Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MAKROEKONOMI, edisi ke-6.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MAKROEKONOMI, edisi ke-6."— Transcript presentasi:

1 MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
MODUL MAKROEKONOMI MANKIW BAB 15 Utang Pemerintah Tutorial PowerPoint Untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6. N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian

2 Apakah utang pemerintah dan defisit anggaran tahunan ?
Ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak daripada mengumpulkan melalui pajak, ia memiliki defisit anggaran, yang didanai dengan meminjam dari sektor swasta. Utang pemerintah adalah akumulasi semua defisit tahunan yang lalu. Tahun 2005, utang pemerintah federal AS sekitar $4,7 triliun. Utang Nasional Defisit Tahunan (2007) Defisit Tahunan (2006) Defisit Tahunan (2005) Defisit Tahunan (2004) Defisit Tahunan (2003) Defisit Tahunan (2002)

3 kenaikan utang pemerintah tahun 1980-an
Ronald Reagan dan kenaikan utang pemerintah tahun 1980-an Ketika Ronald Reagan menjadi presiden tahun 1980, ia ingin mengurangi pajak dan meningkatkan pengeluaran militer. Kebijakan ini, berpadu dengan resesi parah karena kebijakan moneter ketat, memulai periode panjang defisit anggaran yang semakin tinggi. Kenaikan utang pemerintah selama 1980-an memprihatinkan para pembuat kebijakan. Responsnya, selama beberapa tahun berikut, ada kenaikan pajak, batasan belanja, dan pertumbuhan ekonomi pesat karena kemajuan teknologi, yang kemudian, menyebabkan defisit anggaran mengecil dan akhirnya menjadi surplus.

4 Masalah dalam Pengukuran
Defisit anggaran pemerintah sama dengan belanja pemerintah dikurangi pendapatan pemerintah, yang lalu sama dengan jumlah utang baru pemerintah perlu keluarkan untuk membiayai operasinya. Defisit yang berarti… Memodifikasi nilai riil utang publik yang ada untuk merefleksikan inflasi saat ini. Mengurangi aset pemerintah dari utang pemerintah. Mencakup kewajiban yang tidak dihitung yang saat ini terhindar dari deteksi dalam sistem akuntansi. Menghitung defisit anggaran yang disesuaikan secara siklis (cyclically-adjusted budget deficit), berdasar pada estimasi bagaimana belanja pemerintah dan pendapatan pajak jika perekonomian beroperasi pada tingkat alami output dan kesempatan kerjanya.

5 Pandangan Tradisional tentang Utang Pemerintah
Bagaimana pemotongan pajak dan defisit anggaran mempengaruhi perekonomian dan kemakmuran ekonomi negara ? Dari Bab 3, pemotongan pajak mendorong belanja konsumen dan mengurangi tabungan nasional. Penurunan tabungan menaikkan tingkat bunga, yang mengurangi investasi. Dari Bab 7, model pertumbuhan Solow menunjukkan bahwa investasi lebih rendah menimbulkan persediaan modal kondisi-mapan lebih rendah dan output lebih rendah. Dari Bab 8, kita tahu perekonomian lalu akan memiliki modal kurang dari kondisi-mapan Kaidah Emas, yang berarti konsumsi dan kemakmuran ekonomi lebih rendah. Menggunakan Bab 10-11, kita bisa menganalisis dampak jangka-pendek dari perubahan kebijakan lewat model IS-LM. Menggunakan Bab 5 dan 12, kita bisa lihat bagaimana perdagangan internasional mempengaruhi perubahan kebijakan ini. Ketika tabungan nasional turun, orang meminjam dari luar negeri, menyebabkan defisit perdagangan. Ini juga menyebabkan dolar berapresiasi. Model Mundell-Fleming menunjukkan bahwa apresiasi dan lalu turunnya ekspor neto mengurangi dampak ekspansif jangka-pendek dari perubahan fiskal.

6 Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah
+DT nanti -DT + DG Konsumen melihat-ke depan beranggapan bahwa pajak lebih rendah sekarang berarti pajak lebih tinggi nantinya, membuat konsumsi tidak berubah. “Pemotongan pajak hanyalah penundaan pajak” Ketika pemerintah meminjam untuk membayar belanjanya saat ini ( G lebih tinggi), konsumen rasional melihat ke depan pada pajak masa depan yang dibutuhkan untuk mendukung utang ini.

7 Konsumen dan Pajak Masa Depan
Esensi pandangan Ricardian adalah ketika orang memilih konsumsi mereka, mereka melihat ke depan secara rasional pada pajak masa depan yang diimplikasikan oleh utang pemerintah. Tapi, seberapa jauh konsumen melihat-ke depan ? Pembela pandangan tradisional tentang utang pemerintah percaya bahwa prospek pajak masa depan tidak memiliki pengaruh pada konsumsi masa kini sebesar yang pandangan Ricardian asumsikan. Beberapa argumentasi mereka ada pada slide-slide berikut.

