Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
JARINGAN PENGIKAT PENYOKONG
PADAT TIDAK LUNAK BERFUNGSI UNTUK MENYOKONG: KERANGKA SEMENTARA ATAU TETAP KOMPONEN JARINGAN: SEL SUBSTANSI INTERSELULER SUBSTANSI DASAR: PADAT KOMPONEN FIBRILER KLASIFIKASI: KARTILAGO TULANG 8/6/04 SUBOWO
2
KARTILAGO STRUKTUR KLASIFIKASI
DIBUNGKUS OLEH JARINGAN PENGIKAT: PERICHONDRIUM TIDAK MEMILIKI PEMBULUH DARAH SEL-SEL = CHONDROCYT, BERADA DALAM RUANGAN YANG DISEBUT: LACUNA; DIBUNGKUS OLEH KAPSEL KOMPONEN FIBRILER TERBUNGKUS OLEH MATRIKS PADAT KLASIFIKASI KARTILAGO HIALIN KARTILAGO ELASTIS KARTILAGO FIBROSA 8/6/04 SUBOWO
3
CIRI KHAS JARINGAN KARTILAGO
8/6/04 SUBOWO
4
KARTILAGO HIALIN STRUKTUR MAKROSKOPIS: MIKROSKOPIS: SUB-MIKROSKOPIS
BENING, PUTIH KEBIRU-BIRUAN SEPERTI KACA MIKROSKOPIS: DIBUNGKUS PERIKHONDRIUM SEL-SEL DALAM LACUNA, KADANG-KADANG BERISI LEBIH DARI 1 SEL (SARANG SEL DENGAN SEL ISOGEN). KHONDROSIT MUDA PADA PERMUKAAN MATRIKS HOMOGEN: INDEKS SUBSTANSI DASAR = INDEKS KOMPONEN FIBRILER SERABUT KOLAGEN HALUS DAN TERSEBAR RATA SUBSTANSI DASAR KHONDROMUKO-PROTEIN MATRIKS KAPSULER=TERITORIAL, TERWARNA INTENS MATRIKS INTERTERITORIAL, TERWARNA KURANG INTENS SUB-MIKROSKOPIS FIBRIL KOLAGEN TANPA GAMBARAN PERIODISITAS 8/6/04 SUBOWO
5
KARTILAGO HIALIN SEL LEMAK 8/6/04 SUBOWO
6
PERIKHONDRIUM STRUKTUR: LOKASI FUNGSI:
JARINGAN PENGIKAT PADAT IREGULER LAPISAN FIBROSA JARINGAN PADAT FIBROSA BANYAK MENGANDUNG SERABUT KOLAGEN LAPISAN KHONDROGENIK MENGANDUNG FIBROBLAS MIRIP JARINGAN KARTILAGO PADA KARTILAGO MUDA FIBROBLAS BISA BERUBAH MENJADI KHONDROBLAS LOKASI PADA PERMUKAAN KARTILAGO, KECUALI PERMUKAAN KARTILAGO SENDI TIDAK ADA FUNGSI: MELINDUNGI KARTILAGO UNTUK NUTRISI KARTLAGO PERTUMBUHAN APOSISI (LAPISAN KHONDROGENIK) 8/6/04 SUBOWO
7
KHONDROGENESIS BERASAL DARI JARINGAN MESENKHIM
DI DAERAH KHONDRIFIKASI: SEL-SEL MESENKHIM HILANG TONJOLANNYA MENJADI BULAT DAN SALING MENDEKAT BATAS SEL MENJADI KURANG JELAS SEL-SEL MENGHASILKAN MATRIKS HIALIN SEHINGGA SALING MENJAUH PADA SAAT YANG SAMA SEL-SEL MENGHASILKAN JUGA TROPOKOLAGEN YANG AKAN MENJADI SERABUT KOLAGEN YANG AKAN TERBENAM DALAM MATRIKS HIALIN SEL-SEL MENJADI TERPERANGKAP DALAM LAKUNA SEL-SEL TELAH MENUNJUKKAN CIRI KHONDROSIT PEMBENTUKAN PERIKHONDRIUM: SEL-SEL MESENKHIM DISEKITAR DAERAH KHONDRIFIKASI BERUBAH MENJADI SEL-SEL DEWASA 8/6/04 SUBOWO
8
KHONDROGENESIS 8/6/04 SUBOWO
