Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Makro Nutrien
2
NUTRISI Makronutrien: Mikronutrien Karbohidrat Lipid Protein Air
Vitamin Mineral
3
2.1Nutrisi-Katabolisme Hubungan Metabolisme karbohidrat, Lipid, Protein Karbohidrat sebagai sumber energi: Kalori nutrisi (Cal=kkal) Kebutuhan kalori basal Katabolisme KH: Serat College students need 2900Cal/d (m) & 2100 Cal/d (f) Basal: 1800 Cal/d (m) & 1300 Cal/d (f)
4
Hubungan Katabolisme dan Anabolisme
Struktur polimer untuk proses katabolisme anabolisme Tahap 1, 2, 3 dibedakan berdasarkan ukuran molekul
5
Hubungan metabolisme karbohidrat, Lipid, Protein dan Asam Nukleat
6
2.1.1 Katabolisme Karbohidrat
Glikolisis : diperlukan energi dihasilkan energi :Hasil glikolisis diolah berbeda antara sel yang anaerob dan aerob Fermentasi alkohol: 1. Pyruvate <=> Acetaldehyde + CO2 (catalyzed in yeast by Pyruvate Decarboxylase). 2. Ethanol + NAD+ <=> Acetaldehyde + NADH (catalyzed by Alcohol Dehydrogenase)
7
Fermentasi alkohol
8
Daur asam trikarboksilat
Piruvat hasil glikolisis, dalam keadaan aerob akan diubah menjadi asetil-KoA. Asetil-KoA ini kemudian akan masuk ke dalam daur asam trikarboksilat, tempat dihasilkannya NADH, FADH2, dan GTP, diawali dengan bereaksinya oksaloasetat membentuk sitrat Rantai respirasi/ fosforelasi oksidatif
9
Fosforelasi Oksidatif
Reaksi redoks Sistem transport elektron: . . . Lokasi & mekanisme reaksi rantai respirasi p/o rasio dan reaksi oksidatif ATP sintesis inhibitor
10
2.1.2 -Katabolisme asam lemak
Penyerapan dan transport: didegradasi di lumen usus kecil, direkombinasi pada RE &badan golgi aktivasi asam lemak R-COO- + ATP + CoASH <=> Acyl-S-CoA + AMP + PPi ( = -0.8 kJ/mol) dikatalisis oleh enzim fatty acyl CoA ligase
11
Transfer ‘fatty Acyl CoA’ dari sitosol ke mitokondria
12
Beta oksidasi dari asam lemak
Terjadi di dalam mitokondria. Tahapan -tahapan -oksidasi FADH2 dan NADH yang dihasilkan akan masuk ke dalam sistem transport elektron, sehingga dihasilkan ATP perolehan energi
13
Oksidasi asam lemak ganjil
Menghasilkan propionil-KoA yang tidak dapat langsung digunakan pada TCA Propionil-KoA ini harus di konversi menjadi suksinil KoA Asam lemak esensial & non esensial
14
Ketogenesis Terjadi jika jumlah asetil-KoA berlebih
merupakan sumber energi otak jika dalam keadaan kelaparan
15
Membran Sel dan Proses Transport
Struktur Membran : Lipid ‘bilayer’ Protein Fluiditas Membran Proses transport 15 Lipid penyusun membran: gliserofosfolipids sfingolipid kolesterol
16
Struktur membran
17
Proses transport Transport pasif Difusi Difusi dengan bantuan
pori pengemban (carrier) Transport aktif dengan bantuan sumber energi, terjadi proses transport yang melawan arah gradien konsentrasi: pompa Ion sistem ko-tansport transport dengan modifikasi
19
2.2 Nutrisi- Komponen Karbohidrat
Merupakan komponen penyusun pangan terbesar setelah air. Karbohidrat sebagai komponen struktur sel: Glikoprotein: glycosaminoglycans : Lectins: interaksi antar sel Serat Beberapa KH yang banyak terdapat di pangan: Glukosa, fruktosa Sukrosa Maltosa Laktosa
20
Struktur antigen oligosakarida A,B & O
21
Interaksi KH-Prot
24
Elastase
25
Structure fo a C-type carbohydrate-binding domain from an animal lectin. A calcium ion links a mannose residue to the lectin. Selected interactions are shown, with some H atoms ommited for clarity
26
Selectins mediate cell-cell interactions.
