Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Elektronika dasar.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Elektronika dasar."— Transcript presentasi:

1 Elektronika dasar

2 quit Daftar Isi Materi Hukum Ohm Komponen Pasif Komponen Aktif
Pengolahan Sinyal Penguat / Amplifier quit Pengujian Komponen

3 Komponen PASIF Resistor Kapasitor Transformator Relay dan Kristal

4 HUKUM OHM Back Tegangan V Arus = I = Resistansi R
Hukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan dan Resistansi / tahanan. Tegangan V Arus = I = Resistansi R Arus listrik : gerakan muatan-muatan listrik yang diarahkan (ampere) Tegangan : selisih tekanan listrik yang menimbulkan arus antar kedua titik itu dalam rangkaian tertutup (volt) Resistansi : sifat suatu penghantar yang bekerja melawan arus listrik (Ohm) Back

5 Materi Back 1. Hukum Ohm 2. Komponen Pasif 3. Komponen Aktif
* Resistor, Kapasitor, Transformator 3. Komponen Aktif * Dioda, Transistor, FET, UJT, Tiristor dan Triak 4. Pembentukan Gelombang * Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi, Multivibrator 5. Penguat / Amplifier Back

6 KOMPONEN PASIF 1. Resistor Resistor di bagi dua kategori :
1. Resistor Linier 2. Resistor non-linier 1. Resistor Linier * Resistor Tetap * Resistor Variabel Simbol untuk resistor linier tetap Simbol untuk resistor linier variabel Unit satuan dari resistor / tahanan adalah ohm atau 

7 Tanda warna Pada resistor berdaya rendah ukuran ditunjukkan oleh kode warna yang terdapat pada badan resistor. Contoh : Coklat Abu-abu Merah Emas Jawab : Coklat 1 Abu-abu 8 Merah 00 Emas  5 % Resistor : 1800 ohm atau 1K8

8 F =  1% G =  2% J =  5% K =  10% M = 20%
Banyak Resistor yang pada masa mendatang akan diberi sandi menurut BS 1852 (Colour Code) harga dan toleransi resistor akan dicapkan pada badannya sebagai pengganti cincin-cincin berwarna yang sudah dikenal sekarang ini. Di belakang sandi harga akan ditambahkan huruf untuk menunjukkan toleransinya: F =  1% G =  2% J =  5% K =  10% M = 20% Contoh sandi resistansi menurut BS 1852: Penandaan Resistansi R33M 0,33 20% 4k7F  1% 6M8M 6,8M  20% 22KK 22K  10%

9 Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer. Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal. Kegunaan Resistor 1. Membagi tegangan 2. Melawan tegangan 3. Mengatur volume suara (volume control) 4. Mengatur nada rendah (bass control) 5. Mengatur nada tingi (treble control) 6. Mengatur keseimbangan (balance control)

10 RESISTOR Rangkaian Seri PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN V1 I + R1 R2 V2 V -
1. V = V1 + V2 + V3 + ……. + Vn 2. I1 = I2 = I3 = ……… = In 3. Rt = R1 + R2 + R3 + …….. + Rn R1 R2 V1 V2 I V + - V I = V = V1 + V2 R1 + R2 V2 = R2 . I = R2 R1 + R2 V R2 . V = V1 = R1 . I R1 + R2 R1 . V =

11 Rangkaian Parallel I + V - 1. V = V1 = V2 = V3 = ……. = Vn
2. I = I1 + I2 I3 + ……… + In 3. 1 1 1 1 = + + + Rt R1 R2 Rn I V V , I = I1 + I2 I1 = , I2 = R1 R2 + I1 R1 I2 R2 V R1 + R2 R1 . I I2 = - I1 R1 + R2 R2 . I =

12 Contoh: Hitung harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini ! Jawab: 1k Rtot = (R10k//R10k) + R1k = 6 Kohm 10 Volt (R10k//R10k) 10V 10k 10k VR10K = = 8,33V (R10k//R10k) + R1k (R1k) 10V VR1K = = 1,67V (R10k//R10k) + R1k Latihan : Tentukan harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini ! 10k 1k 5k 20 Volt

13 -t Resistor variabel 2. Resistor non-linier +t
Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer. Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal. 2. Resistor non-linier A. Foto resistor Bila terkena sinar R kecil ( ratusan ohm) Bila terkena sinar R besar ( jutaan ohm) B. Termistor Termistor dibagi dalam dua jenis : -t +t 1. Positif temperature coefisient (p.t.c) 2. Negative temperature coefisient (n.t.c) Simbol termistor

