Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRamadhani Bram Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Masa Akhir Majapahit
2
Istri Hayam Wuruk Dari perkawinan Tribhuwana dengan Kertawardhana lahir Dyah Hayam Wuruk dan 2 orang perempuan: Bhre Lasem dan Bhre Pajang. Setelah Perang Bubat Hayam Wuruk kawin dengan Paduka Sori tahun 1357 (Pararaton). Negarakretagama (5/1) puteri Indudewi keturunan Wijayarajasa. Jadi Hayam Wuruk kawin dengan saudara sepupunya.
3
Keturunan Hayam Wuruk Dari perkawinannya dengan Indudewi lahirlah Kusumawardhani (Bhre Lasem Sang Ahayu) yang dikawinkan dengan Wikramawardhana putera Bhre Pajang dengan Paguhan Singawardhana. Dengan selir (rabihaji), Hayam Wuruk berputera Bhre Wirabhumi yang dikawinkan dengan Bhre Lasem Sang Alemu putera Bhre Lasem dengan Rajasawardhana.
4
Kematian Gajahmada Negarakretagama 71/1 memberitakan bahwa Gajahmada meninggal dunia pada tahun saka 1286 (AD 1364). Masa jabatan Gajahmada 23 tahun ( ), setelah Pasunda Bubat (1357) Gajahmada sempat dibebastugaskan. Tahun 1359 menjabat kembali sebagai patih Amangkubumi dan mendampingi Raja dalam perjalanan keliling Lumajang. Namun Gajahmada sudah terlanjur kecewa dengan sang Prabu dan merasa sudah tua sehingga politik Nusantara berhenti, hanya menjaga apa yang sudah dicapai.
5
Pengganti Gajahmada Sidang Dewan Sapta Prabhu tidak berhasil memilih pengganti Gajahmada. Jabatan Patih Amangkubhumi dijalankan oleh Hayam Wuruk. Pararaton menyatakan saka 1298 Gajah Enggon diangkat sebagai patih Amangkubhumi dengan candrasengkala guna sanga paksaning wong (tahun saka 1293 atau 1371 M). Pasca kematian Gajahmada Majapahit masih jaya (paling tidak sampai tahun 1365), Hayam Wuruk memerintah sampai meninggalnya yaitu tahun 1389.
6
Pasca Hayam Wuruk Wikramawardhana atau Hyan Wisesa (1389-1492)
Suhita atau Prabhu Stri ( ) Wijayaparakramawardhana , Dyah Kertawijaya, Bhre Tumapel ( ) Rajasawardhana, Sang Sinagara, Bhre Pamotan, Keling, Kahuripan ( ). ( masa interegnum) Girisawardhana, Dyah Suryawijayakrama, Bhre Wengker ( ) Sinhawikramawardhana, Dyah Suprabhawa, Bhre Tumapel, Bhre Pandansalas ( ) Bhre Kertabhumi ( ) Girindhrawardhana, Dyah Ranawijaya, Bhatara I Klin ( ).
7
Kerajaan Timur Tahun 1377 negeri Cina kedatangan utusan dari dua negara di Jawa (Barat dan Timur). Raja yang memerintah Kerajaan Barat Pa-ta-na-pa-la-hu. Raja Kerajaan Timur Wu-(yuan)-lao-wang-chieh Brian E Colles menyebut yang dimaksud Pa-ta-na-pa-la-hu (Batara Prabhu) sedang Wu-(yuan)-lao-wang-chieh (Bhre Wengker). Menurut Pararaton, Prasasti Her Abang, dan Negarakretagama, Bhre Wengker adalah Sri Wijayarajasa, suami Dyah Wiyat Sri Rajadewi Maharajasa (mertua sekaligus paman Hayam Wuruk).
8
Bhre Wirabhumi Bhre Wirabhumi putera Hayam Wuruk dari selir (binihaji) kawin dengan Bhre Lasem Sang Alemu, adik Raden Gagak Sali (Wikramawardhana) putera Bhre Pajang dan Singawardhana. Jadi Bhre Wirabhumi adalah adik ipar Wikramawardhana. Bhre Wirabhumi diangkat anak oleh Rajasaduhitendudewi karena perkawinannya dengan Bhre Matahun tidak mendapatkan anak Rajasaduhitendudewi menggantikan ayahnya menjadi Bhre Pamotan Bhre Wirabhumi menggantikannya menjadi penguasa Kerajaan Timur yang berkedudukan di Pamotan dan mengirimkan utusan ke China untuk mendapat pengakuan.