Lymphocytes adhering to the endothelial lining of a lymph node.
27
Glukosa & fruktosa Contoh : madu kelarutan
Semua monosakarida adalah gula pereduksi, karena dapat mereduksi senyawa/unsur seperti Cu2+ menjadi Cu+ Pereaksi untuk identifikasi gula pada pangan: Uji Benedict (aldosa) Uji Fehling (ketosa pada kondisi basa)
28
Uji Ketosa
29
Disakarida Kebanyakan diperoleh dari hasil hidrolisis sebagian dari polisakarida Sukrosa : gula meja Diperoleh dari tebu atau beet Sifat: bukan gula pereduksi, pemanasan menghasilkan karamel, dapat di fermentasi Gula Invert: Hasil hidrolisis sukrosa dengan asam/panas atau dengan invertase dgn perbandingan glukosa : fruktosa = 1 : 1
30
Ikatan glikosida pada disakarida
31
Manfaat sukrosa pada pangan
Fermantasi: pembuatan roti, pakan ternak Brown sugar: kristal gula putih yang diberi perlakuan dangan molase. Gula bubuk: bubuk sukrosa yang mengandung 3% tepung jagung sbg ‘anticaking agent’ Gula ‘fondant’, untuk hiasan kue atau permen: kristal sukrosa yang sangat halus diselaputi larutan jenuh gula invert, sirup jagung, maltodextrin.
32
Disakarida-Maltosa Struktur:
Jarang diproduksi oleh tanaman, hasil hidrolisis tepung oleh enzim b-amilase (bakteri Bacillus), merupakan senyawa antara pada proses fermentasi. Sifat: gula pereduksi, mutarotasi, hidrolisis oleh asam/panas – maltase Manfaat: sirup jagung, kombinasi pemanis
33
Disakarida - Laktosa Kelimpahan:
Susu sapi/kambing ( %), susu manusia (~7%) Produk susu tanpa fermentasi Sifat: gula pereduksi, mutarotasi, menghasilkan glukosa & galaktosa pada hidrolisis dgn asam/panas atau laktase (b-galaktosidase)
34
Sifat Laktosa (lanjutan)
Gula yang paling tidak manis Paling sukar larut Digunakan sebagai pembawa senyawa pewarna atau senyawa pembangkit rasa (adsorbsi) Tidak dapat difermentasi oleh kapang Bereaksi dgn protein ® reaksi pencoklatan Merangsang adsorbsi nutrisi di usus halus & menyebabkan waktu tinggal Ca lebih lama.
35
Manfaat laktosa Sumber karbohidrat utama selama masa pertumbuhan mamalia (40%) Tidak di dapatkan pada makanan fermentasi (® asam laktat) Pencernaan: laktase pada lumen usus halus ® Lactosa intolerance Kekurangan laktase menyebakan laktosa berkumpul di perut, pada gilirannya akan menyerap air (osmosis) menyebabkan kramp & kembung perut. Kalau sudah mencapai colon, bakteri anaerob mengubahnya menjadi asam laktat yang menyebabkan penurunan pH & air makin banyak tersimpan. pH yang rendah menyebabkan iritasi dinding usus, meningkatkan kontraksi diarea. Gas hsl fermentasi menyebakan kramp &kembung
36
Derajad kemanisan Intensitas rasa: recognition threshold
Nilai batas ambang berhubungan dengan afinitas khemoreseptor rasa manis untuk suatu senyawa manis dan bergantung pada struktur senyawa Dipengaruhi juga oleh suhu, pH dan keberadaan senyawa manis/tidak manis lain di dalam bahan. recognition threshold : konsentrasi terendah yang masih memberikan rasa manis.