14 Menentukan Kaki-kaki Potensiometer
Potensiometer memiliki 3 kaki pokok, dan biasanya ada yang ditambah 2 kaki. Untuk memudahkan dalam membedakan kaki-kaki tersebut ditandai dengan angka 1, 2, 3 atau a, b, c pada simbolnya. Cara menentukan kaki nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai berikut: Pegang atau tempatkan potensiometer sedemikian rupa sehingga terlihat bahwa kaki-kaki potensiometer berada di bagian atas dan as berada ‘lebih jauh’ dari mata anda. Perhatikanlah bahwa kaki yang paling kiri adalah kaki a (1), kaki tengah adalah kaki b (2) dan kaki paling kanan adalah kaki c (3). Sesuaikan dengan simbolnya. Umumnya kaki a adalah ground, sedang kaki b dan c tinggal menyesuaikan.

15 Mengukur dan memeriksa Potensiometer
a. Pada pengukuran kaki a dengan kaki c, jarum bergerak menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan potensiometer, berarti potensiometer benar nilai ohmnya. b. Pada pengukuran kaki a dengan kaki b sambil as potensiometer diputar, jarum bergerak sesuai dengan putaran asnya tanpa tersendat-sendat berarti potensiometer baik. c. Pada pengukuran seperti point b, jarum bergerak tersendat-sendat, berarti potensiometer kotor lapisan arangnya. d. Jika kita lakukan pengukuran ternyata jarum bergerak penuh (tidak potensiometer), berarti potensiometer short. e. Jika ternyata jarum tidak bergerak, berarti potensiometer putus/rusak.

16 Back Kerusakan yang sering terjadi pada resistor
C. Resistor yang bergantung pada Tegangan / VDR Tegangan naik R berkurang Tegangan turun R membesar Simbol VDR Kerusakan yang sering terjadi pada resistor 1. Nilai ohm resistor berubah 2. Lapisan arang pada potensiometer atau trimer potensiometer aus/kotor. Cara mengatasinya adalah dengan menyemprotkan ‘Contact Cleaner’. atau dengan memindahklan jalur kontak peser potensiometer. Back

17 2. Kapasitor q = C. V q =  i dt Sifat Kondensator Muatan kapasitor
Kapasitor sering disebut juga sebagai kondensator yang merupakan alat penyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi (C). Dan memiliki satuan Farad (F) q = C. V q =  i dt Muatan kapasitor 2f C C 1 = XC= Reaktansi kapasitif (ohm) Pada dasarnya kapasitor dibuat (dibentuk) dari 2 buah plat penghantar yang terisolator (terpisah) satu sama lain. Isolator atau pemisahnya disebut dielektrika. Dan berdasarkan macam-macam dielektrikanya, maka kapasitor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Kondensator keramik b. Kondensator elektrolit c. kondensator mika d. Kondensator mylar e. Kondensator polyster f. Kondensator udara Sifat Kondensator 1. Sebagai coupling, menahan arus DC dan meneruskan arus AC. 2. Sebagai filter, menyimpan arus DC dan setelah penuh akan dikeluarkan.

18 Kapasitor terbagi dalam dua kelompok :
1. Non-Polar Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1 F, terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain. (a) (b) Simbol kapasitor non-elektrolit yang tetap (a) dan yang variabel (b) Salah satu contoh kapasitor non-elektrolit adalah kapasitor keramik. Kapasitor ini memiliki kapasitansi di bawah 1 mikro farad. Dua kakinya tidak memiliki kutub positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak perlu khawatir untuk terbalik. Kapasitor ini biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi menengah. Bentuk Fisik kondensator keramik

19 Kerusakan yang sering terjadi:
Mempunyai terminal positif dan negatif, kapasitansinya  1 F, terbuat dari aluminium, tantalum. 2. Polar + - - + Simbol kapasitor elektrolit Elektrolit Condensator (Elco) bahan dielektrikanya terbuat dari garam alumunium. Kondensator ini memiliki kapasitansi yang cukup besar, di atas 1 mikro farad. Elco memiliki 2 buah kaki yang berkutub positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak boleh terbalik. Elco biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi rendah, sebagai filter arus DC dalam catu daya. Pada badan elco tertulis nilai kapasitansi dan tanda kutub positip dan negatipnya. Kerusakan yang sering terjadi: 1. Kondensator mika, keramik, kertas, dan variabel terhubung antar kaki- kakinya. Kondensator ini tidak dapat digunakan lagi, kecuali kondensator variabel logam. 2. Elco sering kering, bocor atau meledak karena pemasangan polaritas yang keliru, atau melampaui batas tegangan kerja kondensator. 3. Kapasitas kondensator sering berubah dan kaki-kakinya sering putus. Bentuk fisik Elco

