Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview"— Transcript presentasi:

1 BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview
Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare GEUMPANG FOREST COMPLEKS Ekonomi Teknikal Budaya/Politik Dampak& Metrik

2 BRAVO: Rangkuman Eksekutif
Apa: Untuk menghilangkan ancaman utama yang dihadapi oleh spesies endemik dan terancam punah Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera, pola perladangan berpindah dan perkebunan yang meluas akan diminimalisir. Usaha untuk meminimalisir pola perkebunan meluas dan berpindah bertujuan untuk mengurangi tumpang tindih lahan dengan home range gajah dan habitat harimau sumatera. Salah satu usaha yang dianggap penting dan dalam rangka memberikan benefit kepada petani lokal setempat adalah dengan model agroforestri untuk komoditas lokal tertentu seperti Kopi dan tumpang sari tanaman produksi jangka pendek lainnya. Sasaran lokasi utama dipilih berdasarkan wilayah perkebunan yang selama ini menjadi sasaran konflik satwa-manusia. Program ini akan dikuatkan dengan mengimplementasikan sebuah program pemetaan dan perencanaan kemukiman dalam upaya memetakan wilayah kelola perkebunan yang dapat disepakati bersama antar petani lokal setempat. Keberhasilan model agroforestri telah banyak dicapai dan diakui dapat juga meningkatkan nilai biodiversitas suatu kawasan. Siapa: FFI Aceh yang berbasis di Banda Aceh, adalah utama yang bergerak dalam kawasan konservasi yang diusulkan ULU MASEN seluas ha. Geumpang Forest Compleks adalah bagian dari kawasan Ulu Masen tsb. FFI Aceh dan Rare dalam usaha menerapkan strategi ini telah menyetujui untuk mengatur dan mengawasi program agroforestri tersebut dengan dukungan finansial dari FFI Aceh. Rare dan USFWS berkomitmen untuk mendukung proyek tersebut. Pihak Kecamatan dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pidie memiliki komitmen yang sama dalam hal program perkebunan dan kehutanan di wilayah Mane ini. Pihak BKSDA berkomitmen dalam upaya penanggulangan masalah konflik satwa dan manusia. Kapan: Dengan syarat ijin telah dikeluarkan, (fokus dari komplementer kampanye Pride), FFI akan mulai melakukan usaha pendampinagan awal untuk persiapan kegiatan pilot model agroforestri sepanjang bulan Juli Pada bulan Agustus-Sept 2009, akan diadakan beberapa pelatihan teknologi agroforestri guna mendukung syarat awal pembentukan kebun model dan upaya penerapan mitigasi konflik dengan kebun model ini. Telah dipilih juga suatu lokasi tertentu. Diperkirakan menjelang Oktober 2009 telah ada lokasi yang layak untuk proses pembenihan atau rehabilitasi lahan. Bagaimana: FFI Aceh memiliki beberapa divisi khusus yang menangani masalah proteksi area dan livelihood. Kedua divisi tersebut memiliki program dan cukup dana untuk pendanaan proyek ini. Sementara, Pride Program di Pidie sendiri memiliki dana khusus untuk kampanye ini, namun akan lebih banyak difokuskan kepada pendanaan kegaiatan penyadartahuan dan edukasi yang berhubungan dengan masalah di target lokasi program. Beberapa sumber pendanaan lainnya dapat diperkirakan (dukungan RARE) untuk mendukung program ini. Pihak Pemerintah Kabupaten dan Dinas Kehutanan setempat pada prinsipnya mendukung segala bentuk program konservasi di lokasi target. Nilai-nilai BRAVO Nilai Kelayakan: 3.3 Nilai Dampak: 3 Nilai-nilai BRAVO Nilai-nilai BRAVO Nilai Kelayakan: 3.3 Nilai Dampak: 3 Nilai Kelayakan: 3.3 Nilai Kelayakan: 3.3 Nilai Dampak: 3 Nilai Dampak: 3 Nilai Dampak: 3

