Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Belum ada standardisasi khusus untuk seluruh dunia

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Belum ada standardisasi khusus untuk seluruh dunia"— Transcript presentasi:

1 Belum ada standardisasi khusus untuk seluruh dunia
PRINSIP DASAR GREEN BUILDING :  Manajemen Tapak  Manajemen Air  Energi efisiensi & Atmosfir  Sumber Daya Alam  Kualitas & Kenyamanan Ruang Dalam Belum ada standardisasi khusus untuk seluruh dunia Setiap negara harus memiliki standar regional lokal berdasarkan kondisi setempat LEED: Belum ada standardisasi khusus bagi seluruh dunia.  maka: Setiap negara harus menyusun standar regional lokal berdasarkan kondisi setempat. 1.Sustainable Sites  2.Water Efficiency  3.Energy & Atmosphere  4.Material & Resouces  5.Indoor Environmental Quality  6.Innovation & Design Process GBC INDONESIA Tepat Guna Lahan, Efisiensi & Konservasi Energi, Konservasi Air, Sumber & Siklus Material, Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang, Manajemen & Lingkungan Bangunan.

2 RINGKASAN TOLOK UKUR GREEN BUILDING
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT P 1 Site Mana gement Policy Adanya surat pernyataan yg memuat komitmen manajemen puncak (Rektor, Direktur, Dekan) tentang pemeliharaan eksterior bangunan, pengendalian hama terpadu & gulma serta pengelolaan lingkungan sekitar tapak bangunan dg menggunakan bahan2 tidak beracun. P P 2 Motor Vehicle Reduction Policy Ada surat pernyataan yg memuat komitmen manajemen puncak utk melakukan tindakan2 dalam rangka mengurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadi. Contoh: car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum & diskriminasi tarif parkir. Adanya kampanye dalam rangka pengurangan pemakaian kendaraan bermotor pribadi, minimal dg pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, a.l. berupa: stiker, poster, .

3 RATING TOLOK UKUR ASD 1 Commu nity Accessi bility 2
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ASD 1 Commu nity Accessi bility 1 Terdapat minimal 5 jenis fasilitas umum (bank, kantor pos, klinik, kantin, toko, dll.) dalam jarak pencapaian jalan sejauh 1500 m dari tapak. 2 Menyediakan fasilitas pejalan kaki (pedestrian) yang aman, nyaman & bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor utk menghubungkan minimal 3 fasilitas umum di atas & atau dg stasiun transportasi masal. 3A Adanya halte transportasi umum dlm jangkauan 300 m dari gerbang lokasi bangunan dengan perhitungan di luar jembatan penyeberangan dan ramp. atau 3B Menyediakan minimum 2 unit shuttle bus bagi warga kampus utk mencapai stasiun transportasi umum atau car pooling yg terintegrasi dg shuttle bus tersebut. 3C Menyediakan jalur pejalan kaki di dalam area kampus utk menuju halte transportasi umum terdekat, yg aman & nyaman sesuai dg Permen PU No.30/PRT/M/2006 Bab 2B.

4 RATING TOLOK UKUR 1 ASD 3 Bicycle 2
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ASD 2 Motor Vehicle Reduc tion Adanya pengurangan pemakaian kendaraan bermotor pribadi dg salah satu opsi a.l.: car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum, atau diskriminasi tarif parkir. 1 ASD 3 Bicycle Adanya tempat parkir sepeda yg aman sebanyak 1 unit parkir/30 pengguna tetap gedung. 2 Apabila memenuhi butir 1 & menyediakan 2 tempat ganti baju & kamar mandi khusus bagi pengendara sepeda utk setiap 25 tempat parkir sepeda.

5 RATING TOLOK UKUR ASD 4 Site Land scaping 1 3 2 1-2
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ASD 4 Site Land scaping 1 Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yg bebas dari bangunan taman (hardscape) di atas permukaan tanah seluas ≥ 30% luas total lahan. Luas area yg diperhitungkan termasuk taman di atas basement, roof garden, terrace garden & wall garden. Formasi tanaman sesuai dg Permen PU No. 5/PRT/M/2008 ttg Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal tentang Kriteria Vegetasi utk Pekarangan. 3 2 Penambahan nilai 1 poin utk setiap penambahan 10% luas tapak utk penggunaan area lansekap. 1-2 Penggunaan tanaman lokal yang berasal dari nursery lokal dg jarak ≤ 1000 km & tanaman produktif.