20 + Guna Kondensator Hubungan Seri pada Kapasitor C1 C2 =
Ctot = + Hubungan Paralel pada Kapasitor C2 C1 Ctot = C1 + C2 Guna Kondensator 1. Bersama kumparan membangkitkan frekuensi tertentu. 2. Mengkopel (Coupling) rangkaian yang satu dengan rangkaian berikutnya. 3. Sebagai Feedback, mengembalikan hasil penguatan dari transistor supaya mendapat- kan penguatan yang lebih besar (umpan balik). 4. Sebagai by pass (simpangan), menyimpangkan arus AC ke chasis/ ground untuk mendapatkan nada rendah (bass) pada penguat suara. 5. Sebagai filter, untuk menyaring arus AC yang masih masuk melalui dioda, agar dapat dikembalikan atau disearahkan lagi.

21 i C R i C R Mengisi dan Mengosongkan Kapasitor S Vs S RC ÷ ø ö ç è æ =
VC Vs 0,63 Vs RC ÷ ø ö ç è æ = t - S C e 1 V VC t (detik) (a) Vs 0,37 Vs RC e V t - . S C = t (detik) (b) Rangkaian dan grafik pengisian (a) dan pengosongan (b)

22 Kapasitas Kondensator
Kapasitas kondensator diukur dalam satuan farad. Ukuran farad dalam praktek terlalu besar sehingga biasanya dinyatakan dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu mikro farad (F atau Mfd), piko farad (pF), nano farad (nF), dan kilo farad (kF) perhatikan persamaan di bawah ini: 1 farad = Mfd 1 Mfd = pF = kF 1 kF = pF = 1 nF 1 kpF = pF = 0,001 F = .001 F 10 kpF = pF = 0,01 F =.01 F 100 kpF = pF =0,1 F = .1 F dan seterusnya. Memeriksa Kapasitor Mika/Keramik a. Hubungkan ohm meter dengan kondensator. b. Bila jarum bergerak, berarti kondensator baik. c. Bila jarum bergerak ke kanan, berarti kondensator terhubung antar kaki-kakinya. d. Bila jarum tidak bergerak, berarti kondensator putus/rusak.

23 Cara membaca nilai kapasitor:
a. Kode Angka. Tertulis 103, berarti nilai kapasitansinya = pF = 10kF Tertulis 102, berarti nilai kapasitansinya = 1000 pF = 1 kF Jadi angka terakhir merupakan banyaknya nol. b. Kode Warna Hampir sama dengan pada resistor, bedanya warna pertama dan kedua merupakan bilangan, warna ketiga merupakan banyaknya nol, warna keempat merupakan toleransi, dan warna kelima merupakan tegangan kerja maksimal. Warna pertama adalah warna yang paling jauh dari kaki kondensator. * : warna ke-3 merupakan banyaknya nol Contoh: warna kondensator: Merah, Merah, Hijau, Putih, merah Jadi Kapasitansinya = pF = 2,2 Mfd, toleransi 10% dan V max = 250 Volt Back

24 3. Transformator (Trafo)
A. Trafo Step Up yaitu: komponen elektronika yang berfungsi menaikkan tegangan listrik. Komponen ini terdiri dari 2 buah gulungan/kumparan, yaitu primer dan sekunder yang terbuat dari kawat nikelin (kawat berisolasi). Kumparan sekunder biasanya lebih banyak dibandingkan dengan kumparan primer. Tapi kumparan Primer biasanya lebih besar daripada kumparan sekunder. B. Trafo Step Down yaitu: komponen elektronika yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. Komponen ini terdiri dari 2 buah kumparan (primer dan sekunder) nikelin. Kumparan primer biasanya lebih banyak dan lebih kecil dibandingkan dengan kumparan sekunder. C. Trafo Adaptor Untuk membuat adaptor biasanya dapat kita gunakan trafo adaptor (Step Up maupun Step Down). Gulungan primer dihubungkan ke sumber tegangan (PLN), sedangkan gulungan sekunder akan menghasilkan tegangan DC yang besarnya tergantung dari jumlah gulungan atau lilitan pada sekundernya

