk tarik nafas dan buang nafas dalam-dalam sebanyak 3x kemudian membatukkannya. 4. Sputum yang didapat langsung dikumpulkan ke dalam wadah steril bertutup ulir. Alat dan/atau Volume Minimal: Volume sebanyak mungkin, sedangkan untuk kultur Mycobacterium/ BTA adalah 5-10 ml, minimal 3 ml.

23 Penyimpanan dan Transport: Segera dikirimkan ke laboratorium pada suhu kamar dalam waktu ≤ 2 jam. Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka simpan pada suhu 40C, maksimal 24 jam. Keterangan: 1. berikan penjelasan pada form permintaan pemeriksaan bahwa sputum yang dikirimkan adalah sputum induced. 2. Jenis spesimen sputum induced kurang optimal untuk pemeriksaan kultur bakteri rutin, akan tetapi layak untuk pemeriksaan legionella, jamur, dan BTA/Mycobacterium.

24 C. BRONCHO-ALVEOLAR LAVAGE (BAL)/ 1. BRONCHIAL WASHING/ BRONCHIAL BRUSHING 2.Spesimen yang digunakan adalah sputum/dahak/cairan bronkus yang didapat melaiui prosedur medis dan dilakukan pada pasien berventilator. 3.Kultur AEROB, JAMUR, dan MYCOBACTERIUM/ BTA Broncho-Alveolar Lavage (BAL) Sebanyak 10-20 ml NaCl saline dimasukkan ke paru melalui Breathing Tube/Endotracheal Tube/Tracheostomy. Spesimen/bahan pemeriksaan diambil melalui suction yang kemudian dikumpulkan ke dalam wadah steril bertutup ulir. Bronchial Washing/Bronchial Brushing Prosedur pengambilan dan pengumpulan spesimen ini mengikuti protokol yang berlaku di rumah sakit dan dilakukan oleh klinisi yang berkompeten dibidangnya.

25 Alat dan/atau Volume Minimal: −Volume minimal > 1 ml; 40-80 ml diperlukan untuk analisis kuantitatif. −Selalu menggirimkan spesimen sebanyak mungkin. −Penyimpanan dan Transport: −Segera kirimkan ke laboratorium dalam waktu ≤ 2 jam dengan menggunakan cool box bersuhu 4-80C. −Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka simpan pada suhu 4 Celcius, maksimal 24 jam. −Keterangan: Berikan penjelasan pada form permintaan pemeriksaan bahwa bahan yang dikirimkan adalah BAL (Broncho-Alveolar Lavage), atau bronchial washing, atau bronchial brushing..

26 2. JARINGAN/SAMPEL BIOPSI

27 1.Spesimen yang digunakan adalah jaringan/sampel biopsi. 2.KulturANAEROB,AEROB,JAMUR,dan MYCOBACTERIUM/BTA. Cara: 1.Jaringan/sampel biopsi harus diambil dengan tehnik aseptik dengan mengikuti protokol yang berlaku di rumah sakit dan dilakukan oleh klinisi yang berkompeten dibidangnya. 2.Spesimen yang sudah diambil segera ditempatkan dalam wadah steril bertutup ulir. 3.Spesimen yang dikirimkan termasuk pula bagian tepi dan tengah lesi. 4.Untuk jaringan yang sangat kecil/halus dapat ditambahkan dengan saline steril untuk mencegah sampel kering.

28 Penyimpanan dan Transport: Segera dikirimkan ke laboratorium pada suhu kamar dalam waktu ≤ 15 menit. Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka simpan pada suhu kamar, maksimal 24 jam. Keterangan: 1. Transport dalam waktu ≤ 15 menit pada suhu kamar untuk memastikan pemulihan organisme anaerob. 2. Jika klinisi meminta kultur anaerob, maka dapat menghubungi pihak laboratorium untuk dapat disediakan medium transport anaerob (medium cair THIO); dan sistem transport anaerob.

29 3. HIDUNG

30 1.Spesimen yang digunakan adalah swab lubang hidung. 2.Kultur surveilans MRSA. Cara: 1.Basahi swab kapas terlebih dahulu dengan 2 (dua) tetes saline fisiologis steril. 2.Masukkan swab kapas steril ± 1-1,5 cm ke dalam lubang hidung. Putar swab kapas searah jarum jam dan biarkan 10-15 detik. 3.Dengan menggunakan swab kapas yang sama, lakukan hal yang sama pada lubang hidung yang lain. 4.Masukkan swab kapas ke dalam medium transport.

