Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAya Dona Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Acute LD50 values for a variety of chemical agents
Agent Species LD50 mg/kg b.w. Ethanol Mouse ,000 Sodium chloride Mouse 4,000 Ferrous sulphate Rat 1,500 Morphine sulphate Rat Phenobarbital Sod Rat DDT Rat Picrotoxin Rat Strychnine sulphate Rat Nicotin Rat D-Tubocurarine Rat Hemicholinium-3 Rat Tetrodoxin Rat Dioxin (TCDD) Guinea-pig Botulinum toxin Rat
6
Dasar-dasar Uji Laboratorium dalam Toksikologi
Prinsip umum Bahan kimia dapat menimbulkan efek toksik hanya jika bahan kimia tersebut berhubungan langsung dengan sel atau organ sasaran Jumlah bahan kimia yg memejani sel sasaran dapat menentukan apakah bahan tersebut dapat atau tidak dpt menimbulkan efek toksik
7
Sel dr berbagai spesies yg mempunyai kesamaaan fungsi dan lintasan metabolisme mempunyai akibat yang sama jika terkena bahan kimia yang sama Perubahan bahan struktur (kimia) suatu senyawa dapat berakibat perubahan besar pada aksi biologiknya
8
Nilai ambang Toksisitas
Merupakan dosis atau tingkat pemejanan minimal yang dapat menyebabkan perubahan biologik melebihi batas kemampuan adaptasi homeostasis. Dibawah nilai tersebut dianggap aman, sedang di atasnya dapat menimbulkan efek toksik. Sulit tentukan nilai ambang efek karsinogenik dan mutagenik
9
Uji Toksisitas Karena pertimbangan moral etik dan hukum penelitian toksikologik eksperimental tidak dilakukan pd manusia Pada hewan uji in vivo / in vitro Rancangan yang baik dan penelitian yang seksama (properly qualified ) dpt memberikan gambaran efek toksik pd manusia
10
Faktor – faktor yang berpengaruh pd hasil uji toksisitas
1. Faktor bahan uji Sifat fisikokimia Kemurnian Bentuk sediaan dosis
11
2. Faktor Hewan Uji Jenis dan galur Umur Jenis kelamin Berat badan
Status kesehatan
12
Faktor cara pelaksanaan uji
Pemeliharaan hewan uji Petugas yang berpengalaman Pemilihan metode statistik Jumlah hewan uji Kecermatan pengamatan dan pengukuran Ketelitian alat ukur Ketepatan prosedur Keadaan peneliti
13
Keterbatasan Uji Toksisitas pada hewan uji
Bbrp manifestasi toksik tidak nampak pd hewan uji Perbedaan respon antar spesies LD 50 yg sama belum tentu profil toksisitasnya sama
14
UJI TOKSISITAS Uji Toksisitas Akut Uji Toksisitas Jangka Panjang
Mendapatkan informasi tentang dosis yg dpt mematikan 50% hewan uji (LD50) suatu bahan serta gejala keracunan, penyebab kematian dan urutan proses kematian Uji Toksisitas Jangka Panjang Meliputi toksisitas subkronik dan kronik Uji toksistas khusus : uji toksisitas jangka panjang utk mendptkan data efek toksik yg bersifat khusus spt efek teratogenik, karsinogenik dan ketergantungan
15
Lama Uji toksisitas Lama masuknya dalam kadaan sehari-hari
Lama Pemberian dlm uji toksisitas akut subakut kronik Satu kali atau beberapa dosis Kurang dari 1 minggu Lebih dari 4 minggu Satu kali Paling tidak 2 minggu 13-26 minggu Paling tidak 26 minggu Tidak perlu Paling tidak 6 bulan Paling tidak 1 tahun
16
Uji Toksistas Akut Ketoksikan akut:
Derajad efek toksik suatu senyawa (bahan) yang terjadi dalam waktu singkat setelah pemberian dalam dosis tunggal. Uji toksisitas akut Unt uk menetapkan potensi ketoksikan akut (LD50). (tolok ukur kuantitatif) Selain itu diamati gejala keracunan, sistem biologik yg paling peka, mekanisme keracunan yg berakibat kematian, serta ada tidaknya perbedaan toksisitas antar spesies (tolok ukur kualitatif)
17
Uji Toksisitas Akut Sebaiknya menggunakan mamalia dr
2 mcm spesies (rodensia dan non-rodensia) Hewan uji sehat berasal dr satu galur yg jelas Menggunakan paling tidak 4 peringkat dosis yg terdiri dr 8-10 ekor (pendapat lain min 4 ekor) Dosis dibuat berdasar kelipatan logaritmik tetap
18
Dosis tertinggi yang tidak menyebabkan kematian hewan uji
Dosis terendah : Dosis tertinggi yang tidak menyebabkan kematian hewan uji Dosis tertinggi : Dosis terendah yang menyebabkan seluruh atau hampir seluruh hewan uji mati Dpt dicari dengan dosis yang secara tehnis dapat diberikan pada hewan uji Kisaran dosis diperkirakan menyebabkan 10-90% kematian hewan uji pd masa akhir uji
19
Cara pemberian sesuai dgn cara masuknya pd manusia mempermudah ekstrapolasi
LD 50 dihitung setelah pengamatan 24 jam Namun gejala keracunan (kematian) dpt berjalan lambat (delayed toxicity) sehingga gejala keracunan dapat diamati selama 7-14 hari.