37
Kristalisasi Digunakan utk memurnikan gula
Makin murni larutan, makin cepat kristalisasi Proses ini tidak selalu diinginkan terjadi pada produk pangan e.g kristalisasi laktosa pada es krim Pertumbuhan kristal: Faktor yg mempengaruhi pertumbuhan kristal sukrosa: Supersaturation soln, temp, type & conc of impurities, nature of crystal surface, rate of movement of soln & crystals
38
Polisakarida Polimer dari monosakarida derajat polimerisasi (DP)
DP < 100 beberapa 200<DP<3000 kebanyakan 7000<DP< beberapa e.g selulosa
39
Sifat polisakarida Terhubung melalui ikt glikosidik
Ada yang berantai lurus atau bercabang Massa molekul tinggi Tidak larut dalam air Tidak dapat dikristalkan Bukan gula pereduksi
40
Manfaat pada bahan pangan
Efek pada sifat bahan : Mengatur -menurunkan mobilitas air pada sistem bahan pangan Air dapat mengubah sifat fisik & fungsional polisakarida Bersama-sama air, polisakarida dapat megubah sifat fungsional bahan pangan. e.g
41
Komposisi tepung Amilosa (17-30%), kec ‘Sweet corn & peas’: 70%
Struktur: rantai lurus: a-1,4-glikosidik ‘right handed spiral’ Dp ~ 103 Larut dalam air Hidrolis dengn b-amilase 100% dextrin glukosa Strong pliable films Crystalline X-Ray pattern Amilopektin (70-80%), kec‘waxy starch’ e.g Waxy corn kernel’: 100% Struktur : bercabang - … + a-1,6 Glikosidik heliks ganda DP > 106 Tak larut dalam air Hidrolisis dengan b-amilase 60% glukosa Brittle films amorph
42
Struktur butiran tepung
Amilosa & amilopektin tersusun secara radial Kristalin & non-kristalin tersusun berlapis-lapis ( seperti lapisan bawang)
43
Peran tepung pada pangan
adhesive (bread) binding (formed meats) clouding (cream fillings); dusting (bread) film forming; foam strengthening (marshmallows) gelling (gum drops) glazing (nuts); moisture retaining (breading) thickening (soups)
44
Dietary Fibers Daily intake: 25-30 g fiber/day (adults)
Reduced diverticular disease & the risk of colorectal/breast cancer Class: resistant starches, nonstarch polysaccharides, & lignin. Dietary fibres content (Salvin, 1987) Source Other PS than cellulose cellulose lignin Cereals 75 % 17 % 7% Fruits 63% 20% 17% Vegetables 68% 31% 3%
45
1. Resistant Starch Percentage of Banana Starch Resisting Hydrolysis by Pancreatic α-Amylase Treatment % Resistant starch Raw Banana 54 Freshly cooked banana Cooked and cooled 8 Cooked, cooled, & reheated 5 Starch in starchy foods, eg bananas, potatoes & rice, occurs in structures called grains. The starch molecule occurs in an organized arrangement in such grains. The grains are not soluble in water and are somewhat resistant to attack by digestive einzymes. The starch in the grains is hydrolyzed during the process of ripening (in the case of bananas) or with storage ( in the cae of potatoes). Cooking dissrupts the sturctue of the starch molecule. In the grains, resulting in a marked increase in their digestibility. With cooling, the starch molecules regain a more orderly structure, resulting in a slight increase in resistance to enzymatic hydrolysis, as in the table above. The reversion to an organized sturctue with cooling is called “crystalization” of starch. Although this process may not result in a significant effect on the nutritional value of the food, it may detract from its aesthetic value. Eg: storage bread ”stale” needs to be heated
46
Resistant starch Chemical structure Physical structure
Not absorbable in small intestine, probably digest in large intestine due to bacterial action. Escaped starch: Bean : 18% - white bread: 10-20% Cornbread: 6% - oat bread : 8% Potato: 13% Resistant starch is starches that is not digestible towards human’s or intestine-microflora’s enzymes. Due to its chemical structure or physical structure as in the case of bananas experiments (previous slide)