31

32 Alat dan/atau Volume Minimal Pus/eksudat: swab kapas dengan medium transport Amies/Carry Blair. Swab kapas dengan medium transport Amies/ Carry Blair

33 Penyimpanan dan transport: Segera dikirimkan ke laboratorium dalam waktu ≤ 2 jam pada suhu kamar. Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka simpan pada suhu 4 0 C, maksimal 24 jam. Keterangan: 1. Swab lubang hidung hanya digunakan pemeriksaan screening MRSA. 2. Tidak direkomendasikan untuk kultur bakteri rutin

34 4. NASOFARING

35 1.ASPIRASI/WASHING NASOFARING Spesimen yang digunakan adalah aspirasi nasofaring. Kultur BAKTERI RUTIN (Haemophillus influenza, Bordetella spp., dan C.diphtheriae). Cara: Mengikuti protokol yang dilakukan oleh klinisi. Gambar 31. Aspirasi nasofaring

36 Alat dan/atau Volume Minimal: Portable suction pump Kateter suction steril Mucus trap Penyimpanan dan transport: Segera dikirimkan ke laboratorium dalam waktu ≤ 2 jam pada suhu kamar. Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka simpan pada suhu 4 0 C, maksimal 24 jam. Keterangan: 1.Spesimen aspirasi/washing nasofaring hanya digunakan untuk pemeriksaan virus. 2.Bahan pencuci yang dipakai adalah saline fisiologis steril atau viral transport medium (contoh: M4RT).

37 4. TENGGOROK

38 1. Spesimen yang digunakan adalah swab tenggorok. 2. KulturBAKTERIRUTIN(Streptococcusβ– hemoliticus, Streptococcus pneumoniae, dan Neissheria gonorrhoeae). Cara: 1.Tekan lidah dengan alat penekan lidah. 2.Lakukan swab di daerah belakang faring, tonsil, dan daerah yang meradang.

39 Alat dan/atau Volume Minimal: Swab kapas dengan transport medium Amies/Carry Blair. Medium pertumbuhan – Hubungi laboratorium untuk disiapkan (seperti gambar di bawah). Penyimpanan dan transport: Segera kirimkan ke laboratorium dalam waktu ≤ 15 menit pada suhu kamar. Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka simpan pada suhu kamar, maksimal 24 jam..

40 Keterangan: 1. Kultur swab tenggorok merupakan kontraindikasi bagi pasien dengan radang epiglotis. 2. Pemeriksaan kultur hanya dilakukan untuk mengidentifikasi Streptococcus β–hemoliticus, Streptococcus pneumoniae, dan Neissheria gonorrhoeae. − permintaan untuk kultur Neissheria gonorrhoeae, spesimen harus langsung ditanam pada medium pertumbuhan segera setelah diambil. Tindakan ini dilakukan disamping meja pemeriksaan. Sebelumnya telah menginformasikan ke laboratorium.

41 5. DARAH

42 1.Spesimen yang digunakan adalah darah vena perifer. 2.Pengambilan kultur darah adalah sebelum pemberian antibiotika dan terapi dilakukan setelah spesimen darah diambil. 3.Kultur ANAEROB, AEROB, JAMUR. Cara: 1.Tentukan letak pengambilan dan palpasi untuk memastikan pembuluh vena. 2.Lakukan tindakan aseptik pada kulit menggunakan povidon iodine dengan gerakan melingkar dari arah dalam ke luar, biarkan 1-2 menit lalu dihapus dengan alkohol 70% dan biarkan kering alami. 3.Jangan sentuh lagi daerah yang sudah steril. 4.Buka tutup botol media kultur, kemudian dekontaminasi tutup karet dengan alkohol 70%. 5.Ambil darah menggunakan vacutainer dengan blood set collection– wing needle atau syringe/spuit 20 ml/sesuai dengan volume darah yang dibutuhkan.

43 Penyimpanan dan Transport: Segera dikirimkan ke laboratorium, selambat-lambatnya 2 jam setelah sampling. Bila tidak dapat dikirimkan segera, maka dapat disimpan pada suhu kamar maksimal 24 jam. JANGAN DIMASUKKAN DALAM LEMARI ES Keterangan: 1.Hal yang paling penting pada kultur darah adalah jumlah volume darah yang diambil, bukan waktu/jam pengambilan. 2.Jika diperlukan klinisi dapat melakukan diskusi dengan ahli mikrobiologi klinik/laboratorium mikrobiologi terkait dengan waktu dan tempat pengambilan spesimen yang paling tepat ataupun adanya hal-hal khusus lainnya. 3.Pengambilan kultur darah dilakukan sebelum terapi antimikroba dimulai. Apabila pasien sedang mendapatkan terapi antimikroba, maka tidak disarankan untuk dilakukan kultur darah anaerob, dan pengambilan kultur darah dilakukan sesaat sebelum terapi antimikroba berikutnya diberikan.

44 4. Jika set kultur darah ke-2 diambil dari tempat pengambilan yang sama dengan set kultur darah pertama, maka harus diberi selang waktu minimal 10 menit. 5. Hindari pengambilan darah melalui iv line/kateter karena kemungkinan kontaminasi lebih besar. jika terpaksa diambil melalui iv line/kateter, maka pengambilan darah dapat langsung diambil tanpa dilakukan pembilasan terlebih dulu. Tindakan tehnik septik-antiseptik tepat dilakukan sebelum pengambilan darah dimulai. 6. Hindari mengambil darah dari arteri. 7. Gunakan minimal 1 (satu) botol media kultur aerob dan 1 (satu) botol media kultur anaerob bagi pasien dewasa; sedangkan pada anak-anak pakailah 1-2 botol media kultur darah aerob.

45 TERIMAKASIH MOHON SARAN DAN BIMBINGAN


Download ppt "Cara Pengambilan Spesimen dan Pengelolaan Spesimen."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google