Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KULIAH LAPANGAN TERBANG (Airport Engineering)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KULIAH LAPANGAN TERBANG (Airport Engineering)"— Transcript presentasi:

1 KULIAH LAPANGAN TERBANG (Airport Engineering)

2

3

4

5 Airbus 380

6 C-130

7 B-737

8 Airport Bali

9 Airport Surabaya

10 Apron Surabaya

11 Terminal Airport Surabaya

12 SISI DARAT DAN UDARA BANDARA (air side & land side airport)
Bagian” dari sistem bandara terdapat 2 bagian : Sisi darat (land side) Sis Udara (air side) Pada bagian sisi darat (land side) terdapat : Area parkir terminal & lalu lintas darat Sistem jalan masuk ke terminal Gedung terminal Pada Bagian sisi udara (air side) terdapat : Area parkir pesawat (apron) / pintu gerbang (gate) Landas hubung (Taxiway) Landas pacu (runway)

13 Beberapa istilah tentang kebandarudaraan :
Airport Area daratan yang secara reguler dipergunakan untuk kegiatan take-off & landing pesawat udara Runway Bagian memanjang dari sisi darat aerodrome yang disiapkan untuk tinggal landas & mendarat pesawat terbang Apron Bagian aerodrome yang dipergunakan oleh pesawat tebang untuk parkir, menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut & membongkar barang dan penumpang

14 Gambar 1.1 Bagian-bagian dari sistem bandara
Sumber: Horonjeff (1994) dan Basuki (1986)

15 3. Terminal Traffic Control (TTC)
1. Landing Movement (LM) Fasilitas Airport 2. Terminal Area (TA) 3. Terminal Traffic Control (TTC)

16 1 2 3 Landing Movement merupakan areal utama dari bandara yang terdiri dari runway, taxiway, dan apron. Terminal Area merupakan fasilitas pelayanan penumpang (Passenger handling system), penanganan barang kirirman (cargo handling), serta administrasi bandara Terminal Traffic Control merupakan fasilitas pengatur laulintas udara seperti radar dan navigasi

17 Beberapa bandara tersibuk di dunia dapat dilihat pada tabel berikut :
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar sketsa umum fasilitas bandara (airport) berikut : Beberapa bandara tersibuk di dunia dapat dilihat pada tabel berikut :

18

19

20 Karakteristik Pesawat Terbang
Menyadari bahwa karakteristik pesawat seperti berat operasi kosong, kapasitas penumpang, dan panjang landas pacu tidak dapat dibuat secara tepat karena terdapat banyak variabel-variabel baik itu yang bersifat internal dan eksternal dimana variabel yang dimaksud seperti : arah dan kecepatan angin, temperatur, ketinggian lokasi dan kemiringan memanjang landasan.

21 Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat
Menurut horonjeff (1994) berat pesawat terbang penting untuk menentukan tebal perkerasan runway, taxiway, apron, panjang runway lepas landas dan pendaratan pada suatu bandara. Bentang sayap dan panjang badan pesawat mempengaruhui ukuran parkir pesawat (apron), yang akan mempengaruhui susunan gedung terminal. Kapasitas penumpang pengaruh dalam menentukan fasilitas” didalam dan yang berdekatan dengan gedung’’ terminal. Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat Sumber ; Manual of Standards Part 139—Aerodromes Chapter 2: Application of Standards to Aerodromes, Civil Aviation Safety Authority, Australian Government

22

23 Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat

24 Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat (lanjutan)

25 Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat (lanjutan)

26 Tabel 1.3. Aerodrom Reference Code
Sumber ; Manual of Standards Part 139—Aerodromes Chapter 2: Application of Standards to Aerodromes, Civil Aviation Safety Authority, Australian Government.

27 Menurut Sartono (1992) karakteristik pesawat terbang yang berhubungan dengan perencanaan lapis keras bandara antara lain : 1. Beban pesawat 2. Konfigurasi roda pendaratan utama pesawat. Beban Pesawat ….?? sangat diperlukan dalam menentukan tebal lapis keras landing movement yang dibutuhkan. Beban pesawat yang dimaksud berhubungan dengan pengoperasian pesawat antara lain :  Berat kosong operasi (Operation Weight Empty =OWE) merupakan beban utama pesawat, termasuk awak pesawat & konfigurasi roda pendaratan.