9
PERUBAHAN JARINGAN KARTILAGO
PERTUMBUHAN APOSISI : FIBROBLAS LAPISAN KHONDROGENIK PERIKHONDRIUM BERUBAH MENJADI KHONDROSIT INTERSTITIAL KHONDROSIT MEMBELAH DIRI REGENERASI PADA MAMALIA TIDAK TERJADI PEMBENTUKAN ASBESTOS MENUNJUKKAN PROSES DEGENERASI, TAMPAK GAMBARAN BERGARIS PADA MATRIKS HIALIN DAN ELASTIS KALSIFIKASI MATRIKS HANYA PADA KONDISI TERTENTU: MENYEBABKAN KEMATIAN KHONDROSIT 8/6/04 SUBOWO
10
PERTUMBUAHN INTERSTITIEL KARTILAGO
8/6/04 SUBOWO
11
PERTUMBUAHN APOSISI KARTILAGO
PERIKHONDRIUM 8/6/04 SUBOWO
12
PEMBENTUKAN ASBESTOS 8/6/04 SUBOWO
13
KONDISI UNTUK KALSIFIKASI MATRIKS KARTILAGO
KHONDROSIT TELAH DEWASA DAN HIPERTROFI HINGGA DAPAT MENGHASILKAN ENZIM ALKALI FOSFATASE CUKUP ION Ca DAN FOSFAT DALAM CAIRAN TUBUH CUKUP ENZIM ALKALI FOSFATASE UNTUK MENINGKATKAN KADAR ION FOSFAT pH BASA ADANYA SUBSTANSI INTERSELULER SUBSTANSI ORGANIK AMORF MIKROFIBRIL KOLAGEN YANG PUNYA AFINITAS TERHADAP GARAM KALSIUM 8/6/04 SUBOWO
14
KONDISI UNTUK KALSIFIKASI MATRIKS KARTILAGO
HIPERTROFI KALSIFIKASI KHONDROSIT MATI 8/6/04 SUBOWO
15
KARTILAGO ELASTIS MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS DISTRIBUSI
WARNA KEKUNING-KUNINGAN, TIDAK TRANSPARAN, LENTUR MIKROSKOPIS KHONDROSIT BULAT DALAM LAKUNA, SEL-SEL ISOGEN SUBSTANSI INTERSELULER: JARINGAN PENUH DENGAN SERABUT ELASTIS BAGIAN PERMUKAAN LEBIH LONGGAR, MELANJUTKAN DALAM SERABUT-SERABUT PERIKHONDRIUM SULIT MENGALAMI DEGENERASI DISTRIBUSI CUPING TELINGA, DINDING SALURAN TELINGA LUAR, TUBA EUSTACHII, EPIGLOTTIS, dan sebagian LARYNX 8/6/04 SUBOWO
16
KARTILAGO ELASTIS PERIKHONDRIUM 8/6/04 SUBOWO
17
KARTILAGO FIBROSA MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS DISTRIBUSI
PUTIH TIDAK TRANSPARAN, PADAT KAKU MIKROSKOPIS KHONDROSIT DALAM LAKUNA MATRIKS PENUH DENGAN ANYAMAN PADAT SERABUT KOLAGEN, SEHINGGA LAKUNA DENGAN ISINYA TERDESAK MIRIP JARINGAN PENGIKAT FIBROSA PADAT BATAS DENGAN PERIKHONDRIUM TIDAK JELAS DISTRIBUSI DISCUS INTERVERTEBRALIS, CARTILAGO ARTICULARIS, PERLEKATAN TENDO 8/6/04 SUBOWO
18
KARTILAGO FIBROSA 8/6/04 SUBOWO
19
JARINGAN TULANG MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS KERAS, PADAT KAKU
SUBSTANTIA COMPACTA DAN SUBSTANTIA SPONGIOSA MIKROSKOPIS DISELUBUNGI PERIOSTEUM DAN ENDOSTEUM JARINGAN TULANG PRIMER SERABUT KOLAGEN BELUM TERATUR JARINGAN TULANG SEKUNDER SERABUT KOLAGEN LEBIH TERATUR KOMPONEN JARINGAN TULANG BEBERAPA JENIS SEL SERABUT KOLAGEN MATRIKS MENGALAMI PENGAPURAN TERDAPAT SISTEM PEMBULUH DARAH 8/6/04 SUBOWO
