Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Seminar Nasional Desain dan Seni ‘POTENSI SENI DAN DESAIN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF’ Oleh Prof Dr M. Dwi Marianto Kamis, 29 November 2012 Universitas.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Seminar Nasional Desain dan Seni ‘POTENSI SENI DAN DESAIN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF’ Oleh Prof Dr M. Dwi Marianto Kamis, 29 November 2012 Universitas."— Transcript presentasi:

1 Seminar Nasional Desain dan Seni ‘POTENSI SENI DAN DESAIN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF’ Oleh Prof Dr M. Dwi Marianto Kamis, 29 November 2012 Universitas Tarumanegara Jakarta

2 ‘Indutri yang didasarkan pada kreativitas, keakhlian dan bakat individual dengan potensi menyiptakan kemakmuran dan lapangan kerja melalui pengembangan kekayaan intelektual’ – meliputi tigabelas sektor: advertising, arsitektur, pasar seni dan benda antik, kriya, disain, fashion, film, piranti lunak interaktif hiburan (video games), musik, seni pertunjukan, publikasi, piranti lunak, televisi dan radio. SALAH SATU DEFINISI INDUSTRI KREATIF

3 Kreativitas manusia adalah sumber-daya ekonomik yang paling penting sehingga industri-industri abad ke- duapuluhsatu akan semakin tergantung pada pengembangan ilmu-pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi. (Untuk terjemahan ini penulis sengaja menggarisbawahi kreativitas manusia, kreativitas dan inovasi.) KREATIVITAS DAN INOVASI

4 Desainer atau kreator harus memperhatikan aktualitas produk yang responsif terhadap: Jiwa Zaman Keberagaman Budaya – dimana terdapat berbagai kelompok masyarakat yang punya tradisi dan kebutuhan material dan simbolis berbeda AKTUALITAS PRODUK & PLURALITAS BUDAYA

5 Keberagaman kelompok atau ethnik adalah hikmah dan berkah kultural, karena kesinambungan sosio-kultural masyarakat hanya dapat terjadi jikalau ada keberagaman kebutuhan dari kelompok- kelompok yang ada. HIKMAH DAN BERKAH KEBERAGAMAN

6 BERGURU DARI KEUNIKAN DAN PARTIKULARITAS

7 PADA MULANYA ADALAH KEKURANGAN

8 IMAGINASI & AKTUALISASI

9 TAHU BENAR APA YANG DIBUTUHKAN

10 KEBUTUHAN MELAHIRKAN KREATIVITAS

11 Untuk Seminar bertajuk “Potensi Seni dan Desain Dalam Pengembangan Industri Kreatif” saya mengekspose empat poin tentang kesadaran untuk mendisain atau menyipta, yaitu: 1) tahu benar apa yang ia butuhkan 2) paham benar ajaibnya mengamati; 3) mengenali insight atau rasa yang menjadi energi penggerak menyipta 4) paham bagaimana mengamplifikasi rasa / insight guna agar terrepresentasi secara kuat dan menarik MERAKSASAKAN RASA

12 •Ide awal kreativitas / inovasi adalah ketika sang subjek tahu benar akan apa ia butuhkan, diantaranya: •keinginan mengaktualisasi diri (egonya); •keinginan untuk bermain (naluri); •keinginan untuk menyampaikan perasaan mendalam (rasa); •keinginan untuk mengutarakan suatu pemikiran yang kuat tentang suatu subjek (vision, insight, atau ideologi); •keinginan kuat untuk memiliki sesuatu (desire). KEBUTUHAN ADALAH INDUK SEMUA PENEMUAN

13 Pada 16 Nov 2012, ditayangkan seorang pengusaha muda dari Singosari, Malang, yang memroduksi berbagai souvenir dari sampah orgnik – dedaunan kering. Anak bekas pembantu rumah-tangga yang dulu berkekurangan, kini menghasilkan produk kriya untuk konsumsi dalam dan luar negeri; menyejahterakan dirinya dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. DEWI TANJUNG SARI

