Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Hanifah Rahmani N Michael Christian

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Hanifah Rahmani N Michael Christian"— Transcript presentasi:

1 Hanifah Rahmani N Michael Christian
Kelainan Refraksi Hanifah Rahmani N Michael Christian

2 VISION 20/20 Depkes RI. Survey Kesehatan Indera

3 Medium Refraksi

4 Daya Akomodasi

5 Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Objektif Retinoskopi Subjektif Snellen Chart

6 Jarak 6 m (20ft) Mata kanan lebih dulu / mata yang sakit Koreksi pinhole  kelainan refraksi Koreksi sferis plus Koreksi sferis negatif

7 Low Acuity Hitung jari dari jarak 1 m = 1/60
Hitung jari dari jarak 2 m = 2/60, s/d 6/60. Gerakan tangan dari jarak 1 m = 1/300 Cahaya senter = LP = 1/~ Tidak dapat melihat cahaya = NLP

8 Kelainan refraksi

9 Emetropia suatu keadaan refraksi dimana sinar cahaya sejajar yang datang dari jarak tak hingga difokuskan pada retina saat mata tanpa akomodasi

10 Ametropia keadaan refraksi dimana sinar cahaya sejajar yang datang dari jarak tak hing-ga difokuskan di depan atau belakang lapisan sen-sitif retina. Dapat dibagi menjadi: Hipermetropia Miopia Astigmatisme Kelainan akomodasi: Presbiopia

11 Ametropia Ametropia refraktif Ametropia aksial

12 Miopia Disebut juga nearsighted Punctum remotum(PR)  
Menurut derajat beratnya: Miopia ringan 1-3 D Miopia sedang 3-6 D Miopia berat > 6 D Menurut mekanismenya: Aksial Kurvatura Posisional Indeks Akomodasi berlebih

13 Miopia Gejala klinis Shortsighted Gejala astenopik
mata terkadang menonjol celah mata yang tertutup setengah anterior chamber yang sedikit lebih dalam dari normal

14 Miopia Miopia kongenital Miopia sederhana(school myopia)
Muncul sejak lahir, terdiagnosa pada usia 2-3 th Seringkali unilateral dan berkaitan dengan kelainan- kelainan lain Miopia sederhana(school myopia) Miopia “fisiologis” Dipengaruhi faktor genetik Peran diet dan excessive near work belum jelas

15 Miopia Miopia patologis/degeneratif/progresif Komplikasi
menyebabkan miopia berat pada usia dewasa muda perubahan degeneratif pada mata Floater Optic disc melebar Komplikasi Retinal detachment Perdarahan vitreous Perdarahan koroid

16

17 Tatalaksana Tatalaksana optik(kaca mata, lensa kontak)
Derajat miopia dan lensa yang dibutuhkan harus diketahui dengan pemeriksaan visus tanpa koreksi dan dengan koreksi menggunakan metode trial and error Koreksi sferis yang diberikan harus nyaman bagi pasien Pada miopia yang berat, undercorrection lebih baik untuk menghindari gangguan near vision dan pengecilan bayangan

18 Tatalaksana Tatalaksana bedah (LASIK) Diet tinggi vitamin dan protein
Low vision aid Konseling genetik

19 Hipermetropia Gambaran klinis: Asimptomatik Gejala astenopik
Farsighted AOC dangkal Optic disc kecil

20 Hipermetropia

21 Hipermetropia Hipermetropia total Komplikasi:
Hipermetropia laten + hipermetropia manifes Komplikasi: Blefaritis, kalazia rekuren Accomodative convergent squint Ambliopia Predisposisi narrow angle glaucoma primer

22 Tatalaksana Tatalaksana optik
Hipermetropia total harus diketahui dengan melakukan refraksi di bawah sikloplegia komplit. Koreksi sferis yang diberikan harus nyaman bagi pasien Tingkatkan koreksi sferis secara gradual dalam interval 6 bulan sampai pasien menerima hipermetropia manifes. Pada keberadaan accomodative convergent squint, koreksi penuh harus diberikan Jika terdapat ambliopia, koreksi penuh dengan terapi oklusi harus dilakukan.

23 Presbiopia Hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada semua orang Mulai dirasakan pada usia sekitar 45 tahun Memburuk pada cahaya temaram dan saat penderita lelah Gejala- gejala akan menetap hingga usia 55 tahun kemudian stabil dan menetap.

24 Presbiopia Penyebab dari presbiopia adalah
penurunan elastisitas kapsul lensa sklerosis lensa kelemahan pada otot- otot siliaris Gejala yang dapat terlihat pada presbiopia adalah sulit melihat pada jarak dekat dan gejala astenopik.

25 Tatalaksana Prinsip dasar koreksi presbiopik adalah:
Selalu temukan kelainan refraktif jarak jauh kemudian perbaiki Temukan koreksi presbiopik yang dibutuhkan pada masing- masing mata PP harus ditentukan dengan mempertimbangkan profesi pasien lensa yang diberikan adalah kekuatan terlemah dengan koreksi terbaik Selain tatalaksana optik, terdapat juga tatalaksana bedah.

26 Astigmatisme Kelainan refraksi dimana terdapat variasi refraksi pada berbagai meridia. Konsekuensi: sinar cahaya yang masuk ke mata tidak dapat dikonvergesikan pada satu titik fokus akan tetapi membentuk sebuah garis fokal

27 Astigmatisme reguler

28 Astigmatisme reguler Astigmatisme korneal Astigmatisme lentikular
Astigmatisme retinal

29 Tipe refraksi astigmatisme reguler
Sederhana miopik Sederhana hipermetropik Compound miopik Compound hipermetropik Campuran Tipe refraksi astigmatisme reguler

30 Astigmatisme ireguler
Astigmatisme jenis ini memiliki karakteristik perubahan ireguler kekuatan refraktif pada meridia berbeda Secara etiologis dibedakan menjadi astigmatisme ireguler kurvatural Astigmatisme ireguler indeks

31 Gejala dan tanda astigmatisme
defek penglihatan objek menjadi buram, objek terlihat memanjang, gejala astenopik Pada retinoskopi dapat ditemukan kekuatan yang berbeda pada dua meridia Pada funduskopi dapat terlihat optic disc yang oval atau miring Pada astigmatisme ireguler dapat dijumpai defek penglihatan, distorsi benda, dan poliopia.

32 Tatalaksana Tatalaksana optik Tatalaksana bedah
Lensa silindris Lensa kontak rigid Lensa kontak torik Tatalaksana bedah Keratektomi fototeurapeutik

33 Kesimpulan Refraksi merupakan proses yang harus terjadi pada mata agar manusia dapat melihat Dapat terjadi kelainan refraksi karena kelainan panjang bola mata atau medium refraksi seperti hipermetropia, miopia, dan astigmatisme Terdapat pula kelainan akomodasi yaitu presbiopia

34 Daftar Pustaka Arthur CG, John EH. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia : Elsevier P 617-8 Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 6th ed. Belmont: Thomson Brooks/Cole P Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology [ebook]. 17th ed. Philadelphia: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2007. Khurana AK. Comphrehensive Ophthalmology: disease of the vitreous [ebook]. 4th ed. New Delhi: New Age International; 2007.

35 Terima Kasih


Download ppt "Hanifah Rahmani N Michael Christian"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google