25 D. Trafo Output (OT) komponen ini juga terbuat dari 2 buah kumparan, yaitu primer dan sekunder. Trafo OT biasanya digunakan pada rangkaian radio penerima bagian akhir. Fungsinya untuk menyesuaikan nilai impedansi yang diperlukan oleh loudspeaker dengan nilai impedansi yang dibutuhkan oleh trafo. E. Trafo Input (IT) Bentuk trafo IT sama dengan bentuk trafo OT. Pada rangkaian penguat push pull, IT digunakan untuk pembalik fasa, dengan demikian kedua transistor pada bagian penguat akhir bekerja saling bergantian, dengan keadaan fasa yang besarnya sama. F. Spoel Oscilator dan MF Bentuk fisiknya kecil, terdiri dari kumparan primer dan sekunder dengan dilengkapi batang ferit kecil yang dapat diputar. Batang ferit ini berguna untuk pengetriman. Spoel Oscilator digunakan pada rangkaian penerima radio transistor sebagai bagian dari pembangkit frekwensi tinggi. Trafo MF bentuknya menyerupai Spoel Oscilator. Bedanya terletak pada jumlah lilitan dan warna besi feritnya. MF warna kuning, putih & hijau, sedang Spoel Oscilator berwarna merah. MF disebut juga IF, digunakan pada radio penerima transistor.

26 Kerusakan Transformator
1. Putus gulungan primernya. 2. Putus gulungan sekundernya 3. Terhubung (menyambung) antar bagian primer dengan bagian sekunder. 4. Bagian primer atau bagian sekunder menyambung (berhubungan) dengan inti besinya. 5. Kerusakan material berupa putusnya cabang/tap tegangan. Kegunaan Transformator 1. IT berguna untuk menyesuaikan impedansi masukan dan impedansi keluaran dari rangkaian modulator. Juga berfungsi membelah fasa sinyal AC dan mengeluarkan sinyal informasi (suara). 2. OT pada dasarnya memiliki kegunaan yang sama dengan IT, yaitu menyesuaikan impedansi masukan dengan impedansi keluaran pada rangkaian modulator. 3. Trafo adaptor berguna untuk menurunkan tegangan listrik dari tegangan jala-jala (PLN) menjadi tegangan 3 V, 12 V, 30 V atau lainnya tanpa adanya hubungan kawat.

27 Memeriksa Transformator
a. Sebelum memeriksa, lepaskan dahulu trafo dari tegangan sumber PLN. b. Periksa dahulu kumparan primernya (yang terhubung ke sumber PLN). Jika jarum bergerak ke kanan, berarti kumparan primernya masih baik. c. Periksa kumparan sekundernya. Jika jarum bergerak ke kanan, berarti masih baik. d. Periksa apakah terjadi hubung singkat antara bagian primer dan sekundernya. Bila trafo tersebut baik, maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan. e. Periksa apakah terjadi hubungan antara kumparan primer/sekunder dengan inti besinya. Bila trafo tersebut bagus , maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan. Trafo yang telah aus/terbakar isolasi kawat nya tidak baik digunakan. Walaupun jika diperiksa tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya trafo seperti ini diganti dengan yang baik saja. Kejadian ini sering terjadi pada trafo adaptor dan trafo output/OT. Back

28 Perhatikan gambar di samping ini!
Relay Hal penting yang harus diperhatikan terhadap Relay adalah tentang posisi kaki-kakinya pada saat Relay bekerja maupun pada saat tidak bekerja. Contoh: Perhatikan gambar di samping ini! Bila Relay diberi arus listrik, maka: - kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 13 - kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 16 - kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 7 - kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 10 Bila Relay tidak diberi arus listrik, maka: - kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 11 - kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 14 - kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 5 - kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 8 Relay di atas memiliki 4 buah sakelar, dimana kaki nomor 6, nomor 9, nomor 12, dan nomor 15 sebagai induknya. A B 12V = Posisi relai diberi arus listrik = Posisi relai tanpa diberi arus listrik Untuk mengoperasikan relai ke posisi diberi arus listrik, diperlukan sebuah saklar yang menghubungkan arus listrik dengan kaki relai AB

