Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Dr. H. Syahrial Syarbaini
PANCASILA KARAKTER BANGSA TM 5 Dr. H. Syahrial Syarbaini
2
Dr. H. Syahrial Syarbaini
IDENTITAS NASIONAL IDENTITAS NASIONAL ITU MERUPAKAN MANIFESTASI NILAI-NILAI BUDAYA YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN DARI RATUSAN SUKU YANG “DIHIMPUN” DALAM SATU KESATUAN INDONESIA MENJADI KEBUDAYAAN NASIONAL DENGAN ACUAN PANCASILA DAN ROH “BHINNEKA TUNGGAL IKA” SEBAGAI DASAR DAN ARAH PENGEMBANGANNYA Dr. H. Syahrial Syarbaini
3
Proses Indonesia bernegra dengan dinamika identitas politiknya
Proses berbangsa Pembentukan kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang handal Pembentukan kerajaan Majapahit dengan “Sumpah Palapa” nya Berdirinya Organisasi moder Budi utomo sebagai perintis kebangkitan Nasional Sumpah pemuda sebagai pelopor Persatuan indonesia Perjuangan dengan politik etis dan non-etis Proses bernegara Terbentuknya BPUPKI sebagai sebagai tonggak pertama proses indonesia merdeka Pembentukan PPKI sebagai tonggak proklamasi kemerdekaan RI Proses Indonesia bernegra dengan dinamika identitas politiknya Dr. H. Syahrial Syarbaini
4
Penanaman Nilai identitas nasional sebagai karakter Bangsa
Pada diri sendiri Membangun Ketahanan Keluarga Pembangunan Karakter dalam Masyarakat Dalam Dunia Pendidikan Dr. H. Syahrial Syarbaini
5
+ = Semakin menonjolnya sikap individualistis
Semakin menonjolnya sikap materialistis Penyebab Lunturnya Karakter Bangsa + = Dr. H. Syahrial Syarbaini
6
Iman dan Takwa terhadap Tuhan YME sebagai Karakter Bangsa
masyarakat religius yang melahirkan individu sebagai makhluk beragama (human religius). Hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan Khalik (pencipta hidup) dan makhluk (penikmat hidup). memposisikan agama/Tuhan sebagai pendamping dalam pengabdiannya. Dr. H. Syahrial Syarbaini
7
Gotong Royong sebagai Karakter Bangsa
Gotong royong adalah sikap kebersamaan dalam berbuat dan berkarya, sikap kebersamaan ini merupakan cerminan dari rasa senasib dan sepenanggungan Gotong royong sebagai karakter bangsa secara nasional yang tumbuh dari bawah karena masyarkat desa di berbagai daerah di Indonesia yang menyokong tumbuh kembangnya karakter ini. Dr. H. Syahrial Syarbaini
8
Dr. H. Syahrial Syarbaini
Bhinneka Tunggal Ika dan Merah Putih sebagai Karakter Bangsa Bhinneka tunggal Ika menyatukan gugusan keberagaman dan tanah air yang kaya kedalam suatu wadah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beragam adat istiadat, bahasa, suku dan warna kulit menjalin kebersamaan hidup berbangsa. Dr. H. Syahrial Syarbaini
9
Karakteristik Masyarakat Majemuk
Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki sub-kebudayan yang berbeda satu sama lain, Memiliki struktur sosial yang ternagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer Kurang mengembangkan konsensus terhadap nilai –nilai dasar Sering mengalami konflik antarkelompok Relatif integrasi tumbuh atas dasar paksaan Dominasi politik oleh suatu kelompok Dr. H. Syahrial Syarbaini
10
Kebangsaan Indonesia sebagai Karakter Bangsa
Pertama kali munculnya pada tiga hal pokok, yaitu identitas kebangsaan atau ke-Indonesiaan, identitas primordial atas tanah dan air, dan identitas primordial atas bahasa persatauan (bahasa Indoensia). Deklerasikan Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila Dr. H. Syahrial Syarbaini
11
Membangun karakter bangsa
Kepedulian sosial (social sensivity), Pelindung dan jaga hubungan baik (naturance and care) Selalu mengembangkan sifat berbagi, bekerja sama dan adil (sharing, cooperation and fairness) Seorang individu yang jujur (honesty) Mengedepankan moral dan ethika (moral choice) Selalu mengontrol dan instrospeksi diri (self control andself monitoring) Pribadi yang suka menolong dan dan membantu ornag lain (helping other) Mampu menyelesaikan masalah dan konflik sosial (social problem solving and conflict resolution) Dr. H. Syahrial Syarbaini
