Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSari Andy Telah diubah "10 tahun yang lalu
0
17 Kompetisi Monopolistik P R I N C I P L E S O F
Kompetisi Monopolistik 17 P R I N C I P L E S O F F O U R T H E D I T I O N Examples of monopolistic competition are everywhere: the clothes students where, the frappacinos they slurp up on their way to class or work, the books they read, the nightclubs they dance at. As a result, students find the theory of monopolistic competition more relevant than the theory of perfect competition, which best describes produces like wheat and soybeans, products that few students every consider buying. If students are reasonably comfortable with the material on perfect competition and monopoly, then this chapter should not be difficult. It is also shorter than average.
1
Dalam bab ini, kita melihat jawaban akan pertanyaan berikut:
Dalam bab ini, kita melihat jawaban akan pertanyaan berikut: Bagaimana kompetisi monopolistik mirip dengan persaingan ? Bagaimana Perusahaan yang monopostically competitive memilih harga dam kuantitas? Apakah mereka memperoleh profit ekonomi? Dalam cara pada kompetisi monopolistik mempengaruhi kesejahteraan masyarakat? Apa biaya dan keuntungna sosial dari pengiklanan? CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
2
Pengenalan kepada kompetisi Monopolistik
Kompetisi Monopolistik: Struktur pasar r dimana banyak perusahaan menjual produk yang mirip tetapi tidak identik. Contoh: apartment Buku-buku Air mineral baju Makanan cepat saji Klub malam Another important dimension of product differentiation, not emphasized in the book, is location. Gasoline seems like an undifferentiated product, yet different gas stations charge different prices. How can some gas stations get away with charging 5 or even 10 cents more per gallon? The answer is product differentiation by location. Imagine you’re driving home in rush-hour traffic from a grueling 10-hour day at the office. The orange warning light comes on, indicating your car needs gas. After uttering a few choice expletives, you notice two gas stations at an upcoming intersection. The one on the right charges 5 cents more than the one on the left, but is easily accessible. The one on the left would require you to make a left-hand turn in heavy traffic to get into the station, and another to get out. And how much would you save? If you buy 20 gallons, you’d save only $1. Alternatively, imagine you run a gas station located in a highly residential area, in which there are few other businesses – including gas stations. If people want gas, they can buy it from you, or they can drive 10 minutes to a more commercial area with lots of gas stations. Your location allows you to charge a higher price. Business people have long understood that location is a critical dimension of product differentiation. Hence the saying “location, location, location.” CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
3
Membandingkan kompetisi sempurna dan monopolistik
Kompetisi Sempurna Kompetisi Monopolistik Banyak Jumlah penjual Ya Bebas keluar/masuk o Profit ekonomi jangka panjang terdiferensiasi Identik Produk yang dijual perusahaan That long-run profits are zero follows from free entry/exit. The market power of a monopolistic competitor follows from the fact that it sells a product that is at least somewhat different from products sold by other firms. Ya Tidak ada, price taker Kekuatan perusahaan? downward-sloping horizontal Perusahaan menghadapi kurva D CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
4
Membandingkan Monopoly & Monop. Competition
monopoli monopolistic competition banyak satu Jumlah penjual yes no Bebas nol positif Profit ekonomi jangka panjang yes Perusahaan mempunyai kekuatan pasar? For monopolistic competition, free entry/exit drives profits to zero in the long run. In contrast, barriers to entry prevent the monopolist’s profits from being driven to zero. A monopoly is the sole seller of a product with no close substitutes. In contrast, the monopolistic competitor sells a product with many close substitutes. As a result, demand for the monopolist’s product is less elastic than demand for the monopolistic competitor’s product. Menurun Menurun (market demand) D curve yang dihadapi perusahaan many none close substitutes CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
5
Membandingkan Oligopoly & Monop. Competition
oligopoly monopolistic competition many few Jumlah penjual low high Pentingnya intraksi strategi antar perusahaan high low Kemungkinan untuk kompetisi yang ketat CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
6
Perusahaan yang kompetitif monopolistik memperoleh profit pada Jangka Pendek
