Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PROSES PEMBUATAN BUNGKIL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PROSES PEMBUATAN BUNGKIL"— Transcript presentasi:

1 PROSES PEMBUATAN BUNGKIL
PRESSING (Pengepresan Mekanis) terjadi sangat kuat, sehingga suhu tinggi, terjadi pemecahan sel-sel lemak, pencairan minyak, kerusakan protein lebih besar, kandungan lemak tinggi (5-10%) Ada 2 cara pengepresan : Hydraulic Pressing Biji digiling, dipanaskan, dibungkus kain,lalu ditempatkan pada tempat pengepresan Screw Pressing Biji ditekan oleh screw yang berjalan melaluipipa dengan lubang yang mengecil kearah pengeluaran akhir. SOLVENT (Ekstraksi dengan pelarut kimia) Hasil lebih sempurna dari pengepresan, kadar lemak dlm bungkil 2% 3. Pengepresan (mekanis) dilanjutkan dengan ekstraksi kimia. kadar lemak 1%

2 Gambar. Diagram Pembuatan Bungkil
Gudang penyimpanan Persiapan pengo- lahan bungkil Ekstraksi mekanis Ekstraksi kimiawi Bungkil Minyak kasar Gudang penyimpanan Tangki penyimpanan Gambar. Diagram Pembuatan Bungkil

3 UPAYA MENINGKATKAN NILAI NUTRISI
1. Perlakuan Kimiawi : Formaldehid (HCHO) : melindungi protein terdapat degradasi di dalam rumen, tetapidapat dipecah oleh keasaman dao abomasum dan dihidrolisis oleh enzim di usus. Aldehid dapat bereaksi dengan protein pada kondisi pH netral. reaksi terjadi antara aldehid dengan gugus amino terminal dan gugus amida primer dari asparagin dan glutamin, gugus E-amino lisin dan gugus δ- guanidil dari arginin. Untuk mencegah proteksi protein yang berlebihan penggunaan formaldehid yang optimal 2%. Beberapa hasil penelitian : De Peter et al. (1985) bahwa penurunan kelarutan protein dalam larutan bufer selama 24 jam 3,90%, dalam air 73,50%. Hume (1974) proporsi protein yang dapat melewati rumen pada bungkil kedelai 61% (formaldehid), 37% (tanpa perlakuan) Widyobroto et al. (1994), bungkil kedelai diberi perlakuan formaldehid 0,60% degradasi BO 58%, tanpa perlakuan 63%

4 Tanin terkondensasi (flavolans)
mempunyai Banyak gugus OH fenolat, oleh karena itu disebut polifenol. Mempunyai kemampuan mengendapkan protein, karena mengandung sejumlah gugus fungsional yang membentuk senyawa komplek protein-taninyang kuat melalui ikatan hidrogen yang dipengaruhi pH dan sulit dipecah karena ikatan kovalen (oksidasi parsial gugus fenolik) Tanin dikelompokkan menjadi 2 : Tanin terkondensasi (flavolans) Merupakan polimer (BM > 20000) catechin (senyawa fenol flavoid). Tidak dapat dihidrolisa oleh asam atau enzim. Stabil pada pH dibawah netral (<7,0) dan mememah pada pH >8,0 OH O HO Catechin

5 Tanin Terhidrolisa (Hidrolisable Tanin)
OH O HO OH O HO Condensed Tanin Tanin Terhidrolisa (Hidrolisable Tanin) Ada 2 : gallotannin & ellagitanin Senyawa poliester dari asam galat dan senyawa fenolik lain derivat dari asam galat. Stabil pada pH 3-4, melemah pada pH >5,0 C O HO OH Asam Galat

6 Dapat menurunkan kelarutan dan degradasi.
Kecernaan protein dapat ditingkatkan dengan penambahan senyawa pengikat protein PEG (Polyethylene Glycol). Karena adanya gugus polar pada molekulnya maka tanin larut pada pelarut polar yaitu air dan tidak larut pada pelarut non-polar seperti kloroform, tetapi sedikit larut pada pelarut intermedier yaitu asetat. Hasil penelitian : Drieger dan Hatfeild (1972), bungkil kedelai yang diberi 10% asam tanat dapat menurunkan degradasi secara in-vitro 90% dari kontrol dan secara in-vivo pada domba dapat meningkatkan sfisiensi pakan dan retensi N. Perlakuan Pemanasan Dapat menurunkan kelarutan dan degradasi. Dapat menginaktifkan asam siklopropenoat (asam sterkulat dan malvalat) dan gosipol. Terjadi perubahan kimiawi karena terjadi reaksi dengan senyawa lain atau dengan senyawa di dalam molekulnya sendiri. Menurut Van Soest (1994) dalam proses pemanasan terjadi reaksi Maillard, yaitu Kondensasi gugus amino dengan karbonil dan dehidroredukton dari karbohidrat

7 Polimerisasi yang membentuk matriks seperti lignin yang menghasilkan ikatan stabil an protein sulit dicerna. Terjadi denaturasi : Kehilangan aktivitas biologi. Perubahan konformasi rantai polipeptida yang tidak mempengaruhi struktur primernya. Denaturasi Protein Enzim aktif Enzim tidak aktif

8 Protein murni dalam pakan
c e d Protein murni dalam pakan a b Input panas (suhu dan waktu) Keterangan : a = kurva protein tidak dapat larut oleh panas melalui proses denaturasi protein b = kurva protein yang yang rusak karena panas melalui reaksi Maillard c = kurva protein tidak dapat larut karena panas, tetapi dapat dicerna d = nilai kecernaan optimal secara teori e = nilai kecernaan pakan yang kemungkinan masih optimal.


Download ppt "PROSES PEMBUATAN BUNGKIL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google