Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MENGAUDIT SIKLUS PENDAPATAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MENGAUDIT SIKLUS PENDAPATAN"— Transcript presentasi:

1 MENGAUDIT SIKLUS PENDAPATAN
BY: MR. HALOHO MENGAUDIT SIKLUS PENDAPATAN

2 CAKUPAN MATERI SIFAT SIKLUS PENDAPATAN
Cakupan transaksi Tujuan audit MENGGUNAKAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT Manfaat pemahaman Materialitas Risiko bawaan, risiko prosedur analitis MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL PENILAIAN AWAL ATAS RISIKO PENGENDALIAN DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN Memeroleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian PENGUJIAN SUBSTANTIF PIUTANG USAHA Menetapkan risiko deteksi untuk pengujian terhadap rincian Merancang pengujian substantif Prosedur awal Prosedur analitis Pengujian rincian transaksi Pengujian rincian saldo

3 Sifat Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan suatu entitas terdiri dari aktivitas yang terkait dengan pemberian barang atau jasa kepada pelanggan dan penagihan kas dari pendapatan itu. Kelompok transaksi dalam siklus pendapatan: Transaksi Penjualan kredit Transaksi Penerimaan Kas Penyesuaian Penjualan (diskun penjualan, retur dan penyisihan penjualan, akun-akun pelanggan yang sulit ditagih (penyisihan dan penghapusan))

4 Akun yang terpengaruh dalam siklus pendapatan

5 Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan

6 Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan

7 Tahap Audit Memahami Bisnis dan Industri Klien
Auditor mengembangkan strategi audit awal didasarkan pada risiko salah saji material. Langkah pertama dalam menetapkan risiko adalah memeroleh pemahaman atas bisnis dan industri klien. Pemahaman membantu auditor dalam: Membuat harapan terhadap pendapatan total dengan memahami kapasitas klien, lokasi pasar, dan pelanggan Membuat harapan atas marjin bruto dengan memahami pangsa pasar klien dan keunggulan kompetitif di pasar. Membuat harapan tentang piutang usaha neto didasarkan pada rata-rata periode penagihan klien dan industri

8 Tahap Audit Menetapkan Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran dari volume aktivitas setiap entitas. Biasanya, pendapatan memiliki volume transaksi tinggi dan total pendapatan sangat penting terhadap laporan keuangan. Pendapatan biasanya digunakan sebagai ukuran materialitas pada setiap penugasan. Pendapatan biasanya memberi penambahan pada piutang usaha, kas dan arus kas dari aktivitas operasi. Piutang usaha biasanya juga merupakan bagian yang material dari neraca. Transaksi dan saldo akun yang ada pada siklus pendapatan biasanya memiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi audit untuk mencapai tujuan audit siklus pendapatan, maka kehati-hatian harus dilakukan untuk mempertimbangkan risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian ketika memilih strategi audit untuk setiap tujuan audit. Materialitas (salah saji yang dapat ditoleransi) untuk piutang usaha relatif lebih tinggi daripada untuk akun aktiva lainnya untuk mengurangi pengeeluaran untuk memeroleh bahan bukti audit.

9 Tahap Audit Risiko Bawaan
Faktor-faktor yang umum memengaruhi salah saji asersi siklus pendapatan: Tekanan untuk melebihsajikan pendapatan agar realisasi pendapatan dan profitabilitas mencapai target, padahal kenyataannya tidak demikian. Tekanan untuk melebihsajikan kas dan piutang usaha bruto atau mengurangsajikan penyisihan untuk piutang tak tertagih supaya meningkatkan modal kerja, yang dibutuhkan dalam perjanjian hutang. Volume transaksi yang tinggi cenderung meningkatkan jumlah kesalahan. Pengakuan pendapatan, standar akuntansi yang membingungkan, dan membuat estimasi, kompleksitas perhitungan, cenderung meningkatkan risiko salah saji Aplikasi akuntansi untuk piutang usaha yang digadaikan dengan tanggung renteng, apakah sebagai penjualan atau pinjaman. Salah klasifikasi piutang usaha, apakah aktiva jangka pendek atau aktiva jangka panjang, karena sulit menentukan ketertagihannya Penerimaan kas cenderung akan disalahgunakan Transaksi penyesuaian penjualan bisa saja digunakan untuk menutupi pencurian kas dengan cara meningkatkan diskun, atau mencatat transaksi fiktif atas retur penjualan, atau menghapus piutang pelanggan. Karena besar potensi salah saji apabila pengendalian tidak efektif, maka auditor harus selalu memberikan pertimbangan yang cermat atas risiko inheren dalam siklus pendapatan.