20
1. Perhitungan dengan grafik Miller dan Tainter (1944)
Cara menghitung LD 50 1. Perhitungan dengan grafik Miller dan Tainter (1944) Menggunakan kertas grafik logaritmik-probit (skala logaritmik pd absis, skala probit pd ordinat) Probit : transformasi dr hasil pengukuran yg digambarkan dlm kurva sigmoid (hubungan antara respon kuantal dgn logaritme dosis) menjadi kurva yg lurus
21
2. Cara aritmatik Reed dan Muench (1938)
3. cara Aritmatik dr Karber (1931) 4. Cara CS. Weill (1952) Lihat copy-an
22
Kategori potensi ketoksikan :
Sangat toksis (extremely toxic), LD50<1 mg/kgBB Toksis sekali (highly toxic) 1-50 mg/kgBB Toksis (moderately toxic) mg/kgBB Tidak begitu toksis (low toxic) mg/kg BB Tidak toksis (practically non toxic) 5-15 g/kgBB Tidak membahayakan sama sekali>15 g/kgBB
23
LD50 (mg/kg BB) pada mencit dari
LD 50 beberapa bahan kimia yang diberikan melalui cara yang berbeda pada mencit Cara pemberian LD50 (mg/kg BB) pada mencit dari Prokain DFP fenobarbital IV 45 0,34 80 IP 230 1,00 130 IM 630 0,85 124 SC 800 Oral 500 0,90 280 DFP= diisoprophyfluorophosphat
24
Uji toksisitas subkronis
Merupakan longterm toxicity Untuk mendapatkan data tentang keracunan bahan kimia yg digunakan secara sengaja atau tidak sengaja masuk ke dalam tubuh berulangkali atau dlm wkt lama. Perlu dilakukan didasarkan asumsi jika tidak ada efek yg timbul pd dosis tunggal tetapi dpt timbul jika dosis berulang dan jangka waktu lama
25
Efek toksik dpt timbul krn perkembangan tubuh krn umur (aging process) spt sensitifitas jaringan, perubahan kapasitas kemampuan fisiologik, abnormalitas / penyakit yg muncul spontan Diamati lesi pd organ tubuh, organ apa yg rentan, bgmn sifat lesi (reversible/ireversible), mulai dosis berapa efek toksik mulai timbul
26
UJi Toksisitas Subkronis
Hewan uji Satu spesies rodent dan satu spesies nonrodent Peringkat dosis dosis terendah: yang tidak menimbulkan gejala toksik akut Dosis tertinggi : yang menimbulkan gejala keracunan akut tapi tidak menyebabkan kematian
27
Lama pemberian Lama masuknya bahan uji dalam keadaan sehari-hari
Lama pemberian pada uji toksisitas akut -satu kali atau beberapa dosis -kurang dari satu minggu -lebih dari 4 minggu -paling tidak 2 minggu minggu -paling tidak 26 minggu Umumnya dilakukan 90 hari berturut-turut
28
Cara pemberian obat/bahan uji
Disesuaikan dgn cara masuknya ke dlm tubuh dlm keadaan sehari-hari (termasuk cara inhalasi) Dosis sesuai berat badan/luas permukaan tubuh- dpt berubah scr periodik Pemberian bersama pakan/air minum diperhatikan : dosis dan kemungkinan adanya interaksi
29
Pengamatan gejala klinik
Berat badan diukur tiap minggu Asupan pakan dan minum tiap hari Pemeriksaan fisik spt : Aktifitas lokomotor, reaksi aneh,suara, konvulsi, responsi somatik, agresivitas, , mata, defekasi, ekor, tremor, kesadaran, sensitifitas thd suara, salivasi, piloereksi, jantung dll
30
Uji fungsi biokhemis organ tertentu
Analisis darah spt kadar gula, protein, kolesterol, asam lemak, bilirubin, enzim sesuai arah uji toksisitas Dilakukan pd hari ke 0 dan tiap 30 hari selama penelitian berlangsung (paling sedikit 3x)
31
Pemeriksaan hasil metabolisme
Analisis darah, urin atau homogenat utk memberikan inform. Kinetika bahan uji atau efeknya pd metabolisme Pemeriksaan hematologik Kuantitatif (jumlah sel) dan kualitatif (morfologik)
32
Pemeriksaan postmortal
Pengamatan makros-mikros pd organ Pengamatan abnormalitas bentuk, ukuran, berat organ dan homogenitas jaringan Perlu diperhatikan bahwa hasil pemeriksaan mikros dpt dipengaruhi oleh cara pemrosesan pembuatan preparatnya.