47
2. Non starch polysaccharide
Pectin, gums, hemicelluloses, cellulose, β-glucans, etc Probably digested by gut microflora Source % (w/w) non starch PS Brown rice, potatoes, apples, cabbage, carrot 2 Wheat flour, oats, barley 7-10 Wheat bran 40 Table 1 – Composition of dry barley husks g/100 g barley husk Xylan 25.7 Arabinan 4.7 Glucan (non-starch) 30.1 Glucan (starch) 4.7 Galactan 1.1 Acid-insoluble lignin 14.7 Acid-soluble lignin 9.8 Ash 9.1 (food and b i o p roducts p r oc e s s i n g 86 ( ) 3 1 – 36)
48
Pektin Sturuktur Pektin:
polimer dari a-D-Galakturonat melalui ikatan a-1,4-glikosidik Beberapa gugus -COOH teresterifikasi dgn metanol (ester Metoksil ~7-12%, kec strawberi ~0.2%) Sifat & kemampuannya utk membentuk gel ditentukan oleh bentuk gugus asamnya : e.g: -COOH, -COOCH3, keterikatannya dgn ion Ca2+ & Mg2+
49
Pektin (lanjutan) Derajat esterifikasi (Degree of Esterification, DE) : perbandingan jumlah galakturonat teresterifikasi thd jml seluruh galakturonat dlm persen Alami : 60-10% (bubur apel –strawberi) Jenis : as pektat (DE=0%), as pektanat (DE>0), protopektin (DE>60%)
50
Struktur protopektin
51
3. Lignin Lignin pellet 3-D of Phenylpropane Properities: Properties
Value C 64% O 26.4% H 5.7% Na 0.03% Ash 0.2% Dry solids 65-70% Heat value 26 GJ/t Lignin pellet
52
Konformasi polisakarida
Extended ribbon-type conformation (zigzag) Mis: rantai pektin (unit berulang dari -D-glaktopiranosil uronat melalui ikt 1,4) atau alginat (unit berulang dari -L-gulopyranosyluronat melalui ikt 1,4) Ion Ca2+ menstabilkan struktur dengan struktur mirip egg box (egg-box type conformation) Hollow helix-type 1,3 linked -Dglucopyranose unit (lichenin) 1,4 linked -D-glukopiranosil residues (amilosa) Crumpled type 1,2 linked -D-glukopiranosil residues Loosely-jointed conformation 1,6 linked -D-glukopiranosil residues, Mis carraageenan: -Dgalactopyranosyl1-4-sulfate U 3,6-anhydro--D-galactopiranosil 2-sulfate zigzag
53
Konformasi (lanj.) Konformasi Unit e.g n h Extended ribbon type conf
1,4-linked b-D-glucopyranosyl res Cellulose Pectin 2 - 4 5.13 Hollow helix-type conf 1,3-linked b-D-glucopyranose 1,4-linked a-D glucopyranosyl Lichenin (lichens) amylose 2 - 10 5.64 0-5 3.16 Crumpled type conf. 1,2-linked b-D- glucopunanosyl sdkt 4- -2 2-3 Loosely-jointed conf. 1,6-linked b-D- glucopunanosyl
54
sifat Perfectly liner Branched Linearly-branched
55
Gelatinisasi Proses pengembangan butiran tepung (oleh air) yang irreversibel terjadi jika tepung & air dipanaskan pada suhu kritiknya susunan molekul butiran tepung menjadi tak teratur terjadi ‘leaching’ amilosa butiran besar, tergelatinisasi lebih dulu Imbibisi dgn air dingin rerversibel
56
Tahapan gelatinisasi tepung
1. Suhu gelatinisasi awal (60-80 ºC): (a) pemanasan butiran pati dalam keadaan air berlebih menyebabkan penggelembungan lebih lanjut dibandingkan dengan hanya oleh air dingin, diikuti ‘leaching’ amilosa (b) pada suhu 60 ºC, penggelembungan terjadi yang ditandai dengan difusi air melalui dinding butiran pati, dan terjadi pula pelolosan (“leaching”) amilosa terlarut. (c) pada kenaikan suhu berikut, 60 hingga 80 ºC, volume butiran pati meningkat hingga 5 kali.
57
Tahap akhir gelatinisasi tepung
2. Suhu akhir ( ºC): Pada saat suhu mencapai ºC dan suhu dipelihara tetap sambil diaduk, terjadi kerusakan butiran, dan terbentuk gel pati dalam larutan yang disebut pasta. Massa menjadi kental yang terdiri atas fasa kontinu dari amilosa terlarut dan/atau amilopektin dan fasa tak kontinu fragmen-fragmen butiran. Pemanasan menerus pada ºC dengan pengadukan menghasilkan penurunan viskositas akibat rusaknya semua butiran.
