Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEKNIK PENGOLAHAN BIOKEROSIN BERBAHAN BAKU NYAMPLUNG DAN KEPUH

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEKNIK PENGOLAHAN BIOKEROSIN BERBAHAN BAKU NYAMPLUNG DAN KEPUH"— Transcript presentasi:

1 TEKNIK PENGOLAHAN BIOKEROSIN BERBAHAN BAKU NYAMPLUNG DAN KEPUH
Oleh : NURUL WAHYUNI SAPTADI DARMAWAN DJENI HENDRA

2 Latar Belakang Biokerosin
Kebijakan energi nasional yang telah dicanangkan sejak tahun 2005 oleh kementerian energi dan sumber daya minyak (ESDM) telah mendorong banyak pihak untuk mewujudkannya Tahun Biodiesel Pemanfaatan biodiesel sebesar 10% konsumsi solar 2,41 juta kilo liter Pemanfaatan biodiesel sebesar 15% konsumsi solar 4,52 juta kilo liter Pemanfaatan biodiesel sebesar 20% konsumsi solar 10,22 juta kilo liter Bioethanol Pemanfaatan bioethanol sebesar 5% konsumsi premium 1,48 juta kilo liter Pemanfaatan bioethanol sebesar 10% konsumsi premium 2,78 juta kilo liter Pemanfaatan bioethanol sebesar 15% konsumsi premium 6,28 juta kilo liter Biooil Pemanfaatan biokerosin 1 juta kilo liter Pemanfaatan biokerosin 1,8 juta kilo liter Pemanfaatan biokerosin 4,07 juta kilo liter PPO untuk pembangkit listrik Pemanfaatan PPO 0,4 juta kilo liter Pemanfaatan PPO 0,74 juta kilo liter Pemanfaatan PPO 1,69 juta kilo liter Biokerosin

3 Bagaimana karakteristik biokerosin dari biji nyamplung dan kepuh?
Rumusan Masalah Dalam upaya pencapaian target penggunaan BBN khususnya biokerosin yang diharapkan mampu mensubstitusi kerosin (minyak tanah) dalam rangka mengurangi penggunaan bahan bakar fosil Kebutuhan akan substitusi minyak tanah sebagai bahan bakar oven tembakau yang tinggi di NTB Eksplorasi jenis-jenis biji-bijian yang potensial sebagai bahan baku biokerosin. Bagaimana teknik pemanfaatan biji nyamplung dan kepuh menjadi biokerosin? Bagaimana karakteristik biokerosin dari biji nyamplung dan kepuh?

4 Diketahuinya karakteristik biokerosin dari biji nyamplung dan kepuh
Tujuan dan Sasaran Tujuan : Mengetahui teknik pemanfaatan biji nyamplung dan kepuh sebagai bahan baku biokerosin di NTB. Sasaran : Diketahuinya teknik pemanfaatan biji nyamplung dan kepuh untuk biokerosin di NTB. Diketahuinya karakteristik biokerosin dari biji nyamplung dan kepuh

5 Luaran Data dan informasi teknik pemanfaatan biji nyamplung dan kepuh sebagai bahan baku biokerosin Data dan informasi sifat fisiko-kimia biokerosin dari biji nyamplung dan kepuh

6 Metodologi Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan adalah biji nyamplung dan kepuh Bahan kimia yang digunakan untuk proses degumming dan netralisasi adalah asam phospat (H3PO4) dan NaOH Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisa diantaranya alcohol pa, methanol pa, yodium, zing klorida pa, natrium sulfit, NaOH, indicator pp dan aquades Bahan penunjang lainnya antara lain jerigen besar, corong minyak, karung plastik sampel, kertas pH, botol kaca, pipet tetes, kertas saring, korek api, label, dan alat tulis.

7 Metodoogi Peralatan yang digunakan dalam proses produksi crude oil antara lain mesin kempa, timbangan, wadah, labu ukur, jerigen dan saringan Pada proses degumming, netralisasi dan pencucian alat-alat yang digunakan diantaranya timbangan, labu ukur, gelas piala, hot plate stirrer, magnetic stirrer, labu pemisah, pemanas air, thermometer, pengaduk kaca Alat-alat yang digunakan dalam analisa diantaranya timbangan digital, pipet volumetric, erlenmeyer, gelas piala, cawan gooch, piknometer, viscometer, oven, dan buret.