3 Detil BRAVO Serena Ekonomi (1 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Biaya-biaya Biaya-biaya yang diproyeksikan di permulaan proyek Fase membangun dukungan dan keterlibatan Pertemuan pemangku kepentingan lokal Pemetaan dan identifikasi lokasi Membangun kesepakatan desa Fase Pra-Implementasi Pelatihan teknologi pertanian Pelatihan penanganan dan mitigasi konflik di wilayah perkebunan Fase persiapan lokasi demplot Pembersihan Persemaian / Penanaman / Renovasi Pengawasan Proyek Peralatan/Persediaan Perkiraan biaya total $25,000 Kemampuan untuk dapat memperkirakan beban biaya 1 = Biaya-biaya tidak jelas dan tidak dapat diperkirakan; = Biaya-biaya dapat diperkirakan dan dapat dikelola Studi kelayakan pendahuluan akan menentukan titik lokasi dimana tumpang tindih lahan kebun masyarakat dan wilayah jelajah Gajah ditemukan. Dengan demikian, telah dipatakan wilayah mana yang akan dijadikan pilot model/ demplot. Pada akhirnya, penentuan lokasi dan karakter lokasi sangat menentukan biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan dapat diprediksikan. 3 Nilai Rata-rata

4 Detil BRAVO Serena Ekonomi (2 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Pendapatan-pendapatan Deskripsi arus pendapatan Total penggalangan dana : $ 25, Sumber-sumber : FFI Aceh, Rare? Pendapatan yang diperoleh total: $ Sumber-sumber: Persentase total biaya yang ada 1: 0 – 25% 2: 25 – 50% 3: 50 – 75% 4: 75 – 100% Biaya Program pemberdayaan petani dengan peningkatan teknologi pertanian, termasuk biaya pembuatan demplot telah dijanjikan oleh FFI Aceh melalui divisi livelihood. Sama halnya dengan biaya dalam teknologi mitigasi dan metode pelibatan masyarakat di komponen divisi lainnya di FFI Aceh. Sumber dana lain dapat saja ditambahkan dalam kegiatan ini. 3 Kemungkinan keberhasilan penggalangan dana 1 = Kecil kemungkinan untuk menggalang dana yang diperlukan; 4 = Kemungkinan penggalangan dana hampir merupakan kepastian Ada sumber dana yang sudah dikomitmenkan lebih awal. Dengan demikian, ada kekhawatiran jika terdapat lebih banyak penundaan proyek, beberapa komitmen beberapa sumber dana akan menipis. Pengaturan waktu penggalangan dana Pendanaan harus tersedia secara relatif dengan cepat seperti yang ditunjukkan oleh janji-janji para donatur dan sumber pendanaan lainnya. Kesesuaian Waktu Pendanaan 1 = Jadwal pendanaan tidak sejalan dengan jadwal proyek; 4 = Jadwal pendanaan sejalan dengan jadwal proyek Beberapa sumber pendanaan tidak sejalan dengan proyek; semisal untuk program livelihood di Mane, divisi akan memulai lebih awal 1-2 bulan dari perencanaan yang ada (Juli 2009). Namun, beberapa pendanaan lainnya masih dapat dikompromikan dan sejalan dengan jadwal proyek. Pendanaan yang berkesinam –bungan 1 = Sumber pendanaan yang tidak berkesinambungan; 4 = Sumber pendanaan yang sangat berkesinambungan “Kesinambungan” tergantung pada tingkat kesuksesan pilot proyek/ demplot yang ada dalam menghadapi masalah gangguan/ konflik satwa Gajah. Dan juga penting adalah komitmen dari para petani lokal setempat dalam menjalankan proyek ini. Namun begitu, jika tingkat kesuksesan tinggi maka pendanaan sangat mungkin berkesinambungan, walaupun anggaran-anggarannya bisa saja di alihkan ke beberapa tempat/ lokasi baru. Tingkat kesuksesan menetukan juga datangnya arus sumber pendanaan baru bagi proyek ini. Nilai Rata-rata Laba (keru- gian) Perbedaan antara Pendapatan/ Biaya-biaya Tidak Relevan

