Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BELAJAR DARI ZAKHEUS Lukas 19:1-10
Prayer Meeting Ps. R. W. Sagala July 20, 2011
2
“Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.”
Ayat Inti: “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.” Lukas 19:6
3
Luk 19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus memasuki kota itu.
4
Yerikho: Yerikho adalah suatu kota di mana terletak di sebelah Timur dari Yerusalem, dan dekat dengan sungai Yordan Ditempat inilah tempat tembok yang terkenal, yaitu tembok Yerikho yang dirubuhkan oleh Yosua, atas bantuan Tuhan. Ketika itu para iman berjalan mengelilingi tembok dan pada hari ketujuh mereka mengelilingi tembok Yerikho dan bersorak sorai, dan tembok itu runtuh (Yos 6:13-16).
5
Yerikho Di tempat ini juga seorang Samaria menolong seorang Yahudi, setelah dia dirampok. Juga ada seorang buta, yang disembuhkan Yesus (Lukas 18:35-43). Dan ditempat inilah terjadi suatu drama kehidupan, yang memberikan pengharapan kepada semua pendosa, termasuk kita semua, yaitu drama kasih yang membawa pertobatan yang sejati, kisah Zakheus.
6
Luk 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
7
Zakheus yang berarti “suci” , dari Zakchaios, atau “zakkay”
Zakheus yang berarti “suci” , dari Zakchaios, atau “zakkay”. Dia yang memang suci, karena dimurnikan sendiri oleh Yesus Kristus. Dia seorang pendosa yang diubah oleh Yesus menjadi seorang kudus. Dia adalah seorang pemungut cukai, bahkan kepala dari pemungut cukai di daerah Yerikho.
8
Pada masa pemerintahan Roma, orang-orang Yahudi diharuskan untuk membayar pajak kepada kaisar/pemerintah Roma. Dan sangat umum pada waktu itu, bahwa seorang pemungut pajak, biasanya menarik pajak lebih daripada yang ditetapkan oleh pemerintah Roma.
9
Dengan kebiasaan seperti itu, maka seorang pemungut pajak menjadi sangat dibenci rakyat. Karena Zakheus seorang Yahudi, maka dia dianggap seorang yang berkhianat terhadap bangsanya sendiri, karena dia bekerja pada pemerintah Roma, bangsa penjajah.
10
Apakah kita seperti Zakheus, yang mengambil hak orang lain?
Pertanyaan: Apakah kita seperti Zakheus, yang mengambil hak orang lain? Sebagai orangtua, apakah kita mengambil hak anak-anak, yang berhak untuk bercanda, bercerita, dan bersukacita bersama-sama dengan orang tuanya? Sebagai seorang guru, apakah kita memberikan yang menjadi hak bagi murid, yaitu untuk mengetahui kebenaran, juga memberikan nilai-nilai moral yang benar? Sebagai umat Tuhan, apakah kita juga sudah memberikan apa yang menjadi hak Tuhan, untuk disembah dan dimuliakan? Apakah kita juga seperti Zakheus, yang “korupsi waktu”, waktu untuk pergi ke gereja, waktu berdoa, waktu membaca alkitab, dll? Tuhan tidak menentang kita untuk menjadi kaya, namun Tuhan menentang, jika kekayaan yang ada didapat dengan cara yang tidak halal, dan merugikan orang lain.
11
Luk 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
12
Zakheus, tentu sudah mendengar tentang Yesus, dimana terlihat dari keinginannya untuk melihat Yesus. Dia sudah mendengar, bagaimana Yesus sudah menyembuhkan begitu banyak orang dari berbagai macam penyakit, juga membuat begitu banyak mukjijat. Dia juga mungkin sudah mendengar, bagaimana Yesus tidak pernah menolak seorangpun untuk datang kepada-Nya, juga termasuk pendosa ….. Namun karena keterbatasannya, karena badannya pendek, dan juga ada begitu banyak orang, maka kita dia tidak dapat melihat Yesus.
