Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRendra Anggi Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
SUPERVISI PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 2013
2
Definisi Umum Supervisi pembelajaran ( instructional supervision): bantuan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
3
Tujuan Supervisi Pembelajaran Zepeda (2007) defined the aim of instructional supervision is: promoting teachers growth and learning, ultimately leading to students growth and learning. The intents of instructional supervision are formative, concerned with ongoing, developmental, and differentiated approaches that enable teachers to learn from analyzing and reflecting on their classroom practices with the assistance of another professional (Glathorn, 1984, 1990; Glickman, 1990).
4
PENDEKATAN MODELTEKNIK DIREKTIF KOLABORATIF NONDIREKTIF SCIENTIFIC CLINIC ARTISTIC INDIVIDUAL KELOMPOK di dalam/ di luar kelas Bagaimana cara Supervisor bersama guru melakukan perbaikan/ peningkatan. SIAPA YG DOMINAN? Bagaimana cara memahami/ memastikan masalah? Datanya diperoleh dg cara bagaimana? Perbaikannya bagaimana? Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan supervisor dengan guru
5
Pendekatan Supervisi ( Diadaptasi dari: Glickman, C. D., 1981. Developmental Supervision. Alexandria: ASCD) Orientasi Supervisi NondirectiveCollaborat- ive Directive Tanggung jawab Supervisee TinggiSedangRendah Tanggung jawab Supervisor RendahSedangTinggi Metode Supervisi Self Assess- ment Mutual contract Delineated standars
6
Asumsi Dasar: 1.pengawasan terhadap situasi tergantung pada tuntutan masalah; 2.keahlian pada dasarnya didasarkan pada ilmu dan pengalaman, bukan pada jabatan; 3.hasil karya guru merupakan alat evaluasi terbaik bagi pengukuran performansi; 4.penghargaan instrinsik adalah penting, di samping penghargaan ekstrinsik; 5.belajar yang terbaik adalah dengan dihadapkan pada situasi dan dibantu menemukan cara pemecahannya sendiri; 6.guru harus didengar dan dipahami oleh supervisor; 7.ekerja tidak hanya rasional tetapi juga emosional; 8.perlu menyelesaikan masalah secara kolaboratif; dan 9.mengajar itu suatu proses yang kompleks, berbeda dengan orang yang satu dengan lainnya se-hingga sifatnya eksperimental. Pendekatan Non-Direktif (Oliva, 1984)
7
Pendekatan Direktif (Oliva, 1984) Asumsi Dasar: 1.pengawasan dilakukan oleh atau atas dasar kewenangan seseorang yang memiliki posisi dalam hirakhi organisasi; 2.pengawasan dilakukan oleh orang yang berpangkat lebih tinggi dan lebih ahli, orang yang pangkatnya lebih rendah mestinya divaluasi oleh orang yang pangkatnya lebih tinggi; 3.bekerja itu sifatnya rasional, sehingga dalam supervisi tidak perlu membicarakan perasaan dan hubungan pribadi; 4.untuk menolong guru tidak perlu mendengarkan/memperhatikan; 5.penghargaan yang penting adalah eksternal, terutama dari atasan; 6.pada prinsipnya mengajar merupakan keterampilan yang dapat dika- takan salah atau benar; dan 7.belajar yang terbaik adalah mendengarkan apa yang seharusnya dikerjakan.
8
MODEL SUPERVISI SCIENTIFICARTISTICCLINIC Didasarkan atas data (hasil pengamatan dan pencatatan yang teliti, obyektif dan valid) baru diambil langkah perbaikan yang diperlukan Dilakukan secara tidak to the point, pengawas menggunakan seni tertentu. Didasarkan atas diagnose kekurangan (kelemahan= penyakit) baru diberikan perbaikan.
9
METODE SUPERVISI LANGSUNG TIDAK LANGSUNG cara yang ditempuh seorang supervisor baik secara pribadi maupun dinas langsung berhadapan dengan orang yang akan disupervisi baik secara individual maupun kelompok. Contoh: observasi proses pembelajaran, ruang guru, guru; pertemuan individual, dan rapat guru. suatu cara di mana seorang supervisor baik secara pribadi maupun dinas menggunakan berbagai media komunikasi dalam berhubungan dengan orang yang akan disupervisi baik secara individu maupun kelompok. Contoh: Internet, email, surat, dan papan pengumuman.