6 RATING TOLOK UKUR ASD 5 Heat Island Effect 1A 1 2 atau 1B
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ASD 5 Heat Island Effect 1A Menggunakan bahan yg nilai albedo (Reflection coefficient) rata2 ≤ 0,3 sesuai dg perhitungan pada area atap gedung yg tertutup perkerasan. 1 2 atau 1B Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas atap yg tidak digunakan utk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas tajuk. Menggunakan bahan yg nilai albedo rata2 ≤ 0,3 sesuai dg perhitungan pada area non atap yg tertutup perkerasan.

7 ASD 6 Storm water Manage ment 1 2 atau ASD 7 Site Manage ment
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ASD 6 Storm water Manage ment 1A Pengurangan beban volume limpasan air hujan dari luas lahan ke jaringan drainase kota sebesar 50% total volume hujan harian yg dihitung berdasarkan perhitungan debit air hujan pada bulan basah. 1 2 atau 1B Pengurangan beban volume limpasan air hujan dari luas lahan ke jaringan drainase kota sebesar 75% total volume hujan harian yg dihitung berdasarkan perhitungan debit air hujan pada bulan basah. ASD 7 Site Manage ment Memiliki & menerapkan SOP pengendalian hama penyakit & gulma tanaman dg menggunakan bahan2 tidak beracun. Penyediaan habitat satwa liar minimal 5% dari keseluruhan area tapak bangunan, berdasarkan area aktifitas hewan (home range).

8 RATING TOLOK UKUR ASD 8 Building Neighbo ur hood 1 2 3 4
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ASD 8 Building Neighbo ur hood 1 Melakukan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar kampus dg tindakan antara lain: perbaikan sanitasi, penyediaan tempat ibadah, WC umum, kaki lima & pelatihan pengembangan masyarakat. 2 Membuka akses pejalan kaki ke minimal 2 orientasi menuju bangunan tetangga tanpa harus melalui area publik. 3 Mendedikasikan utk kepentingan umum baik diwajibkan atau atas kesadaran sendiri sebagian dari lahan terbukanya utk a.l.: utilitas umum (gardu listrik, ventilasi & ME stasiun bawah tanah, dsb), pendukung jalur sirkulasi umum (bus bay, lay by, dropoff) atau utk RTH privat. 4 Revitalisasi bangunan cagar budaya.

9 ENERGY EFFICIENCY AND CONSERVATION 36
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ENERGY EFFICIENCY AND CONSERVATION P 1 Policy and Energy Manage ment Plan 1A Adanya surat pernyataan yg memuat komitmen manajemen puncak (Rektor) yg mencakup: adanya audit energi, target penghematan & action plan berjangka waktu tertentu oleh tim efisiensi energi. P 1B Adanya kampanye penghematan energi dg minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, .

10 ENERGY EFFICIENCY AND CONSERVATION 36
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks ENERGY EFFICIENCY AND CONSERVATION P 2 Mini mum Building Energy Perfor mance 1A Memperlihatkan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik selama 6 bulan terakhir sampai lebih kecil dari IKE listrik standar acuan yg ditentukan oleh GBC INDONESIA (Perkantoran 250 kWh/m2 tahun, Mall 450 kWh/m2 tahun & Hotel atau Apartemen 350 kWh/m2 tahun). P atau 1B Memperlihatkan adanya penghematan energi 5 % atau lebih pada 6 bulan terakhir.

11 KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks EEC 1 Optimized Efficiency Building Energy Performance Apabila IKE listrik gedung > IKE listrik standar acuan dan ≤ 120% IKE listrik gedung dalam 6 bulan terakhir, maka setiap 5% penurunan akan mendapat 1 poin tambahan sampai maksimal 8 poin.* 4‐8 16 Apabila IKE listrik gedung di bawah nilai IKE listrik standar acuan dalam 6 bulan terakhir, maka setiap 3% penurunan akan mendapat 1 poin tambahan sampai maksimal 16 poin.* 9‐16 atau Apabila IKE listrik gedung ≥ 120% IKE listrik standar acuan, maka setiap penurunan 10% dalam kurun waktu 6 bulan terakhir mendapatkan 1 poin dg maksimal 3 poin.* 1‐3 * Tabel lihat Lampiran 1.