9
Perang Pareg-reg Pararaton menyatakan bahwa pada tahun timbul peperangan antara Kerajaan Barat di bawah Wikramawardhana melawan Kerajaan Timur di bawah pimpinan Bhre Wirabhumi. Hal ini didukung oleh catatan Cheng Ho dalam perjalanan keliling dunia pertama yang singgah di Majapahit. Pada awalnya Wikramawardhana mengalami kekalahan, namun berkat bantuan Bhre Parameswara dan Bhre Tumapel, Bhre Wirabhumi dapat dikalahkan. Bhre Wirabhumi yang berusaha melarikan diri dengan kapal dapat ditangkap Bhre Narapati Raden Gajah, kemudian dipancung kepalanya ditanam di desa Lung, dicandikan dengan nama candi Grisapura.
10
Hubungan dengan China Pada masa Hayam Wuruk ( ) hubungan dengan China yang lama terputus dipulihkan kembali. Tahun 1358 Majapahit mengirimkan utusan ke China. Saat itu Dinasti Yuan menghadapi pemberontakan Tsu Yuan Tsiang. Tahun 1370 kaisar Hung Wu (Dinasti Ming) mengirimkan utusan ke Majapahit dan negeri lain (Swarnabhumi, Jambi, Palembang, Dharmasraya) Majapahit menggempur Swarnabhumi, utusan China berhasil dicegat dan dibunuh. 1379 utusan Majapahit datang ke China namun ditahan oleh kaisar terkait dengan peristiwa tahun 1377.
11
Dinasti Girindrawangsa
12
Girindrawangsa Ada tiga orang tokoh yang menggunakan nama Girindrawardhana (Prasasti Waringin Pitu (1447), Prasasti Ptak dan Prasasti Jiwu (1486) : Girindrawardhana Dyah Wijayakarana, Bhattara I Klin, pada masa pemerintahan Dyah Kertawijaya. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya, Bhattara I Klin, menjadi raja Majapahit dengan gelar: Paduka Sri Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kediri Prabhu Natha. Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma Sri Sinhawarddhana yang menjadi Bhattara I Klin pada masa pemerintahan Dyah Ranawijaya.
13
NJ Krom NJ. Krom. (1923). Inleiding tot de Hindoe Javansche Kunst. Tweede herziene druk s’Gravenhage: Martinus Nijhoff. Pada periode akhir Majapahit telah muncul dinasti baru (Dinasti Girindrawardhana) yaitu raja-raja Kediri yang tampil kembali merebut kerajaan Majapahit. Prasasti Jiwu I dan III menyebut diselenggarakannya upacara srada untuk memperingati 12 tahun wafatnya Sri Paduka Bhattara rin Dahanapura san mokta in Indrabhawana. Atas dasar ini Krom menyatakan bahwa pada tahun 1478 Majapahit telah direbut oleh dinasti Girindrawardhana dari Kediri (Daha).
14
WF. Stutterheim Stutterheim, WF. (1932). Indische cultuur- geschiedenis: iI Het Hinduisme in den Archipel. Den Hag/Batavia: JB Wolters. Stutterheim mendukung pendapat Krom bahwa Dinasti Girindrawardhana dari Kediri telah naik tahta Majapahit pada tahun 1486. Pendapat ini didasarkan pada pernyataan upacara srada untuk memperingati 12 tahun wafatnya Bhattara rin Dahanapura dilaksanakan bertepatan dengan Girindrawardhana naik tahta di Majapahit.
