Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF Oleh: KELOMPOK 2 1.) Farid Khusnul Mujib (NIM: ) 2.) Miftahul Mukaromatul Wahidah (NIM: ) 3.) Dewi Saroh.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF Oleh: KELOMPOK 2 1.) Farid Khusnul Mujib (NIM: ) 2.) Miftahul Mukaromatul Wahidah (NIM: ) 3.) Dewi Saroh."— Transcript presentasi:

1 PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF Oleh: KELOMPOK 2 1.) Farid Khusnul Mujib (NIM: 857727351) 2.) Miftahul Mukaromatul Wahidah (NIM: 857732013) 3.) Dewi Saroh Asriani (NIM: 857723655) 4.) Stefani Gusti Anggra Murti (NIM: 857728994) 5.) Ninik Kholifah (NIM: 857730485) Oleh: KELOMPOK 2 1.) Farid Khusnul Mujib (NIM: 857727351) 2.) Miftahul Mukaromatul Wahidah (NIM: 857732013) 3.) Dewi Saroh Asriani (NIM: 857723655) 4.) Stefani Gusti Anggra Murti (NIM: 857728994) 5.) Ninik Kholifah (NIM: 857730485) Mata Kuliah: EVALUASI PENDIDIKAN DI SD MODUL 3

2 Mahasiswa mampu: 1.Menjelaskan konsep dasar asesmen alternatif 2.Menjelaskan pentingnya asesmen alternatif 3.Menjelaskan keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif sebagai cara penilaian hasil belajar siswa 4.Menjelaskan berbagai bentuk asesmen alternatif untuk menilai hasil belajar siswa 5.Mengembangkan berbagi tugas dalam asesmen alternatif 6.Membuat rubrik atau kriteria penilaian dalam asesmen alternatif 7.Memberi contoh penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa 8.Mengembangkan alat ukur afektif Mahasiswa mampu mengembangkan alat ukur penilaian dan melaksanakan penlaian terhadap proses dan hasil belajar sesuai tujuan pembelajaran KOMPETENSI UMUM KOMPETENSI KHUSUS

3 KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun 1980-an. Asesmen alternatif muncul sebagai akibat banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil test). KB 1

4 PERBEDAAN ASESMEN TRADISIONAL DAN ASESMEN ALTERNATIF 1.Penilaian dilakukan untuk menilai kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar 2.Tes yang diberikan tidak berhubungan realitas kehidupan siswa 3.Tes terpisah dan pembelajaran yang dilakukan siswa 4.Dapat diskor dengan realibilitas tinggi 5.Hasil tes diberikan dalam bentuk skor 1.Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas produk dan untuk kerja siswa 2.Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas kehidupan siswa 3.Ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang dihasilkan 4.Sulit diskor dengan realibilitas tinggi 5.Hasil asesmen alternatif diberikan dengan bukti kinerja ASESMEN TRADISIONAL (TES) ASESMEN ALTERNATIF

5  Performance Assessment  Authentic Assessment  Portofolio Assessment  Achievement Assessment  Performance Assessment  Authentic Assessment  Portofolio Assessment  Achievement Assessment

6 LANDASAN PSIKOLOGIS ASESMEN ALTERNATIF Teori Fleksibilitas Kognitif dari R. spiro (1990) Teori belajar Bruner (1966) Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983) Experiential Learning Theory dari C. Rogers (1969) Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983) Hakikat belajar adalah komplek dan tidak terstruktur Belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan siswa dengan cara mengkonstruksi sendiri konsep baru atau kemampuan yang dimiliki Otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk dan menginterpretasikan informasi serta menarik kesimpulan dari informasi- informasi tersebut Belajar dengan cognitive learning yang berhubungan dengan pengetahan dan experiental learning yang berhubungan dengan pengalaman Intelegensia merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menunjukkan produk yang dihargai. Kemampuan ini meliputi, linguistic, logical-mathematic, visual-spatial, bodily-knesthetic, musical, intrapersonal, interpersonal, dan naturalist

7 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF 1.Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan- keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional 2.Menyajikan penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap 3.Meningkatkan motifasi siswa 4.Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata 5.Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation 6.Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan 7.Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar 1. Membutuhkan banyak waktu 2. Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran 3. Ketetapan penskoran rendah 4. Tidak tepat untuk kelas besar KEUNGGULAN KELEMAHAN

8 Asesmen kinerja adalah yang meminta siswa untuk melakukan sesuatu atau menunjukkan kinerjanya sesuai tugas yang diberikan oleh guru. Asesmen kinerja bertujuan untuk menilai kualitas kinerja siswa baik proses maupun produk BENTUK ASESMEN KINERJA TUGAS (TASK) KRITERIA PENILAIAN (RUBRIC) 1.Komputer adaptive testing 2.Tes pilihan ganda yang diperluas 3.Tes uraian terbuka (open anded questions) 4.Tugas individu 5.Tugas kelompok 6.Proyek 7.Interview 8.pengamatan 1.Komputer adaptive testing 2.Tes pilihan ganda yang diperluas 3.Tes uraian terbuka (open anded questions) 4.Tugas individu 5.Tugas kelompok 6.Proyek 7.Interview 8.pengamatan Berdasarkan kegunaannya, rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Holistic Rubric Yaitu rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum 2. Analytic rubric Yaitu rubric yang dimensi atau aspek- aspeknya dibuat lebih rinci, demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya Berdasarkan kegunaannya, rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Holistic Rubric Yaitu rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum 2. Analytic rubric Yaitu rubric yang dimensi atau aspek- aspeknya dibuat lebih rinci, demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya KB 2