58
Sifat fisik Polisakarida linier sempurna Bercabang Linier- bercabang
Tak larut dalam air Dpt dilarutkan jika ditempatkan dalam keadaan ekstrim Bercabang Lebih larut Dapat balik Viskositas lebih rendah; sticky paste at high conc. Linier- bercabang
59
Gel protein Definisi: agregasi dari molekul-molekul protein terdenaturasi dengan keteraturan tertentu sehingga dihasilkan jaringan yang kontinu Faktor yang mempengaruhi pembentukan gel protein: T, pH, garam, [protein] Definisi: denaturasi protein
60
Sifat Gel protein Viskositas tinggi Elastik &atau Plastik Syneresis
Syneresis : beberapa gel dapat membebaskan air kembali jika didiamkan.
61
Kekuatan gel protein Definisi:
Kemampuan protein dengan berat molekul tertentu untuk membentuk gel dengan mengikat sejumlah air pada kondisi percobaan tertentu Faktor yang mempengaruhi kekuatan gel protein: [protein] T pH perlu dikendalikan Agitasi MW Faktor: [protein] >> kekuatan >> T >> kekuatan << pH > atau < pHI kekuatan << Agitasi may or may not breaks the gel MW >> kekuatan >>
62
Gel protein Proses pembentukan: Denaturasi
Agregasi (pada saat didinginkan) Progel (if reversibel) Ikatan silang dalam rantai protein: … Akibatnya: absorpsi air prot exterior & interior
63
Nutrisi: -Katabolisme Protein
sumber asam amino dalam mamalia protein dari diet Protein dalam tubuh waktu paruh protein Hubungan katabolisme protein dengan TCA
64
Degradasi asam amino
65
Pemindahan gugus amin Transaminase: Deaminasi: glutamat dehidrogenase
pemindahan gugus amin, biasanya glutamat, kepada asam -Keto. Macamnya: SGPT, SGOT Deaminasi: glutamat dehidrogenase Deaminasi oksidatif: glutamin synthetase asparagin synthetase
66
Detoksifikasi amonia Transport amonia: Siklus Urea: ptpt-hati
salah satu cara penghilangan amonia hanya dimiliki oleh organisme ureotelik sintesis arginin dari ornitin
67
Siklus Urea
68
Nutrisi - Lipid Kegunaan Lipid pada bahan pangan: rasa & tekstur, medium penggorengan, kepuasan Penggelongan Lipid: Lipid sederhana:trigliserida: fats & oils, wax Lipid kompleks: glikolipid, fosfolipid, lilpoprotein Turunan Lipid: sterols, carotenoids, terpens Contoh: Two Broad Types of Food Lipids Two Broad Types of Food Lipids 1. Fats: " solid at room temperature solid at room temperature animal in origin, saturated organic compound e.g:" butter, lard, tallow 2. Oils: liquid at room temperature plant in origin plant in origin unsaturated organic compound E.g: olive oil, palm oil, coconut oil.