8 b. Cara Kerja 1) Survey Lokasi Pengambilan Bahan Penelitian
Dipilih tiga lokasi pengambilan sampel yang berada pada ketinggian < 100 mdpl 2) Proses produksi biokerosin Perlakuan penyimpanan Proses pengepresan dan penyaringan Proses degumming Proses netralisasi 3) Pengujian sifat fisiko-kimia Sifat fisiko-kimia yang diamati antara lain asam lemak bebas (FFA), densitas, kadar air, viskositas, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, penampakan, dan rendemen

9 (pemanenan hingga pengolahan)
c.Rancangan Penelitian Pada pengujian sifat fisiko-kimia akan digunakan rancangan split plot dengan dua faktor yaitu lokasi dan lama penyimpanan. Lokasi Lama penyimpanan (pemanenan hingga pengolahan) Ulangan A b bln 3 b+1 bln b+2 bln b+3 bln B C

10 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Pengambilan Bahan Penelitian Nyamplung
desa Batu layar, kecamatan, Lombok Barat. desa Ai Kangkung, kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat desa Melaju, kecamatan Kilo, Dompu berasal dari pohon yang Kepuh Desa Langko kecamatan Lingsar, Lombok Barat

11 HASIL DAN PEMBAHASAN B. Proses produksi biokerosin
persiapan bahan baku nyamplung

12 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengepresan biji

13 HASIL DAN PEMBAHASAN Degumming
Degumming dilakukan dengan cara memanaskan 500 ml CO hingga mencapai suhu 80oC sambil terus diaduk. Tambahkan H3PO4 32% sebanyak 1% v/v yaitu 5 ml. suhu pemanasan diturunkan sehingga larutan tersebut stabil pada suhu 60-70oC selama 1 jam. Selanjutnya minyak yang telah mengalami degumming dimasukkan ke corong pisah

14 HASIL DAN PEMBAHASAN Netralisasi
Langkah-langkah pada proses netralisasi adalah sebagai berikut. Minyak hasil degumming dipanaskan kembali hingga suhu 60oC. Tambahkan NaOH teknis yang telah dilarutkan dalam methanol teknis sebanyak 0,3-0,6%. Panaskan stabil pada suhu 60oC selama 30 menit Masukkan minyak ke dalam corong pemisah hingga minyak dengan sabun terpisah. Pisahkan sabun dan minyak

15 HASIL DAN PEMBAHASAN C. Sifat fisikokimia biokerosin
Tabel 3. Komposisi asam lemak minyak nyamplung No. Jenis asam lemak Nilai (%) (a) (b) 1 Laurat 0,178 - 2 Miristat 2,450 0,09 3 Palmitat 15,977 14,6 4 Stearat 12,363 19,96 5 Oleat 42,671 37,57 6 Linoleat 23,667 26,33 7 Linolenat 1,399 0,27 Keterangan: (a) Hasil analisis (b) Departemen Kehutanan

16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis sampel Lama simpan (bln) *Densitas 20oC (kg/m3) *Kadar air (%) *Viskositas 40oC (dPa's) *Bilangan asam (mg NaOH/g) Bilangan iod (%massa) Bilangan peroksida Bilangan penyabunan Nyamplung Lombok 0,949 0,93 0,81 26,28 7,35 0,56 166,54 1 0,945 1,06 0,84 22,06 5,94 0,77 165,95 2 0,940 0,88 0,72 20,78 5,32 0,45 154,62 3 0,939 0,59 0,73 20,75 6,06 163,14 Nyamplung Sumbawa 1,30 0,64 28,45 10,60 3,52 210,61 0,936 2,46 0,66 28,46 9,83 2,56 211,39 0,937 0,71 29,17 9,34 1,36 209,08 0,935 0,61 0,68 32,75 9,51 2,04 204,06 Nyamplung Dompu 0,944 0,67 29,19 9,15 1,42 203,04 1,26 0,63 26,96 9,82 196,51 0,94 26,73 8,63 202,10 0,941 1,16 28,88 10,14 0,97 208,09 Kepuh 0,920 - 0,50 2,034

17 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis ragam pada tingkat kepercayaan 95% terhadap nilai densitas biokerosin lokasi asal buah nyamplung mempengaruhi nilai densitasnya. Dan pada uji lanjut Duncan diketahui bahwa biokerosin asal Sumbawa memiliki densitas yang lebih rendah dibandingkan dengan asal Lombok dan Dompu. Hasil analisis ragam terhadap viskositas biokeroasin nyamplung menunjukkan bahwa asal berpengaruh nyata terhadap nilai viskositas dari minyak. biokerosin asal Sumbawa dan Dompu memiliki viskositas yang lebih rendah dibandingkan dengan biokerosin asal Lombok Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95% asal biji berpengaruh nyata terhadap bilangan asam biokerosin

18 KESIMPULAN Tahapan dalam pembuatan biokerosin berbahan baku crude oil nyamplung adalah degumming dengan H3PO4 32% dan netralisasi dengan NaOH teknis 0,3-0,6% Beberapa sifat fisiko kimia biokerosin yang dipengaruhi oleh lokasi adalah densitas, viskositas dan bilangan asam, sedangkan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap sifat-sifat tersebut. Biokerosin yang berasal dari Sumbawa memiliki densitas dan viskositas terendah yaitu 0,93 dan 0,65 dPa’s. Sedangkan nilai bilangan asamnya adalah yang tertinggi yaitu 29,70. Biokerosin yang berasal dari biji kepuh memiliki sifat-sifat berikut bilangan asam 2,034 mg NaOH/g; densitas 0,92 dan viskositas 0,5 dPa’s.

19 TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA


Download ppt "TEKNIK PENGOLAHAN BIOKEROSIN BERBAHAN BAKU NYAMPLUNG DAN KEPUH"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google