12 Or Re-trocommis sioning
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks EEC 2 Testing, Recommis sioning Or Re-trocommis sioning 1A Pernah melakukan komisioning ulang atau retrokomisioning dg sasaran peningkatan kinerja (KW/TR) pada peralatan utama MVAC (Mechanical Ventilation and Air Conditioning) (misalnya: chiller) dalam kurun waktu 1 tahun sebelumnya. 1 2 atau 1B Adanya komisioning berkelanjutan secara berkala dalam waktu maksimal 3 tahun. Bila poin di atas terpenuhi maka ada tambahan poin utk testing, komisioning ulang atau retrokomisioning dg sasaran peningkatan kinerja (KW/TR) pada Sistem MVAC (AHU, pompa, cooling tower) secara keseluruhan.

13 Setiap usaha Penghematan
EEC 3 System Energy Perform ance EEC 3‐1 Lighting 2 12 1 Melakukan penghematan dg lampu yg memiliki daya pencahayaan lebih hemat 20% dari daya pencahayaan yg tercantum dalam SNI ‐2000 ttg Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan*. 2A Menggunakan minimum 50% ballast frekuensi tinggi (elektronik) pada ruang kerja umum. atau Menggunakan minimum 80% ballast frekuensi tinggi (elektronik) pada ruang kerja umum. *SNI lihat Lampiran 2. EEC 3‐2 Mechanical Ventilation Air Conditioning (MVAC) Melakukan efisiensi peralatan yg memakai sistem AC yg dioperasikan dg listrik, maka efisiensi minimumnya menurut GBC INDONESIA beserta usaha penghematannya adalah sebagai berikut: * Untuk setiap usaha penghematan dg perbaikan effisisensi sebesar masing2 angka "usaha penghematan" yg ditentukan, akan mendapatkan 2 poin dg maksimal sebesar 10 poin. Catatan: Pembuktian dilakukan dg melakukan Site Performance Test yg aktual. Sistem AC Jenis Peralatan Efisiensi Minimum (kW/TR) Setiap usaha Penghematan mendapat 2 poin* Water Cooled Recip/screw chiller 0.881 0.03 Centrifugal chiller 0.656 Aircooled 1.270 0.05 Unitary Split 1.436 0.02 VRV 1.034

14 RATING TOLOK UKUR EEC 4 Energy Monitor- ing & Control 1A
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks EEC 4 Energy Monitor- ing & Control 1A Penyediaan kWh meter yang meliputi: Sistem tata udara, Sistem tata cahaya dan kotak kontak, Sistem beban lainnya, Ruang yang tidak dikecualikan atau dikondisikan 1 3 1B Adanya pencatatan rutin bulanan hasil pantau & koleksi data pada kWh meter. Pencatatan dilakukan selama minimum 6 bulan terakhir. 1C Mengapresiasi penggunaan energi dlm bentuk Display Energy yg ditempatkan di area publik dg menampilkan informasi dlm bentuk grafik bar mengenai perbandingan penggunaan energi total dalam kurun waktu 12 bulan pada tahun sebelumnya dg penggunaan energi total pada tahun berlangsung secara year to date. atau 2 Menerapkan dukungan teknologi utk memonitoring & mengontrol peralatan gedung melalui teknologi EMS (Energy Management System).

15 RATING TOLOK UKUR EEC 5 Operation and Maintenance 1
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks EEC 5 Operation and Maintenance 1 Panduan pengoperasian & pemeliharaan seluruh sistem AC (chiller, Air Handling Unit, cooling tower). 3 2 Jika butir 1 sudah terpenuhi, maka ditambah dg adanya Panduan pengoperasian & pemeliharaan secara berkala seluruh sistem peralatan lainnya {sistem transportasi dlm gedung, sistem distribusi air bersih & kotor (pompa) & pembangkit listrik cadangan}. Adanya laporan bulanan selama minimum 6 bulan terakhir utk pengoperasian & pemeliharaan sistem gedung secara tertib sesuai dg format yg tercantum dlm panduan pengoperasian & pemeliharaan.