5 Detil BRAVO Serena Teknikal (1 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Teknologi Kemampuan untuk diperoleh & Ketersediaan 1 = Teknologi dan/atau pendampingan yang diperlukan tidak tersedia; 4 = Teknologi dapat diperoleh dan pendampingan oleh pihak ke-tiga tersedia, jika diperlukan Teknologi agroforestry yang diseimbangkan dengan tujuan untuk mitigasi konflik ini sangat mungkin diperoleh. FFI Aceh sudah memimiliki beberapa pengalaman sejenis dalam hal pengembangan agroforestry di Aceh. 4 Pendampingan teknologi 1 = Pendampingan teknologi diperlukan, tetapi tidak tersedia; 4 = Pendampingan teknologi penting dan tersedia Pada dasarnya pendampingan teknikal akan disediakan oleh FFI Aceh sendiri selain itu kemungkinan untuk melibatkan Dinas Kehutanan dan pertanian setempat sangat tersedia. Pelibatan penyuluh pertanian lokal sangat dapat dilakukan. Tepat untuk keadaan-keadaan 1 = Teknologi yang tersedia tidak tepat untuk keadaan-keadaan yang ada; 4 = Teknologi yang bisa didapatkan sesuai dengan keadaan-keadaan yang ada Implementasi Teknologi tepat guna pertanian sangat bergantung pada penerimaan dan bargaining ptani lokal terhdap jenis komoditas dan tata cara nya. Jika kesepakatan sudah muncul, penerpan teknologi dipastikan akan membawa dampka positif kepada usaha konservasi dan penamabhan benefit kepada masyarakat. 3 Nilai Rata-rata 3.7

6 Detil BRAVO Serena Teknikal (2 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Kapasitas / Kemampuan Organisasional Dukungan Mitra Penyingkiran Hambatan 1 = Tidak ada mitra PH atau tidak bersedia mendukung proyek; 4 = Ada mitra Penyingkiran Hambatan yang bersedia mendukung FFI Aceh memiliki beberapa komponen divisi yang mendukung dijalankannya proyek ini. Di samping dukungan keterlibatan kelompok konservasi masyarakat lokal (ranger team) yang telah dibangun sebelumnya oleh FFI Aceh. Dinas kehutanan setempat sangat mendukung usaha konservasi di lokasi. Sedang, pihak kecamatan yang mewakili pemerintah kabupaten telah menyatakan dukungan terhdap program-program konservasi di lokasi ini. 4 Kemampuan Mitra Penyingkiran Hambatan untuk menggerakkan perubahan 1 = Mitra PH tidak mempunyai catatan pengalaman untuk menggerakkan perilaku; 4 = Mitra BR memiliki catatan pengalaman yang terbukti untuk menggerakkan perilaku Di banyak tempat di kawasan Ulu Masen, FFI Aceh telah banyak melibatkan diri dalam usaha mitigasi dan penanganan konflik satwa-manusia dan bekerjasama dengan pihak BKSDA Aceh. Serta, pengalaman program livelihood dan pemetaan serta penguatan lembaga lokal dari lembaga FFI Aceh yang hampir sejenis telah dikembangkan di beberapa tempat di kawasan Ulu Masen. FFI Aceh memiliki kemampuan mendatangkan beberapa lembaga yang kompeten dalam bidangnya untuk mendukung setiap program yang sedang berjalan. 3 Perencanaan anggaran dan pelaksanaan yang efisien biaya 1 = Mitra PH belum memperlihatkan keahlian perencanaan anggaran yang memadai dan pelaksanaan yang efisien biaya dari rencana-rencana; 4 = Mitra PH telah membuktikan kehandalan dalam perencanaan anggaran dan pelaksanaan yang efisien biaya atas rencana-rencana sebelumnya FFI Aceh memiliki catatan pengalaman dalam pelaksanaan dan anggaran. Alokasi anggaran di setiap komponen divisi dapat mendukung tercapainya kesuksesan proyek ini dalam satu ke depan. Namun, untuk tahun-tahun berikutnya, akan sulit menentukan kapasitas anggaran untuk mendukung proyek. Nilai Rata-rata 3.3 Mitra Lainnya Mitra kritikal lainnya 1 = Tidak ada mitra lainnya atau tidak akan memberikan dampak 4 = Terdapat mitra lainnya dan dapat mendampingi Beberapa lembaga lokal dapat dipertimbangkan untuk dilibatkan dalam proses pendampingan masyarakat. Pihak BKSDA NAD memiliki komitmen dalam usaha-usaha perlindungan satwa liar terancam punah di Aceh.

