Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Morality, Altruism, and Aggresion

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Morality, Altruism, and Aggresion"— Transcript presentasi:

1 Morality, Altruism, and Aggresion
Fangnania T Rumthe

2 Overview Perkembangan Moral
Setiap masyarakat memiliki sistem peraturan tentang perilaku baik dan buruk Ortu mengontrol perilaku anak melalui faktor eksternal misalnya kondisi tidak nyaman atau hukuman Ketika anak bertumbuh, mereka mulai mengatur perilaku mereka melalui tindakan standart yang sudah di internalisasikan Internalisasi adalah memasukkan ide dan keyakinan pada konsep sendiri Internalisasi adalah proses dasar yang penting dalam perkembangan moral

3 Overview Perkembangan Moral
Ada 3 aspek dasar moral yaitu : Kognitif : Komponennya adalah pengetahuan tentang peraturan-peraturan etis dan penilaian tindakan yang baik dan buruk Perilaku (Behavioral) Komponen perilaku merujuk kepada perilaku nyata orang-orang dalam situasi yang menyebabkan adanya pertimbangan etis Emosi Komponen Emosi fokus pada perasaan orang tentang situasi dan perilaku yang melibatkan keputusan etis dan moral Teori-teori yang mendasari ke-3 aspek dasar di atas al : Teori Kognitif  investigasi pada penilaian moral Teori Belajar  mempelajari perilaku etis Teori Psikoanalitis  Menguji kompenen afektif moral

4 Teori Kognitif Perkembangan Moral
Piaget dan Kohlberg setuju bahwa perkembangan moral merupakan aspek penting perkembangan kognitif Premoral Stage Usia 5 th Moral Realism Usia 6 – 10 th Morality of reciprocity Or Autonomous Usia 11 th keatas Show little concern for rules or awareness of rules Anak mulai mengembangkan perhatian dan penghargaan thd peraturan otoritas. Mis dari ortu Menyimpang dari peraturan pasti akan terima akibatnya disebut Immanent Justice Moral absolutism ‘not to be questioned’ 2 yg berkontribusi : egocentris dan immature way of thinking Social rules can be questioned and changed Menurut Piaget, moral yang mature adalah memahami dan menerima peraturan sosial, kesetaraan dan hubungan antar manusia

5 Teori Kognitif Perkembangan Moral
Evaluasi Theori Piaget Pada Western Countries, di temukan regular age trends pada perkembangan moral tahap 2 – 3 Namun pada budaya lain menjadi tidak konsisten Piaget tidak mempertimabangkan kemampuan kognitif anak Piaget selalu menggabungkan hasil tindakan dengan maksud (intention) Padahal anak usia SD menggunakan intention sebagai dasar penilaian Banyak faktor yang harus di pertimbangkan untuk memahami moral reasoning bukan hanya maksud dan konsekuensi saja.

6 Teori Kognitif Perkembangan Moral
Lawrence Kohlberg Preconventional Perilaku anak berdasar pada keinginan menghindari hukuman dan memperoleh penghargaan Conventional Perilaku anak di desain untuk meminta persetujuan org lain dan menjaga hubungan baik Post Conventional Penilaian anak mulai rasional, bertindak di kontrol oleh kode etik yang sudah terinternalisasi relatif tdk bergantung pada persetujuan org lain Obedience And punishment orientation Naïve hedonistic n instrumental orientation Good boy morality Authority and morality that maintain social order Morality of contract, individual rights and democratic accept law Morality of individual principle and conscience How? Kohlberg mewawancarai anak laki-laki pada usia 10 dan 16 th apakah mereka akan mentaati peraturan dan otoritas atau mengabaikannya serta merespons kebutuhan dan kesejahteraan orang lain. STAGE STAGE STAGE STAGE 4 STAGE STAGE 6