20
JARINGAN TULANG SUBSTANTIA COMPACTA SUBSTANTIA SPONGIOSA 8/6/04 SUBOWO
21
JARINGAN TULANG SEKUNDER
MENGGANTIKAN JARINGAN TULANG PRIMER SEBAGAI KERANGKA TETAP SUBSTANTIA COMPACTA OSTEON YANG MEMBENTUK SYSTEMA HAVERSI YANG TERSUSUN OLEH: LAMELLA KONSENTRIS YANG MENGANDUNG SERABUT-SERABUT KOLAGEN, TERSUSUN SPIRAL MATRIKS TULANG MENGANDUNG GARAM KAPUR SEL-SEL TULANG = OSTEOSIT BERADA DALAM LAMELA ATAU DI ANTARA LAMELA BENTUK OSTEOSIT: LONJONG PIPIH DENGAN TONJOLAN-TONJOLAN BERCABANG-CABANG OSTEOSIT TERPERANGKAP DALAM LAKUNA TONJOLAN OSTEOSIT TERPERANGKAP DALAM CANALICULI 8/6/04 SUBOWO
22
JARINGAN TULANG SEKUNDER
8/6/04 SUBOWO
23
GAMBARAN MIKROSKOPIK JARINGAN TULANG
SEDIAAN GOSOK OSTEOSIT 8/6/04 SUBOWO
24
STRUKTUR TULANG SEKUNDER
PADA TULANG PANJANG, OSTEON TERSUSUN MEMANJANG DI TENGAH OSTEON TERDAPAT CANALIS HAVERSI LAMELLA HAVERSI MENGELILINGI KONSENTRIS CANALIS HAVERSI OSTEON DITEMBUS OLEH CANALIS VOLKMANNI LAMELLA YANG TIDAK MENGELILINGI CANALIS HAVERSI: LAMELLA CIRCUMFERENTIALIS EXTERNA DI BAWAH PERIOSTEUM LAMELLA CIRCUMFERENTIALIS INTERNA DEKAT RONGGA SUMSUM TULANG LAMELLA INTERSTITIALIS : TIDAK TERSUSUN KONSENTRIS 8/6/04 SUBOWO
25
OSTEON 8/6/04 SUBOWO
26
JARINGAN PENGIKAT PELAPIS TULANG
PERIOSTEUM MENUTUPI PERMUKAAN LUAR TULANG JARINGAN PADAT FIBROSA DENGAN SEDIKIT SEL DILALUI PEMBULUH DARAH YANG MELANJUTKAN DALAM JARINGAN TULANG DALAM CANALIS HAVERSI DAN CANALIS VOLKMANI LAPISAN DALAM: LAPISAN OSTEOGENIK PERLEKATAN DENGAN TULANG MELALUI: PEMBULUH DARAH YANG MASUK SERABUT KOLAGEN YANG DISEBUT SERABUT SHARPEY SERABUT ELASTIS (SEDIKIT) ENDOSTEUM MELAPISI TULANG PADA RONGGA SUMSUM TULANG LAPISAN SEL-SEL TIPIS, BERSIFAT OSTEOGENIK MELANJUTKAN KE SELURUH RONGGA-RONGGA TULANG 8/6/04 SUBOWO
27
JARINGAN PENGIKAT PELAPIS TULANG
PERIOSTEUM ENDOSTEUM 8/6/04 SUBOWO
28
KOMPONEN SEL DALAM JARINGAN TULANG
SEL OSTEOPROGENITOR = SEL OSTEOGENIK BERBENTUK GEPENG SULIT DIBEDAKAN DENGAN FIBROBLAS DAN OSTEOBLAS MAMPU MEMBELAH DIRI DAN MENJADI OSTEOBLAS ATAU KHONDROBLAS DAN OSTEOKLAS OSTEOBLAS TERDAPAT BERDERET-DERET PADA PERMUKAAN BERBENTUK KUBOID ATAU SILINDRIS PENDEK SITOPLASMA BASOFIL BANYAK RIBOSOM MEMBENTUK MATRIKS TULANG OSTEOSIT OSTEOKLAS 8/6/04 SUBOWO
29
KOMPONEN SEL DALAM JARINGAN TULANG