7 Detil BRAVO Serena Budaya/Politik (1 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Kepemimpinan Masyarakat Pemimpin dan orang yang berpengaruh di dalam masyarakat 1 = Kelangkaan pemimpin yang kuat dan orang yang berpengaruh dalam masyarakat; 4 = Pemimpin yang menonjol dengan pengaruh untuk menggerakkan perilaku Peran lembaga adat di Aceh memiliki satu poin penting dalam mendukung usaha konservasi di Aceh, sebab lembaga Adat sangat adaptif terhadap usaha-usaha konservasi. Kepemimpinan Imum Mukim, Keujreun Blang, Panglima Uteun adalah salah satu institusi yang penting dalam Adat yang dihubungkan dengan konservasi. Di level kebijakan pengaruh Geusyik (kepala desa) sangat penting. Pada prisipnya masyarakat lokal Aceh sangat menghormati keberadaan lembaga adat dan beberapa penerapan Adat yang ada. 4 Kemauan kepemimpinan untuk menyokong 1 = Tidak bersedia mendukung proyek; 4 = Komitmen kukuh dari pimpinan untuk membantu mendorong usaha-usaha perubahan Pada saat pertemuan pemangku kepentingan pertama di lakukan, para peserta yang rata-rata adalah para pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan di tingkat desa yang hadir menunjukkan keantusiasan dalam program konservasi di wilayah ini. Serta telah mempertimbangkan dampak jika program konservasi tidak diperhatikan. Hanya saja, beberapa harapan terhdapa program –program Kampanye sering diasosiakan dengan program pemberdayaan, artinya ekspetaksi terhdap bantuan sangat diperhatikan. Dukungan kampanye dapat diteruskan jika proyek dianggap memberi benefit langsing kepada masyarakat. Nilai Rata-rata

8 Detil BRAVO Serena Budaya/Politik (2 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Lingkungan Politik Situasi undang-undang dan legislatif saat ini 1 = Pembatasan-pembatasan legislatif dan undang-undang akan menghambat usaha-usaha; 4 = Kerangka kerja legislatif dan undang-undang akan membantu program Rintangan paling berat dari proyek ini adalah munculnya tuntutan masyarakat berlebihan terhadap kejelasan pemetaan kawasan. Pemerintah kabupaten tidak akan gegabah masuk dalam wilayah masalah ini, kecuali penjelasan yang sangat normatif. Di banyak tempat di Indonesia, masalah tata batas kawasan lindung sering menjadi masalah berarti bagi usaha-usaha konservasi. Pemilu 2009, telah membawa hawa baru bagi iklim politik di Aceh. Beberapa advokasi dapat dilakukan sejak terpilihnya para legislator lokal, perubahan kebijakan dan penentuan kebijakan baru mungkin dpata diharapkan dari situasi ini. 3 Kemampuan mendorong perubahan legislatif 1 = Tidak adanya pengetahuan mengenai lingkungan politik dan kerangka waktu advokasi yang tidak jelas; 4= Kedalaman pengetahuan politik dan kemampuan untuk mendorong perubahan-perubahan yang sesuai dalam kerangka waktu tertentu Kampanye Pride yang diusulkan menfokuskan ke fakta bahwa program tidak akan ‘menjangkau penentuan tata lahan secara keseluruhan di lokasi target’, melainkan hanya menitik beratkan di beberapa tempat yang menjadi lokasi paling sering terjadinya konflik Gajah-manusia dan akses ke areal hutan lindung. Kesepakatan Gampong/desa adalah kunci dari awal berjalannya program ini. Salah seorang Geusyik/kades lokal telah berbicara bahwa penting membuat kesepakatan tentang tata batas kelola ini dan kemungkinan untuk mengerakkan usaha-usaha konservasi di lokasi dapat diawali dari sini. 4 Nilai Rata-rata 3.5 Nilai-nilai dan norma-norma Penilaian norma-norma 1 = Rencana tidak memperdulikan norma-norma politik dan budaya 4 = Rencana menilai dan mempertimbangkan nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur lingkungan budaya dan politik Nilai-nilai budaya dan adat sangat mendukung tercapainya kesuksesan program ini. Pelibatan pemangku adat penting dalam konteks kampanye. Kemampuan mengangkat rintangan-rintangan yang bersifat normatif 1 = Rintangan normatif terlalu berat untuk dikuasai; 4 = Rintangan-rintangan dapat dikelola dan pendekatan yang jelas untuk menanganinya diterapkan. Petani lokal dapat dilibatkan dalam kampanye ini, jika isu awal yang ditawarkan berkaitan dnegan konflik satwa manusia di banding isu perluasan lahan. Isu terakhir sepertinya akan menemukan rintangan jika dimunculkan pada awal-awal kampanye. Sebab, masayarakat petani lokal masih berpikir akan membutuhkan lahan di kedepan hari.