8 Konsumen Miopia (berpikir-pendek)
Pendukung pandangan Ricardian berasumsi orang itu rasional ketika membuat keputusan seperti berapa banyak pendapatan mereka untuk dikonsumsi dan berapa banyak untuk ditabung. Ketika pemerintah meminjam untuk membayar belanja saat ini, konsumen rasional melihat ke depan untuk mengantisipasi pajak masa depan yang dibutuhkan untuk mendukung utang ini. Satu argumen dari pandangan tradisional adalah masyarakat miopia : mereka melihat penurunan pajak sebagai alasan untuk meningkatkan konsumsi mereka karena ‘kemakmuran’ baru ini. Mereka tidak melihat bahwa ketika kebijakan fiskal ekspansif didanai melalui obligasi, mereka akan harus membayar pajak lebih banyak di masa depan karena obligasi hanyalah penundaan-pajak.

9 Batasan Peminjaman Pandangan Ricardian atas utang pemerintah mengasumsikan konsumen mendasarkan pengeluarannya tidak hanya pada pendapatan saat ini, tapi juga pada pendapatan seumur hidupnya, yang meliputi pendapatan sekarang dan pendapatan yang diharapkan di masa depan. Pendukung pandangan tradisional berpendapat konsumsi saat ini lebih penting daripada pendapatan seumur hidup untuk konsumen yang menghadapi batasan peminjaman, yang merupakan batas berapa banyak seseorang bisa meminjam dari bank atau lembaga-lembaga keuangan lain. Orang yang ingin mengkonsumsi lebih daripada pendapatannya saat ini harus meminjam. Jika mereka tak bisa meminjam untuk mendanai konsumsi mereka saat ini, pendapatan mereka saat ini menentukan apa yang mereka konsumsi, apapun pendapatan masa depan mereka. Pada kasus ini, pemotongan pajak dibiayai-utang menaikkan pendapatan saat ini dan lalu konsumsi, meskipun pendapatan masa depan lebih rendah. Intinya, ketika pemerintah memotong pajak saat ini dan menaikkan pajak masa depan, ia memberi pinjaman pada pembayar pajak.

10 Anggaran Berimbang vs Kebijakan Fiskal Optimal
Sebagian besar ekonom menentang aturan ketat yang mengharuskan pemerintah menyeimbangkan anggaran. Ada tiga alasan mengapa kebijakan fiskal optimal suatu waktu membutuhkan defisit atau surplus anggaran : 1) Stabilisasi 2) Tax smoothing 3) Redistribusi intergenerasi

11 Stabilisasi Defisit atau surplus anggaran bisa membantu menstabilisasi perekonomian. Aturan anggaran berimbang akan menarik kembali kekuatan penstabil otomatis dari sistem pajak dan transfer. Ketika perekonomian mengalami resesi, penerimaan pajak menurun, dan transfer otomastis naik. Meskipun membantu menstabilkan perekonomian, respons otomatis mendorong anggaran menjadi defisit. Aturan anggaran-berimbang kaku akan membuat pemerintah menaikkan pajak atau mengurangi belanja selama resesi, tapi tindakan ini akan semakin menekan permintaan agregat.

12 Tax Smoothing Defisit atau surplus anggaran bisa digunakan untuk mengurangi distorsi insentif yang disebabkan sistem pajak. Tarif pajak tinggi menimbulkan biaya dalam masyarakat dengan menekan aktivitas ekonomi. Karena disinsentif ini akan sangat besar pada tarif pajak tinggi tertentu, jumlah biaya sosial pajak diminimalkan dengan mempertahankan tarif pajak yang relatif stabil bukan membuatnya tinggi dalam beberapa tahun dan rendah di tahun-tahun lainnya. Kebijakan ini disebut tax smoothing. Untuk menjaga tarif pajak moderat, defisit diperlukan pada tahun-tahun pendapatan rendah yang tidak biasa atau pengeluaran tinggi yang tidak biasa.

13 Redistribusi Intergenerasi
Defisit anggaran dapat digunakan untuk menggeser beban pajak dari generasi saat ini ke generasi mendatang. Contohnya, sebagian ekonom berpendapat bahwa jika generasi saat ini berperang demi kemerdekaan, generasi mendatang akan memetik manfaatnya dan karenanya sebaiknya ikut menanggung beban. Untuk membiayai perang, generasi saat ini bisa mendanai perang dengan defisit anggaran. Pemerintah kemudian bisa melunasi utang dengan mengenakan pajak pada generasi mendatang.

14 Dampak Fiskal pada Kebijakan Moneter
Salah satu cara pemerintah mendanai defisit anggaran adalah mencetak uang—kebijakan yang mengarah pada inflasi lebih tinggi. Ketika negara mengalami hiperinflasi, alasan tipikalnya adalah pembuat kebijakan fiskal mengandalkan pajak inflasi untuk membayar sebagian pengeluaran mereka. Akhir hiperinflasi hampir selalu bertepatan dengan reformasi fiskal yang mencakup pemotongan besar-bsaran pengeluaran pemerintah dan karenanya mengurangi kebutuhan akan seigniorage.

15 Konsep-konsep Penting Bab 15
Penganggaran modal (Capital budgeting) Defisit anggaran yang disesuaikan secara siklis (Cyclically adjusted budget deficit) Ekuivalensi Ricardian (Ricardian equivalence)


Download ppt "MAKROEKONOMI, edisi ke-6."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google