Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Mengenal Sifat Material
Sifat Mekanis
2
Uji Mekanik
3
Uji kelelahan untuk mengetahui lifetime dibawah pembebanan siklis.
Salah satu kriteria dalam pemilihan material untuk keperluan konstruksi adalah kekuatan mekanis-nya uji tarik (tensile test) uji tekan (compression test) uji kekerasan (hardness test) uji impak (impact test) uji kelelahan (fatigue test) Beberapa uji mekanik: Uji tarik (tensile test) dan uji tekan (compression test) dilakukan untuk mengetahui kemampuan material dalam menahan pembebanan statis. Uji kekerasan untuk mengetahui ketahanan material terhadap perubahan (deformation) yang permanen. Uji impak untuk mengetahui ketahanan material terhadap pembebanan mekanis yang tiba-tiba. Uji kelelahan untuk mengetahui lifetime dibawah pembebanan siklis.
4
Uji Tarik A0 A l0 l sebelum pembebanan dengan pembebanan P
Engineering Stress : , didefinisikan sebagai rasio antara beban P pada suatu sampel dengan luas penampang awal dari sampel. Engineering Stress : Engineering Strain : , didefinisikan sebagai rasio antara perubahan panjang suatu sampel dengan pembebanan terhadap panjang awal-nya. Engineering Strain :
5
Uji Tarik memberikan kurva stress terhadap strain
Stress-Strain Curve : daerah elastis | | | | | | | 40 30 20 10 strain, [in./in.] stress, [1000 psi] | | | | | | 12 9 6 3 strain, [in./in.] stress, [1000 psi] mulai daerah plastis ultimate tensile strength linier E retak yield strength batas elastis contoh kurva stress-strain dari Cu polikristal di daerah elastis: = E (Hukum Hooke) E = modulus Young
6
Stress-Strain Curve beberapa material yang lain:
| | | | | | | 80 60 40 20 strain, [in./in.] stress, [1000 psi] baja 1030 upper yield point lower yield point | | | | | | 200 150 100 50 strain, [in./in.] stress, [1000 psi] tungsten carbide
7
Uji Tekan beton | | | | | | | 120 80 40 strain: [in./in.]
| | | | | | | 120 80 40 strain: [in./in.] stress: [1000 psi] besi tuang tekan tarik beton | | | | | | | 3 2 1 strain: [in./in.] stress: [1000 psi] tekan tarik
8
Uji Kekerasan Uji kekerasan mengukur kekuatan material terhadap suatu indenter ; indenter ini bisa berbentuk bola, piramida, kerucut, yang terbuat dari material yang jauh lebih keras dari material yang diuji. Uji kekerasan dilakukan dengan memberikan beban secara perlahan, tegaklurus pada permukaan benda uji, dalam jangka waktu tertentu. P Salah satu metoda adalah Test Brinell, dengan indenter bola tungsten carbide, D = 10 mm D d Hardness Number dihitung dengan formula: spesimen
9
Uji Impak Uji impak mengukur energi yang diperlukan untuk mematahkan batang material yang diberi lekukan standar, dengan memberikan beban impuls. Beban impuls diberikan oleh bandul dengan massa tertentu, yang dilepaskan dari ketinggian tertentu. Bandul akan menabrak spesimen dan mematahkannya, kemudian naik lagi sampai ketinggian tertentu. ujung bandul spesimen Dengan mengetahui massa bandul dan selisih ketinggian bandul saat ia dilepaskan dengan ketinggian bandul setelah mematahkan spesimen, dapat dihitung energi yang diserap dalam terjadinya patahan. penahan
10
Sifat Elastis
11