9 Detil BRAVO Serena Dampak dan Metrik-metrik (1 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Dampak Konservasi Kemungkinan dampak konservasi 1 = Dampak konservasi tidak mungkin dicapai; 4 = Sangat mungkin dampak konservasi terealisasi Namun demikian keberhasilan konservasi sesungguhnya di lokasi target tergantung dari menurunya tingkat intensitas konflik di kebun-kebun petani serta peningkatan pengethaun dan ko-eksistensi masyarakat terhdapa keberadaan Gajah. Sedang menurunkan intensitas pembukaan lahan, objektif utama usaha konservasi wilayah, dapat ditentukan dari menurunnya akses petani membuka lahan baru dan menetapnya petani dengan penerapan teknologi pertanian yang baru. 3 Keberlangsung-an Dampak 1 = Tujuan dampak konservasi kelihatannya tidak akan bertahan dalam jangka panjang; 4 = Tujuan dampak seharusnya akan bertahan dalam jangka panjang Sejauh tingkat kesuksesan dalam menjalankan baik kesepakatan, tata cara mitigasi dan penanganan konflik serta tingkat keberhasilan yang tinggi dalam model demplot agroforest yang ramah pada Gajah dilakukan maka akan menentukan minimalisasi gangguan habitat dan jalur Gajah yang ada di sekita Mane dan Geumpang. Kemampuan Co-eksistensi anatara manusia dan gajah juga menentukan pencapaian dan keberlangsungan dampak konservasi Gajah di lokasi ini. Nilai Rata-rata

10 Detil BRAVO Serena Dampak dan Metrik-metrik (2 dari 2)
Kriteria Penjelasan Nilai Titik-titik Ungkit Titik Ungkit Pertama Titik ungkit pertama adalah pelibatan masyarakat dalam kampanye dengan menetapkan suatu kesepakatan tentang tata batas lahan kelola dan konservasi, dimana yang paling utama pada kawasan konflik satwa-manusia terjadi. Kesepakatan akan meningkat kesadaran awal tentang ko-eksistensi Gajah dan Manusia. 3 Titik Ungkit Ke-dua Titik ungkit kedua adalah mengurangi akses pembukaan lahan baru dengan mengalihkan petani pada produktifitas lahan yang ada dengan insetif teknologi pertanian tepat guna. Serta, dibeberapa lokasi kebun yang sering terjadi konflik satwa manusia akan dimulai pembangunan demplot perkebunan yang mitigatif. Termasuk pelatihan bagi petani dalam mengahdapi dan menangani masalah2 konflik satwa-manusia tersebut. Titik Ungkit Ke-tiga Titik ungkit ketiga adalah memastikan bahwa kampanye Pride di dukung oleh banyak pihak dan keberlangsungan akan dampak kampanye dapat diteruskan oleh masyarakat/ komunitas masyarakat yang ada. Nilai Rata-rata Metrik-metrik Keluaran-keluaran yg dapat diukur 1 = Program tidak memiliki metrik-metrik yang jelas atau sulit diukur; 4 = Program telah membuat metrik-metrik yang jelas dan dapat diukur Dampak konservasi dari kampanye ini akan sangat sulit diukur dalam jangka waktu yang pendek. Pada awal penerapan, bisa saja terjadi konflik. Namun, yang diharapkan pengurangan jumlah konflik dan akses perluasan kebun masyarakat yang ada terutama dalam jalur lintasan gajah dari tahun ke tahun. (relatif jangka panjang) 2