7 Teori Kognitif Perkembangan Moral
Perkembangan Moral pada perempuan Carol Giligan berpendapat bahwa Kohlberg gagal menyatakan kemungkinan adanya perbedaan orientasi (gender-based differences) moral antara pria dan wanita Perempuan memiliki penilaian moral pada stage 3, yaitu orang biasanya termotivasi untuk menjaga hubungan baik dan persetujuan orang lain Menurut Giligan: perempuan cenderung peduli dan menggunakan pendekatan interpersonal ketika menghadapi dilema moral sedangkan laki-laki lebih menekankan nilai-nilai pribadi spt hak individu dan prinsip keadilan. Akan tetapi penemuan terakhir menyebutkan hanya terdapat sedikit bukti tentang adanya Gender Bias dalam Moral Reasoning antara Laki-laki dan perempuan Contoh Jake dan Amy 11 thn Jake respons  logis dan keseimbangan antara hidup dan hak properti  orientasi maskulin Amy response  akibat pencurian oleh Heinz, istrinya, kondisi istrinya dan hubungan mereka  orientasi interpersonal

8 Teori Kognitif Perkembangan Moral
Evaluasi Teori Kohlberg Ternyata ada banyak dukungan empiris pada teori Kohlberg Terbukti pada sebuah penelitian selama 20 th bahwa partisipant melalui semua stages yang di kemukakan Kohlberg Pola dominan dari Moral Reasoning pada orang dewasa adalah CONVENTIONAL level II, Stage 3 atau 4 Akan tetapi fokus Kohlberg pada hak dan kewajiban individu mengabaikan perkembangan moral budaya lain Penilaian moral orang berbeda tergantung pertanyaan yang di ajukan, cerita yang di ajukan Kohlberg di anggap terlalu menyederhanakan dilema alami yang di hadapi ketika mengambil keputusan. Contoh : Penelitian Miller  Anak Amerika meyakini bahwa hanya kewajiban keadilan yang harus di atur dan bukannya perilaku menolong namun Anak India Hindu melihat menolong orang lain adalah benar-benar moral Stage 6 Kohlberg tidak terlihat seperti interpersonal.

9 Penilaian Moral vs Peraturan Sosial
Social convention rules : peraturan dasar sosial tentang tindakan sehari-hari Table Manners Kinds of dress Modes of greeting Memanggil guru dengan nama depan Memasuki kamar mandi wanita Cheating Lying Stealing Memukul Anak dari Grade 2 – College secara konsisten melihat penindasan moral lebih buruk dari penindasan sosial Isu moral itu fix, absolut dan berbeda tergantung budaya namun peraturan sosial bersifat relatif Membedakan antara Moral dan Peraturan sosial berimplikasi pada aspek lain dari perkembangan moral yaitu perkembangan toleransi

10 Sisi Perilaku Perkembangan Moral
Self – Regulation and Delay Gratification Salah satu tujuan sosialisasi anak adalah anak mampu mengontrol perilaku mereka tanpa adanya peringatan pendampingan orang dewasa Fase Control Sangat bergantung pada ortu untuk mengingatkan ttg perilaku yang baik Fase Self-Control Anak mampu menuruti harapan ortu ketika ortu tidak ada Fase Self-regulation Anak mampu menggunakan strategi dan rencana untuk mengarahkan perilaku dan delay gratification Usia 12 – 18 bulan anak mulai berinisiatif, menjaga, mengatur atau berhenti bertindak pada perintah ortu Berkembangnya cara berpikir dan mengingat peraturan yg pernah di ajarkan secara rutin Anak yang self-regulator memiliki strong sense of Moral-self Mereka internalisasi nilai-nilai dan peraturan ortu Melakukan usaha conscious utk mengontrol perilaku mereka Perkembangan self-control di dukung oleh tindakan orang tua Delay Gratification : menunggu sampai waktunya memiliki atau sesuatu yang menyenangkan Conscience : Internalisasi nilai dan standart perilaku

