Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIpunk Immanuel Telah diubah "10 tahun yang lalu
2
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 1, 1, Metodologi Penelitian 2, 2, Metodologi Penelitian Kualitatif 3, 3, Mari Ber-AR 44 Format Umum Penelitian 1
3
Kontras Pendekatan P PP Penelitian Positivistik, Naturalistik, & Tindakan Oleh: Dr. Gunawan, M.Pd., dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 1 2
4
A. Esensi Penelitian 1.Esensi kerja penelitian ilmiah adalah menggarap pengetahuan yang benar dan kebenaran pengetahuan. 2.Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang logis dan objektif. 3.Pengetahuan yang logis adalah pengetahuan yang dapat diterima akal. 4.Pengetahuan objektif adalah pengetahuan yang didukung data. 5.Kebenaran pengetahuan, pada dasarnya, merupakan kebenaran tentatif sebagai fungsi kualitas alat pengindera yang menghasilkan pengetahuan tersebut. Di sisi lain, kualitas alat pengindera untuk menghasilkan pengetahuan merupakan fungsi kemampuan (manusia) yang menghasilkan alat termaksud. Selanjutnya, kemampuan manusia justru berkembang dari kecanggihan alat yang digunakannya untuk mengimplementasikan kemampuannya. Siklus inilah wadah dari dinamika perkembangan manusia dan ilmu. 3
5
(lanjutan) 6.Pengetahuan ilmiah ada yang sudah ada dan ada yang belum ada. 7.Menggarap pengetahuan yang sudah ada adalah mengkaji dan menguji pengetahuan guna mempertajam kebenaran dan manfaatnya. Operasionalisasi tindak mengkaji dan menguji pengetahuan dipayungi oleh pendekatan positivistik. Bentuknya dapat berupa: uji hipotesis, uji teori, uji model, perbandingan efektifitas/ efisiensi, dsb. 8.Menggarap pengetahuan yang belum ada adalah upaya mencari pengetahuan tersebut. Operasionalisasi tindak mencari pengetahuan dipayungi oleh pendekatan kualitatif naturalistik. Bentuknya adalah menggali pengetahuan baru dari kompleksitas suatu sistem atau tatanan komunitas, baik dalam dikotomi tatanan benda hidup maupun benda mati, manusia maupun non-manusia, benda konkret maupun abstrak, dikotomi-dikotomi yang lain, ataupun ketegori- kategori lain. 4
6
(lanjutan) 9.Terkait dengan upaya pengembangan SDM, khususnya SDM sebagai suatu komunitas, telah dan terus berkembang suatu bentuk penelitian untuk mengubah sistem kerja/berpikir suatu komunitas secara kolaboratif naturalistik menuju efektifitas dan efisiensi kerja komunitas yang lebih tinggi. Operasionalisasi tindak penelitian jenis ini dipayungi oleh pendekatan penelitian tindakan atau action research. Bentuknya adalah mengimplementasikan secara realistik seperangkat teori/pengetahuan dalam dunia nyata (komunitas) yang dipahami dan diterima oleh komunitas itu sendiri. Konsep realistik terkait dengan tingkat keberterimaan (acceptability) oleh komunitas yang ditandai adanya mekanisme kolaborasi, demokrasi, tanggungjawab bersama, dan/atau gotong-royong yang beresensi pada keseimbangan antara visi teoretis dan visi praktis. 5
7
Pendekatan Positivistik B. Metodologi Penelitian a.Definisi Operasional Variabel Penelitian b.Data (kuantitatif) Penelitian c.Pembawa Data Penelitian (Subjek Penelitian): populasi, sample, dan teknik sampling d.Cara Mendapatkan Data Penelitian e.Alat Mendapatkan Data Penelitian: pengukuran, tes, dan kuesioner berskala f.Analisis Data (statistik): deskriptif dan inferensial g.Penafsiran Hasil Analisis Data Penelitian (Uji Hipotesis) 6
8
Pendekatan Naturalistik a.Setting Penelitian b.Data (kualitatif) Penelitian c.Pembawa Data Penelitian (Subjek Penelitian): komunitas, sample, snowballing sampling d.Cara Mendapatkan Data Penelitian: observasi; wawancara mendalam (in-depth interview); penggalian dokumen, foto/gambar, benda-benda lain. e.Alat mendapatkan data penelitian: Peneliti sebagai observer dan interviewer f.Analisis Data (Kualitatif): Continuous Comparison atau Constant Comparative atau Kategorisasi g.Hasil Akhir: Teori Substantif 7
9