Semua jenis material berubah bentuk, atau berubah volume, atau keduanya, pada waktu mendapat tekanan ataupun perubahan temperatur. Perubahan tersebut dikatakan elastis jika perubahan bentuk atau volume yang disebabkan oleh perubahan tekanan ataupun temperatur dapat secara sempurna kembali ke keadaan semula jika tekanan atau temperatur kembali ke keadaan awalnya. Pada material kristal, hubungan antara stress dan strain adalah linier sedangkan pada material non kristal (dengan rantai molekul panjang) pada umumnya hubungan tersebut tidak linier. strain, elastis stress, A strain, elastis stress, A
12
Pada bagian kurva stress-strain yang linier dapat dituliskan hubungan linier
E = modulus Young strain: elastis stress: A Modulus Young ditentukan dengan cara lain, misalnya melalui formula: densitas material kecepatan rambat suara dalam material
13
Ada beberapa konstanta proporsionalitas yang biasa digunakan dalam menyatakan hubungan linier antara stress dan strain, tergantung dari macam stress dan strain 1) Modulus Young Panjang awal z Panjang sesudah ditarik strain: z stress: z l l0
14
2). Modulus shear l0 Shear strain, Shear stress,
15
3) Modulus bulk (volume)
volume awal V0 perubahan volume V / V0 hydrostatic stress : hyd
16
Sifat Elastis Ditinjau Dari Skala Atom
17
Energi potensial dari dua atom sebagai fungsi jarak antara keduanya dapat dinyatakan dengan persamaan: V : energi potensial r : jarak antar atom A : konstanta proporsionalitas untuk tarik-menarik antar atom B : konstanta proporsionalitas untuk tolak-menolak antar atom n dan m : pangkat yang akan memberikan variasi dari V terhadap r
18
Gaya dari dua atom sebagai fungsi jarak antara keduanya dapat diturunkan dari relasi energi potensial: F : gaya antar atom r : jarak antar atom a : konstanta proporsionalitas untuk tarik-menarik antar atom b : konstanta proporsionalitas untuk tolak-menolak antar atom N dan M : pangkat yang akan memberikan variasi dari F terhadap r
19
Kurva energi potensial dan kurva gaya sebagai fungsi jarak antara atom, disebut kurva Condon-Morse:
energi potensial, V tolak-menolak r gaya, F tolak-menolak jumlah jumlah d0 tarik-menarik tarik-menarik d0
20
Kurva gaya dan garis singgung pada d0 untuk keperluan praktis dapat dianggap berimpit pada daerah elastis. gaya, F r d0 daerah elastis
21
Jarak rata-rata antar atom meningkat dengan peningkatan temperatur.
Pengaruh Temperatur Energi Potensial jarak antar atom Jarak rata-rata antar atom meningkat dengan peningkatan temperatur. drata2 drmaks drmin T >> 0o K d0
22
Anelastisitas
23
Tercapainya strain maksimum bisa lebih lambat dari tercapainya stress maksimum yang diberikan. Jadi strain tidak hanya tergantung dari stress yang diberikan tetapi juga tergantung waktu. Hal ini disebut anelastisitas. Jika material mendapat pembebanan siklis, maka keterlambatan strain terhadap stress menyebabkan terjadinya desipasi energi. Desipasi energi menyebabkan terjadinya damping. Desipasi energi juga terjadi pada pembebanan monotonik isothermal di daerah plastis. Gejala ini dikenal sebagai creep.
24
Loop Histerisis Elastis
Efek Thermoelastik Material kristal cenderung turun temperaturnya jika diregangkan (ditarik). Jika peregangan dilakukan cukup lambat, maka material sempat menyerap energi thermal dari sekelilingnya sehingga temperaturnya tak berubah. Dalam hal demikian ini proses peregangan (straining) terjadi secara isothermik. M O A X O X M M A M M A’ adiabatik isothermik Loop Histerisis Elastis
25
desipasi energi per siklus
Desipasi energi per siklus tergantung dari frekuensi O O O O O f3>f2 f4>f3 f5>f4 f1 f2>f1 desipasi energi per siklus f f f f f5 frekuensi
26
Difusi Atom
27
Peregangan bisa menyebabkan terjadinya difusi atom.