14 Pendekatan kreatif seorang seniman bernama Yudi Sulistyo, yang menghasilkan karya spektakuler. Konsep estetiknya berasal dari kebutuhan bermain dan memiliki mainan. Kebiasaan yang telah dimulai sejak masa kanak-kanak karena keterpaksaan. KASUS SAMA DI DUNIA FINE ART ATAU DESAIN

15 Yudi mencari upaya mendapatkan permainan dengan caranya sendiri, menjaring mainan apa saja di sungai dekat rumahnya. Berhasil mendapat berbagai macam mainan, namun kebanyakan sudah rusak atau tidak lagi utuh. MENJARING MAINAN DI SUNGAI

16 Yudi mengaitkan dunia bermain dengan alam kreasi; menghubungkan dua hal yang tadinya tak terkait menjadi satu kesatuan, sebagai suatu genre yang baru. Realita itu sejalan dengan pernyataan Steve Jobs, bahwa: “Creativity is just connecting things. When you ask creative people how they did something, they feel a little guilty because they didn’t really do it, they just saw something. It seemed obvious to them after a while”. CONNECTING THINGS

17 Pikiran kreatif kerap bermula dari melihat hal-hal biasa, lumrah, lazim, dengan cara yang tidak seperti biasanya. Maka buatlah agar optik Anda baru setiap hari; sesekali geserlah cara pandang agar Anda melihat suatu pemandangan lain. MENGAMATI

18 Ini adalah tradisi pembuatan keramik dengan putaran miring. Sebelum didatangi dan diamati genre pembuatan keramik ini ‘tidak ada’ Realita baru ada setelah ia diamati. PENGAMATAN DAN REALITA

19 Untuk menangkap potensi dari sesuatu – misalnya untuk memecahkan suatu persoalkan lingkungan sungai – pengamat (observer) harus menyatu dan lebur dengan yang diamati (observed), sehingga ia mampu melihat dan menangkap potensi-potensi virtual solusi untuk problem lingkungan sungai itu. Melalui pengamatan mendalam potensi virtual menjadi realitas aktual. Langkah selanjutnya adalah memilih salah satu dari berbagai kebolehjadian, untuk dinyatakan menjadi karya. DARI VIRTUAL KE AKTUAL

20 Tindak pengamatan dapat dibayangkanlah seperti membedah matruska – craft asal Rusia. Berisi beberapa set identik yang bergradasi ukurannya, dari yang terluar, sampai yang paling kecil. Melalui pengamatan kita akan mampu memperoleh suatu insight – pemahaman baru yang bersifat esensial dan fundamental – tentang suatu subjek. Atau, rasa – esensi atau hakekat – dari subjek. SEPERTI MEMBEDAH MATRUSKA

21 Kata ‘rasa’ selalu muncul dalam berbagai perbincangan seni, namun rasa tidak sama dengan perasaan (mood atau feeling). Rasa adalah saripati, esensi, juice, atau hakekat dari sesuatu. Rasa adalah sejenis abstraksi kontemplatif dalam mana perasaan-perasaan bathin manusia menyebar ke, dan meresapi, dunia bentuk-bentuk di sekitar. Rasa akan sesuatu - bahagia, sedih, cinta, atau horor - dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Rasa dapat dinyatakan melalui kiasan yang beragam, seberagam individu dan komunitas yang ada. RASA & PENYANGATAN

22 V.S. Ramachandran: Seniman India dalam menyipta sesungguhnya ingin mengutarakan ‘rasa’ – esensi dari sesuatu – yang dikarikaturkan. Mengarikaturkan rasa artinya menyangatkan dengan cara melipatgandakan, atau melebih-lebihkan rasa itu. Penyangatan atas satu atau dua aspek dari objek yang direpresentasi dapat mengaktifkan mekanisme neural di otak, sebagaimana terjadi seandainya pemirsa melihat sendiri objek aslinya. Efeknya, rasa yang tadinya kecil, tak terasa, atau sama-samar, menjadi besar dan terasa kehadirannya. RASA YANG DIRAKSASAKAN