11 Evolusi Perilaku Prososial dan Altruistik
Perilaku Prososial : Perilaku yang di rancang untuk menolong atau menguntungkan orang lain. Mis : sharing dan bekerja sama dengan orang lain, menolong, simpati, menghibur di masa susah, menolong masyarakat, bangsa bahkan dunia. Perilaku ALtruistik : Perilaku yang di motivasi secara intrinsik ( internalisasi dari nilai-nilai, tujuan dan penghargaan diri) dengan maksud menolong orang lain tanpa mengharapkan pengakuan atau imbalan nyata Altruisme : Hal tidak mengingat diri sendiri untuk kesejahteraan orang lain ( bertindak anonymously bahkan mengorbankan kebutuhan dan harapan mereka)

12 Evolusi Perilaku Prososial dan Altruistik
Perubahan dalam perilaku Prososial Anak usia 10 dan 12 bln Usia 18 bln Usia 2 th Grow older Mudah menangis ketika merespons kesedihan anak lain Anak mulai menawarkan tindakan khusus mis pinjamkan mainan Anak mulai memberikan kata-kata hiburan atau nasihat, menolong dan sharing Terlibat dalam aksi sosial Perilaku sosial meningkat sesuai usia dan kematangan kognitif Juga meningkat ketika anak belajar mengenali tanda-tanda emosi seseorang dan menyadari bahwa org tsb memerlukan pertolongan

13 Evolusi Perilaku Prososial dan Altruistik
Anak yang berperilaku lebih prososial pada usia 4 akan bertindak prososial pada usia 9 th Anak-anak memiliki ekspresi yang berbeda untuk menunjukkan maksud prososial mereka seperti (contoh cerita ibu yang menangis ketika membaca koran) : Anak Menghapus air mata ibunya Anak bertanya ‘ada apa?’ Anak merobek koran yang menyebabkan ibunya menangis Perbedaan Gender bervariasi tergantung tipe perilaku prososial Anak perempuan biasanya lebih empati (mampu merasakan apa yg di rasakan orang lain) di banding anak laki-laki, karena ketika anak perempuan bertindak prososial ortu akan mengatakan ‘sudah dari sananya’ sedangkan reaksi untuk anak laki ‘itu pengaruh lingkungan dan sosialisasi’

14 Penentu Perkembangan Prososial
Pengaruh Biologis Fakta bahwa bayi yang baru lahir menangis ketika merespon tangisan bayi lain adalah bukti kecendrungan perilaku empati Anak dengan William Syndrom lebih sosial, empati, simpati dan prososial Struktur syaraf yang berhubungan dengan emosi yaitu amigdala, aktif merespons cerita sedih Bermacam-macan faktor biologis – evolusi, genetik, neurologis, dan temperamen- mengarahkan anak untuk bertindak prososial. Faktor ini juga berinteraksi dengan lingkungan.

15 Penentu Perkembangan Prososial
Pengaruh Lingkungan Faktor lingkungan seperti keluarga, teman dan media, mempengaruhi anak untuk bertindak prososial Anak memperoleh perilaku sosial melalui pembelajaran sosial Anak preschool dengan ibu yang suka menjelaskan perasaannya menunjukkan sifat-sifat prososial Pengasuhan ortu yang demokratis (hangat, mendukung, mengarahkan dan positif feedback) berhubungan dengan perilaku prososial anak Film Jalan sesama, Barney, terbukti meningkatkan perilaku prososial anak melalui belajar dan melakukan

16 Prososial Reasoning Prososial Reasoning adalah pemikiran dan penilaian tentang isu-isu prososial Level 1 Preschool n younger elementary Level 2 Preschool n Elementary school chld Level 3 Elementary n High School students Level 4 Older Elementary n high school Level 5 Small minority of high school students Hedonistic Self-focused Recognition of needs of others Seeking others approval n acceptance (a) Emphatic Strongly internalized Keputusan u melakukan tindakan prososial berdsrkan harapan reward material Anak peduli pada keb org lain sekalipun akan berakibat konflik dengan keb mereka (b) Transitional (emphatic n Internalized)