OSTEOBLAS OSTEOKLAS 8/6/04 SUBOWO
30
OSTEOSIT MERUPAKAN KOMPONEN UTAMA JARINGAN TULANG
BERBENTUK LONJONG GEPENG DENGAN TONJOLAN SITOPLASMA SALING BERHUBUNGAN DENGAN TONJOLAN OSTEOSIT YANG BERDEKATAN MELALUI GAP JUNCTION BADAN SEL TERPERANGKAP OLEH MATRIKS TULANG DALAM LAKUNA TONJOLAN-TONJOLAN TERPERANGKAP DALAM CANALICULI MENGHASILKAN ALKALI FOSFATASE SEPERTI OSTEOBLAS UNTUK MELEPASKAN GUGUS FOSFAT GUGUS FOSFAT PERLU UNTUK MEMBENTUK ENDAPAN GARAM KALSIUM APABILA TERLEPAS DARI LAKUNA DAPAT MENJADI SEL OSTEOPROGENITOR 8/6/04 SUBOWO
31
SEL OSTEOKLAS SEL RAKSASA (20 m - 100 m) MULTINUKLEAR
BERADA DALAM CEKUNGAN LACUNA HOWSHIP SITOPLASMA SEL DEWASA EOSINOFIL PERMUKAAN GAMBARAN “STRIATED BORDER” DENGAN ME: PERMUKAAN KASAR KARENA TONJOLAN-TONJOLAN TIDAK TERATUR DIDEKATNYA TERDAPAT GELEMBUNG-GELEMBUNG DIDUGA MENGAN DUNG ENZIM HIDROLITIK (FOSFATASE ASAM) FUNGSI : TERLIBAT DENGAN RESORBSI TULANG ASAL-USUL: SEL OSTEOPROGENITOR 8/6/04 SUBOWO
32
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN SELULER
8/6/04 SUBOWO
33
MATRIKS TULANG KOMPONEN MATRIKS ORGANIK GARAM ANORGANIK
95% SERABUT KOLAGEN TERBENAM DALAM SUBSTANSI DASAR (MUKOPOLISAKHARID DAN GLIKOPROTEIN) GARAM ANORGANIK BAHAN MINERAL: KALSIUMFOSFAT TERSUSUN SEBAGAI KRISTAL YANG MENEMPEL SERABUT KOLAGEN ION SITRAT KARBONAT MAGNESIUM NATRIUM 8/6/04 SUBOWO
34
PROSES KALSIFIKASI MATRIKS
FAKTOR PENDUKUNG: BAHAN MINERAL DALAM DARAH (Ca DAN FOSFAT) pH BASA : terbentuk Ca3(PO4)2 SUKAR LARUT ENZIM ALKALI FOSFATASE DARI OSTEOBLAS HORMON PARATIROID VITAMIN D SERABUT KOLAGEN SEBAGAI INTI PENGENDAPAN FAKTOR PENGHAMBAT pH ASAM AKAN TERBENTUK CaHPO4 MUDAH LARUT 8/6/04 SUBOWO
35
PROSES RESORBSI MATRIKS TULANG
RESORBSI TULANG SAMA PENTINGNYA DENGAN KALSIFIKASI PADA MATRIKS TULANG FAKTOR PENDUKUNG: pH ASAM SEL OSTEOKLAS YANG BERPERAN MELALUI: BERTINDAK PRIMER MELEPASKAN GARAM MINERAL YANG DISUSUL DEPOLIMERISASI MOL. ORGANIK DEPOLIMERISASI MUKOPOLISAKHARIDA DAN GLIKO- PROTEIN SEHINGGA GARAM MINERAL BEBAS BERPENGARUH LANGSUNG PADA SERABUT KOLAGEN AGAR ENDAPAN TERLEPAS 8/6/04 SUBOWO
36
PERTUMBUHAN TULANG (OSTEOGENESIS)
OSTEOGENESIS DESMALIS JARINGAN MESENKHIM MENJADI JARINGAN TULANG (TULANG DESMAL) OSTEOGENESIS ENCHONDRALIS JARINGAN MESENKHIM MENJADI JARINGAN KARTILAGO YANG KEMUDIAN DIGANTI DENGAN JARINGAN TULANG (TULANG KARTILAGO) 8/6/04 SUBOWO
37
OSTEOGENESIS DESMALIS