12
Pelestarian Nilai-nilai luhur Perjuangan bangsa Nilai ketakwaan
Nilai Toleransi Nilai Ramah Tamah Nilai Persatuan Nilai Keikhlasan dan Kejujuran Kedisiplinan Nilai Saling Menghormati Nilai keserasian Nilai Kesetiaan Nilai Tanggung Jawab Nilai Kesederhanaan Nilai Kerja sama Nilai Martabat dan Harga Diri Nilai Musyawarah Nilai Gotong Royong Dr. H. Syahrial Syarbaini
13
Apa? Penciptaan satu ekonomi dunia
Definisi: fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari aspek hubungan manusia karena perkembangan teknologi informasi Apa? Penciptaan satu ekonomi dunia Penyebab: kemajuan teknologi atau revolusi informasi, permintaan pasar dunia, logika kapitalis Kapan terjadi: bila mekanisme perdagangan melalui penciptaan “free trade” Karakteristik: individualisasi, negara bangsa modern, saling ketergantungan antar bangsa, humanisasi – HAM, hubungan sistemik, fenomenologi kontraksi, sifat refleksi, sekat2 pembatasan ruang semakin hilang Dr. H. Syahrial Syarbaini
14
Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan dihadapi :
Tangtangan Globalisasi Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan dihadapi : Sikap Individualisme, Apresiasi Generasi Muda, Pandangan Kritis terhadap Ideologi Negaranya, Diversifikasi Masyarakat, Keterbukaan Yang Lebih Tinggi. Dr. H. Syahrial Syarbaini
15
Dr. H. Syahrial Syarbaini
Peran Negara dlm Globalisasi Negara telah melemah Merosotnya kepentingan nasional negara Ketidakmampuan mengontrol aktor ekonomi non-negara / modal Masih adan peran negara dalam kebijakan perpajakan Pergeseran kekuasaan yang tidak selalu mendukung yang berkuasa Mendorong proses desentralisasi kekuasaan negara Kecendrungan kearah demokrasi liberal : konsep pemerintahan global Dr. H. Syahrial Syarbaini
16
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
PANCASILA DASAR PENGEMBANGAN ILMU PANCASILA DAN ILMU PENGETAHUAN Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
17
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
Indikator Mampu melakukan kajian dalam berbagai literatur yang dapat membentuk dan membangun pemahaman bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijadikan dasar pengembangan ilmu. Dengan metode kajian literatur mahasiswa dapat mengkaji dan membuktikan nilainilai Pancasila harus menjadi dasar dalam pengembangan setiap ilmu. Menunjukkan hasil pembelajaran melalui pengkajian literatur dengan membandingkan, mempersamakan dan membedakan ilmu-ilmu yang didasari oleh Pancasila dan ilmu-ilmu yang tidak didasari nilai-nilai Pancasila. Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
18
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
lmu Dalam Perspektif Historis Ilmu lahir dimulai zaman Yunani. Kelahirannya identik dengan filsafat dgn corak mitologis. Dilanjutkan gerakan demitologisasi menuju rasionalitas Tokoh : Socrates, Plato dan Aristoteles Aristoteles membagi ilmu: Pengetahuan poietis (terapan) Ilmu pengetahuan praktis (etika, politik) dan Ilmu pengetahuan teoretik terbagi lagi: ilmu alam & ilmu pasti Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
19
Ilmu menyebar dari Yunani (Aristoteles) ke Cordova kemudian ke Barat:
Ilmu Abad Tengah (ke 5 M) Filsafat menjadi bercorak teologis. Tokohnya : Augustinus Thomas Aquinas Biara juga pusat kegiatan intelektual. Bersamaan dgn itu hadir filosuf Arab dgn tokoh: Al Kindi Al Farabi Ibnu Sina Ibnu Rusyd Al Gazali Ilmu menyebar dari Yunani (Aristoteles) ke Cordova kemudian ke Barat: Simbol “Jika orang Yunani adalah Bapak metode ilmiah, maka orang muslim adalah Bapak angkatnya”. Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
20
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