29 Memeriksa Relai Memeriksa baik buruknya relai akan lebih cepat apabila sebelumnya kita telah mengetahui susunan kaki-kaki sakelarnya. Pemeriksaan relai dilakukan 2 kali, yaitu disaat relai tidak diberi arus listrik dan disaat reali dialiri arus listrik. Berikut ini contoh pemeriksaan relai merek Omron 12 Volt DC. 1. Taruh saklar pemilih pada posisi ohm x1. 2. Secara bergantian periksalah hubungan kaki-kaki: - nomor 9 dengan 14 dan 16 - nomor 15 dengan 8 dan 10 - nomor 6 dengan 11 dan 13 - nomor 12 dengan 5 dan 7 - nomor A dengan B 3. Perhatikan hasil pemeriksaan di atas! A. Tanpa diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: - 9 dengan 14, 15 dengan 8, 6 dengan 11, 12 dengan 5. B. Jika diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: - 9 dengan 16, 15 dengan 10, 6 dengan 13, 12 dengan 7. C. Kaki A dan B harus berhubungan baik pada saat diberi arus maupun tidak.

30 Relay adalah salah satu komponen yang termasuk dalam saklar
Relay adalah salah satu komponen yang termasuk dalam saklar. Hanya bedanya, relay ini bekerja secara otomatis, yaitu memanfaatkan azas kemagnitan yang terkena aliran listrik. Biasanya relay dibungkus dengan sebuah muka berbentuk kubus yang tembus pandang. Dan pada umumnya relay banyak dipakai dalam rangkaian untuk menjalankan motor, untuk TX 80 meter band dan rangkaian lainnya. Kristal (X-tal) Kristal atau biasa ditulis X-tal, adalah suatu komponen yang bentuknya pipih dan mempunyai dua buah kakipenghubung. Fungsinya untuk membangkitkan frekwensi dengan bilangan yang stabil (tetap). Kristal ini banyak digunakan pada peralatan elektronika, seperti: radio pemancar, tranciver, walky talky, radio citizen band, 80 meter band, dan radio 2 band. Kristal yang sering kita jumpai di pasaran memiliki frekwensi berkisar sebesar 27, 125 MHz. Back

31 Komponen Aktif Diode Transistor Transistor Efek Medan
Thyristor dan Triac

32 KOMPONEN AKTIF 1. Dioda Karakteristik Operasi Dioda
Anoda Katoda Simbol untuk dioda Karakteristik Operasi Dioda 1. Tegangan maksimum terbalik / bias mundur (VRRM) Yaitu jika ia dibias secara terbalik, maka hanya ada sedikit kebocoran arus yang dapat mengalir (beberapa nano untuk silikon dan sampai 50 A untuk germanium) Bila tekanan terlampau besar, ia akan berhenti bekerja. 2. Tegangan tetap minimum dalam arah biasa / bias maju (VF) Untuk silikon VF  0,7 Volt dan untuk germanium VF  0,3 Volt

33 Dioda dibedakan menjadi beberapa jenis dengan karakternya, yaitu:
a. Germanium - bentuk fisiknya kecil - digunakan untuk rangkaian elektronika yang power outputnya besar. - tahan terhadap tegangan tinggi yang maksimum 500 volt. - tahan terhadap arus besar maksimum 10 ampere - tegangan hilang sekitar 0,7 volt saja b. Silikon - sering digunakan pada adaptor sebagai perata arus atau sebagai saklar elektronik - tahan terhadap arus besar sekitar maksimum 150 ampere - tahan terhadap tegangan tinggi maksimum 1000 volt c. Selenium - bentuk fisiknya besar - digunakan sebagai penyearah arus pada sepeda motor yang menggunakan accu - tegangan hilang 1 volt - hanya tahan terhadap tegangan menengah maksimum 30 V, dan arus maksimum 0,5 ampere

34 Karakteristik lainnya adalah: - Bentuk fisiknya kecil
d. Zener Dioda ini mempunyai karakteristik normal, yaitu dilalui oleh arus seperti dioda biasa bila dibias maju. Bila dibias mundur / terbalik akan bekerja dengan cara yang sama , tetapi turun secara drastis (jatuh dengan mendadak) pada saat tegangan zener tercapai. Karakteristik lainnya adalah: - Bentuk fisiknya kecil - sering digunakan pada rangkaian catu daya, stabilisator tegangan dan sebagainya. - tahan terhadap tegangan maksimum 0,7 sampai 11 volt - hanya tahan terhadap arus yang kecil, maksimum 1 mA sampai 50 mA. - tegangan yang hilang pada suatu penghantar hampir tidak ada. Anoda Katoda Simbol untuk dioda Ukuran dioda zener 3,3; 4,7; 5,1; 6,2; 6,8; 9,1; 10; 11; 12; 13; 15 sampai 200 Volt