10
SUPERVISI KLINIS ► Proses membina guruuntuk memperkecil jurang antara perilaku mengajarnyata dg perilaku mengajar yg seharusnya/ideal (Acheson & Gail) ► Menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performance mereka agar cocok dengan inovasi itu (Lucio, 1979) CLINICAL = menangani / mendiaknosis orang sakit Model supervisi untuk menyelesaikan masalah tertentu yang sudah diketahui sebelumnya
11
PENGERTIAN SK Istilah SUPERVISI (pengawasan); KLINIS (pengobatan); Proses bimbingan profesional yang diberikan oleh pengawas (supervisor) kepada guru melalui siklus yang sistematis. Suatu bentuk supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru melalui siklus yang sistematis. Suatu proses untuk membantu guru memperkecil jurang pemisah antara perilaku mengajar nyata dan perilaku mengajar ideal. Pemberian bantuan profesioanl yang didasarkan pada kebutuhan guru dan bersumber dari hasil observasi dan analisis yang sistematis atas perilaku nyata guru di dalam kelas.
12
TUJUAN SK UMUM: Memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru (kemampuan profesional guru). KHUSUS: 1. Membantu mendiagnosis dan mencari solusi permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru. 2. Membantu guru mengembangkan keterampilan mengajar dan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif. 3. Memberikan balikan yang objektif dalam mengembangkan sikap positif tentang karis dan profesi guru dan keterampilan dasar mengajar yang diperlukan oleh guru.
13
INDIKATOR KEBERHASILAN SK Kemampuan guru meningkat, khususnya dalam kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Kualitas pembelajaran menjadi lebih baik, khususnya berkenaan dengan kemampuan guru mengajar. (Pembelajaran yang berkualitas diharapkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang tinggi) Terjalin hubungan yang kolegial antara pengawas dan guru dalam memecahkan permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di lapangan.
14
PRINSIP-PRINSIP SK Hubungan pengawas dan guru bersifat kolegial dan interaktif (intim, sederajat dan terbuka) Mengutamakan prakarsa dan tanggung jawab guru, dan pengawas lebih bertindak sebagai fasilitator. Diskusi yang dilakukan bersifat demokratis dan keputusan ditetapkan atas persetujuan bersama. Sasaran supervisi terfokus pada kebutuhan dan aspirasi guru pada perilaku mengajar aktual. Balikan dilakukan berdasarkan hasil observasi yang cermat, sesuai dengan “kontrak”, dan dilaksanakan segera serta tindaklanjutnya.
15
KARAKTERISTIK ASPEKSUPERVISI KLINISSUPERVISI NON KLINIS (SUPERVISI KELAS) PrakarsaDatang dari kebutuhan guru.Datang dari kebutuhan pengawas HubunganKolegial, sederajat, dan interaktif.Atasan-bawahan, tidak setara. SifatDemokratif, fasilitatif.Cenderung direktif, otokratif. SasaranSesuai dengan kebutuhan/ yang diajukan guru. Sesuai dengan keinginan pengawas. Ruang lingkupTerbatas, spesifik.Luas, umum. TujuanBimbingan, analitis, deskriptif.Cenderung evaluatif. PeranBertanya untuk analisis dan pengembangan diri. Memberikan instruksi, mengarahkan, dan memberitahu. BalikanKesimpulan bersama sesuai dengan hasil observasi. Kesimpulan sepihak dari pengawas.
16
PROSEDUR DAN TEKNIK SUPERVISI KLINIS Pertemuan awal/perencanaan (planning conference) Observasi kelas (classroom observation) Pertemuan balikan (feedback conference)
17
PERTEMUAN AWAL ► Mengidentifikasi konteks pembelajaran yang menjadi fokus perhatian guru dan menerjemahkan ke dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati. ► Menetapkan tujuan dan prosedur perbaikan pembelajaran. ► Memilih instrumen dan menetapkan perilaku mengajar yang akan diobservasi/ direkam. ► Membuat jadwal observasi mengajar.