16 EEC 6 On Site Renewable Energy 1 Jika 0.25 % dari maximum power demand dihasilkan oleh energi terbarukan atau 2 kWp energi terbarukan yang terpasang* 5B atau 2 Jika 0.5 % dari maximum power demand dihasilkan oleh energi terbarukan atau 5 kWp energi terbarukan yang terpasang* 3 Jika 1.0 % dari maximum power demand dihasilkan oleh energi terbarukan atau 10 kWp energi terbarukan yang terpasang* 4 Jika 1.5 % dari maximum power demand dihasilkan oleh energi terbarukan atau 20 kWp energi terbarukan yang terpasang* 5 Jika 2.0 % dari maximum power demand dihasilkan oleh energi terbarukan atau 40 kWp energi terbarukan yg terpasang* *untuk memenuhi masing2 tolok ukur diatas, pihak representatif gedung diminta utk memilih angka yg lebih tinggi antara persentasi ataupun besarnya kWp energi terbarukan yg terpasang EEC 7 Less Energy Emission CO2 Emission Reduction Measures 3B 1A 0.25 % penurunan CO2 dari original emission, 1B 0.5 % penurunan CO2 dari original emission, 1C 1.0 % penurunan CO2 dari original emission,

17 WATER CONSERVATION 20 P 1 Water Manage- ment Policy
Adanya surat pernyataan yg memuat komitmen dari manajemen puncak yg mencakup: adanya audit air, target penghematan & action plan berjangka waktu ttt oleh tim konservasi air. P Adanya kampanye dalam rangka mendorong konservasi air, minimal dg pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, berupa: stiker, poster, dll. WAC 1 Water Sub‐ Metering Adanya sub‐meter konsumsi air pada sistem area publik, area komersil dan utilitas bangunan. 1 WAC 2 Monitoring Control Adanya SOP & pelaksanaannya mengenai pemeliharaan & pemeriksaan sistem plambing secara berkala utk mencegah terjadinya kebocoran & pemborosan air dg menunjukan neraca air dalam 6 bulan terakhir utk sertifikasi perdana*. 2 (*) Untuk sertifikasi berikutnya, diperlukan laporan setiap 6 bulan dalam 3 tahun terakhir berdasarkan laporan tahunan. WAC 3 Fresh Water Efficiency Untuk gedung dg konsumsi air 20% diatas SNI*, setiap penurunan 10 % mendapat 1 poin sampai mencapai standar acuan (SNI 03‐7065‐2005 ttg Tata Cara Pelaksanaan Sistem Plambing) dg maksimum 2 poin. 1-2 8 Jika memenuhi poin 1, selanjutnya setiap usaha penurunan konsumsi air sebesar 3% dari standar acuan (SNI) mendapat 1 poin. Nilai Maksimum 6 poin. 3-8 *SNI lihat Lampiran 3.

18 RATING TOLOK UKUR KODE WAC 4 Water Quality
NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks WAC 4 Water Quality Menunjukkan bukti laboratorium 6 bulan terakhir dari air sumber primer yg sesuai dg kriteria air bersih minimal satu kali dalam 6 bulan utk sertifikasi perdana*. 1 (*) Untuk sertifikasi berikutnya, diperlukan laporan setiap 6 bulan dalam 3 tahun terakhir berdasarkan laporan tahunan. *Peraturan lihat Lampiran 4. WAC 5 Recycled Water 1A Menggunakan air daur ulang dg kapasitas yg cukup utk kebutuhan make up water cooling tower. Tolok Ukur ini hanya berlaku bagi gedung yg menggunakan cooling tower pada sistem pendinginnya. 5 atau 1B 100 % kebutuhan irigasi tidak bersumber dari sumber air primer gedung (PDAM dan air tanah). 2 Menggunakan air daur ulang dg jumlah cukup utk kebutuhan flushing WC, sesuai dg standar WHO utk medium contact (< 100 Fecal Coliform /100 ml). 3 Mempunyai sistem air daur ulang yg keluarannya setara dg standar air bersih sesuai Permenkes No.416 tahun 1990 ttg Syarat2 & Pengawasan Kualitas Air utk memenuhi kebutuhan air bersih. WAC 6 Potable Water Menggunakan sistem filtrasi yg menghasilkan air minum yg sesuai dg Permenkes No. 492 tahun 2010 ttg Persyaratan Kualitas Air Minum* minimal di setiap dapur atau pantry. *Peraturan lihat Lampiran 5.

