Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAnna Kresna Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
NAMA : MARIYANTO NIM : 41613010017 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
2
STUDI POLA PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENGEMBANGAN MODEL DINAMIK, STUDI KASUS KOTAMADYA BANDUNG
3
Pola penanganan Bentuk pengelolaan sampah yang kebanyakan dilaksanakan di Indonesia adalah pola sentralisasi, dengan pelaksanaan system open dumping di TPA (pola ini harus ditinggalkan paling lambat tahun sebagaimana amanat UU.18/2008 Tentang Pengelolaan Sampah). Dalam pengelolaan sampah kota setidaknya dikenal ada tiga bentuk, yaitu sentralisasi, desentralisasi serta sentralisasi-desentralisasi. Namun pada pola pengelolaan sampah yang baik bukan bentuk sentralisasi dan juga bukan desentralisasi (karena masyarakat belum terpola dalam mengelola sampah). jadi yang ideal saat ini adalah bentuk atau pola sentralisasi- desentralisasi (se-Desentralisasi), masyarakat dengan bimbingan pemerintah membentuk Instalasi Pengelolaan Sampah Organik (IPSO) disetiap sumber sampah yang dominan (tahap awal) lalu pemerintah membentuk Industri Daur Ulang Sampah semacam Instalasi Pengelolaan Sampah Kota (IPSK) untuk menunjang dan membantu pemasaran dari IPSO yang telah didirikan oleh kelompok usaha bersama (KUB) oleh masyarakat, ini kami sebut sebagai pola komunal atau “konsep bersih mandiri” dalam mensiasati problem persampahan di Indonesia.
4
Berpijak dari kondisi yang ada, untuk memecahkan masalah sampah harus melihat pola penanganan yang ada saat ini. Dengan demikian pada titik mana dari mata rantai pembuangan sampah tersebut dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sehingga sampah yang masuk ke TPA pada akhirnya hanya berupa sampah yang benar-benar tidak dapat diolah kembali, misalnya sampah B3 (beracun, berbau dan berbahaya) yang langsung masuk ke pembakaran sampah (insenerator) yang ada di TPA. (lihat gambar dibawah ini; bagan alir solusi sampah) Sumber :
5
Sampah Rumah Tangga Manajemen pengelolaan sampah rumah tangga. Sebelum ini sudah banyak yang membahas masalah pengelolaan sampah rumah tangga ini. Namun di sini, kita akan mencoba membahas kembali isu tersebut. Ada beberapa hal sederhana dalampengelolaan sampah rumah tanggayang dapat anda terapkan dirumah, semoga dapat memudahkan pengeololaan sampah rumah tangga anda. Yang pertama dalam pengelolaan sampah, pasangkan plastik di tempat sampah Manajemen pengelolaan Sampah rumah tangga berikutnya, jika tempat sampah yang anda gunakan sudah penuh, lansung bungkus dan buang. Jangan tunggu sampai sampah melimpah keluar dari tempatnya. Langkah pengelolaan Sampah yang ke tiga. Pastikan setelah sampah dibuang, Anda lansung mengganti plastik baru di dalam tong sampah agar bisa lansung menampung sampah yang baru. Terakhir dalam manajemen pengelolaan Sampah rumah tangga. Ketika nampak tong sampah sudah terlalu kotor, cucilah tempat sampah tersebut. Ini bertujuan agar penyakit tidak berkembang di dalam tong sampah. Sumber : pengelolaan-sampah-rumah.html
6
Skenario Optimum Upaya pengelolaan sampah ini seyogianya dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah, swasta, masyarakat dan segenap komponen masyarakat lainnya, sehingga upaya mereduksi dampak lingkungan akibat sampah dapat diselenggarakan secara sinegris, optimal dan professional. Dalam tulisan yang lalu tentang “Menyoal Biaya Eksternalitas” disebutkan kebijakan tentang pemerintah chester township (Michigan, AS) yang memberlakukan pungutan pengelolaan sampah dan cukup berhasil untuk menekan jumlah buangan sampah rumah tangga. Model kebijakan ini memberikan prospek yang baik untuk secara bersama melakukan pengelolaan sampah demi mengurangi tekanan dan menjaga daya dukung lingkungan.
7
Namun demikian, bilamana kebijakan chester township diterapkan di Indonesia, maka sangat mungkin menemui berbagai kendala. Berikut ini adalah beberapa gambaran dasar upaya pengelolaan sampah yang dilakukan di Indonesia. Pertama, rumah tangga di Indonesia cenderung akan melakukan minimalisasi penggunaan dana, sehingga kepedulian untuk mengalosasikan dananya bagi perbaikan atau pengelolaan lingkungan kurang. Fakta menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia, terlebih yamg mempunyai akses lebih dekat dan mudah ke sungai atau laut, cenderung membuang sampah atau limbah domestic lainnya kedua sumber perairan tersebut. Kedua, di Indonesia, terutama di kalangan penduduk desa, upaya pengelolaan sampah masih bersifat konvensional, yaitu dilakukan melalui proses pembakaran sederhana. Sampah dikumpulkan pada suatu area, kemudian dibakar. Metode ini telah dilakukan secara turun-temurun sejak dulu dan efektif di kalangan mereka. Padahal jika dicermati sebenarnya metode ini masih mendatangkan polusi baru, berupa asap dari hasil pembakaran tersebut Sumber :
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.