9 ASESMEN PORTOFOLIO KB 3 Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil, dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu KARAKTERISTIK PORTOFOLIO 1.Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama anatar murid dengan guru 2.Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa tetapi yang terpenting adalah adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar kriteria tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya siswa 3.Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu 4.Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan diterapkan secara konsisten

10 TUJUAN PORTOFOLIO Menurut JON MUELLER TUJUAN PORTOFOLIO Menurut JON MUELLER Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung Menilai secara keseluruhan pencapaian belajar siswa

11 PERBEDAAN Portofolio sebagai kumpulan hasil karya siswa dengan Portofolio sebagai model asesmen untuk menilai perkembangan kinerja siswa PERBEDAAN Portofolio sebagai kumpulan hasil karya siswa dengan Portofolio sebagai model asesmen untuk menilai perkembangan kinerja siswa Portofolio Sebagai Hasil Karya (Mengapa saya mengumpulkan bukti?) Portofolio Sebagai Hasil Karya (Mengapa saya mengumpulkan bukti?) Portofolio Sebagai Model Asesmen (Bagaimana saya menggunakan bukti?) Portofolio Sebagai Model Asesmen (Bagaimana saya menggunakan bukti?) 1.Sebagai respresentasi keterampilan yang telah dimiliki 2.Sebagai bukti pengembangan suatu ranah 3.Untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki 4.Sebagai bahan yang akan dibahas dalam suatu pertemuan 5.Sebagai bahan pelaporan 1.Sebagai respresentasi keterampilan yang telah dimiliki 2.Sebagai bukti pengembangan suatu ranah 3.Untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki 4.Sebagai bahan yang akan dibahas dalam suatu pertemuan 5.Sebagai bahan pelaporan 1.Sebagai landasan pengembangan level berikutnya 2.Untuk mempromosikan pengembangan berikutnya 3.Sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai 4.Untuk memodifikasi pengajaran yang akan dilakukan 5.Untuk menyesuaikan kurikulum 1.Sebagai landasan pengembangan level berikutnya 2.Untuk mempromosikan pengembangan berikutnya 3.Sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai 4.Untuk memodifikasi pengajaran yang akan dilakukan 5.Untuk menyesuaikan kurikulum

12 PERENCANAAN PORTOFOLIO 1.Menentukan kriteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio 2.Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut kedalam rumusan- rumusan hasil belajar yang dapat diamati 3.Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan unsur materi dalam kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan melengkapi penilaian 4.Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholders) dengan portofolio siswa 5.Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan 6.Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan 7.Menetukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio 8.Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan

13 TUGAS GURU Mendorong dan Memotifasi Siswa Memamerkan Hasil Portofolio Siswa Memonitor Pelaksanaan Tugas Memberikan Umpan Balik PELAKSANAAN PORTOFOLIO

14 TAHAP PENILAIAN 1. Penilaian dimulai dengan menentukan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran 2. Kriterian penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten 3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya 4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan

15 PENILAIAN RANAH AFEKTIF KB 4 Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tempak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti : Perhatiannya Kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran Motifasinya yang tinggi untuk lebih tahu banyak mengenai pelajaran yang diterimanya Penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tempak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti : Perhatiannya Kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran Motifasinya yang tinggi untuk lebih tahu banyak mengenai pelajaran yang diterimanya Penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru.

16 LEVEL RANAH AFEKTIF Menurut Krathwohl (dalam Gronlund and Lin, 1990) LEVEL RANAH AFEKTIF Menurut Krathwohl (dalam Gronlund and Lin, 1990) 5. Characterization 4. Organization 3. Valuing 2. Responding 1. Receiving

17 KARAKTER TERPENTING dalam RANAH AFEKTIF KARAKTER TERPENTING dalam RANAH AFEKTIF SIKAP NILAI MINAT KONSEP DIRI

18 Pengamatan Langsung BEBERAPA CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF Wawancara Teknik Proyektil Angket dan Kuesioner Pengukuran Terselubung

19 LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN INSTRUMEN ALTERNATIF 1.Merumuskan Tujuan Pengukuran Afektif 2.Mencari Definisi Konseptual dari Afektif yang Akan Diukur 3.Menentukan Definisi Operasional dari Setiap Afektif yang Akan Diukur 4.Menjabarkan Definisi Operasional menjadi Sejumlah Indikator 5.Menggunakan Indikator sebagai Acuan Menulis Pernyataan-pernyataan dalam Instrumen 6.Meneliti Kembali Setiap Butir Pernyataan 7.Melakukan Uji Coba 8.Menyempurnakan Intrumen 9.Mengadministrasikan Instrumen

20 DAFTAR PUSTAKA  Gronlund, N.E. and Linn, R.L. (1990). Measurement and evaluation in teaching. New York: MacMillan Publishing Company.  Mardapi, D. (2004). Penyusun Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.  Nasoetion, N. dan Suryanto, A. (2002). Tes Pengukuran dan Penilaian. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.  Shaklee, et.al.(1997). Designing and using Portfolios. Boston: Allyn and Bacon  Suciati dkk, (2002). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.  Zainul, A. (2001). Alternative Assessment. Jakarta: PAU untuk meningkatkan aktivitas instruksional Ditjen Dikti Depdiknas.  Zainul, A. dan Mulyana, A. (2003). Tes dan Asesment di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

21 SEKIAN DAN TERIMAKASIH SEKIAN DAN TERIMAKASIH Okt 2021


Download ppt "PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF Oleh: KELOMPOK 2 1.) Farid Khusnul Mujib (NIM: ) 2.) Miftahul Mukaromatul Wahidah (NIM: ) 3.) Dewi Saroh."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google