Pendekatan Penelitian Tindakan (AR) a.Setting Penelitian b.Reconnaissance (investigation, inspection, scouting, exploration, survey): Identifikasi masalah lapangan, seleksi masalah lapangan bertahap berdasar bobot, urgensi, kemungkinan diselesaikan (visibility) c.Tindakan (Action) Siklus I: perencanaan, implementasi, evaluasi, refleksi untuk masing-masing masalah d.Tindakan (Action) Siklus II: perencanaan, implementasi, evaluasi, refleksi siklus kedua untuk masing-masing masalah yang belum terselesaikan pada siklus pertama e.Tindakan (Action) Siklus III: perencanaan, implementasi, evaluasi, refleksi siklus kedua untuk masing-masing masalah yang belum terselesaikan pada siklus kedua f.…… dan seterusnya tanpa batas atau dihentikan g.Analsisis (kualitatif) keberhasilan dan kegagalan dari keseluruhan proses sebagai rantai sebab-akibat dari upaya 8
10
Pendekatan Positivistik C. Keterampilan Andalan 1.kepekaan terhadap keberadaan gejala (hubungan antar variabel) 2.penggalian referensi (pengkajian pustaka) untuk penajaman keberadaan variabel 3.kuantifikasi variabel 4.pembuatan instrumen 5.analisis kuantitatif, khususnya penafsiran hasil perhitungan statistik 9
11
Pendekatan Naturalistik 1.kepekaan dan/atau kepedulian terhadap keberadaan komunitas (setting holistik) 2.penggalian referensi (kajian pustaka) untuk perluasan wawasan memandang komunitas sasaran 3.berfikir holistik sistemik 4.observasi lapangan 5.interview mendalam 6.analisis kualitatif, khususnya continuous comparison atau constant comrative untuk menghasilkan kategorisasi data 7.menarik teori substantif dari kategori yang muncul 10
12
Pendekatan Penelitian Tindakan (AR) 1.kepekaan dan/atau kepedulian terhadap kualitas kinerja komunitas (setting holistik) 2.penggalian referensi (kajian pustaka) untuk perluasan wawasan memandang komunitas dan kinerja komunitas 3.berfikir holistik sistemik terhadap tindakan dan siklus 4.observasi lapangan 5.pengembangan dialog/musyawarah untuk mufakat 6.analisis kualitatif proses perubahan kinerja komunitas 7.menyusun laporan proses lengkap dangan keberhasilan dan kegagalannya sebagai fungsi dari upaya tindakan yang dilakukan 11
13
D. Sikap Andalan Pendekatan Positivistik lebih sesuai untuk mereka yang sikap hidupnya sering atau selalu diwarnai oleh mempertanyakan hal-hal yang dihadapi dengan ekspresi “Apa iya?”, “Belum tentu.”, “Nanti dulu.”, “Tergantung!”, “Buktinya apa?”, “Menurut siapa dong?”, “Teorinya siapa dulu?”, dsb. yang sejenis. 12 mempertanyakan
14
E. Sikap Andalan Pendekatan Naturalistik lebih sesuai untuk mereka yang sikap hidupnya sering atau selalu diwarnai oleh mengagumi dan ingin tahu lebih banyak tentang realitas alam, kehidupan dan pencipta-Nya dengan ekspresi “Di sana bagaimana?”, “Ada apanya?”, “Ada apa saja?”, “Wah, sangat beragam, bervariasi?!”, “Lain padang lain belalang?”, “Lain koki lain masakan.”, “Kutha mawa tata, desa mawa cara.”, “Wow, masih banyak yang aku belum tahu.”, “Begitu luas, indah, dan menarik alam ini.”, dan “ Betapa kecilnya aku.” 13 mengagumi
15
E. Sikap Andalan Pendekatan Penelitian Tindakan (AR) lebih sesuai untuk mereka yang sikap hidupnya sering atau selalu diwarnai oleh keprihatinan terhadap keadaan, kemampuan dan kinerja komunitas, masyarakat, dan bangsa dengan ekspresi “Mungkinkah diubah?”, “Mungkinkah dibantu?”, “Bagaimana memberdayakannya?”, “Bagaimana pendapat mereka sendiri agar berkembang?.”, “Jangan robotkan mereka!”, “Beri jalan kepada mereka untuk menemukan diri?”, “Mereka perlu tahu dan memanfaatkan kelebihan dan kekurangan mereka sendiri?”, dsb. 14 keprihatinan
16
F. Penutup Kualitas karya ilmiah tidak terletak pada jenis dan/atau pendekatan yang digunakan, melainkan ketepatan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Keberhasilan seseorang untuk melaksanakan kerja ilmiahnya terletak pada komitmen yang dimilikinya. Komitmen sendiri adalah hak prerogatif pemiliknya. Tak satu pun kekuatan dari luar yang dapat mengendalikannya. 15
17
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 16
