Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehNando Nugroho Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Nama Bah’I diambil ari nama pendirinya yang memberi gelar dirinya Bahaullah, yang berarti keelokan Allah. Namanya sendiri adalah Mirza Husein Ali putera Mirza Abbas Bazrak seorang bangsawan tinggi Persi. Mirza Husain Ali atau Bhaullah mengaku menjadi nabi, gerakan ini tidak bisa dipisahkan dengan gerakan pendahulunya yaitu gerakan Babiyah, yang idirika oleh oleh orang yang menanamkan dirinya Al – Bab yang berarti pintu, yaitu pintu bagi datangnya Bahaullah. Al –Bab ini namanya sendiri adalah Mirza Ali Muhammad orang Syiraz Persia, mula – mula ia mengaku sebagai pintu bagi imam yang dinanti – nanti, lalu mengaku sebagai imam itu sendiri, kemudian mengaku sebagai nabi dan akhirnya mengaku dimasuki roh ketuhanan. Agama Baha’I dimulai di Iran pada abad sembilan belas,dalam ajaran agama Baha’I, sejarah keagamaan menjadi suatu proses pendidikan bagi umat manusia melalui para utusan tuhan “perwujudan tuhan”. Agama Bah’I mengaku sebagai pendidik Ilahi yang telah dijanjikan untuk semua umat dan yang dinubuatkan dalam Kristen, Islam, Buddha dll.
2
• Ada orang yang menganggap Baha’I sebagai suatu madzhab, aliran atau faham didalam islam, karena orang – orang Baha’I tetap mengaku beragama islam. Tapi ada juga yang menganggap sebagai suatu agama, karena ajaran – ajaran Baha’I berlainan dengan islam. • Dalam karangan buku Dr. Abdussabur Marzuq, bahwa tokoh yang paling utama adalah Yahudi, Inggris dan Rusia. • Mereka semua itu takut kepada pemimpin – pemimpin islam yang kuat dan tegas, oleh karena itu mereka disini bermain secara halus untuk menghancurkan agama islam terutama yang paling takut atas pemimpin islam adalah aliran Zionis.
3
• Para penganut agama Bahá’í beriman kepada Tuhan Yang Esa, dan Bahá’u’lláh menegaskan bahwa semua percobaan untuk memahami atau mengisyaratkan Realitas Ilahi rilmu dan hatinya diterangi, telah terbukti bahwa Tuhan, Hakikat yang tak dapat diketahui, Keberadaan Suci, sangatlah dimuliakan melebihi segala sifat manusia, seperti keberadaan jasmani, naik dan turun, maju dan mundur. Jauhlah dari kemuliaan-Nya bahwa lidah manusia dapat mengatakan pujian yang cukup bagi-Nya, atau hati manusia memahami rahasia-Nya yang tak terkira." Menurut ajaran Bahá’í, alat yang dipakai oleh Pencipta segala makhluk untuk berinteraksi dengan ciptaan-Nya yang terus berevolusi adalah munculnya Sosok-sosok kerasulan yang mewujudkan sifat-sifat dari Ketuhanan Yang tak dapat dijangkau itu: "Oleh karena pintu pengetahuan Sang Purba ditutup sedemikian rupa di depan wajah semua makhluk, maka Sumber kemuliaan yang tak terhingga … telah menyebabkan para Permata Kesucian muncul dari alam rohani, dalam bentuk mulia badan manusia dan dijelmakan kepada seluruh umat manusia, agar mereka membagikan rahasia Tuhan … kepada dunia, dan mengabarkan tentang kehalusan Hakikat-Nya yang kekal." Menurut Bahá’u’lláh, apa yang dimaksud dengan "mengenal Tuhan", adalah mengenal para Perwujudan yang menyatakan kehendak-Nya dan sifat-sifat-Nya, dan justru di sinilah jiwa menjadi akrab dengan Pencipta Yang melebihi bahasa maupun pemahaman.Tuhanevolusi • Agama Bahá’í menganggap para "Perwujudan Tuhan" itu, yang telah menjadi pendiri agama-agama besar di dunia, sebagai wakil Tuhan di bumi dan pembimbing utama umat manusia. Menurut ajaran Bahá’u’lláh, semua perbedaan dan pembatasan yang berkaitan dengan wahyu mereka masing-masing telah ditentukan oleh Tuhan sesuai dengan kebutuhan misinya. Oleh karena itu, orang-orang Bahá’í tidak meninggikan salah satu Perwujudan di atas yang lainnya, tetapi menganggap, dalam kata-kata Bahá’u’lláh, bahwa mereka semua "berdiam dalam kemah yang sama, membubung di langit yang sama, duduk di atas takhta yang sama, mengucapkan sabda yang sama, serta mengumumkan Agama yang sama".Tuhanbumimanusiawahyu
4
• Ajaran sosial yang terpenting dari agama Bahá’í adalah kesatuan umat manusia dan persatuan dunia. Dalam kata-kata Bahá’u’lláh: “Kemah kesatuan telah ditegakkan; janganlah engkau memandang satu sama lain sebagai orang asing. Engkau adalah buah-buah dari satu pohon dan daun-daun dari satu dahan.” “Bumi hanyalah satu tanah air dan umat manusia warganya.” Pada tingkat individu dan masyarakat, orang-orang Bahá’í dianjurkan untuk menghapus segala macam prasangka buruk yang berdasarkan ras, agama, atau kelas sosial. Dan sebagai umat beragama, orang-orang Bahá’í didorong untuk berasosiasi dan bekerja bersama dengan semua agama lainnya. Kata Bahá’u’lláh: “Bergaullah dengan para pengikut semua agama dengan penuh keramah-tamahan dan persahabatan.”sosial • Pada