10 Tahap Audit Risiko Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis adalah elemen dari risiko deteksi, yaitu risiko prosdur analitis gagal untuk mendeteksi salah saji. Prosedur analitis sangat hemat dan didasarkan pada pengetahuan auditor atas bisnis dan industri klien. Langkah pertama dalam melakukan prosedur analitis adalah memeroleh pemahaman atas total pendapatan yang diberikan: Kapasitas klien yaitu volume penjualan maksimum yang bisa dihasilkan jika klien menggunakan seluruh fasilias dan karyawannya untuk menghasilkan dan menghantar produk atau jasa. Auditor harus sensitif terhadap volume penjualan yang dicatat klien berdasarkan kapasitas yang dimanfaatkan. Lebih efektif untuk mengevaluasi pendapatan total dibandingkan ukuran aktivitas bisnis daripada membandingkan pendapatan saat ini dengan pendapatan periode sebelumnya. Pangsa Pasar klien untuk setiap produknya.Yaitu pendapatan klien dibandingkan dengan total pendapatan dalam industri untuk produk klien. Hal ini penting karena perusahaan dengan pangsa pasar dominan biasanya memeroleh margin bruto premium. Hal ini penting bagi auditor untuk mengevaluasi perputaran piutang klien, atau periode penagihan rata-rata, dan bisa untuk membandingkan periode penagihan klien dengan rata-rata industri.

11 Rasio Prosedur Analitis yang umum digunakan

12 Rasio Prosedur Analitis yang umum digunakan

13 Pemahaman Atas SPI Lingkungan Pengendalian:
Integritas dan nilai-nilai etika Komitmen terhadap kompetensi Partisipasi dean komisaris dan komite audit Filosofi manajemen dan gaya operasi Struktur organisasi Penetapan otoritas dan tanggungjawab Kebijakan dan praktik-praktik SDM Penilaian Risiko apakah manajemen melakukan indentifikasi dan mitigasi terhadap risiko-risiko dalam siklus pendapatan.

14 Informasi dan komunikasiPemahaman tentang:
Bagaimana penjualan dimulai Pemberian barang dan jasa Pencatatan piutang usaha Penerimaan Kas Penyesuaian penjualan Metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan yang digunakan PemantauanUmpan balik tentang apakah pengendalian internal yang berkaitan dengan siklus pendapatan telah beroperasi sesuai rencana. Misalnya: Apakah ada kesalahan penagihan, apakah ada kesalahan dalam pengakuan pendapatan.

15 Unit organisasi dalam penjualan Kredit

16 Prosedur Penjualan Kredit

17 Aktivitas Pengendalian Penjualan Kredit Sistem manual
Hanya Bagian kredit yang bisa mengotorisasi kredit dan menambah file pelanggan baru Bagian pengiriman mengecek barang yang diterima dari gudang ke Formulir Pesanan Penjualan sebelum membuat B/L Faktur dikeluarkan setelah Formulir Pesanan Penjualan dan B/L dikeluarkan (barang dikirim terlebih dahulu setelah itu faktur dibuat). Faktur harus dilampiri oleh Pesanan Penjualan dan B/L Mengirimkan laporan bulanan kepada pelanggan dan menindaklanjuti komplain pelanggan Otorisasi dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang dalam mengeksekusi transaksi. Secara periodik dilakukan pengecekan antara buku pembantu piutang dan saldo piutang di buku besar. Pemegang buku pembantu dan buku besar harus berbeda agar terjadi pengecekan independen Menggunakan sistem sediaan perpetual (masing-masing sediaan dibuat kartu sediaan) dan secara periodik dicocokkan ke akun pengendali sediaan di buku besar. Seluruh dokumen harus bernomor urut tercetak dan dipertanggungjawabkan penggunaannya.

18 Aktivitas Pengendalian Penerimaan Kas Sistem manual
Fungsi penerima kas dipisah dari fungsi pencatat kas Kas disimpan ditempat yang terhidar dari bahaya kebakaran dan bencana alam. Untuk penjualan tunai, sebaiknya digunakan mesin register kas Prosedur penjualan tunai harus diawasi secara periodik Dalam setiap faktur yang dikirimkan kepada pelanggan harus dicantumkan nomor rekening perusahaan agar pada cek yang dibayarkan pelanggan dituliskan rekening tujuan pembayaran. Sekretariat menerima cek pembayaran dan membuat daftar penerimaan cek yang diberikan kepada kasir (beserta cek), bagian piutang usaha, dan arsip di sekretariat. Pada akhir setiap hari kerja dilakukan perhitungan kas oleh kasir dan didampingi bagian yang independen terhadap kas (misalnya: bagian akuntansi dan internal audit) Melakukan rekonsiliasi bank oleh fungsi internal audit atau fungsi akuntansi. Setiap hari manajemen memonitor jumlah kas harian , kelayakan jumlah penerimaan kas dan jumlah yang dikreditkan ke buku pembantu piutang usaha. Manajemen secara aktif menindaklanjuti piutang yang jatuh tempo.