35 Kerusakan umum yang sering terjadi pada dioda ialah:
e. LED (Light Emitting Diode) - bentuknya beraneka ragam, dari kecil sampai besar - hanya tahan terhadap tegangan panjar maju 1,5V sampai 2 Volt Simbol untuk LED Kerusakan umum yang sering terjadi pada dioda ialah: 1. Putus antara anoda dan katodanya. 2. Terhubung antara kaki anoda dan katodanya 3. Bocor antara anoda dan katodanya. Back

36 2. Transistor (a) (b) Karakterisitk operasi Transistor
Kolektor Kolektor Basis Basis Emitor Emitor (a) (b) Simbol untuk transistor (a) NPN (b) PNP Karakterisitk operasi Transistor VCBO = Tegangan basis kolektor maksimum VEBO = Tegangan emitor basis maksimum VCBO VCEO VCEO = Tegangan kolektor emitor maksimum VEBO

37 Transistor sebagai saklar
Jika IB = 0 maka IC menjadi arus bocoran yang rendah, oleh karena itu : IB RB RL Output VCE VCC VCE  VCC Jika IB kecil maka IC = hFE IB dan tegangan yang melalui RL : VR = IC RL dan VCE = VCC - IC RL Jika IB naik / membesar maka IC naik hingga mencapai ICRL  VCC , yaitu ketika IC tidak dapat naik lagi, meski IB tetap naik. Pada titik ini transistor disebut berkeadaan jenuh (saturasi) dan tegangan VCE  0,2 Volt.

38 Transistor Medan Listrik / Field Effect Transistor (FET)
FET bekerja / tergantung pada medan listrik yang dihasilkan lewat aplikasi suatu tegangan input ke terminal gerbang. Medan ini akan mengontrol lebar saluran tem- pat terjadinya konduksi antara jalur pembuangan dan sumber. Tipe-tipe FET : 1. FET sambungan (junction FET = JFET ) 2. FET logam-oksida-semikonduktor (MOSFET) 3. FET daya seperti misalnya VMOS G D S G D S B B G D S G D S (a) (b) (c) (d) Simbol JFET (a); MOSFET pengurangan (b); MOSFET pertambahan (c); VMOS (d)

39 FET sebagai saklar D Vs G Vout 0 V S S D G Vout Vs +1 V -10 V
Rangkaian FET sebagai saklar

40 Guna Transistor Kerusakan Transistor Back 1. Sebagai penyearah
2. Sebagai pemantap tegangan (voltage stabilizer) 3. Sebagai Osilator 4. Sebagai penguat depan (pre Amplifier) 5. Sebagai penyangga (buffer) 6. Sebagai penggerak (driver) 7. Sebagai penguat daya (power amplifier) 8. dsb Kerusakan Transistor 1. Bocor antara elektroda-elektrodanya. 2. Terhubung (menyambung) antar elektroda-elektrodanya. 3. Putus antara elektroda-elektrodanya. 4. Kerusakan material berupa putusnya elektroda emitor, basis atau kolektornya. Back

41 MENGUJI KOMPONEN Mengukur DC Volt Mengukur Ampere meter DC
a. Perkirakan seberapa besar DC volt yang akan anda ukur. Misalnya jika 10 volt, maka pemilih saklar harus menunjuk angka lebih besar (50 VDC). b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip, dan pencolok hitam pada kutub negatip. c. Perhatikan pada angka berapa jarum berhenti, itulah besarnya tegangan yang terukur. Mengukur Ampere meter DC a. Terlebih dulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih di posisikan pada angka yang lebih besar. b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip lampu, dan pencolok hitam tempelkan pada kutub negatip baterai. c. selanjutnya amatilah jarum yang bergerak di papan skala, anda akan mengetahui seberapa besar arus yang ada. D C V A DC Amp + - D C V A DC Amp + -

42 a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.
Menguji Resistor (R) a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. b. Tempelkan masing-masing pencolok pada kaki resistor. Saat pengukuran jangan sampai kedua tangan menyentuh kaki resistor (boleh menyentuh salah satu saja). c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika diam berarti resistor putus. Menguji Kondensator Elco b. Tempelkan pencolok warna merah pada kaki positip Elco, dan warna hitam pada kaki negatip Elco. c. Jika jarum bergerak ke kanan, kemudian kembali ke kiri berarti elco baik. d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh, berarti kondensator elco agak rusak. e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti), maka kondensator bocor. f. Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator elco putus. D C V A C V + - DC Amp D C V A C V + - DC Amp