34
Uji Toksisitas Kronis Utk mengetahui efek toksik dari suatu bahan uji dengan dosis yang setara dgn pemakaian sehari-hari yg diberikan dlm waktu lama dan utk menunjukkan ada tidaknya efek toksik yg bersifat khusus
35
Cara pemberian bahan uji
Hewan uji Satu jenis hewan rodensia dan satu jenis hewan non rodensia, umur dewasa, 2 jenis kelamin Tiap kelompok rodensia min. 20 ekor, nonrodensia min 4 ekor Cara pemberian bahan uji Sesuai dgn cara sehari-hari
36
Peringkat dosis Paling tidak 3 peringkat dosis Dosis terkecil : dosis yg pd uji toksisitas akut tidak menimbulkan gejala keracunan Dosis terbesar : dosis yg pada uji toksisitas akut menimbulkan beberapa kematian hwn uji. Dosis antara termasuk dosis yg digunakan dalam keadaan sehari-hari
37
Lama pemberian bahan uji dan pengamatan
Lama masuknya bahan uji dalam keadaan sehari-hari Lama pemberian pada uji toksisitas kronik -satu kali atau beberapa dosis -Kurang dari satu minggu -Lebih dari 4 minggu -tidak diperlukan -paling tidak 6 bulan -paling tidak satu tahun
38
Pemeriksaan fisik dan klinik
(spt uji toks. Subkronis) Berat badan diperiksa paling tidak seminggu sekali Tiga bulan pertama asupan pakan minum dan urin yg dikeluarkan 24 jam, diamati tiap tiap minggu. Selanjutnya tiap bulan Pemeriksaan biokhemis min. 3x Analisis darah dan urin tiap 6-12 minggu
39
Reproductive Toxicology
Utk mengetahui efek toksik dr suatu bahan (agen eksogen) pada sistem reproduksi Efek terhadap libido, sterilitas, mutagenesis, kematian fetus, kematian perinatal dll
40
Pada hewan uji dapat diamati efek terhadap:
Jantan Spermatogenesis Testiculer pathogenesis Epididymal sperm Celuller biochemistry Fertility In vitro fertilization Hormon profile Motility etc Betina Embriogenesis Ovarian pathogenesis Estrus cycle Fertility Hormon profile In vitro fertilization etc
41
Abnormalitas morfologi sperma
43
Reproductive toxicology on female rodent (mice, rat)
treatment gestation lactation 15 days mating weaning parturition euthanasia euthanasia 22 42 19-20 days
47
Uji Toksisitas Khusus Uji teratogenesis
Perkembangan dan pertumbuhan embrio (mudigah) terutama fase organogenesis rentan terhadap gangguan proliferasi dan deferensiasi Berakibat malformasi (struktural, fungsional, biokimia) dan kematian embrio atau fetus
48
Tahap –tahap embriogenesis pd manusia
maturasi histogenesis organogenesis Masa embrio Masa fetus (hari) Tahap –tahap embriogenesis pd manusia
49
Masa organogenesis pd bbrp spesies
Hewan uji Masa organogenesis Hari ke- Lahir hari ke- Rat 6-15 22 Mencit 19 kelinci 6-18 33 Marmot 10-18 66 Hamster 8-12 15 manusia 21-56 267
50
Zat yg bersifat embriotoksik atau fetotoksik sebabkan kematian janinkeguguran
Zat teratogenik dapat tidak toksik pada induknya tapi pengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin
51
Kematian janin tanpa malformasi dapat diakibatkan krn pemejanan zat teratogen sebelum masa deferensiasi Malformasi terjadi jika pajanan zat pada masa organogenesis Jika pajanan terjadi pd masa pertumbuhan berakibat kelambatan masa pertumbuhan
52
Periode kritis embriogenesis pd rat
