Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFelix Riza Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
BAHAN PERMENUNGAN 1. Panggilan para murid dan panggilanku: Panggilan dan Perkembangan Motivasi Panggilanku (Luk 6:12-19) 2. Pengolahan dan Penghayatan pribadiku terhadap motto pribadi sebagai imam dan atau motto tahbisan imam. 3. Bagaimana motto pribadi maupun motto tahbisan itu bila dikaitkan dengan motto Uskup atau keuskupan: “Non Mea Sed Tua Voluntas”? 4. Bagaimana aku sebagai imam diosesan menempatkan diri dalam: Visi, Misi, dan Strategi Keuskupan? Apakah Visi dan Misi imamatku bisa menyesuaikan diri dengan Visi dan Misi Keuskupan? Bagaimana pengolahan dan penghayatannya? 5. Bagaimana motto imamat atau motto tahbisan itu dihayati dalam pengalaman karya dan penugasanku dari Uskup? Ditugaskan dimana saja dan kapan serta bagaimana? 6. Bagaimana penghayatanku sebagai imam diosesan terhadap pernyataan: “imam diosesan adalah tulangpunggung Keuskupan”? 7. Sadar akan motto imamat, visi dan misi keuskupan, pengalaman karya dan penugasanku, serta bakat ketrampilan serta keterbatasanku: apa yang membuat aku bangga sebagai imam diosesan? Mana yang harus aku lakukan lebih lanjut demi perkembangan pribadiku sebagai imam diosesan maupun demi keuskupan dimana aku berkarya? 8. Syukur atas panggilan imamat: Adakah sesuatu yang disyukuri berkaitan dengan imamatku dan keuskupanku? (Luk 1:46-55: Magnificat)
2
I PANGGILAN PARA MURID Luk 6:12-19: panggilan dan perutusan para murid
Sebelum memilih, Yesus ke bukit dan berdoa di malam hari Siang hari, Yesus memilih 12 rasul Turun dan berhenti di tempat datar Yesus menunjukkan karya perutusan para rasul (mengajar dan menyembuhkan orang sakit)
3
II MOTTO IMAMAT & TAHBISAN
Apa motto pribadi sebagai imam? Apa motto ketika tahbisan entah sendiri atau bersama? Apakah motto imamat dan motto tahbisan itu sejalan? Ataukah ada ketidaksinkronan? Bagaimana itu disatukan dan dihayati?
4
III MOTTO IMAMAT DAN MOTTO USKUP
Bagaimana motto pribadi maupun motto tahbisan itu bila dikaitkan dengan motto Uskup atau keuskupan: “Non Mea Sed Tua Voluntas”? Bagaimana aku “mendamaikan” antara keduanya?
5
IV VISI, MISI, DAN STRATEGI
Bagaimana aku sebagai imam diosesan menempatkan diri dalam: Visi, Misi, dan Strategi Keuskupan ? Apakah Visi dan Misi imamatku bisa menyesuaikan diri dengan Visi dan Misi Keuskupan? Bagaimana pengolahan dan penghayatannya?
6
V PENGALAMAN PERUTUSAN
Bagaimana motto imamat atau motto tahbisan itu dihayati dalam pengalaman karya dan penugasanku dari Uskup ? Ditugaskan dimana saja dan kapan serta bagaimana? Apa yang bisa dipetik dari semua pengalaman perutusan atau penugasan bapak Uskup tersebut?
7
VI IMAM DIOSESAN “TULANGPUNGGUNG KEUSKUPAN”
Bagaimana tanggapanku terhadap pernyataan tersebut? Bagaimana penghayatanku sebagai imam diosesan terhadap pernyataan: “imam diosesan adalah tulangpunggung Keuskupan”?
8
VII KEBANGGAAN DAN TINDAK LANJUT
Sadar akan motto imamat, visi dan misi keuskupan, pengalaman karya dan penugasanku, serta bakat ketrampilan serta keterbatasanku: apa yang membuat aku bangga sebagai imam diosesan? Mana yang harus aku lakukan lebih lanjut demi perkembangan pribadiku sebagai imam diosesan maupun demi keuskupan dimana aku berkarya?
9
VIII SYUKUR ATAS PANGGILAN IMAMAT
Adakah sesuatu yang disyukuri berkaitan dengan imamatku dan keuskupanku? (Luk 1:46-55: Magnificat) Sebagai ungkapan syukur atas panggilan imamat, apa yang akan aku sumbangkan kepada keuskupan Purwokerto di masa yang akan datang?
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.