Ilmu Abad Modern (18-19 M) Gerakan Renaissance (15M) – Aufklaerung (18M), Tokoh: Copernicus, Galileo Galilei, Kepler, Descartes dan Immanuel Kant. Dunia sekuler: Agama semula menguasai dan manunggal dengan filsafat , ditinggalkan oleh filsafat. Masing-masing berdiri mandiri dan berkembang menurut dasar dan arah pemikiran sendiri Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
21
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
Specialisasi Ilmu 1 2 3 Lepasnya ilmu-ilmu cabang dari batang filsafatnya , tokoh: Copernicus, Versalius, Isaac Newtown dll.. Puncaknya: hadirnya Auguste Comte :untuk menerangkan bahwa yang benar dan yang nyata haruslah konkret, eksak, akurat, dan memberi kemanfaatan. Metode observasi, eksperimentasi, dan komparasi yang dipelopori Francis Bacon. Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
22
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
IPTEK dan Fenomena Perubahan Masa transisi masyarakat berbudaya agraris-tradisional menuju masyarakat dengan budaya industri modern Masa transisi budaya etnis-kedaerahan menuju budaya nasional kebangsaan Masa transisi budaya nasional-kebangsaan menuju budaya global-mondial. Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
23
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
Aspek Penting Dalam IPTEK Paradigma iptek menjadi universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah Pengembangan ilmu melalui ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, konggres Aspek struktural Iptek memiliki unsur-unsur: Objek untuk diketahui (Gegenstand) Dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu tanpa mengenal titik henti Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
24
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
Pilar-Pilar Penyangga Bagi Eksistensi IPTEK Ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu didasarkan pada kerangka objektif, rasional, metodologis, sistematis, logis dan empiris. Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi, epistemologi dan aksiologi. Pilar tersebut dinamakan filosofis keilmuan. Berfungsinya: penyangga, penguat, dan bersifat integratif serta prerequisite/saling mempersyaratkan. Pengembangan ilmu selalu dihadapkan pada persoalan ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
25
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
. Pilar ontologi (ontology) Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal, dual atau plural (monisme, dualisme, pluralisme ) Aspek kualitas (mutu, sifat) : bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu (mekanisme, teleologisme, vitalisme dan organisme). Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi penyusunan asumsi, dasar-dasar teoritis, dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner dan multidisipliner Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
26
Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
Pilar epistemologi (epistemology): Sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan keabsahan disiplin ilmu tertentu Memberi kerangka acuan metodologis pengembangan ilmu Mengembangkan ketrampilan proses Mengembangkan daya kreatif dan inovatif Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
27
Pilar aksiologi (axiology)
Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan nilai (etis, moral, religius) dalam setiap penemuan, penerapan atau pengembangan ilmu. Pengembangan etos keilmuan seorang profesional Dalam aspek inilah peranan nilai nilai Pancasila Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA
28
Dr. H. Syahrial Syarbaini
Diskusikanlah Tema Berikut ini ! 1. Bagaimana Membangun Nilai-Nilai Pancasila sebagai Karakter Bangsa dalam pengaruh Globalisasi? 2. “Nilai-nilai Pancasila selalu menyertai perkembangan keilmuan yang ada di Indonesia” Dr. H. Syahrial Syarbaini
29
Dr. H. Syahrial Syarbaini
TERIMA KASIH Dr. H. Syahrial Syarbaini Dr. H. Syahrial Syarbaini
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.