Perusahaan menghapi kurva D yang menurun. Pada tiap Q, MR < P. Untuk memaksimumkan profit perusahaan memproduksi Q dimana MR = MC. Perusahaan menggunakan kurva D untuk harga. MC ATC Quantity Price profit D P MR ATC The graphical analysis of the monopolistically competitive firm’s output, price, and profits/losses is very similar to that of the monopoly firm. One subtle difference is that the demand curve (and MR curve) facing the monopolistically competitive firm is likely to be flatter than the demand curve facing the monopolist, as the monopolistic competitor faces competition from other firms selling similar products. Q CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
7
Perusahaan yang kompetitif monopolistik akan rugi dalam jangka pendek
Untuk perusahaan ini, P < ATC pada output dimana MR = MC. Hal terbaik yang bisa dilakukan perusahaan adalah meminimalkan kerugian MC ATC Quantity Price losses ATC D P MR Q CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
8
Kompetisi monopolistik dan monopoli
Short run: Dibawah kompetisi monopolistik perilaku perusahaan sangat mirip dengan monopoli. Long run: Pada kompetisi monopolistik masuk dan keluar akan membawa profit ekonomi kepada 0. Jika profit dalam jangka pendek: Perusahaan baru akan masuk pasar, mengambil beberapa permintaan dari perusahaan yang ada, harga dan keuntungan akan jatuh. Jika rugi dalam jangka pendek: Beberapa perusahaan akan keluar dari pasar, perusahaan yang tersisa akan menikmati permintaan dan harga yang tinggi. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
9
Kompetisi monopolistik dalam jangka Panjang
Masuk dan keluar terjadi hingga P = ATC dan profit= 0. Perhatikan bahwa perusahaan menetapkan markup pada harga diatas biaya marginal, dan tidak memproduksi pada ATC minimum. MC ATC Quantity Price P = ATC markup The level of output that minimizes ATC is greater than the output that maximizes the monopolistic competitor’s profits. Hence, we say the monopolistic competitor operates with excess capacity. (More on this topic on the next slide.) D MC MR Q CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
10
Kenapa kompetisi monopolitik lebi tidak efisien daripada perfect competition 1. Excess capacity Komppetitor monopolis beroperasi pada bagian yang menurun pada kurva ATC, memproduksi lebih rendah daripada output yang cost minimizing. Dibawah kompetisi sempurna, perusahaan memproduksi kuantitas yang meminimalkan ATC. 2. Markup over marginal cost Dibawah kompetisi monopolistik, P > MC. Dibawah perfect competition, P = MC. Due to the markup of price over marginal cost, the market output under monopolistic competition will be smaller than the socially efficient output, as we discuss on the following slide. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
11
Kompetisi monopolistik dan welfare
Pasar kompetitif yang monopolistik, tidak mempunyai semua kesejahteraan yang diingikan dari pasar yang secara kompetitif sempurna. Karena P>MC, kuantitas pasar dibawah kuantitas yang secara sosial efisien. Tetapi, tidak mudah bagi pembuat kebijakan untuk memperbaiki masalah ini: Perusahaan memperoleh profit nol, jadi tidak dapat dibutuhkan untuk mengurangi harga. The problem facing policymakers here is similar to the problem arising from natural monopoly: With natural monopoly, ATC is always falling, so MC is below ATC. If regulators force a natural monopoly to price at marginal cost, it will incur losses. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
12
Kompetisi monopolistik dan welfare
Kompetisi monopolistik dan welfare Jumlah perusahaan pada pasar mungkin tidak optimal, karena efek eksternal dari masuknya perusahaan baru: the product-variety externality: surplus konsumen muncul dari pengenalan produk baru the business-stealing externality: kerugian terjadi dengan perusahaan yang ada saat perusahaan baru memasuki pasar Kompetisi monopolistik yang tidak efisien adalah hampir tidak kelihatan dan sulit untuk diukur. Tidak ada cara yang mudah untuk pembuat kebijakan untuk meningkatkan outcome pasar. One of these externalities is positive, the other is negative. It’s not clear which one is bigger, and it may in fact differ by industry. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
13
Pengiklanan Pada industri yang secara monopolitik kompetitif, diferensiasi produk dan harga markup akan membawa secara alami dalam penggunaan pengiklanan. Secara umum, produk yang lebih terdiferensiasi, lebih banyak pengiklanan yang akan perusahaan beli. Ekonom tidak setuju dengan nilai sosial dari pengiklanan. This section of the textbook has a nice FYI box contrasting the views on advertising of John Kenneth Galbraith and Frederic Hayek, two of the great economists of the 20th century. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
