Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Assalamualaikum Wr. Wb Psikologi Agama
2
Agama dan teori-teori Psikologi yang Pro
3
William James
4
Agama sebagai jalan menuju keunggulan manusia
William james boleh disebut sebagai bapak psikologi agama. James berpendapat bahwa agama mempunyai peranan sentral dalam menentukan perilaku manusia. Dorongan beragama pada manusia paling tidak sama menariknya dengan dorongan-dorongan lainnya. Pada awal kuliahnya tentang pengalaman religius James menolak setiap penjelasan agama yang ia sebut sebagai “Materialisme Medis”. Para ilmuan menerangkan bahwa pengalaman hidup kita yang lebih tinggi itu adalah pengalaman “hanya sekedar”. Agama sekedar proyeksi dan ketakutan masa kecil.
5
Karena itu, James menolak mencari asal-usul agama yang patologis dan memusatkan perhatian kepada ungkapan keberagamaan agama dalam berbagai ragamnya. Kita harus menilai agama bukan dari asal-usulnya melainkan dari hasilnya dalam kehidupan orang-orang yang menjalankan agamanya secara mendalam. Dengan mengutib Al-Kitab, James merumuskan kriteria untuk menilai agama: “Dari buahnya, kamu akan kenal mereka, bukan dari akarnya”. James tidak mau membahas agama seperti orang-orang awam, karena agama mereka diperoleh melalui tangan kedua seperti tradisi, imitasi, dan kebiasaan.
6
Dalam kuliah ketiga, James menandai sikap beragama sebagai kebudayaan akan adanya kehidupan yang tak terlihat dan keinginan kita untuk hidup serasi dengan ketertiban ini. Agama dapat menggairahkan semangat hidup, meluaskan kepribadian, memperbaharui gaya hidup dan memberikan makna dan kemuliaan baru pada hal-hal yang biasa dalam kehidupan. Orang yang beragama akan mencapai perasaan tenteram dan damai. Cinta mendasari seluruh hubungan interpesonalnya. Tanpa mengabaikan rasa takut atau rasa sedih dalam kehidupan beragama, James lebih banyak melihat agama sebagai sumber kebahagiaan.
7
Kebahagiaan agama menurut James, ditandai dengan hilanganya upaya untuk melarikan diri. Sikap agama selalu mengandung pengorbanan. Pada akhirnya, kebergantungan pada alam semesta bersifat mutlak. Manusia tidak punya pilihan kecuali berkorban dan pasrah dengan cara apapun. Anjuran positif untuk berserah diri dan berkorban tampak terjadi pada kehidupan beragama sehingga “mempermudah dan meringankan apa saja yang niscaya terjadi.
8
Menurut James, perdebatan antara sains dan agama itu sia-sia, dan kesi-siaan ini tersebar secara merata. “persetan dengan yang mutlak!" ia sering mengutuk dalam kuliahnya. Materialisme ilmiah tak berhak untuk mengklaim kebenaran mutlak, karena ketika ia meneliti dunia dengan metode yang seharusnya objektif, ia melupakan fakta bahwa penelitian itu dilakukan oleh entitas yang sungguh subjektif oleh seorang manusia.
9
C.G Jung
10
Agama sebagai jalan menuju keutuhan
11
Jung mendefinisikan agama sebagai keterkaitan antara proses psikis tak sadar yang punya kehidupan tersendiri. Agama menurut Jung, adalah ketergantungan dan kepasrahan kepada fakta pengalaman yang erosional. Agama adalah “pertimbangan dan pengamatan yang cermat pada faktor dinamis, yang adalah “kekuasaan”, pada tenaga-tenaga tak sadar, dan pada symbol-simbol yang mengungkapakan kehidupan tenaga-tenaga ini, pada yang batiniah yakni “gerakan dinamis” diluar kesadaran diubah karena berhubungan dengan yang batiniah
12
Sejak pencerahan agama telah dikonstruksi secara rasional sebagai sistem filsafat yang “dicetak” dalam otak. Orang beranggapan bahwa pernah ada seseorang menciptakan Tuhan dan berbagai dokma agama. Karena dia memiliki kekuasaan mempengaruhi yang sangat besar, yang meyakinkan orang-orang disekitar dia tentang citra realitas yang memuaskan keinginan. Jung menentang pandangan ini dengan berdalih bahwa bukanlah kepala yang menciptakan simbol-simbol agama melainkan hati, daerah tak sadar psyche karena itulah mengapa simbol-simbol ini, yang seluruhnya misteri bagi kesadaran, datang kepada kita sebagai “wahyu” atau revelation.
13
Khutbah Tologis kata Jung adalah metologem serangkaian citra arketipal yang memberikan “gambaran yang agak tepat tentang transendensi yang tak terbayangkan”. Jung berkata bahwa setiap ajaran agama muncul pada satu sisi atas dasar pengalaman yang batiniah dan pada sisi yang lain atas dasar kepercayaan pada penglaman itu dan perubahan yang ditimbulkannya.
14
Analasis dan Kesimpulan dari pertanyaan
15
Wiiliam James Agama dianggap sebagai pantologis, ilusi dan ketakutan masa kecil. Agama sebagai Pantologis maksudnya agama itu justru sumber penyakit, itu akan merong-rong kondisi manusia, hanya bayangan yang tidak nyata, tidak jelas, tidak ada kenyataanya. Agama sebagai ilusi ketakutan masa kecil. Ilusi merupakan suatu bayangan yang belum tentu kebenaranya.
16
Menurut James, Perdebatan antara agama dan sains itu sia-sia, karena
Agama memandang sainsitu arogan, tidak mengakui adanya tuhan orang sains itu dibuktikan secara empiris(eksperimen), Sains memandang agama itu hanya mitos, ritual-ritual yang sengaja di buat.
17
C.G Jung Agama sebagai jalan menuju keutuhan dan manusia menjadi seutuhnya. Agama telah dikontruksikan secara rasional sebagai sistem filsafat yang dicetak dalam otak, maksudya awal mula orang punya agama karena seseorang mempunyai titik kepasrahan yang semuanya itu tidak bisa difikir oleh akal. Wahyu menurut jung adalah ilham dari mimpi dan bersifat irasional.
18
Wassalamualaikum Wr. Wb
Terimakasih Wassalamualaikum Wr. Wb
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.