Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ASSALAMU ‘ALAIKUM WR.WB.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ASSALAMU ‘ALAIKUM WR.WB."— Transcript presentasi:

1 ASSALAMU ‘ALAIKUM WR.WB.

2 ARAH DAN PERSPEKTIF BARU BIMBINGAN DAN KONSELING
SYAMSU YUSUF L.N. A. JUNTIKA NURIHSAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

3 BELAJAR SEPANJANG HAYAT BELAJAR SEJAGAT HAYAT
1. KEHIDUPAN GLOBAL 2. KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI Kehidupan semakin kompetitif Pergeseran Nilai Gangguan Mental Perlu peningkatan kemampuan (life skills) secara terus menerus dalam berbagai aspek kehidupan melalui proses belajar BELAJAR SEPANJANG HAYAT BELAJAR SEJAGAT HAYAT BIMBINGAN DAN KONSELING BERORIENTASI PADA UPAYA MEMFASILITASI INDIVIDU DALAM : MENGAKSES INFORMASI YANG BERMUTU MENGINTEGRASIKAN HIDUP, BELAJAR, DAN BEKERJA MENUMBUH KEMBANGKAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI, PROFESIONAL, DAN WARGANEGARA YANG SELF MOTIVATED

4 KONDISI KESEHATAN MENTAL (GANGGUAN JIWA) MASYARAKAT DUNIA DEWASA INI
New York : 25 % (1 dari 4 penduduk) London : 20 % (1 dari 5 penduduk) Jakarta : 20 % (1 dari 5 penduduk) Lingkungan yg semakin buruk Kemiskinan Pengangguran Kehidupan yang semakin Kompetitif Penyebab Sikap hidup yg Materialistik dan Hedonistik Perubahan Konstelasi Kehidupan Keluarga

5 HIV DAN AIDS DI INDONESIA (Republika, 23 Mei 2006)
Menko Kesra : “Tidak ada satu provinsi pun yang terbebas dari HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)”. Jumlah Pengidap S.d. Juni = 7090 S.d. September’05 = 8250 S.d. Desember’05 = 9565 S.d. Maret’05 = Usia = lebih sparuhnya berusia th dengan penularan 50.1 % jarum suntik dan juga pergaulan bebas (free sex) = Di USA 8 :10 RP, 7 :10 RW Provinsi terbanyak : Jkt,Papua,Jatim,Jabar,Bali,Riau, Sulsel,Kalbar,Sumut,dan Jateng. Menurut WHO (1993) = 14 juta, dan akhir abad ke 20 = 40 juta.

6 NAPZA/NARKOBA DI INDONESIA
DI JAKARTA SAJA PD TAHUN 1999 = 1.3 JUTA DENGAN OMSET BIAYA 780 MILYAR/HARI, DAN PECANDUNYA SEKITAR USIA TH (HARIAN SURYA, 25 OKTOBER 1999). PARA PELAKU TAWURAN DI JKT 50 % PECANDU NARKOBA. TH 1996 : 150 X, LUKA 26, MATI 19. TH 1997 : 121 X, LUKA 24, MATI 15. TH 1998 : 230 X, LUKA 34, MATI 15. TH 1999 : 64 X, LUKA 36, MATI 12. Penyebab : rasa ingin tahu, frustrasi/stress, broken home, kurang mendapat kasih sayang, pola pergaulan, maraknya perdagangan narkoba, dan lemahnya iman.

7 DAMPAK LINGKUNGAN YG BURUK (Polusi udara dan air, Sanitasi buruk dan Sulitnya air bersih) (Republika, 5 Juli 2004) Sekitar 3 juta anak usia balita meninggal setiap tahunnya. 60 % anak meninggal, karena gangguan pernafasan (polusi udara). 1.6 juta anak meninggal/tahunnya, karena diare (polusi air/air yg tercemar = limbah cair domestik) Limbah cair yg masuk sungai– di Amerika Latin = 86 %, di Asia = 65 %, di India, sungai gangga tercemar setiap menitnya terkena limbah 1.1 juta liter (termasuk kotoran manusia). 1 gram kotoran = 10 juta virus dan 1 juta bakteri. Dr. Lee Jong Wook (Dirjen WHO) : “anak merupakan kelompok yang paling rentan sakit akibat kerusakan lingkungan.

8 4. Memiliki kesehatan jas- 5. Memiliki kepribadian yg
PENDIDIKAN YANG EFEKTIF TUJUAN PENDIDIKAN Beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan YME 2. Berakhlak mulia 3. Memiliki pengetahuan Dan keterampilan 4. Memiliki kesehatan jas- Mani dan rohani 5. Memiliki kepribadian yg Mantap dan mandiri 6. Memiliki rasa tgjawab Kemasyarakatan dan kebangsaan Leadership Pendidikan Pengajaran Layanan Bantuan Terhadap Siswa (Bimb. & Konseling)

9 baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung
BIMBINGAN : “Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men- capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”. KONSELING : “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem- bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