14
Kritik terhadap Pengiklanan
Kritik dari periklanan percaya: Masyarakat menghabiskan sumber daya yang dipunyai untuk pengiklanan. Perusahaan melakukan pengiklanan untuk memanipulasi rasa masyarakat. Pengiklanan menghalangi kompetisi, ini menciptakan persepsi bahwa produk lebih terdiferensiasi daripada yang sebenarnya, membuat markup yang lebih tinggi. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
15
Pembela pengiklanan Yang menfukung pengiklanan percaya:
Yang menfukung pengiklanan percaya: Ini memberikan informasi yang berguna kepada pembeli. Pembeli yang telah diberi info aka lebih mudah untuk menemukan dan mengeksploitasi diferensiasi biaya . Dan, pengiklanan akan mempromosikan kompetisi dan mengurangi kekuatan pasar. Hasil dari studi yang terpercaya: kacamata lebih mahal di negara yang melarang pengiklanan oleh pembuat kacamata daripada di negara yang tidak melarang pengiklanan tersebut The study mentioned here was by economist Lee Benham, published in the Journal of Law and Economics in The textbook has a case study that discusses this research in more detail. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
16
Pengiklanan sebagai tanda akan Kualitas
Perusahaan yang berusaha menghabiskan jumlah yang besar pada pengiklanan akan menunjukkan kualitas produk pada produknya kepada konsumen, tanpa melihat konsten iklan. Iklan mungkin akan mengajak pembeli untuk mencoba produk setidaknya sekali, tetapi produk haruslah dengan kualitas tinggi untuk orang-orang yang akan menjadi repeat buyers. Iklan yang paling mahal tidak akan berharga kecuali akan membawa kepada repeat buyers. Saat konsumen melihat iklan yang mahal, mereka akan berpikir bahwa produk haruslah baik jika perusahaan bersedia untuk menghabiskan terlalu banyak untuk iklan. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
17
Nama Merek Di banyak pasar, nama merek produk berdampingan dengan yang generic. Perusahaan dengan nama merek biasanya menghabiskan lebih banyak pada pengiklanan, menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya. Saat dengan pengiklanan, terdapat ketidaksepakatan mengenai nilai ekonomi dalam nama merek… CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
18
Kritik akan nama merek Critics of brand names believe:
Critics of brand names believe: Nama merek akan membuat konsumen meyakini perbedaan yang belum tentu ada. Konsumen akan membayar lebih banyak kepada nama merek adalah tidak rasional, dan makin diyakinkan dengan iklan. Menghilangkan proteksi pemerintah akan merek dagang akan mengurangi pengaruh akan nama merek, membuat harga yang rendah. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
19
Pembela akan nama merek
Yang membela nama merek percaya: Merek dagang akan memberikan informasi mengenai kualitas kepada konsumen. Perusahaan dengan nama merek akan mempunyai insentif untuk mengatur kualitas, untuk melindungi reputasi dari nama merek. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
20
Kesimpulan Produk yang terdiferensiasi ada dimana-mana: contohnya adalah kompetisi monopolistik. Teori dari kompetisi monopolistik menjelaskan banyak pasar di ekonomi, tetapi memberikan sedikit pendampingan untuk pembuat kebijakan untuk meningkatkan alokasi pasar dari sumber daya. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
21
Rangkuman Bab Pasar yang secara kompetitif monopolistik mempunyai banyak perusahaan, diferensiasi produk dan bebas masuk. Setiap perusahaan pada pasar yang kompetitif monopolistik mempunyai kapasitas yang berlebihan-memproduksi kurang dari kuantitas yang meminimalkan ATC. Setiap perusahaan memberikan harca diatas biaya marginal CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
22
Rangkuman Bab Kompetisi monopolistik tidak mempunyai semua properti “welfare” yang diinginkan dari kompetisi sempurna. Terdapat deadweight loss yang disebabkan markup dari harga diatas biaya marginal. Dan, jumlah perusahaan (dan varietas) dapat menjadi terlalu besar atau terlalu kecil. Tidak ada cara yang jelas bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan outcome pasar CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
23
Rangkuman Bab Diferensiasi produk dan harga markup akan membawa pada penggunaan iklan dan nama merek. Kritik dari pengiklanan dan nama merek berpendapat bahwa perusahaan menggunakannya untuk mengurangi kompetisi dan mengambil keuntungan dari konsumen secara irasional. Pembela berpendapat bahwa perusahaan menggunakannya untuk memberitahu konsumen dan bersaing dengan gigih pada harga dan kualitas produk. CHAPTER MONOPOLISTIC COMPETITION
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.