15
Schrieke Schrieke, BJO. (1957). Indonesian Sociological Studies, Part II: Ruler and Realm in Early Java. The Hague/Bandung: W van Hoeve. Menurut Schrieke Bhattara rin Dahanapura identik dengan Bhattara I Klin Girindrawarddhana Dyah Wijayakarana yaitu anak Bhre Kelin yang meninggal tahun Dyah Wijayakarana ini menyerang Majapahit dan menyingkirkan keponakannya Sinhawikramawardhana pada 1468. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya dan Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma keduanya adalah anak Girindrawardhana Dyah Wijajakarana, sebutan Bhattara I Klin yang digunakan oleh ketiga tokoh tersebut mendorong Schrieke untuk berpendapat bahwa Girindrawardhana adalah dinasti baru raja-raja Majapahit akhir merupakan rulling family of Kelin.
16
De Casparis De Casparis (1962). Historical Writing on Indonesia (Early Period). Lihat, Hall, DGE. History of South East Asia. De Casparis tidak membenarkan anggapan adanya dinasti baru di Majapahit akhir. Girindrawardhana Dyah Ranawijaya dan Girindrawardhana Dyah Wijayakusuma adalah anak Girindrawardhana Dyah Wijayakarana Bhre I Klin yang meninggal Bhre Klin merupakan cucu Wikramawardhana jadi mereka masih keturunan Raden Wijaya juga. Girindrawardhana sebagai the Rulling Family of Kelin masih dapat diterima.
17
Brawijaya: antara mitos dan sejarah
18
Pengantar Masyarakat Jawa menyakini adanya dinasti Brawijaya sebagai penguasa Majapahit. Nama Kodam Brawijaya dan Universitas Brawijaya merupakan representasi dari keyakinan tersebut. Dinasti Brawijaya bersumber dari uraian Babad Tanah Jawi dan naskah kuno lainnya yang ditulis pada masa Islam (abad XVII-XVIII). Menurut naskah tersebut pendiri dinasti Brawijaya adalah Jaka Sesuruh, putera mahkota Kerajaan Pajajaran.
19
Raja-raja Dinasti Brawijaya
Jaka Sesuruh (Brawijaya I) Prabhu Anom Ardaningkung Hayam Wuruk Lembu Amisani Bratanjung Raden Alit (Brawijaya VII)
20
Identifikasi Brawijaya I
BTJ dan Serat Kandha menyebut Brawijaya sebagai pendiri Majapahit dengan patihnya bernama Patih Wahan. Nama Patih Wahan ada dalam Prasasti Trailokyapuri sebagai patih yang mendampingi Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Tome Pires (1513) menyatakan raja Jawa bersemayam di Dayo (Daha) bernama Bhatara Wijaya, patih Wahan telah mangkat dan diganti Patih Amdura (Patih Udara). Simpulan: Brawijaya: Ranawijaya yang memerintah tahun 1513 dan bukan Raden Wijaya yang mendirikan Majapahit tahun 1294.
21
Rajasa-Brawijaya Prabhu Kertawijaya Prabhu Rajasawardhana
( ) vacum Prabhu Hyang Purwawisesa Prabhu Pandansalas Prabhu Kertabhumi Prabhu Girindrawardhana Prabhu Udara Brawijaya I ( ) Brawijaya II ( ) / tidak ada penguasa Brawijaya III ( ) Brawijaya IV ( ) Brawijaya V ( ) Brawijaya VI ( ) Brawijaya VII ( ) Solichin Salam, 1980, Sekitar Walisanga, Kudus: Menara Kudus
22
Islam di Majapahit
23
Sumber Sejarah Ma Huan dalam kunjungannya tahun 1433 menyatakan penduduk Majapahit terdiri dari 3 golongan: Kaum muslim yang datang dari Barat, Orang Tionghoa, dan penduduk pribumi. Nisan di Leran (Gresik) yang tertulis bernama Fatimah binti Maimun bin Hibatullah dan berangka tahun 475 H atau 1082 (Ravaisse, Rouffear, Husein Jayadiningrat). Nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang berangka tahun 882 H atau sebagai tahun kematian Maulana Malik Ibrahim (von Ronkel, Juynboll, dan Moquette)
24
Makam Tralaya Di desa Tralaya terdapat sebuah kompleks pemakaman dengan nisan yang khas yaitu terdapat lambang surya Majapahit dan tulisan Arab. Masyarakat sekitar menyebut dengan nama kubur pitu. Menurut penelitian (Damais dan Krom) angka tahun dari nisan tersebut adalah: 1203 saka (1281), 1533 saka (1611), 1391 (1469).