13
Mungkin karena situasi pekerjaan kita, yang menuntut kita harus begitu sibuk, kita tidak dapat meluangkan waktu untuk berdoa. Mungkin karena kesibukan kita, sebagai seorang istri, begitu sibuk dengan melayani anak-anak, sehingga tidak ada waktu untuk Tuhan. Juga sebagai pelayan di gereja, membuat kita terlalu sibuk dengan urusan gereja, sehingga tidak dapat meluangkan waktu untuk berdoa? Apakah kita juga terhalang bertemu dengan Yesus, karena orang lain? Mungkin kita takut ditertawakan ketika kita mau menunjukkan bahwa kita adalah murid Yesus. Kita takut dianggap sok suci. Kalau kita tidak ikut nyontek, merokok, kita takut dianggap banci oleh teman sekolah kita? Apakah kita seperti Zakheus, yang juga mempunyai keterbatasan untuk bertemu dengan Yesus?
14
Bagaimana kita dapat bertemu dengan Yesus?
Berdoa: Yer 29:12-13 (Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati). Apakah kalau macet di jalan, menunggu anak di sekolah, pada saat mencuci piring, dll, kita melakukannya dengan doa?
15
Bagaimana kita dapat bertemu dengan Yesus?
Membaca Firman Tuhan: 2Tim 3:15 (Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus). Apakah kita benar-benar meluangkan waktu untuk membaca Firman-Nya, yang sebenarnya adalah surat kasih dari pencipta kita?
16
Bagaimana kita dapat bertemu dengan Yesus?
Persekutusan: Mat 18:20 (Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”). Apakah kita lebih suka berkumpul untuk memuji Tuhan, ataukah kita lebih suka berkumpul untuk ke café, ngerumpi, belanja, dll?
17
Bagaimana kita dapat bertemu dengan Yesus?
Pelayanan Kasih: Mat 25:45 (Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku). Apakah kita juga peka terhadap orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan kita? Mungkin tidak dalam bentuk uang, namun perhatian dan kasih
18
Luk 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Zakheus tidak menyerah karena keterbatasannya, dan karena orang banyak yang menghalangi dia untuk bertemu dengan Yesus. Yang dia lakukan adalah memanjat pohon ara.
19
Apakah kita seperti Zakheus, yang mau terus berusaha untuk bertemu dengan Yesus, dengan segala keterbatasannnya? Marilah kita lihat segala keterbatasan yang kita miliki. Mungkin kita terbatas karena waktu luang yang kita miliki adalah sedikit. Kita tidak mempunyai waktu untuk berdoa. Pertanyaannya adalah, apakah kalau kita diberi waktu lebih, misal pada saat liburan, kita mau meluangkan waktu kita untuk berdoa? Kalau kita mau menjawab dengan jujur, maka kita akan menjawab tidak. Apakah ditengah keterbatasan kita, kita mau berdoa.
20
Mungkin ada sebagian dari kita berkata “saya tidak pandai untuk bicara di depan umum. Saya mau melayani, tapi saya tidak mampu”. Bagaimana kalau kita melayani dengan senyuman kita, membawa damai di dalam kelompok atau lingkungan kita? Melayani anggota keluarga dengan sukacita?
21
Kita punya banyak keterbatasan, namun kita juga punya kemampuan untuk berkata
“Di tengah keterbatasanku, aku mau seperti Zakheus, yang mau lari dan memanjat pohon ara untuk bertemu dengan Yesus.”
22
Luk 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
23
Lihatlah…. Karena Zakheus sudah berusaha dengan segala keterbatasannya, dia akhirnya dapat berjumpa dengan Yesus. Benarlah apa yang dikatakan di dalam Alkitab, bahwa Dia akan membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang mencari-Nya dengan tulus hati.