JENIS TULANG: TULANG ATAP TENGKORAK, TULANG DIAFISIS JALANNYA PROSES: JAR. MESENKHIM MENGALAMI KONDENSASI MENJADI MEMBRAN JARINGAN YG BANYAK PEMBULUH DARAH PUSAT PENULANGAN DIMULAI ANTARA PEMBULUH DARAH SEL-SEL MESENKHIM SALING BERHUBUNGAN MELALUI TONJOLANNYA TERBENTUK SERABUT KOLAGEN PADA MATRIKS SEL MESENKHIM MEMBESAR, TERLETAK BERDERET PADA PERMUKAAN MATRIKS BERBENTUK KUBOID: OSTEOBLAS MATRIKS OSTEOID YANG DIHASILKAN OSTEOBLAS MAKIN TEBAL MEMBENTUK TRABEKULA SINTESIS FIBRIL KOLAGEN DAN GLIKOPROTEIN KALSIFIKASI MATRIKS OSTEOID : OSTEOBLAS OSTEOSIT 8/6/04 SUBOWO
38
OSTEOGENESIS DESMALIS
8/6/04 SUBOWO
39
OSTEOGENESIS ENKHONDRALIS
UMUMNYA TERJADI PADA TULANG PANJANG PUSAT PENULANGAN PRIMER (DIAFISIS) KHONDROSIT HIPERTROFI KALSIFIKASI MATRIKS KARTILAGO NUTRISI TERGANGGU DIAKHIRI KEMATIAN KHONDROSIT PEMBENTUKAN TULANG PERIOSTEAL (O. DESMALIS) TERJADI RONGGA-RONGGA KOSONG BEKAS LAKUNA PEMBULUH DARAH DARI PERIOSTEUM MEMBAWA SEL-SEL OSTEO-PROGENITOR YANG DILETAKKAN PADA PERMUKAAN TRABEKULA KARTILAGO YANG MENGALAMI KALSIFIKASI TERBENTUK OSTEOBLAS YANG MENGHASILKAN MATRIKS OSTEOID DAN SERABUT KOLAGEN PADA TRABEKULA KALSIFIKASI MATRIKS OSTEOID TULANG PRIMER PUSAT PENULANGAN SEKUNDER (EPIFISIS) PROSES SEPERTI PADA PUS . PENULANGAN PRIMER, KECUALI PADA PERMUKAAN SENDI 8/6/04 SUBOWO
40
OSTEOGENESIS ENKHONDRALIS Jaringan kartilago hialin
Jaringan tulang 8/6/04 SUBOWO
41
PENULANGAN PERIOSTEAL
TERJADI PADA DAERAH DIAFISIS PROSES: OSTEOGENESIS DESMALIS, KARENA SEL-SEL JARINGAN PENGIKAT BERUBAH MENJADI OSTEOBLAS YANG SELANJUTNYA MEMBENTUK TULANG HASIL: TULANG DESMAL BERBENTUK PIPA DI BAWAH PERIOSTEUM DIAFISIS FUNGSI: MEMBERIKAN KEKUATAN, SEMENTARA TERBENTUK-NYA RONGGA-RONGGA SISA LAKUNA KHONDROSIT KARENA BERLANGSUNG OSTEOGENESIS PADA DIAFISIS 8/6/04 SUBOWO
42
PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG
DISCUS EPIPHYSEALIS SEBAGAI PERANGKAT UNTUK PERTUMBUHAN MEMANJANG DISCUS EPIPHYSEALIS SEBAGAI SISA-SISA JARINGAN KARTILAGO TERBENTUK SETELAH OSTEOGENESIS PADA DIAFISIS DAN EPIFISE PERTUMBUHAN MEMANJANG PADA DASARNYA OSTEOGENESIS ENKHONDRALIS JUGA PROSESNYA DAPAT DIIKUTI MELALUI GAMBARAN YANG BERURUTAN: ZONE PROLIFERASI KHONDROSIT ZONE MATURASI KHONDROSIT ZONE HIPERTROFI KHONDROSIT ZONE KALSIFIKASI MATRIKS KARTILAGO ZONE DEGENERASI KHONDROSIT (TERBENTUK RONGGA2) ZONE OSIFIKASI (PERLETAKAN SEL OSTEOPROGENITOR, PEMBENTUKAN OSTEOBLAS, MATRIKS OSTEOID, BERAKHIR DENGAN KALSIFIKASI MATRIKS OSTEOID 8/6/04 SUBOWO