18
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 17
19
FORMAT UMUM PENELITIAN 4 18 Oleh: Dr. Gunawan, M.Pd., dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
20
Komponen Proposal/Laporan Penelitian 19 BAB IBAB IIBAB IIIBAB IVBAB V PendahuluanKerangka teori dan kerangka berpikir Metode penelitian Hasil peneli- tian dan pem- bahasannya Kesimpulan, implikasi dan saran Pengajuan masalah Analisis ilmiah terhadap masalah dan kemungkinan pemecahannya Rancangan pemecahan masalah Pemecahan masalah dan hasilnya Kesimpulan, im- plikasi dan saran berdasar hasil pe- mecahan masalah Pengajuan pertanyaan penelitian Tinjauan teoretik pertanyaan penelitian dan kemungkinan menjawabnya Rancangan cara menjawab pertanyaan penelitian Kegiatan men- cari dan me- nyusun jawab- an pertanyaan penelitian Kesimpulan, implikasi dan saran berdasar jawaban yang didapat Amatan sekilas peneliti terha- dap suatu gejala di lapangan Amatan ilmuwan terhadap gejala lapangan yang sama Rancangan kerja peneliti untuk melaksanakan pengamatan ilmiah Kerja pengamatan ilmiah peneliti di lapangan dan hasilnya Kesimpulan, implikasi dan saran berdasar hasil amatan lapangan
21
Ketentuan Isi Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah adalah bentuk pertanggungjawaban konseptual sistemik peneliti bahwa masalah yang dijudulkannya memang layak diteliti. Latar belakang masalah perlu dibuat efektif/padat yang diaktualisasikan dalam bentuk uraian maksimum dua halaman kuarto dengan jarak dua spasi. Paragraf akhir perlu mengeksplisitkan tujuan umum/utama penelitian sehingga pembaca langsung mendapat gambaran bentuk umum hasil penelitian. Gunakan sesering mungkin kata/istilah yang menjadi konsep utama pada judul untuk mempertinggi koherensi unsur-unsur yang ada dalam latar belakang masalah terhadap judul penelitian. Hindari munculnya kata/istilah yang tidak jelas fungsi-nya terhadap paragraf yang ada, pesan/harapan emosional, atau jangkau uraian multi jenjang. Upayakan jangkau jenjang uraian maksimum satu tingkat ke atas dari sistem ke supra- sistem, tidak perlu hingga supra-supra-sistem, apalagi supra-supra-supra-sistem. Gunakan kalimat-kalimat yang lugas, jelas, dan memiliki kepastian makna untuk menghindari multi tafsir oleh pembaca. 20 B. HUBUNGAN KOMPONEN LAPORAN PENELITIAN
22
Masalah Penelitian Masalah Penelitian sebagai subsistem dari suprasistem iptek Masalah Penelitian sebagai suprasistem dari subsubsistem ISI LATAR BELAKANG MASALAH ISI IDENTIFIKASI MASALAH 1.Identifikasi Masalah adalah penjelasan sistemik keberadaan masalah penelitian. 2.Kalau Latar Belakang Masalah menjelaskan keberadaan masalah penelitian sebagai subsistem dari suprasistem iptek yang mendasarinya maka Identifikasi Masalah menjelaskan keberadaan subsubsistem pembentuk masalah penelitian. 3.Identifikasi Masalah merupakan uraian lengkap tidak mendalam tentang hubungan antara konsep yang dikandung judul dengan masalah pokok penelitiannya. 4.Identifikasi Masalah tidak perlu menyertakan kutipan/referensi kecuali memang sangat diperlukan. Kutipan-kutipan lebih baik difungsikan pada BAB II. 5.Identifikasi Masalah membutuhkan 4 - 10 halaman, tergantung kompleksitas permasalahan yang dikandung judul seperti yang ditunjukkan oleh kata-kata yang tertulis pada judul penelitian. 21 Hubungan Latar Belakang Masalah dan Identifikasi Masalah B. HUBUNGAN KOMPONEN LAPORAN PENELITIAN (lanjutan)
23
Hubungan isi LBM, IM, dan Kajian Pustaka/Teoretik 22 B. HUBUNGAN KOMPONEN LAPORAN PENELITIAN (lanjutan)
24
Hubungan isi LBM, IM, Kajian Pustaka/Teoretik, dan Kerangka Berpikir 23 B. HUBUNGAN KOMPONEN LAPORAN PENELITIAN (lanjutan)
25
Hubungan Kerangka Berpikir dan Metodologi Penelitian 24 B. HUBUNGAN KOMPONEN LAPORAN PENELITIAN (lanjutan)
26
Hubungan Kerangka Berpikir, Metodologi, dan Hasil Penelitian 25 B. HUBUNGAN KOMPONEN LAPORAN PENELITIAN (lanjutan)
27
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 26
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.