Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Akhlaq dalam Keluarga
2
Pengertian Biirul Walidain
بر الوالدين بر Kebajikan الوالدين Kedua orang tua (Ibu dan Bapak)
3
Perintah Birrul Walidain dalam Qur’an
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ …وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Dan Tuhanmu sudah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu sebaik-baiknya…” (QS. Al-Ira’ (17): 23)
4
Kedudukan Biirul Walidain
Perintah berbuat baik kepada orang tua diletakkan oleh Allah setelah perintah beribadah, QS. Al-Baqarah (2): 83, An-Nisa (4): 36, Al-An’am (6): 151. وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mengambil sekutu bagi-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu sebaik-baiknya…”
5
وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا
Perintah ini juga senantiasa diwasiatkan oleh Allah, QS. Al-Ankabut (29): 8, QS. Al-Ahqaf (46): 15. وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا “Dan Kami wasiatkan kepada manusia sekalian untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya…”
6
Perintah ini diletakkan Allah setelah perintah berterima kasih kepada-Nya, QS. Luqman (31): 14,
وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ “Dan Kami wasiatkan kepada manusia sekalian untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Ibunya telah mengandungnya selama sembilan bulan dalam keadaan lemah dan semakin lemah, dan menyapihnya selama dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua Ibu Bapakmu, hanya kepada-Kulah kemuliaanmu”
7
Perintah ini menurut Rasul sebagai amalan nomor dua setelah shalat tepat pada waktunya.
عن أبى عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضى الله عنه قال: سألت النبي صلى الله عليه و سلم أي العمل أحب إلى الله ؟ قال (الصلاة على وقتها) . قال ثم أي ؟ قال (ثم بر الوالدين) . قال ثم أي ؟ قال (الجهاد في سبيل الله). Diriwayatkan dari Abu Abdirahman Abdullah Ibnu Mas’ud ra., dia berkata: Aku bertanya kepada Nabi saw: “Apa amalan yang paling disukai Allah?,” beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya,” lalu aku bertanya lagi: “Kemudian apa?,” beliau menjawab: “birrul walidain,” lalu aku bertanya lagi: “seterusnya apa?”, beliau menjawab: “jihad fi sabilillah.”
8
عن عبد الرحمن بن أبي بكرة عن أبيه رضي الله عنه قال
Rasulullah juga meletakkan durhaka kepada kedua orang tua sebagai dosa besar nomor dua setelah syirik. عن عبد الرحمن بن أبي بكرة عن أبيه رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم ( ألا أنبئكم بأكبر الكبائر ) . ثلاثا قالوا بلى يا رسول الله قال ( الإشراك بالله وعقوق الوالدين - وجلس وكان متكئا فقال - ألا وقول الزور ) . قال فما زال يكررها حتى قلنا ليته يسكت Dari Abdurahman bin Abu Bakrah dari bapaknya ra. Dia berkata: Nabi saw. bersabda: “Tidakkah akan kuberitahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar,” beliau mengualnginya sampai tiga kali. Kemudian para sahabat mengiyakan. Lalu Rasulullah menyebutkan: “Mempersekutukan Allah dan durhaka kepada Ibi Bapak”. Kemudian merubah posisi duduknya yang semula bersitelekan menjadi duduk biasa dan berkata lagi: “Begitu juga perkataan dan sumpah palsu.” Beliau mengulangi lagi hal ini hingga kami mengharapkan mudah-mudahan beliau tidak menambahnya lagi.
9
رضى الرب في رضى الوالد وسخط الرب في سخط الوالد
Rasulullah mengaitkan keridhaan dan kemarahan Allah dengan keridhaan dan kemarahan orang tua. رضى الرب في رضى الوالد وسخط الرب في سخط الوالد “Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan kemarahan Rabb (Allah) ada pada kemarahan orang tua.”
10
Bentuk Birrul Walidain
Mengindahkan nasehat orang tua وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا... “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku tanpa pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu ikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…” (QS. Luqman (31):15)
11
Menghormati dan memuliaka orang tua dengan penuh rasa kasih sayang dan terima kasih.
وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ “Dan Kami wasiatkan kepada manusia sekalian untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Ibunya telah mengandungnya selama sembilan bulan dalam keadaan lemah dan semakin lemah, dan menyapihnya selama dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua Ibu Bapakmu, hanya kepada-Kulah kemuliaanmu”
12
لا يجزي ولد والدا إلا أن يجده مملوكا فيشتريه فيعتقه
Membantu Ibu Bapak baik secara fisik maupun materiil. لا يجزي ولد والدا إلا أن يجده مملوكا فيشتريه فيعتقه “Tidak dapat seorang anak membalas budi kebaikan ayahnya kecuali jika mendapatkan ayahnya tertawan menjadi hamba sahaya, kemudian ditebus dan dimerdekakannya.” (HR. Muslim)
13
Mendo’akan Ibu Bapak semoga mendapat ampunan, rahmat dan lain sebagainya dari Allah SWT.
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا “Dan hendaklah dirimu terhadap mereka berdua penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku kasiilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.” (QS. Al-Isra (17): 24)
14
Setelah orang tua meninggal, birrul walidain dapat dilakukan dengan cara;
يارسول الله هل بقي من بر أبوي شىء أبرهما به بعد موتهما ؟ قال " نعم الصلاة عليهما والاستغفار لهما وإنفاذ عهدهما من بعدهما وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما وإكرام صديقهما “Ya Rasulullah, adakah suatu kebaikan yang masih dapat saya kerjakan untuk ibu bapak saya sesudah keduanya meninggal dunia. Rasulullah menjawab: “Ada, yaitu: Menshalatkan jenazahnya, memintakan ampunan baginya, menunaikan janjinya, meneruskan silaturahminya, dan memuliakan sahabatnya.” (HR. Abu Dawud)
15
وإكرام صديقهما الصلاة عليهما والاستغفار لهما وإنفاذ عهدهما من بعدهما
Menshalatkan Jenazahnya والاستغفار لهما Memintakan ampunan baginya وإنفاذ عهدهما من بعدهما Menunaikan janjinya وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما Meneruskan silaturahminya وإكرام صديقهما Memuliakan sahabat-sahabatnya Setelah orang tua meninggal, birrul walidain dapat dilakukan dengan cara;
16
Hak, Kewajiban dan Kasih Sayang Suami Istri
17
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu mendapatkan kehidupan yang tentram (sakinah), dan dijadikannya di antara kamu rasa kasih sayang (mawadah wa rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berfikir. (QS. Ar-Rum 30: 21)
18
Keluarga sakinah diraih dari dua cara;
Mawadah Bersifat fisik rahmah Bersifat batiniah
19
Empat kriteria menentukan pasangan hidup;
“Seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan; karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Peganglah yang memiliki agama niscaya kedua tanganmu tidak akan terlepas.” (HR. Bukhari)
20
Hak bersama Suami-Istri
Tamattu badani Sling mewarisi Nasab anak
21
Kewajiban Suami tehadap Istri
Mahar Nafkah Ihsan al-’Asyarah = Bergaul dengan sebaik-baiknya Membimbing dan Mendidik Keagamaan Istri
22
Kewajiban Istri thd Suami
Patuh pada suami Bergaul dengan suami sebaik-baiknya
23
Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak
Hubungan tanggung jawab Hubungan masa depan
24
Akhlak Suami Istri Menjaga suami atau istri terjebak kepada kemungkaran Memimpin keluarga dan rumah tangga Menjadi tauladan bagi suami atau istri dan keluarganya Berbuat ma’ruf terhadap suami atau istri Menjaga rahasia dan aib suami atau istrinya Ridha terhadap suami atau istri baik ketika hidup maupun sepeninggalnya
25
Empat tipologi anak Sebagai perhiasan hidup di dunia
Anak sebagai ujian Anak sebagai musuh Anak sbg cahaya mata (qurratu a’yuni)
26
Menciptakan Qurratu A’yuni
Pendidikan seimbang Seimbang kognisi, afeksi, dan spiritualitasnya
27
Pendidikan Luqmanul Hakim
Pend. Aqidah Pend. Ibadah Pend. Dakwah Pend. Akhlaq
28
Akhlak terhadap Anak Mengaqiqahkan, memberi nama, dan mencukur rambut anak Menyapihnya hingga mandiri Bertanggung jawab terhadap pendidikan anak Menyayangi dengan penuh kasih sayang Memberikan nafkah dari rizqi yang terbaik Tidak membedakan dalam memberikan nafkah antara anak laki-laki dan perempuan
29
Berlaku adil dan tidak membedakan di antara anak-anak
Mengajarkan akhlakul karimah Memberikan lingkungan kondusif dan terbaik Mendoakan dengan doa yang baik Tidak mengawini anaknya sendiri
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.