18
Triknya: ► Ciptakan suasana intim dengan guru sebelum membicarakan langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya. ► Kaji ulang secara bersama-sama tentang rancangan pembelajaran dan keterampilan yang akan diamati/ di-kliniskan. ► Kembangkan instrumen observasi yang sesuai dengan fokus pada keterampialn yang akan diamati. ► Sepakati “kontrak” dengan guru tentang berbagai hal yang terkait dengan kemampuan yang akan ditingkatkan.
19
OBSERVASI MENGAJAR ► Melaksanakan kegiatan mengajar sesuai dengan kesepakatan awal (guru). ► Melakukan observasi/ perekaman kegiatan mengajara secara lengkap (pengawas). ► Mengamati hasil observasi/ rekaman (pengawas dan guru) ► Mencermati hasil observasi dengan memfokuskan pada tujuan dan permasalahan klinis yang telah disepakati.
20
Triknya: ► Ciptakan suasana yang wajar, tidak menjadi pusat perhatian (berbaur dengan kondisi kelas), tidak mencampuri guru yang sedang mengajar. ► Bedakan mana yang perlu dicatat dan mana yang tidak perlu dicatat (ingat kontrak!). ► Fokuskan pada upaya perbaikan dari kelemahan yang ada. ► Perhatikan reaksi siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.
21
PERTEMUAN LANJUTAN ► Menganalisis hasil observasi/ rekaman. ► Interpretasi terhadap data hasil observasi. ► Membuat keputusan tentang perubahan perilaku mengajar yang harus dilakukan. ► Membuat kesimpulan tentang upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang harus dilakukan. ► Memberikan pertimbangan tentang praktek pembelajaran yang akan dilakukan.
22
Triknya: ► Hati-hati dalam membuat keputusan, pelajari dan pahami data hasil observasi secara seksama. ► Ungkapkan secara objektif dan profesional tentang hasil analisis terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. ► Ajaklah guru untuk memetakan fokus masalah, analisis data, dan solusi yang menjadi peluang perbaikan kemampuan yang menjadi “kontrak”. ► Bersama guru lakukan tindak lanjut yang disepakati, ingat “siklus”.
23
Tahap Pertemuan Awal Menganalisa rencana pelajaran. Menetapkan bersama guru aspek-aspek yang akan diobservasi dalam mengajar. Tahap Observasi Mengajar Mencatat peristiwa selama pengajaran. Catatan harus objektif dan selektif. Tahap Pertemuan Balikan Menganalisis hasil observasi bersama guru. Menganalisis perilaku mengajar Bersama menetapkan aspek-aspek yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan keterampilan mengajar berikutnya SIKLUS SUPERVISI KLINIS
24
Supervisi Klinik: A. Tahap Pertemuan Awal 1.Menciptakan suasana kolegialitas. 2.Membicarakan rencana pengajaran yang telah dibuat guru. 3.Memilih jenis keterampilan tertentu yang akan dilatihkan. 4.Mengembangkan instrumen yang akan digunakan untuk mengobservasi keterampilan mengajar guru dan menyepakatinya.
25
B. Tahap Observasi Kelas Supervisor mengadakan pengamatan terhadap guru yang sedang mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini: (a)memasuki ruang kelas bersama dengan guru yang akan mengajar, (b)guru menjelaskan pada siswa maksud kedatangan supervisor ke ruang kelas, (c)guru mempersilahkan supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan, (d)supervisor mengobservasi penampilan mengajar guru dengan mempergunakan format observasi yang telah disepakati, (e)setelah selesai proses belajar mengajar, guru bersama-sama supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke ruangan khusus untuk melaksanakan aktivitas pembinaan
26
Aktivitas yang dilakukan: (a)supervisor memberikan penguatan kepada guru yang baru saja mengajar dalam suasana yang akrab, (b)supervisor bersama guru membicarakan kembali kontrak yang pernah dilakukan mulai dari tujuan pengajaran sampai evaluasi pengajaran, (c)supervisor menunjukkan hasil observasi yang telah dilakukan berdasarkan format yang disepakati, (d)supervisor berdiskusi dengan guru tentang hasil observasi yang telah dilakukan, dan (e)bersama-sama guru membuat kesimpulan tentang hasil pencapaian latihan pengajaran yang telah dilakukan yang diakhiri dengan pembuatan rencana latihan berikutnya. C. Pertemuan Balikan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.