43 D C V A DC Amp + - Menguji Dioda a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. b. Tempelkan pencolok merah (+) pada kutub katoda, dan pencolok hitam (-) pada kutub anoda. c. Jika jarum bergerak berarti dioda bagus dan jika jarum diam maka dioda putus. d. Lalu balikkan, pencolok (+) mendapat Anoda dan pencolok (-) mendapat katoda. e. Jika jarum diam, berarti dioda baik dan jika jarum bergerak berarti dioda rusak. Dioda mendapat tegangan maju D C V A DC Amp + - Dioda mendapat tegangan balik

44 Back Menguji transistor PNP Menguji transistor NPN
a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus mengetahui secara pasti). b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki Basis (B), dan pencolok hitam (-) ditempelkan pada kaki Emittor (E). Jika jarum bergerak maka pindahkan pencolok hitam pada Kolektor (C). Jika pada pengukuran pertama dan kedua jarum bergerak, berarti transistor dalam keadaan baik, sedangkan jika pada salah satu atau kedua pengukuran jarum tidak bergerak, berarti transistor rusak. Menguji transistor NPN c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki C, dan pencolok hitam (-) ditempatkan pada kaki B. Jika jarum bergerak berarti antara C dan B baik. Kemudian pindahkan pencolok hitam pada kaki E, jika jarum bergerak berarti antara E dan B baik. d. Jika dari salah satu atau kedua pengukuran tersebut jarum tidak bergerak berarti transistor putus. D C V A DC Amp + - E B D C V A DC Amp + - B E Back

45 Thyristor dan Triac Back
Tiristor (penyearah terkendali silikon / SCR) dan Triac adalah piranti semikonduktor yang banyak dipakai dalam rangkaian pengendalian daya. Peredup lampu Pengendali kecepatan motor Pengendali suhu Anoda Katoda Gate (a) (b) Simbol tiristor (a) dan Triac (b) Tiristor akan bekerja apabila suatu arus tertentu melewati gerbang (G). Begitu berada pada keadaan bekerja sendiri/terkancing, arus gerbang dapat dihentikan/disingkirkan. Back

46 Pengolahan Sinyal Back
Beberapa bentuk gelombang yang sering digunakan : (a) (b) (c) (d) (e) Bentuk gelombang (a) Sinusoidal; (b) pulsa; (c) segitiga; (d) gigi gergaji; (d) siku-siku Back

47 Jaringan Diferensiasi dan Integrasi
Generasi bentuk gelombang Biasanya dihasilkan oleh rangkaian LC atau RC yang disambungkan ke sebuah penguat (Osilator) 1. Gelombang sinusoidal 2. Gelombang siku-siku / kotak Dihasilkan oleh osilator multivibrator yang me- makai prinsip rileksasi pengisian dan pengoso- ngan rangkaian RC. 3. Gelombang lainnya Biasanya dihasilkan dari gelombang siku-siku atau sinusoidal. Jaringan Diferensiasi dan Integrasi Diferensiasi Ukuran kecepatan perubahan bentuk gelombang yang di - berikan Integrasi Ukuran luas daerah di bawah gelombang yang diberikan

48 C R Output C R Output (a) (b) Gelombang Gelombang input input
Rangkaian (a) diferensiasi; (b) integrasi

49 Penguat / Amplifier Penguat dibagi dalam beberapa kelas : 1. Kelas A
Arus mengalir dalam beban selama seluruh periode siklus sinyal input. 2. Kelas AB Arus mengalir dalam beban selama lebih dari setengah siklus, tetapi kurang dari siklus sinyal input yang penuh. 3. Kelas B Arus mengalir dalam beban selama setengah siklus sinyal input 4. Kelas C Arus mengalir dalam beban selama kurang dari setengah siklus sinyal input Penguatan tegangan yang teratur dan tidak teratur serta amplifier a.f (frekuensi audio) berdaya rendah biasanya bekerja dalam kelas A, sedangkan penguat berdaya a.f bekerja dalam kelas B. Amplifier r.f (radio frequency / frekuensi radio) dan osilator biasanya beroperasi dalam kelas C.