19 Aktivitas Pengendalian Sistem komputer
Komputer melakukan pengecekan kesesuaian nama pelanggan di order dengan di arsip induk Pencocokan komputer terhadap kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan Pencocokan komputer terhadap barang yang dikurangi dari arsip induk sediaan dengan order yang disetujui Untuk setiap pengiriman komputer harus mencocokkan dokumen pengiriman bernomorurut dengan pesanan penjualan yang disetujui Komputer akan mencetak seluruh pesanan penjualan yang belum terpenuhi

20 6. Komputer mencetak laporan barang yang dikirim namun belum ditagih 7
6. Komputer mencetak laporan barang yang dikirim namun belum ditagih 7. Komputer melakukan penomoran berurut untuk setiap faktur penjualan 8. Komputer membandingkan total pengendalian untuk seluruh dokumen pengirimandengan total faktur penjualan. 9. Penjualan dicatat hanya berdasarkan faktur. 10. Komputer mencocokkan tanggal faktur dengan periode akuntansi ketika barang dikirim. 11. Komputrer membandingkan harga jual dengan daftar harga terotorisasi dan order penjualan. 12. Komputer selalu memeriksa saldo awal piutang ditambah penjualan kredit dengan saldo akhir piutang 13. Komputer mencocokkan seluruh nomor pelanggan di faktur penjualan ke nomor pelanggan di order penjualan

21 Penilaian awal risiko pengendalian dan strategi awal audit
Bagi asersi siklus pendapatan dimana auditor tidak merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus memunyai pengetahuan yang diperlukan untuk mengidentifikasi jenis potensi salah saji yang akan terjadi. Biasanya siklus pendapatan bersifat material dan pendapatan berasal dari banyak pelanggan. Dalam kasus ini, sangat efisien apabila risiko pengendalian untuk setiap asersi dinilai pada tingkat yang rendah dan mengembangkan strategi audit melakukan pengujian pengendalia yang ekstensif.

22 Pengujian substantif atas piutang usaha
Prosedur awal Memeroleh pemahaman atas bisnis dan idustri klien serta menentukan: Signifikansi pendapatan dan piutang usaha bagi perusahaan Pemicu ekonomi utama yang memengaruhi penjualan, marjin, dan penagihan perusahaan Persyaratan perdagangan dalam industri, termasuk penanggalan musiman, periode penagihan,dll Perluasan konsentrasi aktivitas dengan pelanggan.

23 Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha:
Menelusuri saldo awal piutang usaha ke kertas kerja tahun-tahun sebelumnya Meriviu aktivitas dalam akun piutang usaha dan menginvestigasi ayat jurnal yang jumlah dan sumbernya tampak tidak biasa. Memeroleh rincian saldo piutang usaha dan menentukan apakah telah sesuai dengan catatan akuntansi dengan melakukan footing, dan mengecek kebenaran saldo ke buku besar dan buku pembantu piutang usaha.

24 Melakukan Prosedur analitis
Mengembangkan harapan atas piutang usaha berdasarkan pengetahuan atas bisnis, pangsa pasar, persyaratan perdagangan, riwayat hari perputaran piutang usaha Menghitung rasio: Membandingkan penjualan terhadap kapasitas perusahaan. Membandingkan perytumbuhan penjualan dengan pertumbuhan piutang usaha Perputaran piutang usaha Biaya piutang tak tertagih terhadap jumlah Penjualan kredit neto. Biaya piutang usaha tak tertagih terhadap penghapusan piutang usaha Menganalisa hasil rasio relatif terhadap harapan berdasarkan data tahun sebelumnya, data industri, jumlah anggaran, atau data lainnya.

25 Pengujian terhadap rincian transaksi
Memvouching sampel catatan transaksi penjualan dan piutang usaha ke dokumentasi pendukung. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off test) penjualan dan retur penjualan dengan cara: Memilih sampel catatan transaksi penjualan beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun serta memeriksa dokumen pendukungnya dan menentukan apakah telah dilakukan pencatatan pada periode yang tepat. Memilih sampel memo kredit beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun serta memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya dan menentukan apakah retur penjualan telah dicatat dalam periode yang tepat.

26 Lanjut...... Pengujian terhadap rincian transaksi
3. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off test) penerimaan kas, dengan cara: Mengamati bahwa seluruh penerimaan kas dan bank periode itu sudah dicatat pada periode neraca periode yang sama dan tidak ada penerimaan periode berikutnya yang dimasukkan pada saldo kas periode itu. Meriviu dokumentasi seperti iktisar kas harian, duplikat slip setoran, serta laporan bank mencakup beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca.

