Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Patologi Manusia Dasar
2
ASSALAMUALAIKUM WR.WB
3
Darwis Dosen Jurusan Gizi
Tifus abdominalis/tifoid Darwis Dosen Jurusan Gizi
4
PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.
5
ANATOMI FISIOLOGI Usus halus
Adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk sekresi dan absorbsi. Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut yeyunum dan bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini disebut sekum Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks veriformis. .
6
ETIOLOGI Penyebab penyakit ini adalah Salmonella typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O, antigen H, dan antigen VI. Dalam serum penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan 6 – 8.
7
PATOFISIOLOGI a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke peredarahan darah (bakterimia primer), dan mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan organ-organ lainnnya. b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia untuk kedua kalinya
8
TANDA DAN GEJALA * Demam lebih dari seminggu. * Mencret * Mual Berat Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. * Muntah Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu, makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar saluran cerna yang sedang luka bisa * Lemas, pusing, dan sakit perut * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong
9
DIAGNOSIS 1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosis a
DIAGNOSIS 1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosis a. Pemeriksaan darah tepi b. sumsum 2. Pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosis a. Biakan empedu b. Pemeriksaan lidah c. Pemeriksaan widal
10
KOMPLIKASI Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi pada: 1. Usus halus Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu: a. Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan b. Perforasi usus c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan 2. Diluar anus Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati. Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia
11
Pengobatan : - Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Antibiotik untuk penderita tifoid : § Kloramfenikol, o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari o Anak : mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari. § Tiamfenikol, o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas. o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas panas. § Ampisilin o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari. o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari. - Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)
12
PENATALAKSANAAN Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan gangguan hemodinamik). Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis dilakukan dengan tepat. Diet a. Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus. b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada klien. kembali
13
Makanan yg dianjurkan Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus lunak, ya terapkan makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang berminyak, pedas, asam, spicy hindari
14
PROGNOSIS Prognosis menjadi kurang baik atau buruk bila terdapat gejala klinis yang berat seperti: 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau kontinua. 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor, koma atau delirium. 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis, bronkopneumonia. 4. Keadaan gizi penderita buruk
15
Wassallammualaikum Wr.Wb
Terima kasih Wassallammualaikum Wr.Wb
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.