palate limbs kidney face heart implan External genitalia eye Nervous sistem day
53
Contoh zat yg bersifat teratogen pd hewan dan manusia
No. Nama zat Nama Zat 1. 2.. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Talidomid Tiourasil Klorpropamid Kortison Etinil testoteron Klorambusil Nitrogen mustard Uretan kolsikin 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Hipervitaminosis A Kelebihan a. nikotinat Biru tripan Biru evan Aktinomisin D Tetrasiklin Fenilmerkuri asetat Timah hitam talium
54
UJI TERATOGENESIS Hewan uji yg sering digunakan adalah mice, rat dan kelinci (didasarkan kedekatan ciri dan sifat tertentu pd manusia) Penelitian dgn mudigah ayam ternyata terlalu sensitif, hasil berbeda pada manusia Hewan uji babi digunakan krn sifat biologik banyak anak dan peka terhadap teratogen Penggunaan hewan uji kera kedekatan filogenetik dgn manusia
55
Uji teratogenesis Hewan uji
Jumlah Harus memenuhi sarat statistik Jika angka kejadian malformasi 0,5%, berarti 1 malformasi hanya ditemukan pada 200 ekor hewan uji Hewan uji yg digunakan yang positif dibuahi (pada mice/rat adanya vaginal plug)Bahan uji diberikan mulai hari tersebut Hewan uji dikorbankan sebelum perkiraan lahir (anak yg cacat biasanya dimakan induknya)
56
Pengamatan : Jumlah implantasi (ada nodul yg kaya vaskularisasi) Jika ada selisih antara implantasi total dengan jumlah korpora luteaterjadi preimplantation loss (resorpsi awal) Jumlah resorpsi : selisih jumlah persarangan dengan jumlah janin yg tetap hidup sampai cukup umur
57
Semua janin (hidup/mati) ditimbang, dihitung, diperiksa ada tidaknya malformasi (kelainan struktur, fungsi dan biokemis) Cairan amnion dicatat volume, warna dan kelainan lainnya Pemeriksaan histopatologik plasenta
60
Uji karsinogenesis
61
Uji Efek Toksik Lokal pada Kulit (ketoksikan akut)
Efek toksik yang timbul dimana bahan tersebut kontak langsung dengan tubuh Efek iritatif,korosi, alergi
62
Efek Iritatif Hewan uji yg sering digunakan kelinci, marmut, tikus putih Jika bahan uji merupakan bahan yg sengaja/tidak sengaja terjadi kontak pada kulit berkali-kaliperlu uji toksisitas utk melihat efek sistemik
63
Hewan uji dicukur punggungnya,
Bahan uji dioleskan , ditutup dengan selotip Setelah 24, selotip dibuka diperiksa efek iritasinya
64
Evaluasi berupa skor terhadap kemerahan dan edema yg terjadi
0 = tidak ada kemerahan 1 = merah muda 2 = eritema 3 = merah sekali 4 = merah menyala dengan perluasan daerah 0 = tidak ada edem 1 = edema sangat ringan 2 = edema ringan 3 = edema sedang (1 mm) 4 = edema berat (>1 mm)
65
Uji Fototoksik dan fotoalergik
Reaksi fototoksik disebabkan karena energi sinar ultraviolet dapat mengaktifkan bahan dan mampu menimbulkan perubahan biologik pada sel/jaringan tubuh Reaksi fotoalergik disebabkan karena energi sinar ultraviolet memacu pembentukan hapten sehingga timbul sensitisasi alergi pada kulit.
66
Seperti uji efek iritatif, tetapi kemudian daerah yg diolesi bahan uji disinari sinar ultraviolet
Referensi : Donald J.Ecobichon The Basis of Toxicity Testing Ngatijan, Metodologi Penelitian dalam Toksikologi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.