Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYasir Prayudha Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2
2 LATAR BELAKANG MIKRO (Kondisi empiris) Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan.
3
3 Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja.
4
4 SOLUSI 1. Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai. 2. Mereka diajarkan bagaimana mempelajari konsep, dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas.
5
5 CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
6
6 SUATU KONSEPSI Membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia yang bisa dijangkau siswa. Memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
7
7 TUJUH KOMPONEN CTL 1. Constructivism 2. Inquiry 3. Questioning 4. Learning Community 5. Modeling 6. Reflection 7. Authentic Assessment
8
1. Constructivism Constructivist teaching is based on the belief that learning occurs as learners are actively involved in a process of meaning and knowledge construction rather than passively receiving information. Learners are the makers of meaning and knowledge. Constructivist teaching fosters critical thinking and creates motivated and independent learners. 8
9
9 1. CONSTRUCTIVISM Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
10
2. Inquiry Inquiry education (sometimes known as the inquiry method) is a student-centered method of education focused on asking questions. Students are encouraged to ask questions which are meaningful to them, and which do not necessarily have easy answers; teachers are encouraged to avoid giving answers when this is possible, and in any case to avoid giving direct answers in favor of asking more questions.education 10
11
11 2. INQUIRY (MENEMUKAN) Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
12
12 3. QUESTIONING (BERTANYA) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
13
13 4. LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR) Sekelompok orang bekerjasama dalam kegiatan belajar Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri Tukar pengalaman Berbagi ide
14
14 5. MODELING (PEMODELAN) Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
15
15 6. AUTHENTIC ASSESSMENT Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa Penilaian produk (kinerja) Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual
16
16 7. Reflection (refleksi) Berpikir tentang apa yang telah kita pelajari Mencatat apa yang telah dipelajari Membuat jurnal, diskusi kelompok
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.