10 BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
PROSES BANTUAN YANG PROAKTIF DAN SISTEMATIK DALAM MEMFASILITASI INDIVIDU MENCAPAI TINGKAT PERKEMBANGAN YANG OPTIMAL, PRIBADI YANG EFEKTIF - PRODUKTIF, DAN KEBERFUNGSIANNYA DI DALAM LINGKUNGAN MELALUI INTERAKSI YANG SEHAT. Pribadi yg Efektif Kompeten Konsisten Komitmen Kontrol Kreatif Pribadi yg Produktif Self – Esteem Social-Responsibility Self-Identity Coping Penuntasan Tugas-tugas Perkembangan Kecerdasan (IQ, EI, SI)

11 Catur Sukses Believe 2. Brain 3. Beauty Sukses 4. Behavior Pribadi
IPK yang Tinggi Achievement Motive 3. Berpikir Logis 4. Problem Solving 5. Decision Making 1 Sukses Akademik Sukses Pribadi Catur Sukses (Sbg Tujuan Bimbingan) Empati Altruis Kooperatif Toleransi Demokratis Terampil Berkomuni kasi Memahami Tujuan Sekolah 2. Bersikap Posiitif thd pekerjaan 3. Memahami minat & bakat sendiri 4. Memiliki kesiapan untuk melanjutkan studi atau masuk dunia kerja 4 3 Sukses Sosial Sukses Karir

12 ASUMSI BK PERKEMBANGAN
Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK. Perkembangan pribadi yg optimal terjadi melalui interaksi yg sehat antara individu dengan lingkungannya. Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar dengan perkembangan individu. Klien tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Disini klien dipandang sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya. Klien adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari lingkungan sosialnya. Konselor tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki nilai-nilai, perasaan, dan komitmen kepada dirinya.

13 PRINSIP BIMBINGAN Bimbingan merupakan bagian integral pendidikan
Bimbingan for all Bimbingan diorientasikan kepada pengembangan potensi siswa (fisik, psikis, sosial, moral-spiritual) individu Bimbingan merupakan usaha bersama (team work) pimpinan, wali siswa, dan guru pembimbing, guru matpel, & ortu Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (sekolah, keluarga, industri, dan masyarakat)

14 PERBEDAAN KARAKTERISTIK BIMBINGAN TRADISIONAL DENGAN PERKEMBANGAN
Terencana Pendekatan Preventif dan Krisis 3. Melaksanakan Bimbingan dan konseling 4. Semua siswa (for all) mendapat layanan 5. Menekankan kepada program pengembangan 6. Programnya terstruktur 7. Dilakukan oleh konselor dan personel sekolah dalam suatu team work TRADISIONAL Bersifat Reaktif Pendekatan Krisis (Remediatif) 3. Hanya melakukan konseling individual 4. Tidak semua siswa mendapat layanan 5. Menekankan layanan Informasi 6. Programnya tidak terstruktur 7. Hanya dilakukan oleh Konselor sendiri

15 Tujuan Bimbingan dan Konseling
Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek- aspek nilai dan berani menghadapi resiko. 3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri. 4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif. 5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial. 7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif 8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif. 9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir. 10.Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

16 FUNGSI BIMBINGAN Pemahaman Preventif Pengembangan Kuratif Memahami
Karakteristik/ Potensi/Tugas- tugas perkem- bangan Peserta didik dan mem- bantu mereka untuk mema- haminya secara objektif/ realistik Memberikan Layanan orien- tasi dan infor- masi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembang- kan potensi dirinya/Tugas- tugas perk.nya Membantu para Peserta didik agar mereka dapat meme- cahkan masalah yang dihadapi Nya (pribadi, sosial, belajar, atau karir)

17 Peserta Didik Layanan Dasar Komponen Layanan Program Perencanaan BK
CATUR SUKSES Pribadi – Sosial Akademik Karir Layanan Dasar Peserta Didik Komponen Program BK Layanan Perencanaan Individual IQ EI SI Layanan Responsif 1. Pengembangan Profesional 2. Konsultasi 3. Kolaborasi 4. Manajemen Dukungan Sistem

18 LAYANAN DASAR BIMBINGAN
Pengertian : “Layanan bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yg disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu mahasiswa mengembangkan potensi dirinya secara optimal” Tujuan : 1. Membantu mhs agar memperoleh perkembangan yg normal 2. Membantu mhs agar memiliki mental yang sehat 3. Membantu mhs agar memperoleh keterampilan hidup (life skills). LAYANAN RESPONSIF Pengertian : “Layanan bantuan bagi mahasiswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan segera”. Tujuan : “Membantu mhs agar dapat mengatasi masalah yang dialaminya”.

19 LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL
Pengertian : “Layanan bantuan kepada mhs agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahannya”. Tujuan : Mhs memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan thd pengembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Mhs dapat melakukan kegiatan atau aktivitas berdasarkan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan. Mhs dapat mengevaluasi kegiatan yang dilakukannya.

20 LAYANAN DUKUNGAN SISTEM
Pengertian : “Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional; hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan dosen lain, staf ahli, dan msyarakat yang lebih luas; manajemen program; dan penelitian dan pengembangan”.