23 SENI BERBASIS RASA

24 HOLY COUPLE STATUE & SHIVA STATUE

25 SALAH SATU CONTOH PENYANGATAN

26 Efek penyangatan ekstrim ini diistilahkan dengan ‘peak shift effect’ (efek penyangatan ekstrim). Prinsip karikatur adalah penyangatan atas satu atau dua aspek dari perwajahan dan/atau tubuh suatu karakter, misalnya orang yang suka berbohong digambarkan dengan satu karakter berhidung panjang, macam hidung Pinokio. Atau melebih-lebihkan sesuatu yang khas dari wajah dan tubuh seseorang. Perhatikan kantung bawah mata SBY ditampilkan secara ekstrim menggelantung. Menyiratkan keadaan kurang tidur atau kelelahan. EFEK PENYANGATAN EKSTRIM

27 Penyangatan bisa dilakukan atas efek bayangan dan pencahayaan dari wajah dan tubuh figur bersangkutan. Pemilihan efek perspektifnya pun dapat diekstrimkan, guna mencapai efek tertentu. Sebagai conroh lukisan Giorgio de Chirico, yang nampak absurd dan surreal, karena terdapat lebih dari dua perspektif, dengan beberapa titik lenyap. KARYA GIORGIO DE CHIRICO

28 Peak shift effect selanjutnya dapat dilakukan dengan mengolah efek- efek bunyi dan suara. Memanfaatkan vokalisasi primata, seperti: lolongan anjing, suara burung hantu, suara tangisan dan elemen bunyi lain, guna membangkitkan respons emosional audience. Teknik dan ragam efek pengubahan ekstrim dapat dikembangkan dan ditingkatkan dengan berbagai cara yang lain, dengan instalasi khusus, menggunakan bebauan, digerakkan, dsb, sehingga rasa yang mau dihadirkan dapat lebih teraksasakan.. PENYANGATAN BISA LEBIH TAJAM DAN BERAGAM

29 HIKMAH APA YANG DAPAT DIPETIK?

30 Industri Kreatif bukan persoalan individu-individu genius yang punya passion saja, ia adalah tantangan kolektif kepada kita semua – berbagai masyarakat: apakah masyarakat akademis maupun non-akademis; seniman, desainer, atau orang. Namun kita dapat belajar partikularitas dari para individu kreatif yang sukses; tidak harus menjadi miskin dulu agar dapat kreatif, melainkan tahu dan sadar betul apa yang dibutuhkan dan yang mau dikerjakan. PERMASALAHAN KITA BERSAMA

31 Kemampuan melihat potensi-potensi secara kreatif, hanya dapat diperoleh ketika sang subjek mau mengamati sesuatu secara detil dan menyeluruh subjek. Subjek yang kreatif – apapun profesinya – selalu melengkapi landasi pemikiran dan aksi kerjanya dengan melakukan pengamatan mendalam. PENGAMATAN MENDALAM DENGAN KETERBUKAAN

32 Berbagai pengamatan mendalam membuat sang subjek dapat berfikir secara imaginatif dan synaesthetic. Synaesthetic adalah keadaan neurologikal di otak, dimana dua atau lebih dari indra-indra yang ada bekerja secara simultan, terfokus, dalam mengalami suatu rangsangan. Keadaan synaesthetic memampukan sang subjek untuk menyatukan dua hal / keadaan berbeda, menjadi suatu metafor baru nan segar. Padahal metafor adalah inti kreativitas; dan kreativitas adalah hakekat Seni. MENJADI SYNAESTHETIC

33 Termasuk Yang Belum Terpikirkan MAKA AMATILAH APA SAJA

34 TERIMAKASIH


Download ppt "Seminar Nasional Desain dan Seni ‘POTENSI SENI DAN DESAIN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF’ Oleh Prof Dr M. Dwi Marianto Kamis, 29 November 2012 Universitas."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google