17 Perkembangan Agresi Perilaku Agresi : perilaku yang di tujukan untuk merugikan orang lain dengan menyakiti atau melukai Preschool Children Older Children Bertengkar dan berkelahi karena mainan Perilaku agresif langsung pada kelompok tertentu, mengkritik, mengejek, memanggil nama. Perubahannya dari bertengkar karena benda menjadi bertengkar karena karakteristik manusia Instrumental Agression Hostile Aggresion Todler : serangan fisik Older : Agressi dengan kata-kata Jenis Agresi ada 2 yaitu : Reactive Agression : perilaku agresif yang merespons serangan, ancaman atau frustrasi Proactive Agression : menggunakan kekuatan u mendominasi org lain or to bully atau mengancam orang lain

18 Perbedaan Gender dalam Agresi
Anak laki lebih kepada konfrontasi fisik dengan frekuensi lebih banyak Overt Aggressors Relational Aggressors Memukul, menendang, meninju anak lain Mengatakan kata-kata kejam untuk menghina teman Mengatakan untuk memukul jika tidak mau menuruti Mendorong Memanggil dengan nama ejekan Membuat teman di benci melalui rumors Waktu marah , tidak mengajak teman untuk bergabung Mengatakan untuk tidak menyukai temannya jika tidak menuruti kata-katanya Mengabaikan teman atau tidak mau bicara Menjaga teman yang tidak disukai tetap tidak bergabung Anak laki-laki dan perempuan tidak berbeda dalam frekuensi agresi tetapi berbeda dalam ekspresikan agresi Ketika mengatasi masalah anak perempuan lebih memilih strategi penolakan verbal dan negosiasi Anak laki menganggap agresi fisik lebih sakit dr pada agresi hubungan

19 Asal Perilaku Agresi Peran Biologis dan Lingkungan, Media dan Peer
Ada hubungan antara Agresi dan Hormon Kekerasan masa remaja karena tingginya hormon testosterone Pada anak perempuan hormon yang berperan adalah estradiol yang meningkat pada masa pubertas serta berhubungan positif dengan ekspresi kemarahan khususnya selama berinteraksi dengan ortu Hubungan agresi dengan neurotransmitter menunjukkan bahwa adanya proses kimiawi yang membuat transmisi tekanan syaraf dalam sistem syaraf pusat. Nama serotinin, mengatur keadaan dan pengaturan emosi Temperamen juga memiliki hubungan dengan agresi Remaja yang sangat agresif dengan resiko biologis dari ibu yang meroko selama masa kehamilan, BBLR, temperamen yang sulit. Ortu yang menghukum secara fisik dan tidak konsisten akan membuat anaknya menjadi agresif dan bermusuhan Ortu perlu menyadari hal-hal yang bedampak pada perilaku agresif anak supaya dapat mengontrol mereka termasuk konsumsi media Ortu perlu juga mengawasi dengan siapa anaknya berteman, dan bagaimana pengaruh kepada anaknya

20 Kontrol Perilaku Agresi
Mithos tentang CATHARSIS CATHARSIS adalah penghentian tekanan agresif melalui penyaluran tindakan agresif yang nyata atau simbolis namun tidak berakibat pada orang lain Strategi Modifikasi Kognitif Menurut pendekatan Proses Informasi, anak yang agresif di akibatkan oleh socially unskilled : tidak terampil secara sosial untuk mengatasi masalah interpersonal Metodenya : membuat remaja menyadari konsekuensi negatif perilaku agresi Melalui Modeling dan penjelasan Mengajarkan dan mengajak anak menggunakan alternatif perilaku penyelesaian masalah misalnya kerja sama, bergantian, Melatih anak untuk berempati dan bersimpati ketika berhubungan denga orang lain. Belajar memahami perasaan orang lain. Pencegahan Agresi : A Multipronged Effort Intervensi di lakukan melalui social problem solving, pemahaman emosi, dan komunikasi serta mengelola tindakan ketika menghadapi kondisi yang membuat frustasi.

21 THANK YOU


Download ppt "Morality, Altruism, and Aggresion"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google