Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Environment Problem Analysis Objective Indicator

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Environment Problem Analysis Objective Indicator"— Transcript presentasi:

1 Environment Problem Analysis Objective Indicator
Rekomendation/alternative solution Waste Large amount of solid waste & domestic effluents from 13-polluted-rivers flowing from Jakarta into Teluk Jakarta & Kepulauan Seribu There is no waste management within the island (no ownership / education / incentive) Demand community-based environmental quality improvement & preservation in mainland Jabodetabek Establish integrated community-based waste management (3R & composting) within the island XX% solid waste & domestic effluents from 13-rivers flowing from Jakarta decreased XX% solid waste reduced More compost/recycles products Policy advocacy & development to the Governments of Jakarta & Bodetabek for clean rivers program Training government on waste managemet plan Training Communinty for composting & recycling Abrasion Abrasion on southern part & sedimentation on southern part Mangrove deforestation since most mangroves were killed due to plastic waste - No mangrove management Establish coastal reforestation (casuarina in the south & mangrove in the north) Coastal-based livelihoods improvement as the result of coastal reforestion -XX% coastal forest cover increased within 5 yrs - XX% community economic condition improved in 5 yrs -Magrove & Casuarina Planting Program - Coastal-based food processing & production (eg.dodol rumput laut, kepiting, udang, dll) Fresh Water Unsustainable water resource (only 1 spring in the island) No rainwater harvesting mechanism Establish & maintain vegetation sustainability on the spring location Establish rainwater processing Sustainable fresh water resource for the island Rainwater usage for economic & social activities increased -Establish fair & just fresh water distribution for all community

2 TASK DISTRIBUTION Economy Social Environment Riza Sinta Leo Isma Gita
Tia Naka Rika Rani Imah Mita Winda Charles Miranti Nana Mentari Ari Susy DEADLINE : Wednesday, 28 July 2010 Jam : WIB NEXT MEETING : Wednesday, 28 July 2010 Venue : Wisma BNI 46

3 Issues based on systems
Problem Analysis Objective Indicator Rekomendation/alternative solution Pertumbuhan populasi - society Pertambahan penduduk yang tidak terkendali akan mempengaruhi carrying capacity pulau Pengendalian populasi dikaitkan dengan pendapatan lokal (PAD)  berkaitan dengan supply dan demand pangan Perlunya pembatasan jumlah turis pengendalian populasi pengaturan dan pengawasan tata guna lahan Jumlah penduduk pulau untung jawa desity index Angka kelahiran Angka kematian Regulasi pembatasan kelahiran reviving KB Program Limbah Jakarta - enviro Large amount of solid waste & domestic effluents fm 13-polluted-rivers flowing from Jakarta into Teluk Jakarta & Kepulauan Seribu Demand community-based environmental quality improvement & preservation in mainland Jabodetabek XX% solid waste & domestic effluents from 13-rivers flowing from Jakarta decreased Policy advocacy & development to the Governments of Jakarta & Bodetabek for clean rivers program Training government on waste managementnt plan Training Community for composting & recycling waste to energy scheme waste to business Infrastruktur perumahan - economy adanya ketidakseimbangan antara ruang terbangun dengan ruang terbuka hijau IMB tidak berlaku pembatasan jumlah dan luasan bangunan (koefisien ) kesesuaian tata guna lahan jumlah bangunan dibandingkan dengan luas density index % pertambahan bangunan regulasi (IMB) & enforcement soft structure (penanaman mangrove) green building dihubungkan dengan tata ruang dan alternative energy relokasi bangunan berdasarkan tata guna lahan untuk pembangunan costal greenbelt area (sabuk hijau pesisir – UU No. 27 tahun 2007)

4 ENVIRONMENTAL ANALYSIS
Untuk mencapai target pengurangan limbah/sampah di daerah Pulau untung Jawa (sebagai daerah hilir), adalah melalui pengelolaan DAS pada daerah hulu (dlm kasus ini adalah Jabotabek) Beberapa steps yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Penertiban pemanfaatan daerah di sekitar DAS (permukiman kumuh)  dimana adanya permukiman kumuh di sekitar DAS tersebut yang menyebabkan aliran sampah dan limbah yang sangat tinggi pada aliran sungai Rehabilitasi lahan kritis pada DAS  salah satu penyebab utama lainnya adalah hutan di hulu DAS sudah gundul dan kritis sehingga aliran air sudah tidak seperti dulu lagi sehingga rehabilitasi lahan kritis ini menjadi sangat penting terutama untuk daerah bogor yang berada di dataran tinggi Peningkatan kapasitas masyarakat sekitar DAS dalam mengelola dan membuang limbah/sampah  penertiban permukiman terkadang sulit dilakukan sehingga yang bisa dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat melalui pemberian informasi dan training mengenai pengelolaan sampah (misalnya sebagai kompos/biofuel) serta membuang sampah pada tempat yang semestinya. Pada kegiatan ini juga termasuk pemberian informasi kepada masy mengenai penyakit yang akan ditimbulkan apabila lingkungan kotor dan tercemar

5 ENVIRONMENTAL ANALYSIS
Peningkatan kapasitas staf pemerintah dalam mengelola dan membuang limbah/sampah  sampah/limbah dapat dimanfaatkan sebagai energi jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan training/peningkatan kapasitas untuk dapat memahami dan mengimplementasikan teknologi tersebut. Penerapan insentif dan disinsentif pada pengelolaan DAS  bisa dengan menerapkan denda untuk masy di sekitar DAS yang membuang sampah ke sungai dan lingkungan kotor, ataupun reward untuk masy yang sungai nya bersih dan tertib dalam pembuangan sampah. Insentif dan disinsentif ini dapat diberlakukan juga pada pemerintah daerah dimana pengelolaan DAS nya buruk (ada indikator kerjanya) Penerapan PES  argumennya adalah bahwa bencana yang terjadi di hilir adalah sebagai akibat hulu. Apabila daerah hilir menginginkan hulu tidak memberikan “sampah/bencana” pada daerahnya,selayaknya hilir juga memberikan bantuan kepada hulu untuk dapat mengkonservasi dan rehabilitasi DASnya sehingga tidak menyebabkan bencana.

6 Pengelolaan DAS di daerah hulu (Jabotabek)
Kementerian Kehutanan NGO/LSM Penertiban pemanfaatan daerah sekitar DAS (permukiman kumuh, dll) Kementerian PU Pemerintah Daerah Rehabilitasi lahan kritis pada DAS Peningkatan kapasitas masyarakat yang hidup di sekitar DAS dalam pengelolaan dan pembuangan limbah/sampah Masyarakat Lokal Peningkatan kapasitas staf pemerintah dalam pengelolaan limbah dan sampah Kementerian LH Penerapan insentif dan disinsentif pada pengelolaan DAS (baik untuk masy maupun pemerintah) Ketua Masyarakat Tujuan : Berkurangnya aliran sampah dari Jabotabek ke Pulau Untung Jawa sebesar xx%

7 Tiap kelompok membuat :
Dari alternative solution dibuat step2 untuk mencapai target dengan memperhatikan stakeholders


Download ppt "Environment Problem Analysis Objective Indicator"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google