24
Dan bagaimana pertemuan Yesus dengan Zakheus
Dan bagaimana pertemuan Yesus dengan Zakheus? Yesuslah yang terlebih dahulu mengadakan inisiatif. Dia yang terlebih dahulu membuka pembicaan dengan Zakheus. Yang Yesus lakukan adalah: BERHENTI. Yesus berhenti di bawah pohon tempat Zakheus ada. Dia mau berhenti dimana saja, juga ditempat kita ada. Yesus berhenti setiap saat di dalam kehidupan kita, lebih-lebih pada saat kita benar-benar membutuhkan uluran kasih-Nya,
25
MELIHAT KEATAS. Pada saat semua orang memandang rendah Zakheus, Yesus justru melihat keatas, kepada Zakheus. Pada saat mata Yesus bertemu dengan mata Zakheus, mata-Nya bukanlah mata yang benci dan menuduh, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Tatapan mata yang dipancarkan oleh Yesus adalah tatapan penuh kasih.
26
Jangan pernah berfikir bahwa kita tidaklah pantas untuk menerima Yesus, karena dosa-dosa kita. Yesus tidak pernah merendahkan kita kalau kita menyadari dosa-dosa kita. Dia akan meninggikan kita, dan membawa kita ke tempat yang seharusnya, yaitu menjadi anak-anak Allah.
27
MEMANGGIL. Bayangkan, tidak ada orang yang memanggil Zakheus dengan namanya. Semua orang memanggil Zakheus dengan sebutan “pemungut cukai”. Yesuslah yang juga memanggil kita dengan nama kita masing-masing, “James, Heri, Doni, …” Terlebih dia juga memanggil kita dengan sebutan “sahabat”, karena meskipun kita adalah hamba, namun Dia menganggap kita adalah sabahat-Nya. Yang terpenting, adalah Dia memanggil kita dengan sebutan “anak-anak Allah”. Sebutan yang memungkinkan kita untuk memanggil Allah, sebagai Abba, Bapa, Papa, Bapak.
28
MEMINTA. Jangankan meminta untuk menjadi teman, berbicarapun orang segan kepada Zakheus. Tetapi Yesus, Dia meminta kepada Zakheus untuk dapat tinggal dirumahnya. Mungkin pada saat ini, Tuhan Yesus, meminta sesuatu kepada kita. Dan mungkin juga itu adalah permintaan yang sama, yaitu untuk turun dari tempat kita, tempat di mana kita biasa berada. Tempat di mana dosa dan kebiasaan buruk harus ditanggalkan.
29
TINGGAL Yesus mau tinggal menginap di rumah Zakheus. Tuhan, pencipta langit dan bumi, mau memilih untuk tinggal di rumah Zakheus, sang pendosa, sementara orang menganggap najis untuk menginjakkan kaki di rumah sang pendosa. Yesus juga mau tinggal di hati kita, di kehidupan kita, di permasalahan kita. Dia sudah menawarkan dirinya kepada kita. “….. Aku mau tinggal di rumah hatimu”. Lalu apakah jawaban kita?
30
Apakah kita seperti Zakheus yang mengalami pengalaman yang serupa
Apakah kita seperti Zakheus yang mengalami pengalaman yang serupa? ; Pengalaman di mana Yesus yang penuh kasih, mau menerima kita apa adanya? Pada saat kita sakit, kita dapat mengalami Yesus yang begitu baik, yang memberikan kekuatan kepada kita. Dimana Dia selalu memberikan kekuatan.
31
Luk 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Dan dikatakan bahwa “….Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita”.
32
Bayangkan jika ada seorang superstar atau presiden yang mengatakan, bahwa dia mau bermalam di rumah kita dan makan bersama kita. Kita tentu akan segera bergegas dan menyambutnya. Inilah, Yesus, Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta, raja dari segala raja, meminta kita, untuk diperbolehkan tinggal di hati kita.