69
Asam lemak 20:4w6 Penamaan asam lemak tak jenuh: Posisi C=C pertama,
dihitung dari-CH3 20:4w6 Jumlah atom C Jumlah gugus C=C, Tidak terkonjugasi, tapi dengan -CH2- - diantaranya
70
Asam lemak tak jenuh dari hewan
Tdak dapat mensintesis asam lemak tak jenuh dengan posisi –C=C- pada posisi >9 (dari –COOH) Contoh: 12:1w7 C5 dari COOH asam lauroleat (minyak ikan herring) 16:1w7 C9 dari COOH asam palmitoleat (lemak susu) 16:1w7
71
Asam Lemak dari Tumbuhan
Paling banyak didapat dari biji-bijian: 18:2w6 asam linolenat
72
Lipid sederhana & Lipid kompleks
Fats & Oil : ester dari gliserol dgn asam lemak Wax: … alkohol 1° atau 2° dgn … Lipid kompleks: Fosfolipid : Lechitin, Cephalin Glikolipid : Lipoprotein: Turunan Lipid : Sterols, terpen, Food Sources of Phospholipids High levels in: ??? Egg yolks (lecithins) 33% lipid –67% triglyceride –28% phospholipid –5% cholesterol 16% protein yeast Liver Soy beans (commercial source of lecithin) essentially all lecithin removed during oil processing
73
Sifat fisik Lipid yang berhubungan dengan sifat fungsional lipid
Plastisitas lemak (fat): Titik leleh Polimorfisme Massa jenis Titik asap minyak Fasa padat : krital dari gliseraldehid
74
Plastisitas Definisi:merupakan sifat lemak sehingga ia dapat dioleskan, lembut dan tak berubah. Penyebab: perbandingan fasa padat : fasa cair <10% padatan cair 10-50% padatan plastik > 50% Rigid, tidak plastik
75
Plastisitas: Faktor yang mempengaruhi:
Tipe trigliserida Komposisi trigliserida Suhu Tipe & komposisi trigliserida titik leleh berbeda Suhu: naik lemak mencair plastisitas naik
76
Titik Leleh Tidak memiliki titik leleh yg tajam rentang leleh
Utk TG murni, titik leleh = f(panjang rantai, ketakjenuhan) P. rantai >> t.l >> Ketakjenuhan >> t.l << Contoh: cocoa butter, margarin & butter perlu rentang leleh yg lebar u/ ‘plasticity & spreadablelity’ Cocoa butter: most component triglycerides melt in the range °C 80% of fat is three triglycerides (SUS type) having similar melting points Consists of fatty acids: Palmitic (P), oleic (O), Stearic (St) Triglycerides: POP ~15%; POSt ~ 40%; StOSt ~25%
77
Kristalisasi & Polimorfisme Lipid
Intro: Kristalisasi lemak lambat Kalor kristalisasi dibebaskan volume berkurang Lemak tidak membentuk keadaan gelas pada kristalisasi
78
Nukleasi vs Pertumbuhan kristal pada lemak
Laju dari pendinginan menentukan mana yang lebih dominan: nukleasi atau pertumbuhan kristal Lambat: nukleasi lambat terbentuk kristal yang besar Cepat: nukleasi cepat kristal kecil-kecil Ukuran kristal umumnya antara mm, tetapi beberapa dapat mencapai 50 mm Jika kristal lemak yang terbentuk besar-besar akan megubah rasa & penampilan yang seperti berpasir
79
Polimorfisme pada Lemak
Def: Fasa kristal dari komposisi kimia yang sama tetapi berbeda struktur , tetapi jika meleleh menghasilkan fasa yang identik Hal ini terjadi pada kristalisasi lemak Tiap bentuk kristal polimorf dapat dibedakan dengan menentukan titik leleh, pola kristalografi sinar X, spektrum infra merah Tiga bentuk utama: a (alpha), b (beta), b' (beta aksen)
80
Susunan Kristal Trigliserida
Molekul Trigliserida dalam kristalnya berlapis-lapis Rantai asam lemak tersusun sangat rapat satu dengan yang lainnya Rantai asam lemak itu tersusun tegak lurus (bentuk a) atau miring (bentuk b’’ and b) terhadap bidang-bidang gugus gliserol dan bidang gugus metil terminal Bentuk kristal: a: hexagonal b’ : ortorombik b : triklinik
81
Bentuk Polimorf lemak Bentuk a Bentuk b Bentuk b' Paling tidak stabil
Titik leleh paling rendah Bentuk b Paling stabil Titik leleh paling tinggi Bentuk b' Kestabilan berada diantara kedua bentuk diatas Titik leleh berada diantara kedua bentuk diatas
82
Pengaruh bentuk polimorfisme pada titik leleh
83
Massa Jenis < 1 = f(MW, ketakjenuhan)
84
Titik Asap Minyak Beberapa istilah: Titik asap Titik nyala Titik api
Titk asap: suhu dimana minyak mulai mengeluarkan asap kebiruan Tititk nyala : … minyak mulai terbakar Titik api : … minyak terus menerus terbakar.
85
Contoh bentuk polimorf lemak
Pada lemak alami, yang mungkin terdiri dari bermacam-macam trigliserida, terdapat satu bentuk polimorf-nya yang dominan Cocoa butter : g,a,b’,b bentuk polimorfisme, Chocolate : 6 bentuk, 5 stabil
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.