50 Penyesuaian sinyal / pencocokan impedansi
Dapat terjadi bahwa sistem penguat yang ada tidak dapat bekerja sesuai dengan fung- sinya, hal ini terjadi karena adanya impedansi dari sumber dan penguat itu sendiri. Masalah-masalah itu dapat diatasi dengan penyesuaian sinyal (signal conditioning) : 1. Mencocokkan sumber berimpedansi tinggi dan bertegangan tingkat rendah ke pre-amplifier; 2. Mencocokkan beban berimpedansi rendah, misalnya loudspeaker atau relay, ke sebuah penguat untuk menghasilkan daya maksimum dalam beban. Konfigurasi dasar penguat Konfigurasi dasar penguat dibagi dalam tiga, yaitu : 1. Basis biasa (Common Basis) 2. Emitter biasa (Common Emitor) 3. Kolektor biasa (Common Colektor)

51 Arus yang dapat dicapai, hFB  0,99 Tegangan yang dapat dicapai = 50
1. Basis biasa Arus yang dapat dicapai, hFB  0,99 Tegangan yang dapat dicapai = 50 Impedansi input, Zin = 50 ohm Impedansi output, Zout = 250 Kohm Daya yang dapat dicapai  50 R1 RL Output VCC R2 CB CC Sinyal input Rangkaian Basis biasa

52 Arus yang dapat dicapai, hFE  200 Tegangan yang dapat dicapai = 50
2. Emitter biasa Arus yang dapat dicapai, hFE  200 Tegangan yang dapat dicapai = 50 Impedansi input, Zin = 1 Kohm Impedansi output, Zout = 50 Kohm Daya yang dapat dicapai  2500 R1 RL Output VCC R2 CE CC Sinyal input Rangkaian Emitter biasa RE

53 Arus yang dapat dicapai, hFE  200 Tegangan yang dapat dicapai = 1
3. Kolektor biasa Arus yang dapat dicapai, hFE  200 Tegangan yang dapat dicapai = 1 Impedansi input, Zin = 100 Kohm Impedansi output, Zout = 1 Kohm Daya yang dapat dicapai  50 R1 Output VCC R2 CC Sinyal input Rangkaian Kolektor biasa RL

54 Pasangan Darlington Penguat ini menghasilkan impedansi input yang tinggi (biasanya 1 Mohm) dan mengha silkan pencapaian arus yang sangat tinggi (biasanya beberapa ribu). Arus yang dicapai kira-kira sama dengan hFE1 x hFE2 . RB Output VCC Sinyal input RL Rangkaian Kolektor biasa

55 A = A = Umpan Balik dalam Penguat A = A + A
Ada dua jenis umpan balik : 1. Umpan Baik positif Sejalan dengan sinyal yang asli, digunakan untuk memproduksi osilator. 2. Umpan Baik nagatif Berlawanan dengan sinyal yang asli, yang biasanya mengurangi hasil yang dicapai, tetapi memperbaiki kestabilan hasil yang dicapai. A = Vout Vin Kemampuan penguatan putaran terbuka : A A + A Kemampuan penguatan putaran tertutup (dengan umpan balik) : A = Vout Vin =

56 Karakteristik umpan balik
Umpan balik negatif Umpan balik positif A A + A Jika A >> 1 maka Ac  1/ A Efek utama : Penguatan dikurangi dan dimantapkan. Tanggapan frekuensi ditingkatkan dengan lebar jalur lebih besar. Desah dan cacat (yang dibangkitkan internal) dikurangi. Metode penerapan umpan balik dapat memodifikasi impedansi masukan dan keluaran. Ac = A - A Jika A maka Ac  Penguatan ditingkatkan dengan pengura- ngan kemantapan. Jika A mungkin ada osilasi yang terjadi pada satu frekuensi tertentu.

57 P Q Output Sinyal input VCC R1 R3 R6 R8 C2 C4 R10 C1 C3 R2 C5 R7 R4 R9
Rangkaian Penguat dengan umpan balik negatif R4 R6 R8 VCC R7 C5 R9 R5 C4 C3 P Q

58 Penguat Daya Zout = Zbeban n = Zout / Zbeban M Zout Zbeban
Beban (motor,speaker,dsb) Daya maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke beban ketika Zout = Zbeban Derajat pencocokan impedansi dapat dilakukan dengan memakai transformator. Perbandingan transformasi n diperoleh dari : n = Zout / Zbeban

59 daya dorong tarik kelas B (push pull).
VCC R2 CC Sinyal input Penguat daya dengan pencocokan transformator RE Beban 8 ohm Kalau dibutuhkan daya dalam jumlah lebih banyak dapat digunakan amplifier daya dorong tarik kelas B (push pull).

60 Back Sinyal input VCC R1 C2 C1 R2 R4
Penguat daya dengan dorong tarik kelas B R4 C2 Back


Download ppt "Elektronika dasar."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google