Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Penggunaan KS Dalam Katekese
Disampaikan oleh Ignas L.
2
Pendahuluan Harus diakui bahwa tidaklah sangat mudah menggunakan KS dalam hidup kita , termasuk dalam sebuah katekese. Karena, KS mempunyai sejarah panjang yang perlu “ditelusuri” pada zamannya, hingga sampai di tangan kita pada zaman ini. Namun demikian bukan berarti kita menghindarinya, melainkan semakin tertarik karena KS sejatinya memang sangat mempesona (fascinosum). Karena itu, ikutilah nasehat St. Agustinus ini : “tole lege “ (angkat dan bacalah )! Harapan dari penyampaian materi ini supaya para peserta kursus semakin mencintai KS. Konkritnya menyusun sebuah katekese dengan penggunaan KS.
3
Mengapa menggunakan KS ?
Sabda / Firman Tuhan dan Rahasia Rahmat. KS adalah buku iman Buku pegangan umat beriman Buku kesalehan sejati Sumber inspirasi dan nilai-nilai keutamaan Sumber utama pewartaan Mendidik umat ( 2 Tim. 3:15-17)
4
Cara penggunaan KS yang praktis dalam Katekese
Pertama-tama KS sebagai sarana atau alat dari Tuhan untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, tidak pernah dapat dibenarkan apabila manusia justru dikorbankan demi KS KS adalah sumber inspirasi dan nilai-nilai keutamaan. Karena itu, dapat lebih dahulu ditentukan dan baru kemudian dijelaskan dan dicarikan penerapannya dalam kehidupan. Atau lebih dahulu diungkapkan suatu pengalaman dalam kehidupan dan baru kemudian dibenarkan oleh KS Membaca KS , memahami, pembahasan dan penerapannya secara konkrit Pengalaman/peristiwa/cerita dianalisis, dilanjutkan dengan perumusan nilai-nilai yang termuat di dalamnya, dan pada akhirnya dicarikan pembenaran dari KS Cat: Perlu diingat bahwa KS adalah satu di antara yang lain. Oleh karena itu tak pernah dapat dimutlakan sebagai satu-satunya seperti yang terdengar dalam semboyan “Sola Scriptura” (Hanya Kitab Suci). Selain itu KS berisi prinsip atau ajaran umum. Dengan demikian diperlukan aturan, hukum, atau norma disipliner dalam penerapannya. Tujuan yang baik menuntut cara yang baik pula !
5
Beberapa hal pokok untuk memahami KS
Tuhan sendirilah penulis sejati KS. Ia memberikan ilham kepada manusia berkarya dalam dan melalui manusia ( DV 11) Roh Kudus adalah penterjemah KS. (Lk. 24:45) Kristus adalah pusat dan puncak Kepada manusia dengan cara manusiawi (DV 12) KS sebagai satu kesatuan (Lk. 24:44-47) KS dimengerti dalam tradisi Gereja secara keseluruhan. KS hanya dapat dimengerti dalam semangat iman atau dalam analogi iman (Rom.12:6)
6
Bagaimana cara memahami KS ?
Dalam tradisi Gereja dibedakan 2 pemahaman KS, yakni Literal/ Hurufiah dan Spiritual/Rohani Arti Literal adalah arti yang disampaikan oleh kata-kata yang digunakan dalam KS dan biasanya dilakukan oleh ahli exegese dengan menerapkan metode yang logis, teratur dan sistematik. Arti KS pada umumnya didasarkan pada kata-kata yang tertulis itu. Arti spiritual adalah arti yang bukan teks itu sendiri melainkan peristiwa atau kenyataan yang diungkapkan atau ditandakan oleh kata –kata itu. Dalam bahasa sehari-hari hal ini disebut sebagai hal yang bukan tersurat tetapi tersirat.
7
Arti spiritual terbagai dalam 3 hal, yakni arti alegoris, arti moral dan arti Anagogis.
Dengan arti alegoris ingin disampaikan bahwa berbagai peristiwa dimengerti dengan lebih mendalam dengan menghubungkannya dengan Kristus. (Misalnya :Penyeberangan laut merah adalah tanda kemenangan Kristus dan juga melambangkan pembaptisan (l Kor.10:2) Dengan arti moral mau dikatakan bahwa peristiwa yang disampaikan dalm KS membimbing, mengarahkan, dan mendorong orang untuk bertindak jujur, adil, dan benar. Berhubungan dengan arti ini, Paulus berkata, “....semuanya itu ditulis sebagai contoh atau peringatan bagi kita... (l Kor 10:11 ; Ibr. 3:4,12 Dengan arti anagogis dimaksudkan bahwa kenyataan dan peristiwa dimengerti dalam konteks keabadian yang senantiasa mengarahkan manusia kepada tujuan akhir kehidupan, Tanah Air Surgawi. Gereja di dunia ini merupakan tanda dari Yerusalem Surgawi (Why. 21:1-25:5) Dalam abad pertengahan, ke-4 arti ini disimpulkan dalam satu kalimat :”Lettera gesta docet, quid credas allegoria, moralis quid agas, quo tendas anagogia” (Tulisan menyampaikan perbuatan, alegori tentang iman, moral tentang bagaimana berbuat, dan anagogi tentang tujuan)
8
MEMBANGUN GAYA HIDUP IMAN ANAK DAN REMAJA YANG MISIONER
9
Tugas ! Susunlah sebuah bahan Katekese dengan memperhatiakan langkah besar, yakni :
Langkah I : Proses mengamati dan menyadari suatu fenomena tertentu dalam masyarakat yang kita angkat sebagai katekese Langkah II : Menyadari dan merefleksikan situasi yang telah dianalisis dalam terang Sabda Allah (KS) Memikirkan dan merencanakan aksi untuk bertindak. Cat: Tentukan tema yang menarik dan susunlah secara lengkap, mulai dari gagasan pokok/pokok pikiran sampai dengan proses pelaksanaanya.
10
Membangun Gaya Hidup Iman Anak Dan Remaja Yang Misioner
ORANG TUA MENJADI TELADAN IMAN ANAK DAN REMAJA MEMUPUK KEBIASAAN HIDUP KRISTIANI DALAM KELUARGA IMAN YANG BERKEMBANG DALAM HIDUP BERMASYARAKAT KEMANDIRIAN HIDUP BERIMAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.