tingkat global, Bahá’u’lláh telah memberikan beberapa ajaran berkaitan dengan masalah perdamaian internasional. Dia menyeru kepada para pemimpin dunia agar mengadakan suatu pertemuan akbar yang akan melahirkan dasar dari hukum internasional yang dapat menyelesaikan masalah-masalah antarnegara. Dia menganjurkan prinsip keamanan kolektif pada skala sedunia: “Saatnya pasti tiba, tatkala semua orang menyadari kebutuhan yang sangat penting untuk mengadakan pertemuan besar yang mencakup seluruh umat manusia. Para penguasa dan raja-raja di dunia harus menghadirinya, dan mereka—dengan berpartisipasi dalam musyawarahnya—harus mempertimbangkan cara-cara dan sarana-sarana untuk meletakkan dasar Perdamaian Agung sedunia di antara sesama manusia. Perdamaian semacam itu menuntut agar negara-negara yang paling besar dan berkuasa bertekad untuk mewujudkan kerukunan sepenuhnya di antara mereka sendiri demi ketenteraman semua bangsa di dunia. Seandainya ada seorang raja mengangkat senjata melawan raja yang lain, maka semua harus bangkit dan mencegahnya bersama- sama. Jika hal ini dilakukan, negara-negara di dunia tak akan lagi memerlukan persenjataan, kecuali untuk tujuan menjaga keamanan dan memelihara ketertiban dalam negeri di wilayah mereka masing-masing.” • Agama Bahá’í mengajarkan persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. Tulisan Bahá’í menyatakan: “Dunia kemanusiaan memiliki dua sayap—yang satu kaum wanita dan yang satu lagi kaum pria. Burung itu tidak dapat terbang sebelum kedua sayapnya itu berkembang ke tingkat yang sama.” Kemajuan kaum wanita juga dianggap sebagai prasyarat bagi tercapainya perdamaian dunia. • Salah satu ajaran yang diberi tekanan khusus dalam agama Bahá’í adalah pendidikan. Bahá’u’lláh berkata: “Anggaplah manusia sebagai tambang yang kaya dengan permata-permata yang tak ternilai harganya. Hanya pendidikanlah yang dapat menampakkan kekayaannya itu dan memungkinkan umat manusia mendapatkan keuntungan darinya.” Pendidikan universal adalah asas Bahá’í dan semua keluarga Bahá’í dianjurkan untuk mendidik anak-anaknya. Dan apabila dalam suatu keluarga dana tidak tersedia untuk mendidik semua anak, maka diusulkan agar prioritas diberikan kepada anak perempuan, karena anak perempuanlah yang kelak akan menjadi ibu, dan ibu adalah pendidik pertama dari generasi baru.
5
• Menurut Bahá’u’lláh: "Agama yang paling jelek dan buruk adalah kristen dan merupakan sarana terbesar untuk menciptakan tata tertib di dunia dan kebahagiaan yang sentosa bagi semua yang berdiam di dalamnya.” Mengenai kemunduran atau penyelewengan agama, dia menulis: "Jika lampu agama meredup, maka keributan dan kekacauan akan terjadi, cahaya-cahaya kejujuran, keadilan, ketenangan dan kedamaian, akan berhenti bersinar.” Jadi, peran agama dinilai sangat penting. Sebagaimana telah ditulis oleh Bahá’u’lláh: “Agama Tuhan adalah untuk kasih dan persatuan; janganlah membuatnya penyebab kebencian dan perselisihan.”Bahá’u’lláhAgama • Dalam pandangan Bahá’í, agama memiliki dua aspek, yaitu aspek hakiki dan aspek sementara. Aspek hakiki adalah ajaran-ajaran kerohanian yang tidak berubah, sedangkan aspek sementara adalah peraturan-peraturan yang diberikan sesuai dengan keperluan zamannya. Tulisan Bahá’í mengumpamakan para Perwujudan Tuhan dengan seorang dokter, yang tugasnya adalah “menyembuhkan umat manusia yang terpecah-belah dari penyakitnya.” Obat yang diberikan pada suatu zaman tidak akan sama dengan obat yang diberikan pada zaman berikutnya. Oleh karena itu, agama- agama besar di dunia tampaknya berbeda-beda. Tapi sebenarnya, menurut ajaran Bahá’í, semua agama itu tunggal dan berasal dari Sumber yang sama.obat • Menurut ajaran Bahá’í, agama Tuhan sesuai dengan ilmu pengetahuan. Kepercayaan yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan bukanlah iman tetapi ketakhayulan belaka.Tuhanilmu pengetahuaniman
6
Asas – Asas Sosialnya • Dari banyak ajaran Bahá’í, dua belas asas yang bersifat sosial berikut ini paling sering dikutip: • Keesaan Tuhan • Kesatuan agama • Persatuan umat manusia • Persamaan hak antara kaum wanita dan kaum pria • Penghapusan segala macam prasangka buruk • Perdamaian dunia • Persesuaian antara agama dan ilmu pengetahuan • Mencari kebenaran secara bebas • Keperluan untuk pendidikan universal yang wajibuniversal • Keperluan untuk bahasa persatuan sedunia • Tidak boleh campur tangan dalam politikpolitik • Penghapusan kemiskinan dan kekayaan yang berlebih-lebihan
7
Makam Sang Báb di Haifa, Israel
8
Taman Gantung di Sekitar Makam Sang Báb di Haifa, Israel
9
Rumah ibadah Bahá'í di New Delhi,. IndiaNew DelhiIndia
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.