Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA"— Transcript presentasi:

1 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Berbasis Sekolah Formal Non Formal Berbasis Sekolah dan Masyarakat Upaya Pelayanan UKS PKPR SKB 4 MENTERI TH. 2003 KEGIATAN KOMPREHENSIF Promotif: KIE Konselor sebaya Preventif: PKHS Konseling Tablet Tambah Darah Kuratif/ rehabilitatif: Pengobatan Laboratorium Rujukan PELAKSANAAN Didalam Gedung Puskesmas Di Luar Gedung (rumah singgah, panti, Lapas, sekolah TRIAS UKS Pendidikan Kesehatan: Intrakurikulum Ekstrakurikulum Pelayanan Kesehatan: Promotif (dokter kecil, KKR) Preventif Penjaringan Kesehatan Pemeriksaan Berkala Imunisasi Tablet Tambah darah (TTD) PMT AS Kuratif/ rehabilitatif: Pengobatan sederhana/P3K/ P3P Koreksi visus Rujukan KE PUSKESMAS Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Air bersih, jamban sehat, sarana CTPS; lingkungan sekolah bebas rokok; kantin/warung sehat, pemanfaatan pekarangan sekolah dll Anak Usia Sekolah 6-18 tahun Remaja 10-19 tahun(WHO) Intervensi keshatan anak usia sekolah dilaksanakan mlalui pendekatan UKS dan PKPR. UKS dilaksanakan pada anak usia 6-19 tahun yang berada di sekolah baik sekolah formil maupun non formil. UKS tidak hanya milik Kementerian Kesehatan tetapi merupakan upaya bersama 4 kementerian (Kemendikbud, kemkes, kemenag, kemdagri) yang diikat dengan SKB 4 Menteri tahun UKS dilaksanakan melalui 3 program pokok yang disebut TRIA UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. Penjaringan Kesehatan ini merupakan bagian dari Pelayanan Kesehatan (upaya preventif ). Untuk remaja usia tahun baik yang berada di sekolah maupun di luar sekolah juga mendapat pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dengan layanan khusus konseling, KIE, dan pemberdayaan remaja menjadi konselor sebaya. PKPR dilaksanakan tidak hanya di dalam gedung Puskesmas tetapi juga di luar gedung puskesmas seperti di rumah singgah, panti, lapas dan sekolah. Ketika petugas puskesmas ke sekolah maka petugas menggunakan kendaraan UKS. Dengan demikian, UKS dan PKPR merupakan satu kesatuan sehingga pengelola program UKS dan PKPR harus bekerjasama dan berkoordinasi.

2

3 Seks pra-nikah pada remaja
(Adolescent Reproductive Health, SDKI 2012) Angka Kematian Neonatal, Postneonatal, Infant & Balita menurut umur ibu, SDKI 2012 ASFR 15 – 19 TH Anak usia sekolah dan remaja menghadapi berbagai permasalahan kesehatan terkait dengan perilaku berisiko termasuk juga seks pra nikah, masalah pernikahan, kehamilan dan persalinan dini. Seperti yang ditunjukan oleh data berikut ini : Survei Demografi Kesehatan Indonesia (komponen kesehatan remaja) tahun 2007 yang dilakukan pada responden yang belum menikah berusia tahun menunjukan bahwa 1% dari perempuan dan 6% dari laki-laki melaporkan telah melakukan hubungan seks pra nikah. Pada tahun 2012, presentasenya hampir sama untuk perempuan tetapi meningkat secara signifikan untuk laki-laki (4,5% untuk laki-laki berusia tahun dan 14,6% untuk laki-laki berusia tahun). Selain itu, SDKI 2012 menunjukan Angka Fertilitas tingkat remaja kelompok usia tahun mengalami kenaikan dari 35 kelahiran per 1000 penduduk pada SDKI 2007 menjadi 48 kelahiran per penduduk. Kehamilan dan persalinan pada usia remaja dapat meningkatkan risiko kematian bayi, seperti yang ditunjukan SDKI 2012 dimana kehamilan dan persalinan pada ibu dibawah umur 20 tahun memiliki kontribusi dalam tingginya Neonatal Mortality Rate (34/1000 KH), Postnatal Mortality Rate (16/1000 KH), Infant Mortality Rate (50/1000 KH) dan Under-5 Mortality Rate (61/1000 KH). Hal ini tentunya cukup memprihatinkan dan membutuhkan perhatian semua pihak untuk meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan remaja melalui kegiatan komunikasi, edukasi dan pelayanan kesehatan lainnya yang berkualitas seperti yang diamanatkan oleh UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal

4 Persentase Kumulatif Kasus AIDS menurut Kelompok Umur di Indonesia
Mulai tahun Maret 2013, P2PL Perilaku dan minum alkohol juga merupakan masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan karena dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular pada usia muda. SDKI 2012 menunjukkan bahwa perempuan usia tahun, 8,9% pernah merokok dan 3,5% pernah mengkomsumsi alhohol. Sedangkan untuk laki-laki usia tahun, persentasenya adalah 74,4% pernah merokok dan 30,2% pernah mengkomsumsi alkohol. Adolescent Reproductive Health SDKI 2012)

5 Kasus cedera pada anak usia sekolah dan remaja
RISKESDAS 2013: Kasus cedera usia 5-14 tahun : 9,7% usia tahun : 11,7%  mayoritas disebabkan karena jatuh (40,9%) dan transportasi motor (40,6%), kena benda tajam/tumpul (7,3%) Data system registrasi penyebab kematian (cause of death) th 2012 : di 12 kabupaten, pada anak 13 – 15 tahun dan tahun : Kematian terbanyak  akibat kecelakaan transportasi

6

7 Pelayanan konseling kepada semua remaja yang memerlukan konseling yang kontak dengan petugas kesehatan Membina minimal 1 sekolah (sekolah umum; sekolah berbasis agama) Melakukan KIE 2 kali setahun Melatih KKR/konselor sebaya 10% jumlah murid di sekolah binaan Puskesmas PKPR Target: 1 Kabupaten/Kota mempunyai minimal 4 Puskesmas PKPR Bagaimana menjangkau remaja di luar institusi, termarginalkan perlu ada pendekatan untk keompok-kelompok seperti itu

8 Jenis Kegiatan dalam PKPR
Pemberian informasi dan edukasi Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan penunjang & rujukan) Konseling Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) Melatih Konselor Sebaya Kespro, HIV-AIDS, IMS/ISR, Napza, gizi

9 TREN CAPAIAN KAB/KOTA MAMPU PKPR

10 CAKUPAN KAB/KOTA MAMPU LAKSANA PKPR TAHUN 2013
12 Provinsi 22 Provinsi Target : 80% Indonesia : 81.69% Jumlah Puskesmas PKPR: 3014 dari 406 Kab/Kota

11 Tren Persentase Kab/Kota Memiliki Minimal 4 Puskesmas PKPR Tahun 2012- 2013
KALTENG PAPUA MALUT LAMPUNG SULBAR ACEH MALUKU SULSEL KEPRI KALTIM BENGKULU SULUT NASIONAL SUMUT SULTENG PAPBAR RIAU DKI GORONTL JABAR BABEL KALBAR NTT JAMBI JATIM JATENG SUMBAR SUMSEL DIY BANTEN BALI NTB KALSEL SULTRA

12 Terdapat 49 kab/kota di 9 provinsi belum memiliki puskesmas PKPR
Aceh Simeulue Aceh Singkil Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Utara Gayo Lues Pidie Jaya Sabang Subulussalam Sumut Nias Selatan Humbang Hasundutan Padang Lawas Utara Nias Utara Nias Barat Labuhan Batu Babel, Lampung, Jabar, Jateng, Sulsel BANGKA BELITUNG Bangka Selatan LAMPUNG Mesuji JAWA BARAT Kota Bekasi JAWA TENGAH Temanggung SULSEL Kepulauan Selayar dan Luwu Timur Maluku Utara Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Timur Pulau Morotai Papua Merauke Jayawijaya Kepulauan yapen Biak numfor Paniai Puncak jaya Asmat Yahukimo Pegunungan bintang Tolikara Sarmi Waropen Supiori Mamberamo raya Nduga Lanny jaya Mamberamo tengah Yalimo Puncak Dogiyai Intan jaya Deiyai

13 Puskesmas memiliki tenaga Terlatih PKPR Pedoman PKPR di Puskesmas Ya %
RISFASKES 2011 Pelatihan dan Pedoman PKPR Lokasi Puskesmas memiliki tenaga Terlatih PKPR Pedoman PKPR di Puskesmas Ya % Perkotaan 27,8% 45,6% Perdesaan 19,2% 41,1% Indonesia 21,4% 42,2%

14 ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV Bangkes diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu yankes Akses masyarakat thp yankes yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia VISI: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEA DILAN UPAYA KURATIF, REHABILITATIF UPAYA PROMOTIF, PREVENTIF Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan

15 Batasan Mutu Pelayanan
Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati (Winston Dictionary, 1956). Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program ( Donabedian, 1980) Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau dihasilkan yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman atau terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut ( Din ISO 8402, 1986). Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby,1984).