25
Makam Tralaya
26
Gresik
27
Simpulan: Pada masa Majapahit (Hayam Wuruk), sudah ada komunitas penduduk yang beragama Islam, kebanyakan orang Cina dan India (dari Barat). Agama Islam sudah dikenal oleh bangsa Indonesia jauh sebelum abad XIII, namun baru tersebar secara luas pada abad XIII dan menjadi kekuatan politik pada abad XVI
28
Munculnya Tradisi Asli
Pembuatan bangunan suci keagamaan misal punden berundak dan piramid seperti di lereng Gunung Penanggungan. Ritual ruwatan, penyembahan arwah nenek moyang, perdukunan. Karya sastra dengan isi dewadan tokoh suci: Tantu Pagelaran, Kidung Sudamala, Calon Arang, dan lain-lain
29
Runtuhnya Majapahit
30
Raffles & Krom Raffles (1817) menyatakan Majapahit runtuh pada tahun Pendapat ini didasarkan pada informasi dari Serat Kandha yang menyatakan Majapahit runtuh pada tahun saka 1400 karena mendapat serangan dari Kerajaan Demak yang ditandai dengan sengkalan sirna ilan kertanin bhumi. Pendapat ini disetujui NJ Krom tapi keruntuhannya bukan karena serangan dari Kerajaan Demak, tapi Majapahit mendapat serangan dari Kerajaan Hindu lainnya yaitu Kerajaan Kediri (Daha) yang dipimpin oleh Girindrawardhana. Sampai 1521 Majapahit masih berdiri bahkan masih ada sampai 1541 (Prasasti Pabonalan).
31
Veth & Rouffaer PJ. Veth (1898), Java: Geographisch, Ethnologisch, Historich, Haarlem: De Erven F Bohn. Beliau menyatakan Majapahit baru runtuh setelah 1410 Saka atau 1488 M (sumber Prasasti Girindrawardhana). Sedangkan GP Rauffaer dalam karangannya Wanner is Madjapahit gevallen? menyatakan Majapahit runtuh antara tahun yaitu kira-kira pada tahun 1518.
32
Stutterheim & Schrieke
Stutterheim (1932) menyadari bahwa keruntuhan Majapahit tidak diketahui dengan pasti, dan menyebut antara yaitu 1520 sebagai tahun runtuhnya Majapahit. Sementara Schrieke (1957) menyatakan keruntuhan Majapahit terjadi tahun 1468 yaitu ketika diserang oleh Bhattara rin Dahanapura yaitu Bhattara in Klin (Dyah Wijayakarana Girindrawardhana) dengan bantuan kerajaan lain. Raja Majapahit waktu itu adalah Sinhawikrama-wardhana
33
Muh. Yamin Dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1962 dengan judul Tatanegara Majapahit, Muh Yamin menyatakan Majapahit runtuh antara yang kemudian disimpulkan pada tahun 1525. Berdasarkan pemberitaan Pigafetta yang menyebut nama Magepaher tahun 1522 serta informasi dari de Barros yang menyebut 1528 daerah Panarukan telah mengirimkan duta sendiri ke Malaka sehingga terjadi perjanjian antara Panarukan dan Portugis.
34
Slamet Mulyono Dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu Djawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (1968) beliau menyatakan bahwa Majapahit runtuh pada tahun saka 1400 akibat serangan dari Demak. Pendapat ini didasarkan atas informasi dari resume laporan Residen Portman tentang naskah kronik Cina dari kelenteng Sam Po Kong Semarang dan kelenteng Talang Cirebon.
35
Hasan Djafar Berdasarkan informasi Pigafetta bahwa 1522 Pati Unus sebagai penguasa Majapahit dengan kata-kata “ketika rajanya (Pati Unus) masih hidup”. Pati Unus meninggal 1521 sehingga beliau menyimpulkan 1519 sebagai tahun jatuhnya Majapahit karena serangan Demak (Pati Unus) 1519.
36
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.