33
Apa yang dilakukan oleh Zakheus:
TURUN Zakheus turun dari pohon untuk bertemu dengan Yesus secara pribadi. Kita juga harus turun dari ketinggian pohon yang menghalangi kita untuk berjumpa dengan Yesus lebih dekat lagi. Kita harus meninggalkan segala kesombongan kita, masa lalu kita, ketakutan, kekuatiran, merasa sikap merasa tidak dikasihi, kesendirian kita, untuk bertemu secara pribadi dengan Yesus.
34
MENERIMA Sama seperti Zakheus, pada saat Yesus datang dan memanggil kita, kita harus menerima-Nya. Adalah untuk kebaikan kita untuk menerima panggilan-Nya, agar kita dapat merasakan damai sejahtera dan agar kita mendapatkan kekuatan dalam mengarungi bahtera kehidupan ini yang penuh tantangan.
35
SUKACITA Sudah selayaknyalah, bahwa panggilan Tuhan, harus kita sambut dengan sukacita.
36
Apakah kita seperti Zakheus yang bereaksi sama, yaitu menyambut Yesus dengan penuh sukacita?
Pada saat kita melayani yang terkecil, anak-anak, saudara satu iman yang membutuhkan bantuan kita, apakah kita melakukannya dengan penuh sukacita? Bagaimana di dalam pelayanan kita, apakah kita melayani Tuhan dengan hati yang bersuka dan gembira?
37
Luk 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Semua orang bersungut-sungut, merasa bahwa Yesus yang begitu suci tidak layak untuk tinggal di rumah sang pendosa dan sang pendosa tidaklah layak untuk menerima Yesus, sang Maha Suci.
38
Apakah kita seperti semua orang yang bersungut-sungut, melihat bahwa Yesus mau tinggal bersama dengan pendosa? Apakah kita sering mengatakan dalam hati kita, bahwa kita lebih baik dari orang lain? Bahwa kita lebih layak untuk melayani Tuhan daripada orang lain? Ketika seorang bekas pemabuk, orang yang tidak pernah ke gereja, tiba-tiba mengalami kasih Kristus, dan menjadi orang yang berubah, kita mungkin mengatakan “Ah, dia kan dulu hidupnya nggak baik… kok sok-soknya melayani begitu. Kalau aku sih memperbaiki hidup dulu, baru melayani.”
39
Kita semua adalah seperti orang banyak dalam cerita ini
Kita semua adalah seperti orang banyak dalam cerita ini. Kita semua adalah “orang-orang yang munafik”. Namun Tuhan mengerti segala kekurangan kita, dan Dia yang secara terus-menerus menyempurnakan kita, hingga suatu saat kita akan bertemu Dia, muka dengan muka. Dan pada saat itulah, kita menyerupai Dia, dimana tidak ada selubung kemunafikan lagi, karena semua yang terjadi di dalam kegelapan akan dibawa ke dalam terang.
40
Luk 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Salah satu bentuk dari pertobatan yang benar adalah semangat dan tindak lanjut untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan.
41
Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena, si pelacur itu “…
Yesus mengatakan kepada Maria Magdalena, si pelacur itu “…. Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi…(Yoh 8:11)”.
42
Dan saudaraku, kasih merubah segalanya.
Mungkin ada banyak orang yang mengatakan kepada Zakheus bahwa dia harus berubah, dan mungkin semua itu membuat Zakheus semakin marah. Namun kasih dari Yesus, yang mau menyapa dan tinggal bersama dia, yang mau menerima dia apa adanya, menjadi suatu kekuatan untuk merubah apa yang tidak dapat dia rubah sebelumnya. Bahkan Zakheus ingin mengakui dan menebus segala dosa-dosanya. Mengembalikan empat kali lipat adalah hukum orang Yahudi bagi orang yang mencuri lembu atau domba, dia harus menggantinya empat kali lipat (lihat kel 22:1).
