Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehZaqi Abdullah Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
PENGAMATAN KELAINAN OTAK DAN RANGKA Win darmanto, Ph.D
2
TEKNIK “Razor Blade Section” Untuk Menentukan Kelainan Di Daerah Kepala
3
TEKNIK “Razor Blade Section”
Ada tiga tempat pemotongan : 1. Melalui hidung, untuk melihat rongga hidung, apakah menyatu dengan rongga mulut atau tidak. 2. Melalui Mata: untuk melihat struktur mata, sekaligus menentuka ada tidaknya palatosisis. 3. Melalui cerebrum, untuk menentukan kelainan cerebrum (hidrocefalus, mikrosefalus, anencefali) 4. Melalui cedebellum : untuk menentukan kelainan cerebellum
4
Gambaran Potongan Melalui Hidung dan Mata
5
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati potongan melalui Hidung dan Mata
Kondisi palatum yang memisahkan antara rongga hidung dan mulut, jika bersambung berarti ada palatosisis Bentuk mata / lensa, dapat menentukan cacat atau normal Bentuk olfactory bud (bagian otak) ada atau tidak
6
Gambaran kelainan pada rongga hidung (1st cut) dan kelainan pada mata (microphthamia)
7
Beberapa kelainan yang teramati ada potongan ke 3
Beberapa kelainan yang teramati ada potongan ke 3 yaitu: palatosisis, anopthalmia, retina bergelombang atau melipat.
8
Gambaran Potongan Melalui Cerebrum
9
Kelainan yang terlihat potongan ke 4 yaitu:
Kelainan yang terlihat potongan ke 4 yaitu: hidrosefalus, mikrosefalus, hipoplasisa cerebrum, atrophy cerebrum
12
Gambaran kelainan Eksternal Hidrosefalus dan cerebrum atrophy.
13
Kelainan Rangka Kelainan rangka terdiri :
(1) Kelainan bentuk rangka atau morfologi rangka (Kelainan Perkembangan) (2) Kelambatan penulangan.
14
Indikator Kelambatan Penulangan umumnya dimati pada tulang: 1
Indikator Kelambatan Penulangan umumnya dimati pada tulang: 1. Tulang supraoksipital 2. Jumlah tulang digit (tangan dan kaki) 3. Jumlah sakrokaudalis 4. Jumlah tulang vertebra cervikalis
15
Jenis rangka yang mengalami kelainan dapat digolongkan sesuai jenisnya yaitu :
Rangka aksial : Cranium, Vertebrae (V. servikalis, Torakalis, lumbalis, sakrokaudalis), Sternum, Rusuk (costa/ribs). 2. Rangka apendikular : rangka anggota (fore limb atau hind limb )
16
Metode Pewarnaan Tulang ada 2:
1. Pewarnaan tulang keras, dengan alizarin red S (single staining) Pewarnaan tulang keras dan rawan (Double staining) yaitu dengan alizarin red S dan alcian blue
17
Prinsip pewarnaan tulang keras :
1. Fetus dievicerasi (dihilangkan visceral dan kulit) 2. Difiksasi dalam alkohol absoulut/aceton selama 1 minggu 3. Direndam dalam KOH 0,1 % selama 1-2 hari sampai jaringan lunak (otot) terlihat transfaran 4. Direndam dalam alizarin red S yang dilarutkan dalam KOH 0,1 %, selama 1-2 hari, sampai tulang berwarna merah 5. Direndam dalam KOH lagi selama 1 hari 6. Direndam dalam Gliserin dalam KOH dengan konsentarsi 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % masing-masing selama 1 hari.
18
Prinsip pewarnaan tulang keras dan rawan (Double staing) :
1. Fetus dievicerasi (dihilangkan visceral dan kulit) 2. Difiksasi dalam alkohol aboulut selama 1 minggu 3. Direndam dalam KOH 0,1 % selama 1-2 hari sampai jaringan lunak (otot) terlihat transfaran 4. Direndam dalam alizarin red S dan alcian blue yang dilarutkan dalam KOH 1 %, selama 1-2 hari, sampai tulang berwarna merah dan tulang rawan berwarna biru. 5. Direndam dalam KOH lagi selama 1 hari 6. Direndam dalam Gliserin dalam KOH dengan konsentarsi 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % masing-masing selama 1 hari.
19
Hasil Pewarnaan Rangka Dengan Double Staining
22
Pengamatan kelambatan penulangan pada rangka digit
23
Hasil pewarnaan double staining tulang keras dan rawan:
KONTROL
25
Pengamatan pada tulang sacrocaudalis
26
Thorakalis dan rusuk (12)
Pengamatan terhadap Kelainan baik bentuk Maupun jumlah Vertebrae (centrum dan arcus) pada Vertebrae : Servikalis (7) Thorakalis dan rusuk (12) Lumbalis (7) Sakrokaudalis
27
Pengamatan Tulang supraoksipital supraoksipital
28
Beberapa bentuk kelainan pada vetebrae dan rusuk (Rib) :
29
Beberapa bentuk kelainan pada vetebrae dan rusuk (Rib) :
30
Rusuk fusi Spina bifida
31
Beberapa bentuk kelainan pada Sternum :
33
IMUNOHISTOKIMA NCAM PADA LIMB BUD EMBRIO YANG DI-INDUKSI 2-ME PADA UK 9 HARI DAN DIAMATI PADA UK UK 12 HARI KONTROL PERLAKUAN
34
IMUNOHISTOKIMIA NEUROFILAMEN PADA LIMB BUD AKIBAT INDUKSI 2-ME
KONTROL PERLAKUAN
35
IMUNOHISTOKIMIA NEUROFILAMEN PADA EMBRIO YANG DI-INDUKSI 2-ME PADA UK 9 HARI DAN DIAMATI PADA UK UK 12 HARI KONTROL PERLAKUAN
36
IMUNOHISTOKIMIA NEUROFILAMEN PADA EMBRIO YANG DIINDUKSI 2-ME PADA UK 9 HARI DAN DIAMATI PADA UK UK 12 HARI KONTROL PERLAKUAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.