11 Dampak dan Metrik-metrik
Barrier Removal Assessment and Viability Overview (BRAVO) Nilai Gabungan Kategori Sub kategori Nilai Rata-rata Nilai Kategori Kelayakan Ekonomi Biaya 3 Pendapatan Pengganti Penghasilan N/A Teknikal Teknologi 3.7 3.3 Kapasittas / Kemampuan Organisational Mitra Lainnya Budaya / Politik Kepemimpinan Masyarakat 4 Lingkungan Politikal 3.5 Norma Budaya Nilai Kelayakan Dampak Dampak dan Metrik-metrik Dampak Konservasi Titik Ungkit Metrik-metrik Nilai Dampak

12 Detil BRAVO Serena Faktor-faktor resiko
Konsekuensi Strategi-strategi Mitigasi Dinas Kehutanan setempat bisa saja tidak menyetujui rencana penentuan tata batas atau timbul silang sengketa penentuan lahan kelola dan konservasi antara pemerintah dan masyarakat Pendekatan dan pelibatan pemangku kebijakan inti di dinas dalam proses. Serta kontinutitas pelaporan kegiatan kepada dinas terkait. Beberapa petani menolak mengikuti kesepakatan desa/ mukim tentang tata batas dan pengaturan wilayah kelola kebun Terdapat kesulitan menentukan tata batas yang akan direncanakan untuk wilayah konservasi Gajah dan wilayah kelola masyarakat….. Kegiatan penyadartahuan dan edukasi tentang dampak pembukaan lahan di wilayah perlintasan Gajah akan dilakukan pada tahap awal kegiatan Kampanye; sekaligus sebagai pintu masuk pelibatan masyarakat dalam proyek ini. Dan menekankan keuntungan bagi pemanfaatan kebun di luar wilayah konservasi Gajah. Memastikan dukungan publik yang meluas bagi kampanye melalui kampanye Pride yang menekankan perlunya tindakan dan minimnya resiko yang terjadi sehubungan dengan rencana proyek. Resiko pergantian politik pasca pemilu 2009 Perubahan tata kebijakan dan penataan ruang pembangunan dan konservasi di wilayah ini. Melobi pemimpin-pemimpin politis kunci yang cenderung mudah menerima aktifitas lingkungan hidup dan mendorong mereka untuk menggerakkan rencana tersebut melalui proses legislatif.

13 Strategi-strategi Mitigasi
Faktor-faktor Resiko Konsekuensi Strategi-strategi Mitigasi Komitmen pendanaan program tidak dapat disepakati karena ketidak sesuai program dengan rencana program / kebijakan lembaga yang lebih besar; serta limit/ batasan waktu pendanaan proyek yang kecil Memastikan dukungan pendanaan lainnya untuk proyek ini dalam kerangka kelanjutan proyek yang telah terbangun/ dijalankan. …..

14 Detil BRAVO Serena Para Penulis dan Persetujuan-persetujuan
Shaummil Hadi Fauna & Flora International Aceh Programme Koordinator Proyek/Manajer Kampanye Wahdi Azmi Helene Barnes Matt Linkie Dewa Gumay Protected Area Manager, FFI Aceh Community Based Conservation (CBC) Mgr, FFI Aceh Deputy Director/ Technical Mgr, FFI Aceh Communication Mgr, FFI Aceh Drs. Bachtiar T.Azhari Camat Mane, Kabupaten Pidie Imum Mukim Lutueng, Mane, Pidie Kadishutbun Pidie Approved by:


Download ppt "BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google