19 MATERIAL RESOURCES AND CYCLE 12
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks WAC 7 Deep Well Reduction 1A Konsumsi air yg menggunakan deep well maksimum 20% dari konsumsi air secara keseluruhan. 1 2 atau 1B Konsumsi air yg menggunakan deep well maksimum 10% dari konsumsi air secara keseluruhan. WAC 8 Water Tap Efficiency 50% dari total unit keran air pada area publik menggunakan fitur auto stop. 2B 80% dari total unit keran air pada area publik menggunakan fitur auto stop. MATERIAL RESOURCES AND CYCLE P 1 Fundamental Refrigerant Menggunakan Refrigeran non‐CFC & Bahan Pembersih yg memiliki nilai Ozone Depleting Potential (ODP) kecil <1 P Apabila masih menggunakan CFC sebagai refrigerant, diperlukan adanya Audit & rencana phase out dalam penggunaan CFC sebagai refrigeran dalam kurun waktu 3 tahun mendatang serta mengurangi konsumsi CFC dari kebocoran & kerusakan mesin pendingin yg dinyatakan dalam Refrigerant Management System Plan atau RMS Plan.

20 RATING TOLOK UKUR KODE P 2 Material Purchasing Policy
NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks P 2 Material Purchasing Policy Adanya surat pernyataan yg memuat kebijakan manajemen puncak yg memprioritaskan pembelanjaan semua material yg ramah lingkungan dalam daftar di bawah ini: Produksi regional, Bersertifikat SNI/ISO/ecolabel, Material yang dapat didaur ulang (recycle), Material Bekas (reuse), Material Terbarukan (renewable), Material modular atau Pre fabrikasi, Kayu bersertifikasi, Lampu yg tidak mengandung merkuri, Insulasi yg tidak mengandung styrene, Plafond atau Partisi yg tidak mengandung asbestos, Produk kayu komposit & agrifiber beremisi formaldehyde rendah, Produk cat dan karpet yang beremisi VOC rendah. P

21 KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks P 3 Waste Manage- ment Policy Adanya surat pernyataan yg memuat komitmen manajemen puncak yg mengatur pengelolaan sampah berdasarkan pemisahan antara: a. Sampah Organik, b. Sampah Anorganik, dan c. Sampah yang Mengandung B3 P Adanya kampanye dalam rangka mendorong perilaku pemilahan sampah terpisah dg minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, . MRC 1 Non ODS Usage Menggunakan seluruh sistem pendingin ruangan dg bahan refrigerant yg memiliki ODP= 0 (non CFC dan non HCFC). 2

22 MRC 2 Material Purchas ing Practice
Daftar Material yang Ramah Lingkungan yaitu: 80% dari total belanja material berasal dari produk regional 30% dari total total belanja material bersertifikat SNI / ISO /ecolabel 5% total belanja material merupakan material yg dapat didaur ulang (recycle) 10% total belanja material berasal dari material bekas (reuse) 2% total belanja material material terbarukan (renewable) 30% total belanja material material modular atau pre fabrikasi 100% total belanja material merupakan kayu telah bersertifikasi 2.5% dari total belanja lampu merupakan lampu yg tidak mengandung merkuri Insulasi yg tidak mengandung styrene Plafond atau partisi yg tidak mengandung asbestos Produk kayu komposit dan agrifiber beremisi formaldehyde rendah Produk cat dan karpet yang beremisi VOC rendah 3 1A Adanya dokumen yg menjelaskan pembelanjaan material sesuai dg kebijakan dalam prasyarat 2, paling sedikit 3 dari material yg ditetapkan pada “Daftar Material Ramah Lingkungan” dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana*. 1 atau 1B Adanya dokumen yg menjelaskan belanja material sesuai dg kebijakan dalam prasayarat 2, paling sedikit 5 dari material yg ditetapkan pada “Daftar Material Ramah Lingkungan dalam 6 bulan terakhir utk sertifikasi perdana*. 2 1C Adanya dokumen yg menjelaskan pembelanjaan material sesuai dg kebijakan dalam prasayarat 2, paling sedikit 7 dari material yg ditetapkan pada “Daftar Material Ramah Lingkungan” dalam 6 bulan terakhir utk sertifikasi perdana*. (*) Untuk sertifikasi berikutnya, diperlukan laporan setiap 6 bulan dalam 3 tahun terakhir berdasarkan laporan tahunan.