28
Waktu Relaksasi : t 2 t1 1 t0
29
Keretakan (Fracture)
30
Keretakan adalah peristiwa terpisahnya satu kesatuan menjadi dua atau lebih bagian. Bagaimana keretakan terjadi, berbeda dari satu material ke material yang lain, dan pada umumnya dipengaruhi oleh stress yang diberikan, geometris dari sampel, kondisi temperatur dan laju strain yang terjadi. Keretakan dibedakan antara keretakan brittle dan ductile. Keretakan brittle terjadi dengan propagasi yang cepat sesudah sedikit terjadi deformasi plastis atau bahkan tanpa didahului oleh terjadinya deformasi plastis. Keretakan ductile adalah keretakan yang didahului oleh terjadinya deformasi plastis yang cukup panjang / lama, dan keretakan terjadi dengan propagasi yang lambat.
31
Pada material kristal, keretakan brittle biasanya menjalar sepanjang bidang tertentu dari kristal, yang disebut bidang cleavage. Pada material polikristal keretakan brittle tersebut terjadi antara grain dengan grain karena terjadi perubahan orientasi bidang clevage ini dari grain ke grain. Selain terjadi sepanjang bidang cleavage, keretakan brittle bisa terjadi sepanjang batas antar grain, dan disebut keretakan intergranular. Kedua macam keretakan brittle, cleavage dan intergranular, terjadi tegak lurus pada arah stress yang maksimum. Kalkulasi teoritis kekuatan material terhadap keretakan adalah sangat kompleks. Walaupun demikian ada model sederhana, berbasis pada besaran-besaran sublimasi, gaya antar atom, energi permukaan, yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi. Tidak kita pelajari.
32
Keretakan ductile didahului oleh terjadinya deformasi plastis, dan keretakan terjadi dengan propagasi yang lambat. Pada material yang digunakan dalam engineering, keretakan ductile dapat diamati terjadi dalam beberapa tahapan terjadinya necking, dan mulai terjadi gelembung retakan di daerah ini; gelembung-gelembung retakan menyatu membentuk retakan yang menjalar keluar tegaklurus pada arah stress yang diberikan; retakan melebar ke permukaan pada arh 45o terhadap arah tegangan yang diberikan. Mulai awal terjadinya necking, deformasi dan stress terkonsentrasi di daerah leher ini. Stress di daerah ini tidak lagi sederhana searah dengan arah gaya dari luar yang diberikan, melainkan terdistribusi secara kompleks dalam tiga sumbu arah. Keretakan ductile dimulai di pusat daerah leher, di mana terjadi shear stress maupun tensile stress lebih tinggi dari bagian lain pada daerah leher. Teori tidak kita pelajari.
33
Transisi dari ductile ke brittle
Dalam penggunaan material, adanya lekukan, atau temperatur rendah, atau pada laju strain yang tinggi, bisa terjadi transisi dari keretakan ductile ke brittle. Keretakan ductile menyerap banyak energi sebelum patah, sedangkan keretakan brittle memerlukan sedikit energi. Hindarkan situasi yang mendorong terjadinya transisi ke kemungkinan keretakan brittle.
34
Keretakan karena kelelahan metal
Material ductile dapat mengalami kegagalan fungsi jika mendapat stress secara siklis, walaupun stress tersebut jauh di bawah nilai yang bisa ia tahan dalam keadaan statis. Tingkat stress maksimum sebelum kegagalan fungsi terjadi, disebut endurance limit. Endurance limit didefinidikan sebagai stress siklis paling tinggi yang tidak menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi, berapapun frekuensi siklis-nya. Endurance limit hampir sebanding dengan ultimate tensile strength (UTS). Pada alloy besi sekitar ½ dan pada alloy bukan besi sampai 1/3 UTS. Secara umum diketahui bahwa jika bagian permukaan suatu spesimen lebih lunak dari bagian dalamnya maka kelelahan metal lebih cepat terjadi dibandingkan dengan jika bagian permukaan lebih keras. Untuk meningkatkan umur mengahadapi terjadinya kelelahan metal, dilakukan pengerasan permukaan (surface-harden).
35
Course Ware Mengenal Sifat Material Sifat Mekanis Sudaryatno Sudirham
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.