Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehyola noviyana Telah diubah "3 tahun yang lalu
1
Askep Diabetic Foot Ulcer Disusun Oleh : Vika Rosmeri (11190003) Yola Noviyana (11190004)
2
Definisi Diabetic Foot (Kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus; merupakan suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki. Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang.
3
Klasifikasi
4
Penyebab Dasar terjadinya diabetic foot ulcer Adanya suatu kelainan pada syaraf, bila mengenai saraf sensoris akan terjadi hilang rasa yang menyebabkan penderita tidak dapat merasakan rangsang nyeri sehingga kehilangan daya kewaspadaan proteksi kaki terhadap rangsang dari luar. Akibatnya, kaki lebih rentan terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil. Bila sudah terjadi luka, akan memudahkan kuman masuk yang menyebabkan infeksi. Kelainan pembuluh darah, kelainan pembuluh darah lebih berperan nyata pada penyembuhan luka sehingga menentukan nasib kaki Kemudian adanya infeksi karena daya tahan tubuh menurun, daya tahan tubuh yang lemah disebabkan oleh kurangnya berolahraga dan kurang nya makan makanan yang bergizi dan sehat,yang mengakibatkan sakit dan melemah nya daya tahan tubuh.
5
Tanda & Gejala Adapun gambaran klinis pada diabetic foot ulcer yang disebut 5P: Pain (nyeri) Palaness (kepucatan) Paratesia (kesemutan) Pulselessness (denyut nadi hilang) Paralisis (lumpuh) Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine, yaitu: Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (semutan atau gringgingan). Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten Stadium III : timbul nyeri saat istirahat. Stadium IV : berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
6
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada diabetic foot ulcer: Pemeriksaan X-ray untuk mengetahui ada tidaknya osteomyelitis pemeriksaan glukosa darah. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5- 10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi Kultur dan resistensi untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang menginfeksi luka segingga dapat memilih obat antibiotik yang tepat Tes lain yang dapat dilakukan adalah: sensasi pada getaran, merasakan sentuhan ringan, kepekaan terhadap suhu. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), fungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans (islet cellantibody)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.