23 RATING TOLOK UKUR KODE MRC 3 Waste Management Practice 1
NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks MRC 3 Waste Management Practice 1 Adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan & Laporan utk mengumpulkan & memilah sampah berdasarkan jenis organik & anorganik dalam 6 bulan terakhir utk sertifikasi perdana*. 4 (*) Untuk sertifikasi berikutnya, diperlukan laporan setiap 6 bulan dalam 3 tahun terakhir berdasarkan laporan tahunan. 2 Jika telah melakukan pemilahan organik & anorganik, melakukan pengolahan sampah organik secara mandiri atau bekerja sama dg badan resmi pengolahan limbah organik. 3 Jika telah melakukan pemilahan organik & anorganik, dilakukan pengolahan sampah anorganik secara mandiri atau bekerja sama dg badan resmi pengolahan limbah anorganik yg memiliki prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Adanya upaya pengurangan sampah kemasan yg terbuat dari styrofoam & non‐food grade plastic. 5 Adanya upaya penanganan sampah dari kegiatan renovasi ke pihak ketiga minimal 10% dari total anggaran renovasi dalam 6 bulan terakhir utk sertifikasi perdana*.

24 RATING TOLOK UKUR KODE MRC 4 Hazardous Waste Management
NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks MRC 4 Hazardous Waste Management Adanya Standar Prosedur Operasi, Pelatihan dan Laporan manajemen pengelolaan limbah B3 antara lain: lampu, batere, tinta printer & kemasan bekas bahan pembersih dalam 6 bulan terakhir untuk sertifikasi perdana*. 2 (*) Untuk sertifikasi berikutnya, diperlukan laporan setiap 6 bulan dan 3 tahun terakhir berdasarkan laporan tahunan utk sertifikasi perdana.

25 INDOOR HEALTH AND COMFORT 20
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks INDOOR HEALTH AND COMFORT P 1 No Smoking Campaign Adanya surat pernyataan yg memuat komitmen dari manajemen puncak utk mendorong pengurangan aktifitas merokok dalam gedung. P Adanya kampanye dilarang merokok yg mencakup dampak negatif dari merokok thd diri sendiri & lingkungan dg minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, . IHC 1 Outdoor Air Introduction Kualitas udara ruangan yg menunjukan adanya introduksi udara luar minimal sesuai dg SNI 03‐6572‐2001 tentang Tata Cara Ventilasi & Sistem Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung*. 2 *SNI lihat Lampiran 6A dan 6B. IHC 2 Environ- mental Tobacco Smoke Control Dilarang merokok di seluruh area gedung & tidak menyediakan bangunan/area khusus di dalam gedung untuk merokok. Apabila menyediakan area khusus merokok di luar gedung harus berjarak minimal 5 m dari pintu masuk, tempat masuknya udara segar & bukaan jendela dg tindak lanjut prosedur pemantauan, dokumentasi dan sistem tanggap thd larangan merokok.

26 INDOOR HEALTH AND COMFORT 20
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks INDOOR HEALTH AND COMFORT IHC 3 CO2 and CO Monitoring 1A Untuk ruangan2 dg kepadatan tinggi (seperti ballroom/ruang serba guna, ruang rapat umum, ruang kerja umum, pasar swalayan/ supermarket) dilengkapi dg instalasi sensor gas CO2 yg memiliki mekanisme utk mengatur jumlah ventilasi udara luar shg konsentrasi CO2 di dalam ruangan ≤1.000 ppm. Sensor diletakkan 1,5 m di atas lantai dekat return air grille. 2 atau 1B Untuk ruang parkir tertutup di dalam gedung dilengkapi dg instalasi sensor gas karbonmonoksida (CO) yg memiliki mekanisme utk mengatur jumlah ventilasi udara luar shg konsentrasi CO di dalam ruangan ≤23 ppm. Sensor diletakkan 50 cm di atas lantai dekat exhaust grille.

