Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
METODOLOGI PENELITIAN
Ellyawan Setyo Arbintarso
2
Pendahuluan Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.
3
Pengertian masalah penelitian yang dapat diangkat untuk diteliti secara ilmiah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
4
Masalah penelitian harus tampak dan dirasakan sebagai suatu tantangan bagi peneliti untuk dipecahkan dengan mempergunakan keahlian atau kemampuan profesionalnya
5
Masalah penelitian merupakan kondisi yang menunjukkan kesenjangan (gap) antara peristiwa atau keadaan nyata (das sain) dengan tolok ukur tertentu (das sollen) sebagai kondisi ideal atau seharusnya bagi peristiwa atau keadaan tertentu.
6
Masalah penelitian adalah keraguan yang timbul terhadap suatu peristiwa atau keadaan tertentu berupa kesangsian tentang tingkat kebenarannya suatu peristiwa atau keadaan
7
Untuk membantu peneliti muda dalam usaha mennyeleksi dan merumuskan masalah dan sub-masalah yang patut dibahas secara ilmiah ada beberapa kriteria yang perlu mendapat perhatian :
8
Masalah penelitian harus dipilih yang berguna untuk diungkapkan.
Masalah yang dipilih harus relevan dengan kemampuan atau keahlian peneliti. Masalah penelitian harus menarik perhatian untuk diungkapkan.
9
Masalah penelitian sedapat mungkin menghasilkan sesuatu yang baru.
Masalah penelitian harus dipilih yang dapat dihimpun datanya secara lengkap dan obyektif. Masalah penelitian tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit
10
Dua pendekatan untuk memperoleh kebenaran :
Pendekatan non ilmiah Pendekatan ilmiah
11
Pendekatan non ilmiah akal sehat prasangka intuisi
penemuan kebetulan dan coba-coba pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis
12
Pendekatan ilmiah Dengan pendekatan ilmiah orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkehendak untuk mengujinya
13
Metode Dasar dan Macam Penelitian
Penelitian Historis, bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
14
Penelitian Deskriptif, bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
15
Penelitian Perkembangan, bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu
16
Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan, bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) suatu unit sosial
17
Penelitian Korelasional, bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-varisasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
18
Penelitian Kausal Komparatif, bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara : berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
19
Penelitian Eksperimental Sungguhan, bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu.
20
Penelitian Eksperimental Semu, bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan
21
Penelitian Tindakan, bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
22
Rencana Penelitian Untuk melakukan observasi dengan tujuan tertentu atau suatu penelitian jelas diperlukan suatu rencana kegiatan yang terinci, yang umum disebut rencana atau proposal penelitian
23
Suatu rencana penelitian pada umumnya memuat pembahasan tentang sub-pokok bahasan sbb:
Latar belakang Tujuan Penelitian Hipotesis Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
24
Latar belakang Pada dasarnya latar belakang menjelaskan apa sebab penelitian dilakukan. Akan tetapi dianjurkan, pembahasannya disertai dengan hasil penelitian terkait yang telah dilakukan sendiri maupun oleh peneliti lain.
25
Selanjutnya dapat dikemukakan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain.
Latar belakang yang baik atau sempurna akan sangat menunjang penentuan permasalahan yang akan dikemukakan.
26
Menentukan atau mendefinisikan permasalahan dipandang merupakan bagian yang terpenting dalam menyusun rencana penelitian. Permasalahan pada umumnya dikemukakan dengan kalimat bentuk pertanyaan, tetapi tidak merupakan keharusan.
27
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dapat dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus. Secara sederhana tujuan suatu penelitian merupakan jawaban atau hasil pemecahan masalah yang dikemukakan
28
Hipotesis Hipotesis merupakan suatu argumen yang akan diuji kebenarannya dimana tidak setiap penelitian harus menuliskan hipotesisnya.
29
Dalam bidang teknik sering kali hipotesis ini dimasukkan dalam tinjauan pustaka atau studi literatur apabila sudah ada sebelumnya atau jika itu merupakan perbaikan atau modifikasi dapat kita kemukakan terlebih dahulu.
30
Metode Pengumpulan Data
Dalam bagian ini dikemukakan antara lain populasi, sampel dan cara pemilihannya, ukuran sampel, variabel dan instrumen yang akan digunakan. Jika menggunakan data sekunder atau primer yang dikumpulkan oleh peneliti lain atau lembaga tertentu, hal-hal tersebut juga dikemukakan
31
Metode Analisis Banyak sekali metode yang digunakan, berdasar pengalaman sering digunakan metode analitis statistika, yang merupakan perhitungan-perhitungan matematis untuk melihat kecenderungan suatu obyek penelitian.
32
Ditinjau dari variabel yang diteliti dapat juga digunakan metode analisis multivariat yang menghubung-hubungkan proses antara berbagai variabel.