27 Pengujian atas saldo akun
Mengonfirmasi saldo piutang usaha: Menentukan bentuk, waktu dan luas permintaan konfirmasi Melakukan sampel terhadap pelanggan yang akan dikonfirmasi dan mengevaluasi pengembalian konfirmasi terutama untuk jawaban pengecualian (tidak setuju). Melakukan tindak lanjut untuk konfirmasi yang tidak dibalas: Mengirim ulang surat konfirmasi Melakukan prosedur alternatif untuk pelanggan yang tidak membalas surat konfirmasi. Prosedur alternatif misalnya: Memeriksa bukti pendukung penerimaan kas pada awal periode akuntansi berikutnya (Subsequent Receipt) yang berasal dari saldo piutang usaha periode sebelumnya. Memeriksa bukti pendukung piutang usaha.

28 Pengujian atas estimasi akuntansi
Mengevaluasi kewajaran asumsi yang digunakan dalam akun penyisihan piutang tank tertagih (allowance for doubtful account): Memeriksa penjumlahan ke bawah (foot) dan penjumlahan ke samping (crossfoot) saldo pelanggan dan meelusuri kesesuaian saldo ke buku besar dan buku pembantu. Pengujian penentuan umur piutang usaha di daftar analisa atas umur piutang usaha dengan memeriksa sampel bukti pendukung. Untuk akun yang sudah jatuh tempo, (1) memeriksa bukti pendukung berupa korespondensi dengan pelanggan, agen penagihan, laporan kredit atau laporan keuangan pelanggan (2) Membahas ketertagihan piutang usaha dengan personil manajemen. Mengevaluasi proses manajemen untuk mengestimasi penyisihan piutang usaha yang sulit ditagih. Mengevaluasi kecukupan informasi tentang kecenderungan industri, kecenderungan penentuan umur, riwayat penagihan atas pelanggan tertentu.

29 Prosedur untuk penyajian dan pengungkapan
Membandingkan penyajian laporan dengan PABU: Menentukan bahwa piutang usaha telah diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat menurut jenis dan periode realisasi yang diharapkan. Menentukan apakah ada saldo kredit yang signifikan dan harus direklasifikasi sebagai kewajiban (hutang) Menetukan ketepatan pengungkapan dan akuntansi untuk pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, atau difaktorkan.

30 Konfirmasi Piutang Usaha
Konfirmasi piutang usaha merupakan komunikasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan auditor. Konfirmasi piutang usaha harus dilakukan dalam audit atas saldo piutang usaha, kecuali: Saldo Piutang usaha tidak material dibandingkan seluruh aktiva Penggunaan konfirmasi tidak efektif dilakukan Penilaian gabungan atas risiko inheren dan risiko pengendalian adalah rendah dan bukti yang disediakan prosedur analitis atau pengujian rincian transaksi sudah cukup menurangi risiko audit ke tingkat yang rendah. Auditor yang tidak melakukan konfirmasi harus mendokumentasi di kertas kerja alasan atau pertimbangan tidak melakukan konfirmasi.

31 Formulir konfirmasi Ada dua jenis formulir konfirmasi:
Konfirmasi positifmengharuskan debitur untuk menjawab apakah saldo yang ditunjukkan dalam formulir konfirmasi sudah tepat Konfirmasi negatifmeminta debitur untuk menjawab hanya apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar. Bentuk konfirmasi positif biasanya menghasilkan bahan bukti audit yang lebih baik, karena dalam konfirmasi negatif, apabila debitur lalai menjawab hanya akan menghasilkan anggapan saldo pelanggan itu sudah tepat. Bentuk konfirmasi negatif bisa digunakan apabila: Tingkat risiko deteksi untuk setiap asersi sedang atau tinggi Saldo pelanggan kebanyakan bernilai kecil Auditor yakin bahwa debitur akan menjawab atau memberi pertimbangan atas saldo piutang usaha.

32 Waktu dan luas permintaan konfirmasi
Waktu pengiriman konfirmasi: Akhir tahun apabila tingkat risiko deteksi rendah Interim (satu atau dua bulan sebelum tanggal neraca)apabila risiko deteksi tinggi. Apabila waktu ini dipilih maka auditor harus memvouching setiap perubahan yang material antara tanggal pengirman konfirmasi sampai tanggal laporan keuangan. Luas permintaan konfirmasi atau ukuran sampel, berhubungan terbalik dengan: Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima Luas pengujian substantif lainnya Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi (materialitas piutang usaha). Konfirmasi negatif membutuhkan ukuran sampelyang lebih besar.

33 Pengendalian atas permintaan konfirmasi
Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada surat konfirmasi telah sesuai dengan data yang terkait dengan pelanggan. Menjaga penyimpanan surat konfirmasi sampai dikirimkan. Menggunakan amplop berlogo dan bernama perusahaan untuk mengembalikan konfirmasi. Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke amplop dan pengirimannya. Mewajibkan pengiriman jawaban konfirmasi langsung kepada auditor.


Download ppt "MENGAUDIT SIKLUS PENDAPATAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google