27 IHC 4 Physical and Chemical Pollutants 3 4 5
Pengukuran kualitas udara dalam ruang dilakukan secara random dengan titik sampel pada lobi utama, ruang kerja atau ruangan yg disewa tenant. Pengukuran dilakukan minimal 1 titik sampel per 1000 m2 atau jumlah maksimal penilaian sampel adalah 25 titik untuk satu gedung. 6 Sumber pencemar udara dari luar ruangan : 1 Apabila hasil pengukuran kualitas udara dalam ruang memenuhi standar gas pencemar pada Tabel 1. Gas Pencemar untuk Tempat Kerja Perkantoran. Tabel 1. Gas Pencemar untuk Tempat Kerja Perkantoran Sumber: Kep.MenKes RI nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran & Industri. (Lamp. I, Bab 3, A.3. Gas Pencemar); Peraturan Gubernur Prov DK Jakarta No.54 th 2008 tt Baku Mutu Kualitas Udara dalam Ruang (KUDR) 2 Kadar debu total ruang sesuai Kepmenkes No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 (Lampiran I, Bab 3, A.2. Debu total)*. 3 Sumber pencemaran udara dari dalam ruangan: Kadar Volatile Organic Compound (VOC) sesuai dg SNI 19‐0232‐2005 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Zat Kimia di Udara Tempat Kerja.* 4 Apabila memenuhi butir 1, 2 dan 3; dan kadar formaldehida sesuai dg SNI 19‐0232‐2005.* 5 Apabila memenuhi butir 1, 2 dan 3; dan kadar asbes sesuai Kepmenkes No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 .* * SNI dan peraturan lihat Lampiran 7. No Parameter Konsentrasi Maksimal mg/m3 ppm 1 Asam sulfida (H2S) 2 Amonia (NH3) 17 3 Karbonmonoksida (CO) 8 4 Nitrogen dioksida (NO2) 5.6 5 Sulfur dioksida (SO2) 5.2

28 RATING TOLOK UKUR NILAI Nilai Maks IHC 5 Biological Pollutant 1
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks IHC 5 Biological Pollutant 1 Pembersihan filter, coil pendingin & alat bantu VAC (Ventilation and Air Conditioning) sesuai dg jadwal perawatan berkala utk mencegah terbentuknya lumut & jamur sbg tempat berkembangnya mikroba. Jadwal perawatan sesuai dg standar panduan pabrik. 3 2 Melakukan pengukuran jumlah bakteri dg jumlah 3 maksimal kuman 700 koloni /m3 udara & bebas kuman patogen pada ruangan yg ditentukan GBC INDONESIA (berdasarkan Keputusan MenKes RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran & Industri). IHC 6 Visual Comfort Hasil pengukuran menunjukkan tingkat pencahayaan (iluminasi) di setiap ruang kerja sesuai dg SNI 03‐ 6197‐2000 ttg Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan*. *SNI lihat Lampiran 8. IHC 7 Acoustic Level Hasil pengukuran menunjukkan tingkat bunyi di ruang kerja sesuai dg SNI 03‐6386‐2000 ttg Spesifikasi Tingkat Bunyi & Waktu Dengung dlm Bangunan Gedung & Perumahan (Kriteria Desain yg direkomendasikan)*. Pengukuran dilakukan secara acak sebanyak lima titik sampel dari minimal setiap satu ruang per dua lantai. Tingkat bunyi tergantung dari jenis hunian. Pengukuran dilakukan pada saat tidak dihuni & dlm kondisi peralatan bangunan (seperti sistem ventilasi, lift, plambing dan sistem tata cahaya) sedang beroperasi. *SNI lihat Lampiran 9.