43
Secara hukum/adat dengan mengganti empat kali lipat sudahlah lebih dari cukup, namun tidak bagi Zakheus yang baru saja menerima kasih yang berlimpah dari Yesus. Kasih dari Yesus meluap, seperti yang digambarkan Daud dalam mazmurnya “… pialaku penuh melimpah (Mazmur 23:5)”. Kasih inilah yang mendorong Zakheus untuk melakukan hal yang lain, yang melebihi hukum yang berlaku, melebihi tingkat keadilan, yaitu dengan mengatakan “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin…”
44
Apakah kita sudah mengalami kasih yang seperti Zakheus alami, di mana merubah seluruh kehidupan kita? Merubah cara pandang kita terhadap kehidupan ini? Sampai kita mengalami kasih ini, maka kehidupan rohani kita akan berhenti dan tidak bergerak…. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu… (Maz 34:8) Apakah kita mengalami kasih yang Tuhan berikan adalah berlimpah dan tidak mungkin kita simpan hanya untuk kita sendiri? Apakah kita seperti Zakheus, yang sudah mengalami kasih Yesus, dan hidup kita berubah 180 derajat?
45
Luk 19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
46
Saudaraku, Yesus mengatakan “… Hari ini, telah terjadi keselamatan…”.
Pertobatan yang benar selalu akan menghasilkan keselamatan. Zakheus yang mengalami kasih Tuhan, dan kemudian bertobat dan meminta ampun atas dosa-dosanya, akhirnya mendapatkan sesuatu yang paling berharga, yaitu mendapatkan keselamatan. Kitapun sama seperti Zakheus, bahwa kita adalah anak-anak Abraham di dalam iman. Kita mempunyai iman seperti Abraham. Abraham dibenarkan karena iman, kitapun dibenarkan karena iman, yaitu iman kepada Yesus Kristus. Namun lebih lagi keselamatan yang kita terima adalah melulu karena kasih karunia Tuhan, pemberiaan cuma-cuma dari Tuhan. Kalau kita mencari siapa yang layak menerima keselamatan, maka semua orang tidak layak untuk menerimanya, karena kita semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
47
Apakah kita sama seperti Zakheus, yang menerima perkataan Yesus “
Apakah kita sama seperti Zakheus, yang menerima perkataan Yesus “.. Hari ini terjadi keselamatan, karena engkau sudah beriman kepadaku..?”. Yesus yang pertama-tama merindukan untuk mengucapkan perkataan ini kepada kita semua. Dia rindu agar kita semua, dan seluruh umat manusia untuk mendapatkan keselamatan. Agar hidupnya juga diberkati dan melimpah, dan damai Apakah kita juga menjadi alat Tuhan untuk keselamatan keluarga kita, komunitas kita, tempat kerja kita? Saudaraku, selama kita terus membawa Yesus dalam setiap hal yang kita lakukan, maka kita akan terus menjadi alat-Nya.
48
Luk 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
49
Yesus datang ke dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang
Yesus datang ke dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sama seperti gembala yang baik, Ia tidak membiarkan satu dombapun hilang dari kawanannya. Sama seperti yang Dia katakan, bahwa orang sakitlah yang membutuhkan dokter.
50
Kita semua adalah orang yang sakit, yang membutuhkan dokter, dokter dari segala dokter, yaitu Yesus sendiri. Kita mungkin sakit karena kurang kasih dan perhatian. Tersiksa karena masa lalu kita, dan kuatir akan masa depan. Sakit, karena kurang peka terhadap penderitaan sesama, terlalu egois, mengejar kesenangan sendiri. Mungkin kita sakit, karena menganggap bahwa harta, karir adalah nomor satu dalam hidup ini. Mari pada saat ini kita mengundang Yesus untuk masuk dalam hidup kita, dalam setiap sendi kehidupan kita, dan dalam keberadaan diri kita, sehingga kita dapat menjadi bait suci-Nya yang kudus.
51
Kesimpulan: Marilah kita belajar dari kehidupan Zakheus, kita harus:
1. Memiliki tekad yang kuat dan komitmen total untuk mengenal Yesus. 2. Ramah terhadap semua orang. 3. Bersukacita dalam Yesus. 4. Bertobat setiap hari
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.