Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
APRESIASI NOVEL
2
Disusun Oleh : Nama : Ani Minarti NIM : No. Absen : 02 Kelas : 3 Bahasa
3
APRESIASI NOVEL
4
Judul. : Atheis Pengarang. : Achdiat K. Mihardja Penerbit. : PT
Judul : Atheis Pengarang : Achdiat K. Mihardja Penerbit : PT. Percetakan dan Penerbitan Balai Pustaka Tebal Buku : 250 Halaman Tema : “ Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”
5
Sinopsis : Dalam novel ‘Atheis’ menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang bernama Hasan yang lahir dari sebuah keluarga yang sangat taat kepada agamanya yaitu Islam. Hasan adalah anak tunggal dari pensiunan manteri guru yang tinggal di lereng gunung Telaga Bodas ditengah-tengah pegunungan priangan yang indah bernama kampung panyeredan di wilayah Bandung yang pada waktu itu masih dalam keadaan dijajah pemerintahan Jepang. Kedua orang tua Hasan bangga melihat Hasan tumbuh dewasa dengan kadar keimanan yang cukup tinggi. Kini Hasan harus terpisah dengan kedua orang tuanya, karena pekerjaannya berada didaerah yang jauh dari desa tempat kelahirannya dulu. Walaupun Hasan jauh dari kedua orang tuanya dan bekerja pada orang-orang Jepang tetapi Hasan masih memegang teguh agamanya dan masih menjadi pribadi dengan keimanan yang kuat.
6
Suatu ketika,Hasan bertemu sahabat lamanya bernama Rusli
Suatu ketika,Hasan bertemu sahabat lamanya bernama Rusli. Dalam waktu yang bersamaan,Rusli mengenalkan seorang perempuan bernama Kartini yang bersamanya pada waktu itu kepada Hasan. Akhirnya, Hasan pun sering datang kerumah Rusli, Kartini pun selalu ada disana. Hasan sangat senang bertemu dengan sahabat lamanya itu, ditambah lagi dengan adanya Kartini yang menurut Hasan adalah sesosok perempuan yang sangat mirip dengan Rukmini, kekasihnya dulu pada waktu dikampung. Kedua sahabat Hasan beranggapan bahwa sebenarnya Tuhan itu tidak ada. Hal itulah yang membuat Hasan berniat untuk mengIslamkan kedua temannya itu, tapi niat baiknya itu semakin terkikis oleh kebaikan Rusli dan Kartini. Hasan sedikit melalaikan niat awalnya itu karena sering berdiskusi tentang berbagai hal dengan Rusli ataupun Kartini. Walaupun niat Hasan mulai luntur tapi dia masih taat pada ajaran Agamanya. Perasaan lain pun datang kepada Hasan untuk Kartini,dia pun menerima perasaan Hasan.
7
Sejak saat itu mereka semakin dekat dan akrab,tapi sering pula Hasan berfikir, mengeluh, hatinya bimbang, terombang-ambing antara dua pilihan. Tetap berada di jalan yang telah diajarkan oleh orang tuanya sejak kecil yaitu jalan agama atau memasuki dunia yang baru saja ia kenal dari sahabatnya Rusli dan Kartini namun telah menariknya dengan kuat menjadi seorang Atheis. Kehadiran Kartini memaksa Hasan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan pergaulan Kartini dan paham yang diyakininya. Hasan mengalami berbagai konflik yang menyebabkan pertentangan hebat didalam batinnya. Hingga akhirnya ia berani untuk melawan orang tuanya. Masalah meruncing ketika muncul Anwar,seorang seniman dan sekaligus teman Rusli, Anwar dikenalkan Rusli kepada Hasan dan Kartini ketika mereka berada disebuah Restoran. Sejak saat itu Hasan telah mengetahui bahwa Anwar menaruh hati kepada Kartini. Mengetahui keadaan seperti itu, akhirnya Hasan menikahi Kartini yang sudah menjadi cita-citanya dari sejak ia mengenalnya. Padahal orang tuanya menginginkan ia menikah dengan Fatimah.