29 RATING TOLOK UKUR KODE IHC 8 Building User Survey 1
NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks IHC 8 Building User Survey 1 Mengadakan survei kenyamanan pengguna gedung antara lain meliputi suhu udara, tingkat pencahayaan ruang, kenyamanan suara, kebersihan gedung dan keberadaan hama pengganggu (pest control). Responden minimal sebanyak 30% dari total pengguna gedung tetap. 3 2A Memenuhi poin 1, dan jika hasil survei menyatakan 60% total responden merasa nyaman. atau 2B Memenuhi poin 1, dan jika hasil survei menyatakan 80% total responden merasa nyaman. 2 Apabila memenuhi poin 1, dan jika hasil survei pertama menyatakan kurang dari 60% total responden merasa nyaman, tetapi melakukan tindak lanjut berupa perbaikan & kemudian melakukan survey kedua shg hasil survei menyatakan minimal 80% total responden merasa nyaman.

30 BUILDING ENVIRONMNET MANAGEMENT 13
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks BUILDING ENVIRONMNET MANAGEMENT P 1 Operation & Maintenan ce Policy Adanya Rencana operation & maintenance yg mendukung sasaran pencapaian rating2 GREENSHIP EB, dititikberatkan pada: sistem mekanikal & elektrikal, sistem plumbing & kualitas air, pemeliharaan eksterior & interior, purchasing & pengelolaan sampah. Mencakup: Struktur organisasi, SOP & pelatihan, program kerja, anggaran, laporan berkala minimum tiap 3 bulan. P BEM 1 Innovations 1 Aplikasi inovasi dg meningkatkan kualitas bangunan secara kuantitatif, contoh: ASD 4, EEC 1, WAC 3, dan IHC 4 shg terjadi peningkatan efisiensi melebihi batas maksimum yg ditentukan pada rating yang bersangkutan. 1-2 5 2 Aplikasi inovasi dg melakukan pendekatan manajemen seperti mendorong perubahan perilaku, contoh ASD 2 dan ASD 8 & MRC 2, 3 dan 4, shg terjadi peningkatan efisiensi pada rating lain. 1-3

31 RATING TOLOK UKUR BEM 2 Design Intent & Owner's Project Requirem ent 1
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks BEM 2 Design Intent & Owner's Project Requirem ent 1 Tersedianya dokumen Design Intent & Owner's Project Requirement berikut perubahan2nya yg terjadi selama masa revitalisasi & operasional. 2 Tersedianya dokumen As Built Drawing (minimal single line drawing), spesifikasi teknis & manual utk operasional & pemeliharaan peralatan (genset, transportasi dlm gedung, AC dan cooling tower) berikut perubahan2nya yg terjadi selama masa revitalisasi & operasional. BEM 3 Green Operatio nal & Maintenance Team Adanya satu struktur yg terintegrasi di dalam struktur operasional & pemeliharaan gedung yg bertugas menjaga penerapan prinsip sustainability/green building. Minimal terlibat seorang Greenship Profesional dlm operational & maintenance bekerja penuh waktu (full time).

32 RATING TOLOK UKUR BEM 4 Green Occupan cy/ Lease 1A
KODE RATING TOLOK UKUR NILAI EVALUASI NILAI Nilai Maks BEM 4 Green Occupan cy/ Lease 1A Untuk bangunan komersial: memiliki Lease Agreement yg memuat klausul2 bahwa Penyewa/Tenant akan memenuhi kriteria2 dalam GREENSHIP for Existing Building minimum 1 rating dlm tiap kategori ASD, EEC, WAC, IHC dan MRC. 2 atau 1B Untuk bangunan yg dipakai sendiri, memiliki SOP & Training yg mencakup upaya2 utk memenuhi kriteria2 dlm GREENSHIP for Existing Building minimum 1 rating dlm tiap kategori ASD, EEC, WAC, IHC &MRC. BEM 5 Operation and Mainten ance Training 1 Adanya jadwal berkala minimum tiap 6 bulan & program pelatihan dlm pengoperasian & pemeliharaan tapak, energi, air, material & HSES (Health Safety Environmental and Security). Adanya bukti pelaksanaan pelatihan ttg pengoperasian & pemeliharaan tapak, energi, air, material & program HSES berikut dg evaluasi dari pelatihan tersebut. TOTAL 117


Download ppt "Belum ada standardisasi khusus untuk seluruh dunia"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google