33
Bentuk Pengamatan Dengan memperhatikan perbedaan cara pengamatan atau bentuk observasi yang dilakukan, penelitian dapat dibedakan dalam kelompok sebagai berikut:
34
Eksperimen yaitu eksperimen laboratorium dan eksperimen alamiah
Penelitian Survai Penelitian Partisipasi Penelitian Kepustakaan
35
Eksperimen Pada dasarnya eksperimen dilakukan untuk mempelajari bagaimana pengaruh sebuah perlakuan atau lebih terhadap variabel respon yang diperhatikan
36
Misal pengaruh unsur silikon terhadap besi cor kelabu (laboratorium), pengaruh pupuk atau obat tertentu pada hasil padi (alami/laboratorium) dan pengaruh penggunaan ganja terhadap masyarakat (alami)
37
Penelitian Survai Penelitian survai selalu dikaitkan dengan sampel, sehingga penelitian survai (survey research) juga disebut sampel survai.
38
Misalnya, untuk mempelajari kadar pencemaran sungai dan perilaku penympangan seksual pada mahasiswa diambil sampel yang selalu merupakan bagian yang sangat kecil dari air sungai dan para mahasiswa yang ingin dipelajari.
39
Penelitian Partisipan
Dalam penelitian semacam ini, si peneliti melakukan pengamatan atau observasi dengan berada di wilayah atau lingkungan yang diteliti sehingga proses dan peristiwa yang ada dapat dipelajari.
40
Pada umumnya penelitian ini digunakan untuk penelitian bidang sosial, berkaitan dengan kegiatan ini kedudukan pengamat dapat berstatus sebagai :
41
peserta penuh (complete participant)
peserta sebagai pengamat (participant-as-observer) pengamat sebagai peserta (observer-as-participant) pengamat penuh (complete observer)
42
Penelitian Kepustakaan
Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.
43
Contoh-contoh penelitian semacam ini adalah penelitian sejarah, berbagai penemuan rumus-rumus dibidang matematika dan statiska, dan lain sebagainya.
44
Sumber Kesalahan dalam Rencana Penelitian
Isaac dan Michael (1981) mengemukakan 8 (delapan) macam kesalahan dalam rencana penelitian sebagai berikut :
45
Surrogate information error, variasi / perbedaan antara data atau informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dengan data yang dipikirkan atau diperhatikan si peneliti.
46
Measurement error, perbedaan antara informasi / data yang dipikirkan oleh si peneliti dengan data yang dihasilkan oleh proses pengukuran
47
Experimental error, perbedaan antara pengaruh sebenarnya dari variabel bebas (faktor eksperimen) dengan pengaruh yang nampak atau diberikan sebagai hasil analisis
48
Population specification error, perbedaan antara populasi yang diperlukan untuk memberikan informasi dengan populasi yang diperhatikan oleh si peneliti
49
Frame error, perbedaan antara populasi yang dinyatakan atau didefinisikan oleh si peneliti dengan daftar unit atau anggota populasi yang dipakai.
50
Sampling error, perbedaan antara sampel representatif dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan sampel probabilitas
51
Selection error, perbedaan antara sampel representatif dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan nonprobabilitas
52
Nonresponse error, perbedaan antara sampel yang terpilih dengan sampel yang sebenarnya direncanakan dalam penelitian.
53
Validitas dan Reliabelitas
Istilah validitas (validity) dipakai berkaitan dengan hasil pengukuran atau pengamatan, sedang istilah reliabilitas (reliability) dipakai berkaitan dengan alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran (alat ukur atau instrumen pengumpulan data)
54
Validitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Dari sudut instrumen, pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.
55
Validitas berarti juga bahwa instrumen penelitian merupakan bukti kemampuannya dalam mengungkapkan sesuatu atau yang diukur atau diamati oleh peneliti, sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan.
56
Reliabelitas atau tingkat ketetapan (consistency atau keajegan) adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok sampel.
57
Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada kelompok sampel yang sama
58
Setiap pengukuran atau deretan pengukuran dapat termasuk dalam klasifikasi :
neither valid nor reliable (tidak valid dan tidak reliabel) valid but not reliable (valid tetapi tidak reliabel)
59
reliable but not valid (reliabel tetapi tidak valid)
valid and reliable (valid dan reliabel)
60
Dalam hal ini kita menyadari bahwa alat ukur dan hasil pengukuran berkaitan atau merupakan satu kesatuan, sehingga kriteria validitas dan reliabilitas tidak dapat berdiri sendiri.
61
Dan, kita selalu berusaha untuk membuat atau memakai alat ukur yang terpecaya (reliable) dengan hasil pengukuran yang valid.
62
MATUR NUWUN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.