43
PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG
8/6/04 SUBOWO
44
DISCUS EPIPHYSEALIS JARINGAN KARTILAGO MUDA BERBENTUK LEMPENG
TERLETAK DI ANTARA EPIFISE DAN DIAFISE BERFUNGSI UNTUK PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG LEMPENG KARTILAGO MAKIN MENIPIS PERTUMBUHAN MEMANJANG BERHENTI APABILA DISCUS EPIPHYSEALIS LENYAP 8/6/04 SUBOWO
45
DISCUS EPIPHYSEALIS 8/6/04 SUBOWO
46
PEMBESARAN DIAMETER TULANG PIPA
PENAMBAHAN JARINGAN TULANG MELALUI OSTEOGENESIS DESMALIS OLEH PERIOSTEUM PENAMBAHAN JARINGAN TULANG INI DI-BARENGI DENGAN PENGIKISAN JARINGAN TULANG DARI ARAH RONGGA SUMSUM TULANG KETEBALAN TULANG TETAP BERAT TULANG TIDAK BANYAK BERTAMBAH DIAMETER TULANG PIPA BERTAMBAH 8/6/04 SUBOWO
47
PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANG
PERUBAHAN STRUKTUR BERLANGSUNG SETELAH TER-BENTUK JARINGAN TULANG PRIMER DENGAN SISTEM HAVERS PRIMITIF BERLANGSUNG SEPANJANG UMUR PERUBAHAN DIMULAI DARI PEMBENTUKAN RONGGA-RONGGA OLEH SEL OSTEOKLAS APABILA RONGGA TELAH MEMBESAR DIMULAI OSTEO-GENESIS DENGAN MELETAKKAN SEL-SEL OSTEO-PROGENITOR YANG BERUBAH MENJADI OSTEOBLAS OSTEOBLAS MENGHASILKAN MATRIKS OSTEOID YANG AKAN DIKALSIFIKASI OSTEOGENESIS DIMULAI DI SEKELILING PEMBULUH DARAH MEMBENTUK LEMBAR DEMI LEMBAR SEHINGGA RONGGA YANG SEMULA BESAR SEMAKIN SEMPIT AKHIRNYA TERBENTUK SISTEM HAVERS BARU SISTEM HAVERS LAMA YANG TIDAK KENA EROSI MEN-JADI LAMELA INTERSTITIALIS 8/6/04 SUBOWO
48
PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANG
8/6/04 SUBOWO
49
PERBAIKAN PATAH TULANG
AKIBAT PATAH TULANG KERUSAKAN MATRIKS , SEL-SEL TULANG DAN PEMBULUH DARAH DI DEKAT GARIS PATAHAN PERDARAHAN YANG DIIKUTI PEMBEKUAN PROSES PERBAIKAN JARINGAN SELULER YANG MENGISI CELAH PATAHAN PEMBERSIHAN BEKUAN, SISA-SISA KERUSAKAN OSTEOGENESIS ENKHONDRAL: PEMBENTUKAN KARTILAGO DARI JARINGAN SELULER SEHINGGA MENGISI CELAH PATAHAN MEMBENTUK KALUS KALUS TULANG MENGGANTI KALUS KARTILAGO PERIOSTEUM DAN ENDOSTEUM MENANGGAPI DENGAN PROLIFERASI FIBROBLAS SEHINGGA TERBENTUK OSTEOGENESIS DESMALIS (SIMULTAN) SEL OSTEO-PROGENITOR DARI PERIOSTEUM & ENDOSTEUM BERUBAH MENJADI OSTEOBLAS KEMUDIAN OSTEOSIT RESORBSI JARINGAN TULANG UNTUK BENTUK 8/6/04 SUBOWO
50
PERBAIKAN PATAH TULANG
8/6/04 SUBOWO
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.