8
Rumah tangga yang semula diselimuti kabahagiaan harus berakhir dengan perceraian, Hasan pun menceraikan Kartini karena dia beranggapan bahwa Kartini telah berselingkuh dengan Anwar karena Kartini selalu pergi dengan Anwar ketika meninggalkan rumah. Begitulah pemikiran Hasan yang pada saat itu keadaannya yang sedang sakit TBC, dia sangat sedih dan menyesal karena dia sudah melukai hati kedua orang tuannya dengan menjadi Atheis dan menikahi Kartini. Akhirnya Ayah Hasan harus meninggal dunia dengan membawa penyesalan yang mendalam karena perbuatan anaknya. Hasan sangat menyesal dengan apa yang telah dipilih dalam hidupnya. Dengan penyakit TBC yang dideritanya ditambah dengan penyesalan yang sangat dalam maka Hasan pun semakin lemah dan harapannya telah kosong. Hidupnya berakhir oleh peluru tentara Jepang yang ditujukkan kepadanya ketika dia berjalan sempoyongan di jalan yang pada waktu itu sedang mambabi buta di jalanan sekitar perumahannya karena mendengar kabar mengenai Kartini dan Anear yang pernah berada dalam satu kamar hotel. Hasan pun tersungkur bermandikan darah dan meninggal dengan mengucapkan kata takbir.
9
Alur : Campuran , yakni dalam novel ini menceritakan kehidupan dirinya sendiri pada jaman sekarang kemudian mundur dengan menceritakan kehidupan pada masa lalu. Hingga akhirnya menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya sekarang. Tokoh : a. Aku j. Fatimah b. Hasan k. Rukmini c. Kartini l. Minah d. Rusli m. Bung parta e. Anwar n. Pak Artasan f. Raden Wiradikarta o. Pak Ahim g. Ibu Hasan i. Kiyai. Mahmud
10
Watak Tokoh : 1. Aku baik hati, pandai memahami perasaan orang lain, ramah dan pandai mengarang 2. Hasan rendah hati, tidak punya pendirian, penuh kecurigaan, memaksakan kehendak, mudah dipengaruhi orang lain, ringan tangan, cepat marah dan pencemburu 3. Kartini memiliki pola fakir modern, bersahabat, pandai memikat hati pria, mudah tersinggung serta tidak tegas dalam mengambil keputusan. 4. Rusli tidak percaya akan adanya Tuhan, pandai berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain, baik hati serta menghormati persahabatan.
11
5. Anwar tidak percaya Tuhan, periang, pemberani, rendah hati, namun tidak menghormati wanita 6. R. Wiradikarta teguh pendirian terhadap agama yang dianutnya serta menjungjung tinggi adat. 7. Ibu Hasan taat kepada agama yang dianutnya serta penyayang kepada anaknya. 8. Kiyai Mahmud sangat taat dan patuh terhadap agamanya sehingga menjadi panutan atau guru bagi orang-orang. 9. Fatimah pemalu, taat kepada agamanya serta hormat kepada orang tua. 10. Minah penurut kepada majikannya. 11. Bung Parta pandai bercerita dan bersemangat tinggi dalam berjuang membela Negara. 12. Pak Artasan taat kepada adat yang berlaku di daerahnya.
12
Setting : Lereng Gunung Telaga Bodas bernama Kampung Panyeredan, Bandung. Rumah Rusli ( Kebon Manggu 11 ) Rumah Hasan ( Sasak Gantung 18 ) Rumah Kartni ( Lengkong Besar 27 ) Kerata Api Restoran Bioskop Wilayah Bandung
13
Sudut Pandang : Novel “Atheis” ini menggunakan sudut pandang orang pertama, yakni pengarang terlibat dalam cerita. Dalam hal ini pengenalan tokoh utama diperkenalkan oleh tokoh Aku ( Pengarang ). Gaya Penulisan : Masih tercampur oleh bahasa asing ( Jepang – Belanda ).
14
Amanat : Sebagai umat beragama janganlah mudah terpengaruh oleh pandangan orang lain yang belum sepenuhnya kita pahami, tetapi berpegang teguhlah pada iman dan ajaran yang kita anut. Komentar : Novel atheis ini sangat menarik. Terlebih bentuk novel ini menggunakan tekhnik berlapis, yakni pengenalan tokohnya dilakukan lewat tokoh lain. Namun pada novel ini terdapapat beberapa kalimat dalam bahasa asing ( Jepang-Belanda ) yang sulit dimengerti.
15
SELESAI
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.