Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kalimat Efektif BAHASA INDONESIA.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kalimat Efektif BAHASA INDONESIA."— Transcript presentasi:

1 Kalimat Efektif BAHASA INDONESIA

2 Presentasi Bahasa Indonesia
Abdur Rosyid B Andriansyah Galih Dian Aris S Dwita Septiani Edgar Priyo S Fauzia Rohmatulaili Ferys ika oktavia Niken Lila W Raden Octa F Ryan Maulana A Sarma Novalita Tius Angga R

3 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

4 Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

5 Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif. 1. a. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat : Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya. (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.) b. Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan. (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

6 2. a. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat : Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.) b.Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal. (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

7 3. a. Penggunaan imbuhan yang kacau : Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan. (Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)  b. Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya. (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.

8 4. a. Kalimat tak selesai : Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi. (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.) b.Rumah yang besar yang terbakar itu. (Rumah yang besar itu terbakar.)

9 5. a. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku : Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)   Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan. b. Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang. (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

10 - tau  tahu - negri  negeri
- kepilih  terpilih - faham  paham - ketinggal  tertinggal - himbau  imbau - gimana bagaimana - silahkan  silakan - jaman zaman - antri  antre - trampil  terampil - disyahkan  disahkan

11 6. a. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ : Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)  b. Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih. (Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

12 7. a. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat : Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin. (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)  b. Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya. (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

13 8. a. Pilihan kata yang tidak tepat : Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat. (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)  b. Bukunya ada di saya. (Bukunya ada pada saya.)

14 9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti : Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal. Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan? (Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.

15 10. a. Pengulangan kata yang tidak perlu : Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)  b. Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan. (Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

16 11. a. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah : Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)  b. Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya? (Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

17 Syarat-syarat kalimat efektif
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya. 2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

18 Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.Kesepadanan Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa. Budi pergi ke kampus S P KT

19 2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda). Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif). Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

20 3.Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Contoh: Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif) Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

21 4.Kelogisan Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh: Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif) Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

22 5.Kesatuan atau Kepaduan Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Contoh: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif) Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)

23 6.Keparalelan atau Kesajajaran Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Contoh: Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

24 7.Ketegasan Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.

25 Untuk membentuk penegasan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

26 b. Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah) Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

27 c. Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan. d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: Anak itu bodoh, tetapi pintar.


Download ppt "Kalimat Efektif BAHASA INDONESIA."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google