28 Muatan (Payload) merupakan beban pesawat yang diperbolehkan untuk diangkut oleh pesawat sesuai dengan persyaratan angkut pesawat. Berat bahan bakar kosong (Zero fuel weight = ZFW) merupakan beban maksimum yang terdiri dari berat operasi kosong, beban penumpang dan barang. Berat ramp maksimum (Maximum ramp weight =MRW) beban maksimum untuk melakukan gerakkan berjalan dari parkir pesawat ke pangkal landas pacu. Berat maksimum lepas landas (Maximum take off weight = MTOW) merupakan beban maksimum pada awal lepas landas sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan kelayakakan penerbangan.

29 Berat maksimum pendaratan (maximum landing weight =MLW)
merupakan beban maksimum pada saat roda pesawat menyentuh lapis keras (mendarat) sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan kelayakkan penerbangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah yang merupakan beban pesawat pada saat pengoperasian :

30 Konfigurasi Roda Pendaratan Utama
Sangat berpengaruh dalam perencanaan tebal lapis keras landas pacu (runway). Pada umumnya konfigurasi roda pendaratan utama dirancang untuk menyerap gaya-gaya yang ditimbulkan selama melakukan pendaratan dan untuk menahan beban yang lebih kecil dari beban pesawat lepas landas maksimum. Konfigurasi roda pendaratan utama, ukuran dan tekanan pemompaan tipikal untuk beberapa jenis pesawat dirangkum dalam Tabel berikut :

31 Tabel 1.5. Tipikal konfigurasi roda pesawat dan tekanan angin
(Sumber: Tabel 1.2 hal 5. Heru Basuki, 1986)

32 Landing Movement Airport Runway Konfigurasi runway

33 Landas Pacu (Runway) Runway adalah merupakan tebal lapis keras / perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1994) sistem runway di suatu bandara teridri dari : Perkerasan struktur yang berhubungan dengan beban struktur, kemampuan manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimensi dan operasi lainnya. Bahu landasan (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir perkerasan struktur menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk pemelharaan dan keadaan darurat.

34 Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang dirancang untuk mencengah erosi permukaan yang berdektan dengan ujung” runway yang menerima hembusan jet yang terus-menerus/ berulang. ICAO menetapkan panjang bantalan hembusan 100 feet (30 m), dari pengalaman untuk pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali untuk pesawat berbadan lebar dibutuhkan 400 feet (120 m). Daerah aman runway (runway end safety area) adalah daerah yang bersih tanpa benda”yang mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup perkerasan struktur, bahu landasan, bantal hembusan dan daerah perhentian, apabila disediakan.

35

36 Konfigurasi Runway Kebanyakan merupakan kombinasi dari konfigurasi dasar. Adapun uraian beberapa bentuk dari konfigurasi dasar runway (Horonjeff, 1994) adalah sebagai berikut : Runway tunggal Kondisi VFR berkisar diantara operasi perjam, sedangakan kondisi IFR kapasitasnya berkurang operasi, tergantung campuran pesawat terbang dan alat” bantu navigasi yang tersedia.

37

38 Kondis VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi penerbangan dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan jarak pisah yang aman dengan cara” visual. Kondisi IFR (Instrument Flight Rules) adalah kondisi penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas penglihatan berada dibawah yang ditentukan VFR. Dalam kondisi IFR jarak pisah yang aman diantara pesawat merupakan tanggung jawab petugas pengendali lalu lintas udara, sedangkan dalan kondisi VFR hal itu merupakan tanggung jawab penerbang.

39  Runway sejajar Kapasitasnya per jam dapat bervariasi di antara operasi dalam kondisi-kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang. Dalam kondisi IFR kapsitas per jam untuk yang berjarak rapat bekisar operasi. tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang.

40 Runway dua jalur dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70 persen lebih dari runway tunggal dalam kondisi VFR dan kira” 60 persen lebih banyak dari runway tunggal dalm kondisi IFR.

41 Runway bersilangan kapasitas runway yang bergantung pada letak persilangan dan pada cara pengoperasian runway yang disebut strategis (lepas landas / mendarat). kapasitas tertinggi apabila titik silang terletak dekat dengan ujung lepas landas dan ambang pendaratan. Untuk kapasitas per jam operasi dalam kondisi IFR dan operasi dalam kondisi VFR yang tergantung pada kondisi campuran pesawat. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar :

42

43 Runway V terbuka untuk menghasilkan strategi kapasitas tertinggi adalah apabila operasi penerbangan dilakukan menjauhui V, dalam kondisi IFR kapasitas per jam untuk strategi ini berkisar operasi tergantung pada campuran pesawat terbang, dalam kondisi VFR antara operasi, apabila operasi penerbangan dilakukan menuju V, Kapasitasnya berkurang menjadi dalam kondisi IFR dan antara dalam VFR.

44

45 Thank You !


Download ppt "KULIAH LAPANGAN TERBANG (Airport Engineering)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google