16 Peningkatan Kualitas PKPR

17 MUTU STANDAR NASIONAL PKPR SDM kesehatan Fasilitas Kesehatan Remaja
Alat ukur mutu Memastikan dihasilkannya layanan PKPR dengan mutu yang sama dan konsisten. PUSKESMAS MAMPU LAKSANA PKPR STANDAR NASIONAL PKPR MUTU Akses  oke Bagaimana mutu penyelenggaraannya  belum tentu baik. Mutu layanan bisa bervariasi Untuk mendorong pencapaian mutu penyelenggaraan PKPR  Standar Nasisonal PKPR yang mengatur 5 komponen SDM kesehatan Fasilitas Kesehatan Remaja Jejaring Manajemen Kesehatan

18 PEMANTAUAN DAN PENILAIAN SN-PKPR CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMET
ORIENTASI PENGUMPULAN DATA AKSI KOREKSI TUJUAN Mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dalam menyelenggarakan PKPR. Melakukan upaya yang spesifik untuk menanggulangi kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan PKPR. Meningkatkan mutu PKPR yang diselenggarakan secara berkesinambungan. EVALUASI Mutu berdasarkan dimensi/pandangan penyelenggara layanan tapi juga pengguna layanan CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMET

19 Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Efektifitas dan Relevansi Positif Sejalan dengan kebijakan nasional yang ada untuk menjawab kebutuhan remaja akan layanan kesehatan. Terintegrasi dengan sistem layanan kesehatan yang sudah ada. Sebaran program cukup luas. Secara formal memiliki prosedur M&E. Negatif Promosi layanan yang kurang menyasar remaja secara langsung. Data mengenai Puskesmas yang sudah PKPR tidak dipublikasikan. Kualitas layanan masih terbatas (minimal 4 Puskesmas per Kabupaten dan hingga saat ini baru mencapai 70%) Prioritas dan kualitas layanan bervariasi. Efisiensi Positif Negatif Kebanyakan layanan yang diberikan masih terhambat status pernikahan, budaya relasi dewasa – anak/remaja, stigma dan diskriminasi petugas kesehatan. Tidak adanya data monitoring jumlah remaja yang mengakses layanan secara periodik.

20 Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Tinjauan Etis Positif Negatif Remaja perempuan yang sudah aktif seksual dan remaja populasi kunci terdampak HIV, serta remaja termarginalisasi terhambat untuk mengakses layanan. Tidak membahas mengenai orientasi seksual, hanya sebatas jika ditanyakan siswa. Kekhawatiran akan penolakan. Edukasi harus hati-hati dan memperhatikan konteks budaya dan agama karena masih banyak orang tua / tokoh yang kurang paham tentang beberapa materi seperti Kespro. Keberlangsungan Positif Sedang diusulkan ke dalam RPJMN yang sedang digodog. Isu kesehatan remaja masuk dalam prioritas internasional (MDGs) sehingga berpengaruh pada kebijakan nasional yang akan berfokus pada upaya preventif dan promotif dan hulu yakni remaja. Negatif

21 Kemungkinan Duplikasi
Positif Sangat mungkin. Pemerintah lokal yang peduli biasanya menyatakan ingin memberi alokasi dana lebih agar bisa dilakukan di lebih banyak Puskesmas Negatif Hambatan PKPR adalah sikap dan keterampilan petugas puskesmas, jumlah dan ketersediaan tenaga kesehatan termasuk konselor. Otonomi daerah terkait dengan kebijakan dan prioritas daerah juga menjadi hambatan dalam implementasi PKPR. Partisipasi Remaja dan Komunitas Positif Remaja dilibatkan sebagai konselor. Negatif Tidak di semua PKPR remaja terlibat secara efektif, hanya di beberapa Puskesmas. Direktorat anak, maka fokus program hanya memberikan layanan untuk anak (10-19 tahun). Sedangkan remaja usia seperti konsep BKKBN atau remaja tahun seperti konsep Kemenpora belum ada yang menangani. Kemitraan dan Komitmen Politis Positif Kemitraan dengan PIK BKKBN sedang diinisiasi. Negatif Kemitraan dengan kementerian/lembaga belum optimal dalam promosi PKPR.

22 TERIMAKASIH


Download ppt "UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google