21 STRATEGI LAYANAN Layanan Dasar Layanan Per.Individual Layanan
1. Bimbingan Klasikal 2. Bimbingan Kelompok Layanan Dasar 1. Penilaian Individual 2. Penasihatan Ind./Klp. a. Merenc.Tujuan b. Melakukan Kegiatan c. Mengevaluasi Layanan Per.Individual 1. Konsultasi 2. Konseling Individual/ Kelompok 3. Referal 4. Bimbingan Teman Sebaya Layanan Responsif 1. Pengembangan Profesional 2. Konsultasi dan Kolaborasi 3. Manajemen Program Dukungan Sistem

22 EVALUASI PROGRAM LANGKAH-LANGKAH TUJUAN FUNGSI Merumuskan Masalah
Menyusun instrumen Mengumpulkan dan Menganalisis data 4. Melakukan followup TUJUAN Mengetahui keter- laksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan ASPEK YANG DIEVA- LUASI FUNGSI Sbg.feed- Back bagi Konselor 2. Sbg.Informasi kpd pihak lain ttg perk.siswa HASIL Kualitas ketaqwaan Kualitas konsep diri Kualitas Sikap dan kebia- saan belajar 4. Sikap siswa thd program BK 5. Kualitas prestasi belajar 6. Kualitas akhlak PROSES Kesesuaian antara Pelaksanaan dg Rancangan 2. Tingkat partisipasi personil 3. Hambatan yg dialami 4. Respon stakeholder

23 Melakukan Perbaikan atau
PEMANFAATAN HASIL EVALUASI Merancang Tindak Lanjut Melakukan Perbaikan atau Pengembangan Program

24 PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
Dalam Struktur Kurikulum Pendidikan Umum (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA) pengembangan diri itu dijelaskan sebagai berikut. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

25 BIDANG PENGEMBANGAN DIRI
ASPEK TUJUAN MATERI 1. Pribadi 1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif Memiliki sikap respek thd diri sendiri Dapat mengelola stress Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar Memiliki kemampuan memecahkan masalh Memiliki rasa percaya diri Memiliki mental yang sehat Hakikat dan Fungsi Agama bagi Kehidupan Manusia Makna syukur dan sabar Konsep diri dan Pengembangan diri secara efektif Kematangan emosional Pengelolaan stress Bahayanya miras,narkoba,dan free sex (AIDS) Pemecahan masalah Membangun kepercayaan diri Kesehatan mental

26 ASPEK TUJUAN MATERI 2. Sosial Hikmah bersilaturahim
Memiliki kemampua berinteraksi sosial secara wajar dan positif (bersilaturahim) dengan orang lain. Memiliki sikap-sikap sosial yang positif dalam kehidupan bermasyarakat. Memiliki pemahaman tentang etika pergaulan. Memiliki kemampuan untuk menghindar dari situasi konflik dengan orang lain (seperti permusuhan, perkelahian, atau tawuran). Dapat berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang bersih, tertib, dan aman. Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga. Hikmah bersilaturahim Pengembangan Sikap-sikap sosial (empati, altruis, toleran, kooperatif /kolaboratif) 3. Etika pergaulan (sopan-santun /tatakrama) dalam bergaul 4. Bahayanya tawuran 5. Memelihara lingkungan hidup yang nyaman 6. Nilai-nilai pernikahan dan hidup berkeluarga

27 ASPEK TUJUAN MATERI 3. Belajar/Akademik
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat Memiliki keterampilan belajar yang efektif. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. Memiliki keterampilan membaca buku. Pengembangansikap dan kebiasaan belajar Pengembangan motivasi belajar Keterampilan belajar yang efektif Kiat-kiat menghadapi ujian Keterampilan membaca buku

28 ASPEK TUJUAN MATERI 4. Karir Sekolah-sekolah lanjutan
Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan. Sekolah-sekolah lanjutan Kaitan belajar dengan bekerja Pemahaman potensi diri Identitas karir Hikmah bersikap optimis dalam kehidupan Macam-macam kursus

29 Struktur Kompetensi Konselor
K.1. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS PENDIDIKAN K.2 KESADARAN ETIK DAN KOMITMEN ETIKA PROFESIONAL K.3. PENGUASAAN KONSEP PERILAKU DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU K.4. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS ASESMEN K.5. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS BIMBINGAN KONSELING K.6. PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING K.7. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS RISET DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING (2) SIKAP  (3) SKILLS  AKOMODASI TINDAKAN KOMPETENSI INTI (KONSELOR SEKOLAH) (1) PENGETAHUAN  KESADARAN - PENDIDIKAN - PERNIKAHAN - KARIR - REHABILITASI - KESEHATAN MENTAL - TRAUMATIK SETING LAYANAN KODE ETIK PROFESI LANDASAN DAN KOMPETENSI KEPENDIDIKAN LANDASAN FILOSOFIS, RELIGIUS, KULTURAL Struktur Kompetensi Konselor (Sunaryo Kartadinata)


Download ppt "ASSALAMU ‘ALAIKUM WR.WB."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google